Prabowo Disebut Siap Lanjutkan Orba, Tim Jokowi: Kembali Ke Otoriter?


Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Titiek Soeharto menyampaikan capres Prabowo Subianto siap melanjutkan kegiatan Presiden ke-2 RI Soeharto bila terpilih sebagai presiden. Timses Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai hal tersebut sebagai kemunduran demokrasi.

"Kita waktu reformasi dulu banyak mengoreksi apa yang dilakukan oleh Pak Harto, baik dari sisi demokrasi, ekonomi, sosial, budaya, toleransi, dan sebagainya itu. Ini kita malas, gua menyerupai mundur lagi ke belakang dari demokrasi," kata juru bicara Timses Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga, di Rumah Cemara, Jalan Cemara No 19, Menteng, Jakarta Pusat. Kamis (15/11/2018).

Arya mengatakan, bila pemerintahan dijalankan menyerupai pada masa Orde Baru, akan berbahaya. Dia mengambil pola Abu Bakar Ba'asyir, yang usang hidup di Malaysia dikala Orde Baru berkuasa.

Setelah Orde Baru runtuh, kata Arya, kebebasan berekspresi jadi lebih hidup di Indonesia.

"Ini kalau hingga pemerintahan demokrasi kita menyerupai Pak Harto, ini berbahaya betul itu artinya. Apa jangan-jangan Orde Baru, yang namanya kalangan Islam itu mengalami depresi cukup kuat. Itu misalnya saja yang namanya Ba'asyir. Ba'asyir itu tidak pernah di Indonesia, ada di Malaysia selama pemerintahan Orde Baru. Justru sehabis kita nggak lagi Orde Baru, justru kalangan muslim itu lebih bebas berpolitik," ucapnya.

Sedangkan dari sisi ekonomi, Indonesia dikala Orde Baru mengalami kebangkrutan. Indonesia harus mengikuti kebijakan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund atau IMF).

Saat itu, lanjut Arya, fondasi ekonomi Indonesia habis. Selain itu, Arya takut sistem pemerintahan Indonesia akan kembali otoriter.

"Artinya, apa yang mau dibangun ekonomi di masa Pak Harto itu justru kita mengalami kehancuran yang cukup berat. Jadi, kalau dikatakan 02 akan kembali ke zaman Pak Harto, ini berbahaya bagi kita semua. Apakah kita secara demokrasi akan kembali pada zaman otoriter," ujar politikus Partai Perindo ini.

Selain itu, ia melihat situasi kebangsaan lebih beragam, sementara pada dikala Orde Baru berkuasa Indonesia mengalami homogen.

Orde Baru yang berkuasa hingga kesudahannya mensugesti makanan pokok masyarakat di wilayah timur Indonesia, sehingga dikala ini masyarakat timur Indonesia tak dapat lepas dari beras.

"Apakah kita mau kembali ke budaya homogen? Sekarang justru kita mengalami yang namanya keberagaman budaya, penghargaan keberagaman budaya itu terjadi. Dulu itu kita di Papua itu tidak makan beras, makan sagu. Karena politik Orde Baru, kita kesudahannya kita makan beras semua. Itu juga yang menciptakan Indonesia makan beras. Dulu orang makan sagu, cukup gitu. Di NTT orang makan sagu dulu bisa," ucap dia.

Sebelumnya, Titiek mengatakan, bila terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2019, Prabowo akan melanjutkan kegiatan Soeharto. Salah satu programnya ialah swasembada pangan.

"Sebenarnya kita dapat swasembada asalkan mau, jadi kita berkampanye bahwa kita akan meneruskan kegiatan Pak Harto yang berhasil untuk menyejahterakan rakyat," kata Titiek di hadapan relawan pendukung Prabowo-Sandi di Cilegon, Rabu (14/11). [detik.com]

Artikel Terkait