Foto: Koran Sindo |
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencurigai kemampuan Prabowo-Sandi untuk menunjukkan solusi bagi tantangan-tantangan ekonomi Indonesia lima tahun ke depan. Pasalnya, pernyataan Prabowo dan juru bicaranya sering tak masuk akal.
"Dalam pidato, Prabowo kesepakatan tak impor BBM misalnya. Gimana caranya dalam lima tahun Indonesia swasembada energi? Kita impor BBM 700 ribu barel per hari loh" ujar kata Juru Bicara PSI, Yurgen Alifia Sutarno, ketika dihubungi, Kamis (8/11/2018).
Yurgen menegaskan, ada dua opsi untuk merealisasikan skenario Prabowo. Pertama, Pertamina harus menaikkan lifting minyak bumi. Sejak 2010 lifting minyak terus turun dari 945 ribu barel per hari menjadi 750 ribu barel per hari. Padahal kebutuhan dalam negeri mencapai sekitar 1,3 juta barel per hari.
"Ini dikarenakan kapasitas sumur yang sudah tua. Eksplorasi juga mahal, butuh waktu usang dan banyak tantangan teknis. Tidak gampang dilakukan hanya dalam rentang lima tahun" ujar Yurgen.
Opsi kedua menurutnya lebih sulit lagi yaitu mendorong masyarakat memakai kendaraan listrik untuk menekan konsumsi BBM. "Apa iya dalam lima tahun bisa mengonversi puluhan juta kendaraan berbahan bakar minyak ke gas atau listrik misalnya? Atau apa bahwasanya solusinya? Coba realistis sedikitlah," kata caleg PSI Dapil Jawa Barat VI (Depok-Bekasi) ini.
Yurgen juga mengaku kecewa dengan pernyataan-pernyataan yang dilontarkan sejumlah jubir Prabowo Sandi terkait info ekonomi.
"Ada yang bilang inflasi rendah alasannya ialah daya beli rendah, ada yang bilang infrastruktur tak bisa membuka lapangan kerja, saya heran ini timnya Pak Prabowo bahwasanya ngerti ekonomi apa enggak? Ini kayaknya asal-asalan aja. Cuma ingin menyerang pemerintah, tapi miskin data," tutupnya.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berjanji tidak akan impor barang atau kebutuhan apapun dari luar negeri apabila terpilih menjadi presiden pada Pemilu 2019 mendatang. [okezone.com]