Seorang anak muda yang gundah dengan system yang ada dibidang perekenomian sempat bertanya apa bedanya perbankan, forum keuangan dan Koperasi. Saya tahu bahwa ia bertanya lantaran berkaitan dengan structure dan system yang berlaku. Ini pertanyaan yang cerdas lantaran eksklusif kepada system yang diterapkan dan bukan hanya soal apa yang nampak dipermukaan yang kadang terkesan utopis. Pertanyaan ini sebenarnya pernah saya usikan saat berdialogh dengan professor di Beijing. Dia menjawab pertanyaan saya dengan sederhana. System ekonomi pada suatu Negara berafiliasi dengan system politik. Bagaiman kepemimpinan itu dilahirkan akan mencerminkan bagaimana system perekenomian dibentuk. BIla kepemimpinan lahir lantaran uang atau modal maka yang akan muncul adala system politik yang bekerja untuk kepentingan pemodal. Rakyat yang dimaksud yaitu mereka yang juga punya susukan kepada modal dan pasar. Selebihnya yaitu sampah.
Baiklah. Saya akan uraikan sedikit. Lembaga perbankan, mereka pooling fund lantaran legitimasi Negara sesuai peraturan standard compliance ( Kepatuhan sesuai hukum BI atau OJK ) yang tetap. Makara orang narok duit di bank lantaran dasarnya kepercayaan atas izin yang menempel pada bank. Orang tidak peduli uang itu mau diapain , yang penting ia sanggup bukti penempatan dana. Kalau bank itu collapse maka resiko ditanggung Negara melalui LPS ( Lembaga penjaminan SImpanan ). LPS pun dananya dari public sendiri ( Bukan APBN) yang diberi hak memungut premi dari setiap deposan. Bank selalu menentukan bunga deposito menurut suku bunga SBI. Artinya bila tidak ada debitur yang qualified maka mereka sanggup lempar dana deposan itu ke BI lewat SBI dan menikmati spread dengan santai. Itu sebabnya bank hanya bekerja menurut keuntungan semata. Ini konspirasi smart antara pemilik modal dan Negara ( BI). Dengan prosedur ini pemilik bank benar benar sanggup menikmati bisnis ponzy yang legitimate.
Lembaga keuangan bukan Bank, mereka pooling fund menurut peruntukan dengan jelas. Mereka diwajibkan mem presentasikan untuk apa uang itu dipakai, apa resikonya, berapa yield nya , gimana settlement nya. Semua transfarance. DIsamping itu Negara juga berhak mengawasi dengan ketat peruntukan dana itu. Namun yang kita sayangkan yaitu forum keungan yang didesign ini dihentikan masuk eksklusif ke sector riel. Merka hanya boleh masuk ke sector pasar uang dan modal. Makara lagi lagi hanya untuk kepentingkan system moneter yang sudah di design dimana uang berputar disana sana saja. Sektor riel tetap kawasan yang sophisticated untuk dijangkau oleh kekuatan putaran dana public.
Lantas gimana kelanjutannya untuk usaha menggerakan sector riel ? Saya tidak peduli bila dibilang puritan oleh siapapun bahwa bagi saya KOPERASI yaitu cara yang sempurna bila kita ingin bicara wacana solusi yang berbasis dari masyarakat untuk masyarakat, dari tujuan produksi/jasa , konsumsi maupun financial resource. Koperasi tidak mengenal bunyi mayoritas. Satu anggota satu suara. Tidak peduli berapa ia punya dana. Koperasi didirikan menurut peruntukan yang terperinci dan untuk kepentingan komunitas yang jelas. Para andal ekonom selalu menyampaikan bahwa kelemahan koperasi sangat sulit untuk dijadikan cara spread ownership berskala massive menyerupai bursa saham. Ya benar, bila kita bicara 30 tahun lalu. Tapi di abad IT system yang sudah melilit dunia, hal itu bukan hal yang sulit. Tersedia database software untuk menggerakan system keanggotaan berskala massive sekaligus clearing house nya.. Lewat IT system, secara otomatis seluruh anggota akan berpungsi eksklusif sebagai wakil dan ikut mengawasi secara online.
Koperasi yaitu hasil renungan panjang seorang M. Hatta, bapak pendiri negeri ini. Dia seorang intelektual yang dibesarkan oleh pendidikan modern di Eropa. Dia juga hidup dalam usaha bawah tanah saat usia belia. Aktif terlibat dalam diskusi lintas isme. Ada yang menyampaikan bahwa Hatta yaitu sufi modern yang hidup sederhana namun visinya bicara wacana cinta dan kasih sayang kepada rakyat yang lemah. Baginya koperasi yaitu alat usaha rakyat untuk melawan kekuatan modal. Bung Karno dan para pendiri Negara kita menyampaikan bahwa Koperasi yaitu suku guru perekenomian yang berbasis kepada keadilan social dan ekonomi bagi seluruh rakyat. Mengapa ? lantaran koperasi yang berpengaruh akan equal dengan kekuatan ekonomi lain menyerupai PT, BUMN. Tidak akan ada saling menjatuhkan lantaran semua bergerak saling memperlihatkan manfaat menurut system yang diatur berbasis keadilan social bagi semua.
Sebetulnya kalaulah rezim ini begitu euphoria dengan system demokrasi maka seharusnya mereka tidak punya alasan untuk mengakibatkan Koperasi sebagai kekuatan barisan ekonomi Rakyat. Tidak ada system demokrasi pada PT atau Persero. Yang ada yaitu tiran kekuatan bunyi dominan menurut modal, tidak peduli bila penguasa saham dominan itu yaitu segelintir orang. Di china , kekuatan koperasi terbukti menjadi penyeimbang kekuatan pemodal. Juga di Taiwan, Eropa dan Negara Artikel Babo. Buku goresan pena Hatta masih menjadi tumpuan bagi para pengambil kebijakan ekonomi makro di Negara tersebut. Jangan hingga dijadikan kebijakan ekonomi Negara berlandaskan kepada ekonomi pasar. Ekonomi yaitu politik dan lantaran itu rakyat menentukan pemimpin untuk melindungi mereka dari bayang bayang kekuatan pemodal dan pasar yang rakus juga culas.
Sumber https://culas.blogspot.com/