Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir tak mempersoalkan hasil forum survei wacana stagnansi elektoral Jokowi-Ma'ruf di media sosial. Menurutnya, setiap forum survei mempunyai sudut pandang berbeda dalam melaksanakan survei.
"Survei itu kadang kala kan melihat dari angle-angle berbeda. Tergantung angle mana yang disorot," kata Erick di Grand Sahid, Jakarta, Jumat (7/12).
Jika dilihat tabrak tanda pagar, Erick menilai tanda pagar yang mendukung Jokowi-Ma'ruf ebih terkenal ketika ini ketimbang tanda pagar ganti presiden, identik dengan pinjaman terhadap Prabowo-Sandi. Dia kembali menegaskan adanya perbedaan hasil forum survei dengan klaim TKN terkait meningkatnya tanda pagar pinjaman untuk Jokowi-Ma'ruf tergantung persepsi yang diuji.
"Kalau kita bilang hashtag, hashtag kita sudah besar kini yang tadinya hashtag #2019gantipresiden kini #Jokowilagi sudah lebih besar. Nah ini kan tergantung research-nya apa," tukasnya.
Secara terpisah, Wakil Ketua TKN, Abdul Kadir Karding menyampaikan pihaknya bersiap memaksimalkan elektoral pasangan calon nomor urut 01 tersebut di media sosial.
"Seluruh kekuatan-kekuatan dan potensi-potensi medsos kita sedang kita konsolidasi contohnya ini jumlahnya (jumlah akun influencer yang bergabung dengan TKN) banyak, tapi main tagar sendiri-sendiri," ujar Karding.
Seperti diketahui, Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar memaparkan ada 6 isu terkenal baik di media umum ataupun media online yang justru menguntungkan pasangan Jokowi-Ma'ruf.
1. Berita bohong oleh Ratna Sarumpaet dengan frekuensi info 17.440
2. Pernyataan Games of Thrones dengan frekuensi info 800
3. Pernyataan tampang Boyolali dengan frekuensi info 3.920
4. Penggratisan jembatan Suramadu dengan frekuensi info 500
5. Empat tahun kepemimpinan Jokowi dengan frekuensi info 1.640
6. Sandiaga langkahi makam dengan frekuensi info 608
"Kasus hoaks Ratna Sarumpaet dan Games of Thrones Jokowi paling banyak memperlihatkan surplus isu positif bagi Jokowi-Maruf," ujar Rully di Graha Rajawali, Jakarta Timur, Kamis (6/12).
Hasil survei tersebut merupakan survei yang melibatkan 1.200 responden dengan metode multistage random sampling, melaksanakan wawancara eksklusif ke responden. Survei dilakukan semenjak 10-19 November di 34 Provinsi, dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen. [merdeka.com]