Guangzie


Sambil menunggu kegiatan pertemuan dengan pejabat di Beijing , teman mengajak saya untuk melaksanakan kunjungan bisnis ke Guangxie. Pertama kali menginjakan kaki di  Nanning WUXU International Airport, saya sempat terkejut. Karena sangat jauh berbeda suasananya 8 tahun kemudian ketika kali pertama saya mengunjungi Nanning. Teman yang menjemput saya di bandara, menyampaikan bahwa sentra kota sudah berpindah 100 KM dari Airport. Perjalanan dari Bandara ke Nanning City terasa nyaman diatas  jalan bebas kendala yang di rancang dengan kualitas terbaik. Sebetulnya tersedia juga jalur kereta api yang modern untuk public. Memasuki gerbang kota, saya tidak lagi melhat Nanning menyerupai delapan tahun lalu. Gedung pencakar langit bertebaran dimana mana. Nampak disana sini pembangunan gedung jangkung terus berlangsung. Teman saya yang mendampingi saya selama dalam kunjungan itu menyampaikan bahwa Guangzie  dipersiapkan oleh pemerintah Pusat ( Beijing ) sebagai gerbang menjangkau ASEAN dalam kuridor CHINA –ASEAN cooperation. Artinya persiapan China untuk kerjasama ASEAN bukan hanya diatas kertas tapi memang by design.

Pilihan mengakibatkan Guangzie sebagai gerbang ASEAN didasarkan kepada letak geographisnya yang bersahabat dengan Negara ASEAN, khususnya kota Qinzhou yang berada diselatan Guangzie. Qinzhou sendiri ialah kota khusus yang merupakan penggalan dari kota Nanning. Makara menyerupai kota satelit. Dikota QInzhou inilah sedang dibangun project ambisisius yaitu FREE TRADE ZONE. Kawasan itu telah dilengkapi dengan infrastruktur ekonomi kelas 1, yang mencakup Jalan Toll, kereta, pelabuhan maritim berstandard International, Bandara International, Pusat Riset berkelas dunia, IT Network, water supply yang didukung oleh 395 resevoar  dengan kapasitas 790 juta meter kubik , Listrik yang berkapasitas 1200 MW. Dari ketersediaan insfrastruktur ini diperlukan akan mengundang partisipasi Negara negara ASEAN untuk membangun daerah Industri dalam kuridor kerjasama CHINA- ASEAN. Namun yang pertama kali memanfaatkan daerah ini untuk wahana investasi jangka panjang ialah pihak pengusaha China. Hampir semua industry dan manufacture yang mempunya sasaran pasar Negara ASEAN telah mendirikan pabrik di daerah ini.

Pada ketika kini yang sedang dibangun dan akan terus dikembangkan ialah Qinzhou Port Economi and Technological Development Zone ( luas 50 KM2), Guangzie Qinzhou Free Trade Port Area ( luas 10 KM2) ,Hedong Industrial Zone of Qinzhou ( luas 40 KM2), Qinzhou High and New Technology Industrial Development Zone (44 KM2) , Qinzhou Imported Resources Processing District (luas  10 KM2). Ini belum termasuk daerah yang dipesiapkan untuk ditempati oleh seluruh Negara ASEAN termasuk Indonesia. Komposisi lahan itu berorientasi kepada lingkungan hidup. Hanya 42% lahan dipakai untuk industry dan komersial, 22 % untuk perumahan dan sisanya ialah daerah hijau. Kalau masing masing daerah itu diperkirakan populasi sebesar 500,000 maka seluruh daerah di Qinzhou itu akan menampung sebanyak lebih kurang 8 juta orang. Derivative dari pengembangan wilayah  Qinzhou berorientasi kepada pengembangan potensi UKM yang merupakan lebih banyak didominasi pengusaha china. Makanya setiap daerah harus menerapkan konsep keharmonian dan pengembangan potensi SME ( small medium enterprises )

Keunggulan China dibidang ekonomi bukanlah untuk  menjadi donator atau lender yang mendikte ASEAN menyerupai kerjasama dengan Jepang dan AS tapi lebih kepada kemitraan dibidang produksi ( sector riel). Saat kini telah dibangun Industrial Park China –Malaysia di Qinzhou dengan luas 55 KM2. Pada waktu bersamaan China juga membangun Kawasan Industri China-Malaysia di Kuantan-Malaysia. Atas dasar kuridor CHINA- ASEAN cooperation tersebut masing masing Negara tunduk terhadap butir butir janji yang mencakup bidang perpajakan, perdagangan, investasi, pariwisata dan telekomunkasi. Sekat antar Negara telah diminimize semoga terjadi kemitraan yang luas untuk saling menguntungkan. Di masing masing Kawasan baik di China maupun di Malaysia akan terjadi kekerabatan kemitraan antar pengusaha, baik dibidang tekhnologi,  produksi, pemasaran , logistic dan lain lain. Ini belum lagi dampak dari terlibatnya kawan international masing masing pengusaha yang berasal dari manca Negara, yang tentu akan memperluas keunggulan daerah ini dan sekaligus memperlihatkan dampak berganda bagi rakyat masing masing Negara.

China –ASEAN berlaku efektif tahun 2010 dan kita masih berwacana tapi China dan Negara ASEAN Artikel Babo telah mempersiapkannya by design semenjak 2004 janji itu ditandatangani. Menurut pejabat di Qinzhou yang saya temui bahwa ketika kini sedang ada negosiasi intensip dengan pemerintah Thailand yang juga berminat membangun daerah industry di Qinzhou dan tentu China akan membangun juga daerah industry di Thailand. Bagaimana dengan Indonesia ? tanya saya. Pejabat itu berkata bahwa satu satunya Negara ASEAN yang sangat dinantikan oleh China untuk ambil penggalan dalam kerjasama konkrit dibidang manufactur dan industry ialah Indonesia. Mengapa? Karena nilai perdagangan Indonesia –China termasuk yang terbesar dibandingkan Negara ASEAN Artikel Babo. Tapi, memang sangat sulit mendapat komitment dari pemerintah Indonesia. Karena system yang ada di Indonesia memang tidak gampang merealisasikan visi besar yang berspektrum jauh kedepan. Kami selalu menunggu..kata pejabat itu.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait