Tahun 2018 akan segera berakhir. Kinerja pemerintahan selama 4 tahun ini dinilai Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) sangat baik alasannya ialah bisa menyentuh banyak sekali problem di masyarakat.
Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta menyampaikan dirinya mencatat selama kepemimpinan Jokowi kenaikan harga komoditas relatif terjaga. Sehingga inflasi sampai dikala ini hanya berada di kisaran 3%.
Lebih lanjut, ia juga menyoroti tingkat kemiskinan pada Maret 2018 yang berada di angka 9,82% atau terendah sepanjang sejarah. Begitu juga, dengan angka pengangguran terbuka yang hanya 5,13%.
"Kondisi ini menyampaikan bahwa rakyat semakin sejahtera. Pasalnya semakin banyak masyarakat yang bekerja," kata beliau dalam keterangan tertulis yang diterima detikFinance, Senin (31/12/2018).
Selain itu, ia juga mengungkapkan kehidupan masyarakat semakin terjamin. Hal itu menurut terdapatnya aktivitas jaminan sosial yang telah menjangkau sampai 92 juta orang.
Sedangkan, dari sisi pemerataan, proporsi total kekayaan nasional yang dikuasai 1% dan 10% warga makin berkurang. Hal ini menyampaikan kemampuan pemerintah menekan konsentrasi penguasaan aset oleh sekelompok orang.
Sementara itu, juga tidak ada lagi ketimpangan harga materi bakar minyak (BBM) berkat kebijakan BBM Satu Harga.
"Bahkan di kala pemerintahan Presiden Jokowi, harga materi bakar minyak tidak lagi timpang, alasannya ialah sudah satu harga di seluruh Indonesia," ujarnya.
Arif juga mengungkapkan bahwa Jokowi menunjukan pembangunan infrastruktur terus dilakukan. Hal itu dilakukan dengan pembangunan tempat perbatasan yang telah berjalan, ibarat di Kalimantan, Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Berkat hal itu, ia menilai kinerja Jokowi berdampak manis untuk jangka panjang. Pasalnya, gencaran aktivitas tersebut mendorong ekonomi di daerah bergerak positif.
"Mobilitas warga semakin mudah, ekonomi daerah mulai bergerak dan pada akibatnya akan menopang kesejahteraan masyarakat sekitar," terang dia.
Apalagi ditambah dengan kebijakan reforma agraria, kredit perjuangan rakyat serta dana desa. Sehingga hal ini semakin membantu masyarakat untuk berdaya.
"Akses pembiayaan juga terus didorong, contohnya melalui kredit perjuangan rakyat dengan suku bunga yang rendah, yaitu 7%. Dana itu terutama untuk peningkatan layanan dasar masyarakat," tutup dia. [detik.com]