Tahun 1996 pernah dalam satu seminar yang diselenggarakan oleh MASTEL ( Masyarakat Telecomunication ) yang bertema Toward global social community network , dalam dialogh , ada satu pertanyaan yang cukup visioner ditengah restriction Pemerintah mengizinkan komunikasi berbasis VOIP untuk dilegalkan secara umum. Pertanyaan itu ialah mengapa pemerintah begitu membela kepentingan TELKOM dan Indosat ? padahal apabila VOIP sebagai solusi untuk memperlihatkan layanan komunikasi yang murah dan cepat maka itulah yang lebih baik untuk rakyat. Bukankah pemerintah membentuk BUMN ibarat TELKOM dan Indosat ialah dengan maksud memperlihatkan layanan lebih baik kepada rakyat. Pertanyaan itu diajukan oleh satu satu penerima seminar yang sempat menciptakan tepuk tangan para peserta. Karena maklum saja sebelum dialogh semua telah mendengar paparan akan kerugian yang dialami oleh TELKOM , Indosat, Satelindo jawaban adanya VOIP.
Berjalannya waktu, Soeharto jatuh dan digantikan oleh rezim reformasi namun regulasi telekomunikasi belum direform cepat secepat rencana pemerintah mem privatisasi Indosat dan me restructure Asset TELKOM dan Indosat semoga Indosat punya value dijual kepada asing. Yang terjadi di periode reformasi ialah liberalisasi business cellular. Yang tadinya bersifat local menjadi nasional. Dengan begitu business Cellular berbasis AMPS tergusur oleh business GSM. Awalnya pulsa GSM begitu mahal per menit namun dengan meluasnya jangkauan GSM dan persaingan ketat antara operator selular telah menciptakan tariff pun ikut turun dengan drastis. Pada akibatnya rakyat sebagai konsumen diuntungkan. Itulah berkah tekhnologi. Namun salusi komunikasi lewat VOIP masih direstriction walau secara gelap dilakukan oleh pengusaha kecil yang nekat menabrak regulasi dan biasanya berujung dengan urusan kepada pegawanegeri hokum.
Seiring dengan kemajuan infrastruktur telekomunikasi dan terhubungnya system jaringan secara global dengan canggih berkat pemberian back bone global berbasis Satelite, Fiber optic , kemajuan dibidang social network lewat contain di internet juga berkembang pesat. Awalnya social network hanya sebatas interaktif berbasih CGI kemudian berkembang secara real time ibarat yahoo messenger dan hotmail messenger dan lain lain. Awalnya hanya sebatas chatting board kemudian berubah menjadi voice dan terakhir berkembang dalam bentuk video. Apa yang diramalkan tahun 90 an ihwal system komunikasi multimedia sekarang menjadi kenyataan. Kini ada Skype yang memperlihatkan layanan multimedia kepada pelanggannya diseluruh dunia. DI China ada QQ, yang sangat popular. Bahkan di kartu business orang china lebih suka menampilkan nomor QQ nya dibandingkan nomor telephone .
Semua tekhnologi komunikasi lewat internet memperlihatkan layanan gratis dan kalau ada biaya maka itu sangat murah dibandingkan komunikasi secara conventional lewat cellular atau fixed line. Komunikasi lewat chatting bebas biaya melalui Blackberry sekarang sudah legal walau sebelumnya sempat dipermasalahkan. VOIP pun sudah dilegalkan. Yang muncul kepermukaan ialah hadirnya Smart phone yang memungkinkan berjalannya aplikasi komunikasi social network ibarat Yahoo messenger, MSN messenger , Skype , Google talk . Operator cellular memperlihatkan layanan jalan masuk internet berbasis speed on demand kepada pelanggan sehingga memungkinkan pelanggan sanggup mengakses internet sekaligus memakai semua aplikasi yang tersedia untuk tujuan komunikasi. Namun bagaimanapun speed internet lewat cellular masih terbatas.
Kini muncul tekhnologi WIFI yang memungkinkan pemilik Smartphone sanggup mengakses wireless broadband sepanjang tersedia hot spot dilokasinya. DI Hong kong, sebagian besar orang memakai WIFI untuk berkomunikasi lewat skype, google talk, msn messenger, Yahoo messanger dan lain lain. Sekali mereka connected dengan WIFI maka jalan masuk internet terbuka lebar dan komunikasi sesama member social network ialah gratis. Hubungan interaksi global maupun local ialah free of charge. Mereka hanya membayar biaya jalan masuk internet bulanan yang jumlahnya tak ada arti dibandingkan penghematan kalau mereka memakai kumunikasi lewat cara conventional ( Cellular mapun fixe line device).
Operator telephone tentu menyadari fenomena tekhnologi komunikasi ini. Sebagaimana kisahnya telephone fixed line yang dulu sebagai symbol kelas rumah tangga dan kantor, sekarang gagang telephone itu terpuruk diujung meja yang jarang disentuh. Karena digantikan oleh telp cellular yang berada dalam genggaman. Dulu akes internet hanya sanggup memakai laptop atau notebook , namun sekarang dengan smartphone sanggup diakses melalui cellphone device. Kini tentunya operator telephone selular sudah harus mulai merancanakan investasi untuk menggelar back bone untuk Broadband wireless. Bagi Operator cellular yang masih wait and see, akan ditelan oleh kehadiran WIFI alasannya ialah di medan ini ada barisan perusahaan ISP yang siap bersaing. Yang telat akan tergusur oleh persaingan business ini. Dan ketika business WIFI broadband sudah diterima luas oleh konsumen maka saatnya mengucapkan “goodbye” kepada telp cellular sebagai alat komunikasi.
Dengan semakin meluasnya penggunaan smartphone, kelak orang tidak lagi memperlihatkan nomor telp cellular kepada anda tapi memperlihatkan alamat yahoo or google atau skype untuk siap berkomunikasi secara multimedia , yang menampilkan suara, image, goresan pena juga video. Di Negara maju ini sudah realita namun di Indonesia belum memasyarakat. Hanya duduk kasus waktu , Indonesia akan menjadi pasar terluas untuk WIFI broad grup band wireless. Tanpa disadari dunia semakin kecil dan interaksi secara virtual tak lagi sanggup dibendung oleh kekuatan politik dan monopolistik. Satu lagi pola betapa kekuatan komunitas yang didukung oleh rekayasa tekhnologi info memang memperlihatkan manfaat kepada public sebagai konsumen, dengan layanan cepat, murah dan nyaman.