AAI Corporation, BAE Systems Inc., Boeing, Carlyle Group,Colt's Manufacturing Company, General Atomics, General Electric ( GEAE),General Dynamics, Honeywell, Lockheed-Martin, Northrop Grumman Corporation, Raytheon Corporation, United Technologies , Pratt and Whitney, Sikorsky Aircraft Corporation. Itu ialah formasi nama perusahaan yang mungkin sebagian anda hanya mengenal nama Boeing yang bekerjasama dengan pesawat terbang atau GE yang bekerjasama boklam. Tapi sesungguhnya kedua perusahaan itu tidak hanya menghasilkan produk generic tapi juga senjata perang, sama dengan formasi nama Artikel Babo. Data research membutkikan perusahaan perusahaan tersebut mencatatkan penjualan pertahunnya diatas USD 1 trilun atau sama dengan delapan kali APBN kita atau dua kali dari GNP kita. Anda sanggup bayangkan betapa raksasanya mereka.
Bagaimana keuntungan yang mereka peroleh ? dalam satu kesempatan saya pernah bersinggungan dengan pembiayaan project yang pemasok komponen kebutuhan industry tersebut diatas. Pemasok itu berasal dari China yang bermarkas di Zuhai. Dari data aspek financial yang saya pelajari betapa terkejutnya saya bahwa keuntungan per unit komponen itu sanggup mencapai 100%. Ini business menggiurkan. Namun berdasarkan pemasok itu bahwa untuk mendapat pesanan tidaklah mudah. Membutuhkan loby yang sulit dan tidak murah. Yang berkuasa dalam business ini ialah para broker ( mediator ) yang punya koneksi kepusat kekuasaan di AS. Lantas siapa mediator itu ? kebanyakan ialah pe business Arab yang berkantor di London dan NY. Mereka dikenal sebagai peloby ulung sebab kehebatan mereka mendatangkan pesanan miliaran dollar AS dari negara Negara Arab kaya minyak.
Bila pemasok komponen menjual mendapat keuntungan sebesar 100% lantas bagaimana dengan pabrikan itu sendiri menjual hasil produksinya kepada Negara yang membutuhkan peralatan system pertahanan? Dari klarifikasi pemasok , saya sanggup ketahui bahwa keuntungan yang didapat oleh pabrikan itu sanggup mencapai 10 kali lipat dari harga pokoknya. Makara jikalau satu buah pesawat jet tempur seharga USD 250 juta maka harga pokoknya hanyalah USD 25 juta. Ini belum termasuk spare part dan training. Sekali pembeli memesan alat perang maka selamanya pembeli tergantung spare part dari pabarikan. Soal harga spare part , kekuasaan ada pada pabrikan. Pihak pembeli tidak sanggup bernegosiasi. Mereka harus membeli atau alat perangnya useless. Makara benar benar business memeras.
Bagaimana jangka panjang business ini ? tanya saya. Pemasok itu menjelaskan bahwa selama ada kerakusan entah itu pengusaha atau penguasa maka selama itupula business ini akan selalu mendapat pesanan. Setelah perang cuek usai memang taktik pemasaran produk ini kehilangan momentum namun mereka tidak kehabisan akal. Para perancang pemasaran produk ini ialah politisi yang mendapat masukkan dari andal taktik global yang umumnya ialah orang yahudi. Lewat analisa taktik global inilah rasa cemas dibangun, rasa takut ditebar, rasa tidak kondusif di kampanyekan. Ada tiga strategy yang diterapkan yaitu 1. Terorisme. 2. Komplik tempat antara china dengan tetangganya. Antara Rusia dengan tetangganya. Antara Arab dengan israel , Antara Indonesia dengan tetangganya. 3. Iran. Ketiga hal ini saling kait mengkait yang membuat dunia tidak aman.
Arab dengan kekayaan petro dollarnya terus belanja alat senjata demi memperkokoh rezim monarkynya. Taiwan yang bekerja keras siang malam untuk menumpuk devisanya harus mengurai anggaran nationalnya untuk belanja alat perang guna pertolongan dari serangan China. Korea Selatan juga tak ada bedanya dengan Taiwan yang terus mengeluarkan anggaran nasionalnya untuk belanja alat perang guna pertolongan dari serangan Korea Utara. Singapore dan Malaysia juga melaksanakan hal yang sama dengan Korea dan Taipeh, Terus setiap tahun belanja alat perang guna pertolongan diri dari Indonesia. Rasa takut dan cemas berpadu jadi satu sebagai ujud rasa tidak aman. Maka para pabrikan senjata akan mendulang keuntungan tak terbilang. Industri senjata memang mengasyikan, sebab tidak membutuhkan tenaga kerja berlebih, dan tidak perlu transfarance. Soal promosi , kiprah negara dan politisi untuk membuat market requirement.
Begitupula business turunan dari senjata yang bersahabat dengan politik berkaitan dengan konsesi business dinegara negara yang butuh senjata. Jumlahnya tak terbilang. Bahkan hampir sebagian besar potensi negara tersebut mudah dikuasai oleh mereka. Dari semua inilah elite AS menikmati kemakmuran dan menguasai dunia dan mereka tidak peduli lagi soal industry dalam negeri mereka yang menyerap angkatan kerja massal tergusur oleh China. Tak peduli. Karena para pemegang saham pabarikan senjata itu bukanlah Negara tapi sebuah forum swasta yang memang buta nasionalisme.
***
Tekad Tentara Nasional Indonesia untuk meremajakan Alutsista harus dievaluasi secara menyeluruh. Kita kawatir jikalau aktivitas ini tak lain seni provokasi business persenjataan supaya Malaysia dan Singapore semakin memperbesar anggarannya dan disatu sisi kita juga terpancing untuk menguras anggaran kita untuk itu. Sementara perang sesungguhnya ibarat yang ditakutkan itu sesungguhnya tidak pernah ada. Itu hanya ada dalam pikiran sebab rasa takut dan tidak aman. Keamanan sejati ialah hidup rukun hening diatas rasa hormat untuk saling menjaga dan menolong. Selagi pertikaian tetap ada maka yang diuntungkan ialah pabarikan senjata. Semoga ini disadari oleh semua elite politik,
Sumber https://culas.blogspot.com/***
Tekad Tentara Nasional Indonesia untuk meremajakan Alutsista harus dievaluasi secara menyeluruh. Kita kawatir jikalau aktivitas ini tak lain seni provokasi business persenjataan supaya Malaysia dan Singapore semakin memperbesar anggarannya dan disatu sisi kita juga terpancing untuk menguras anggaran kita untuk itu. Sementara perang sesungguhnya ibarat yang ditakutkan itu sesungguhnya tidak pernah ada. Itu hanya ada dalam pikiran sebab rasa takut dan tidak aman. Keamanan sejati ialah hidup rukun hening diatas rasa hormat untuk saling menjaga dan menolong. Selagi pertikaian tetap ada maka yang diuntungkan ialah pabarikan senjata. Semoga ini disadari oleh semua elite politik,