Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengawasi siaran televisi dan radio dalam memperlihatkan tayangannya kepada masyarakat. Wiranto ingin tayangan media eletronik itu menjaga persatuan bangsa.
"Saya pesankan teman-teman KPI bisa untuk menjaga semoga atmosfer cita-cita untuk merawat persatuan ini tetap terjaga dengan baik," kata Wiranto dikala menjadi pembicara di program seminar KPI di Jakarta Pusat, Senin (26/11).
Menurut Wiranto, penyiaran di televisi maupun radio mempunyai kiprah penting dalam membangun opini publik. Untuk itu, kata Wiranto, diharapkan pengawasan untuk mengatur dan membangun satu penyiaran yang sehat setiap tayangan tersebut.
"Pada dikala kita memerlukan satu perjuangan untuk merawat persatuan san kesatuan bangsa, merawat kerukunan nasional, merawat kebersamaan maka salah satu kiprah bab penting dari KPI ialah bagaimana semoga siaran-siaran ini mengarah kepada membangun opini untuk bersatu," kata Wiranto.
Wiranto menambahkan, Indonesia yang mempunyai suku bermacam-macam dan kepulauan dan budaya banyak merupakan satu kekuatan kalau sanggup dijaga dengan baik. Namun keberagaman itu sanggup menjadi perlawanan kalau tak bisa dipelihara dengan baik lewat tayangan-tayangan di media.
"Kita tahu negeri kita ini kan sangat beragam, suku bangsa sangat bermacam-macam pulaunya banyak, budayanya banyak itu di satu sisi merupakan kekuatan kalau kita Bersatu. Di sisi lain merupakan perlawanan kalau kita enggak bisa memelihara dengan baik," ujar dia.
KPI Memberikan Informasi Sejarah Demokrasi yang Baik
Sementara Komisioner KPI, Yuliandre Darwis mengatakan, fokus dalam rapat pimpinan tahun 2018, menguatkan kebijakan salah satunya ialah dengan gugus kiprah Pemilu yang di inisiasi KPI, KPU, Bawaslu, dan Dewan Pers. Dia mengharapkan dalam rapat ini didapat akad antara seluruh industri penyiaran terkait hukum regulasi yang selama ini bias.
Kemudian, lanjut Yuliandre, KPI bakala mengawasi pemberitaan mengenai Pemilu 2019. KPI berharap ke depan masyarakat bukan lagi memilah informasi tetapi memilah media.
"Ini taruhan kita bersama bagaimana kita menjaga tatanan demokrasi ini bahwa Indonesia akan menciptakan sejarah gres dalam pemberitaan dan informasi yang baik dan benar, itu bahu-membahu ialah kick off rapim termasuk KPI kawasan yang menggawangi di daerah, itu spiritnya," kata dia. [merdeka.com]