China, Demokrasi ?

Dari segi susunan kekuasaan tidak ada yang berbeda antara China dengan Barat. Di China dikenal dengan trias politika, dimana terjadi pemisahan kiprah antara Executive, Legislative dan Yudikatif. Ketiga unsur kekuasaan ini berkerja menurut Undang-Undang Dasar yang ditentukan menurut bunyi Rakyat. Saat kini China menerapkan Pemerintah dengan system Parlementer dimana Kekuasaan Pemerintah dipegang oleh Perdana Menteri dan Kekuasaan Negara dipegang oleh Presiden. Namun sebagian besar kita akan berkata sambil mencibir bahwa china anti demokrasi. Tentu dengan alasan teori dasar  dimana demokrasi itu terdiri dari banyak Partai dan dipilih pribadi oleh rakyat lewat bilik pemilu. Sementara China hanya ada satu partai, yaitu Partai Komunis. Tidak ada Pemilu. Ini Negara absolut Partai. Kalau kita memakai teori Barat wacana demokrasi maka kesimpulan bahwa china tidak demokrasi yakni benar. Tapi bukan berarti China tidak menerapkan demokrasi. Ya tentu demokrasi ala china. Nah pertanyaannya yakni manakah yang benar ? Apakah cara China yang benar ataukah cara Barat ? 

Kekuasaan tertinggi di China yakni Kongres Rakyat Nasional (KRN) yang merupakan forum legislative. KRN terdiri dari wakil-wakil yang terpilih dari aneka macam propinsi, tempat otonom, kota setingkat propinsi , tempat manajemen khusus dan tentara. KRN melakukan legislatif negara dan memutuskan dilema penting dalam kehidupan politik Negara, yang mencakup menciptakan UU dan mengamandemen UUD, mensyahkan APBN dan  menetapkan kebijakan strategis jangka pendek, menengah da panjang, ibarat penentuan tempat otonom, tempat manajemen berserta hukum pendukung system pemerintahannya.  mengawasi kiprah pemerintahan. KRN juga bertugas menentukan Presiden dan Wakil President, memutuskan calon perdana menteri dan anggota-anggota lain Dewan Negara, menentukan ketua Komisi  Militer Pusat dan memutuskan calon anggota-anggotanya, menentukan Ketua Pengadilan Rakyat Tertinggi dan Ketua Kejaksaan Rakyat Tertinggi. Tentu KRN juga berhak memecat pejabat pejabat tersebut kalau terbukti tidak dapat melakukan tugasnya.

Karena mereka yakni tokoh nasional yang tidak semua mahir maka mereka dibantu oleh para professional yang tergabung dalam  Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, Lembaga ini yakni forum di luar pemerintah yang dibuat untuk memberi masukkan terkait dengan pembangunan China dalam aneka macam sektor. Mereka menciptakan anjuran baik secara individu maupun kelompok wacana aneka macam hal ibarat bagaimana kebijakan pemerintah wacana suatu pembangunan di tempat tertentu atau bidang tertentu untuk dibahas oleh Kongres Rakyat Nasional. Anggota forum ini terdiri dari unsur anggota partai politik, aneka macam organisasi yang mewakili etnis dan masyarakat khusus, kalangan non partai dan profesional di bidang khusus. Mereka dipilih dan diusulkan dari partai politik level nasional dan daerah, pemerintah, organisasi sosial dan organisasi profesional. Lembaga ini semacam forum penasihat politik di tingkat nasional dan beranggotakan sekitar 2000 orang, di level tempat juga memiliki forum serupa tetapi ruang lingkupnya juga sesuai dengan wilayahnya.  Mereka melakukan konferensi nasional tiap lima tahun.

Nah, yang menarik yakni bagaimana orang dapat duduk di KRN ? KRN tingkat nasional terdiri dari 34 delegasi yang mewakili dari propinsi, wilayah manajemen khusus, kota khusus, tempat otonomi dan komisi militer yang semuanya sekitar 3.000 anggota. Masing-masing delegasi tersebut memiliki ketua, wakil ketua, dan anggota. Para anggota delegasi itu dipilih dari proses berjenjang dari lurah, camat, kabupaten dan propinsi. Mereka yakni elite terbaik China dari kalangan tokoh masyarakat, ketua asosiasi bisnis dan sosial, ketua LSM , Militer, pejabat , para professional, dan kader Partai. Untuk menjadi anggota delegasi tidaklah mudah. Mereka harus punya kualitas-kualitas tinggi dari segi adab dan karakter. Kualitas-kualitas, ibarat visionary, empowering, authentic, resonant, heroic, transformational, dan lain lain. Hal itu yakni hasil tempaan yang usang dan penuh jerih payah melalui keterlibatan penuh dedikasi di dalam komunitasnya. Proses ini bukan sebentar , puluhan tahun bertekun, kadang harus bergerak melawan arus, dan tak jarang berkorban untuk para pengikut. Dari proses inilah lahir nature kepemimpinan  dengan  ide-ide dan perbuatan-perbuatan besar dan cinta besar yang membawa perubahan. Sehingga ia nampak berkilau ditengah komunitasnya sehingga menjadi impian bagi banyak orang. Semua proses itu dikawal ketat oleh Para kader Partai Komunis yang ada disemua level.

Jadi mustahil orang dapat pribadi atau instant  menjadi elite politik di China. Ada  proses panjang yang harus dilaluinya. Sedikit saja cacat maka ia akan tersingkir oleh lingkungannya dan niscaya gagal dalam nominasi masuk sebagai anggota delegasi. Tidak ibarat dalam system demokrasi liberal dimana siapapun dapat menjadi pemimpin disemua level. Tidak perlu terkejut kalau barisan komedian dan artis jadi caleg alasannya restu partai. Tidak perlu terkejut putra putri pejabat partaipun jadi caleg alasannya restu partai. Tidak ada yang aneh. Ini sudah lazim dalam system demokrasi. Tokoh tidak lagi dilahirkan tapi diciptakan oleh marketing mix communication. Ditambah bumbu money politic maka jadilah orang itu elite politik, dapat dipartai, dapat pula dipemerintahan. Mereka ibarat mie istant yang semua bumbunya yakni hasil rekayasa biotech bukan natural. Mereka naik terlalu cepat sebelum abjad dan kualitas adab mereka ditempa komunitas yang mereka pimpin. Dicangkokkan dari luar, mereka tidak berakar dalam komunitas itu. Seperti product “mie instant” ;. rasa soto tapi bukan soto, rasa ayam tanpa ayam, rasa pedas tanpa cabe. Makanya jangan kaget kalau sehabis mereka berkuasa tidak ada yang sesuai dengan janjinya. Karena semua palsu dan menipu.  

Mengapa Komunis di China dapat solid sementara di Negara lain ibarat Uni Soviet justru komunisme bankrupt. China dari  dulu hingga kini secara sosiologis maupun antropologis tak mungkin menjadi materialis ibarat yang dialami barat yang otomatis marxisme yakni turunannya. Masyarakat China yakni masyarakat yang selalu percaya akan adanaya kekuatan lain diluar dirinya yang menguasai alam serta isinya dan ini bersifat gaib. Ada aneka macam kepercayaan di china ibarat animisme, dinamisme, dan agama Hindu, Budha, Kristen, Islam juga yang bermunculan dan dianut oleh sebagian penduduk China. Teori revolusi Marx hanyalah sebagai metode bukan sebagai dogma. Oleh alasannya itu, Marxisme bagi china dipahami dalam kerangka teoritis dan penerapannya amat tergantung pada kondisi masyarakat dimana ia tinggal. Kaprikornus yang penting dari Marxisme yakni penerapan metode Marx berpikir, bukan menjalankan risikonya cara berpikir. China tetaplah China yang membumikan budaya dan agama dalam mengelola komunitasnya. Maka risikonya selalu betujuan untuk kepentingan bersama , bukan individu atau golongan. Kaprikornus untuk apa banyak partai dan banyak bendera, ibarat paham demokrasi Liberal yang ada di Barat dan AS  bila kenyataanya risikonya hanyalah untuk kepentingan pemodal dan Partai,sementara rakyat banyak terjajah by system

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait