Para sopir angkutan umum sempat menerka sanggup membantu kampanye kemenangan Capres Joko Widodo dengan memasang stiker ‘Raja Jokowi’. Setelah menerima klarifikasi dari PDI Perjuangan, mereka dengan sukarela kembali melepas stiker yang melekat di beling belakang mobil.
Ketua DPC PDIP Kabupaten Demak, Fahrudin Bisri Slamet menyampaikan terdapat 30 armada angkutan umum jurusan Demak-Jepara PP yang dipasang stiker ‘Raja Jokowi’. Namun, pada penyisiran yang dilakukan tim PDIP Demak gres menemukan enam armada dan eksklusif dicopot untuk diamankan.
“Ukurannya cukup besar, jadi beling belakang angkot itu full. Sebagai kompensasi mereka dikasih Rp30 ribu untuk pasang stiker itu. Gambarnya Pak Jokowi pakai mahkota degan latar belakang ibarat Menara Kudus. Ada enam yang sudah kita amankan, semua dibawa ke Kantor DPC, sambil menunggu isyarat dari DPD Jateng,” ujar Fahrudin, Selasa (13/11/2018).
“Mereka ini awalnya senang, alasannya ialah kebanyakan ialah simpatisan (PDIP). Artinya ia juga ikut kampanye Pak Jokowi, tapi sehabis kita jelaskan bahwa itu kampanye yang sangat provokatif dan tidak dari tim kampanye maupun PDI Perjuangan, mereka dengan kesadaran mencopotnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pimpinan DPRD Demak itu menyampaikan, poster ‘Raja Jokowi’ merupakan cara kampanye yang tidak mencerdaskan rakyat. Sebab, selama ini rakyat sudah memahami bahwa Indonesia merupakan Negara demokrasi dan bukan kerajaan.
“Itu kampanye yang kasar, tidak mendidik dan yang terpenting ialah penghinaan kepada kecerdasan masyarakat. Masyarakat kini ini cerdas, dan kini alamnya demokrasi. Dengan memasang Pak Jokowi menggunakan mahkota berarti menganggap masyarakat kita tidak cerdas,” tandasnya. [okezone.com]