Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin Raja Juli Antoni tidak oke koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggunakan istilah 'pos pertempuran' untuk markas mereka di Jawa Tengah. Menurutnya, istilah itu merupakan narasi yang memecah belah.
"Narasi yang keluar sangat jelek penuh permusuhan dan memecah belah," ucapnya pada wartawan melalui keterangan tertulis, Selasa (11/12/2018).
Selain penamaan markas, Raja Juli juga menyoroti ucapan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais bahwa Pemilu 2019 kolam 'Perang Baratayudha' dan 'Armagedon'.
"Jauh sebelumnya Pak Amien malah menggunakan istilah 'Perang Badar'. Sekali lagi narasi yang dikembangkan buruk, penuh permusuhan dan memecah belah," ucap Raja Juli.
Menurut Raja, pada pada dasarnya Pemilu yakni prosedur tenang dan kompetisi biasa untuk mencari pemimpin terbaik. Yaitu, seseorang yang akan melayani rakyat selama lima tahun.
"Dengan mudah, kalau Kubu Pak Prabowo memahami prinsip demokrasi, cukup kantor pemenangan mereka sebut Rumah Solidaritas, Posko Gotong Royong, Posko Relawan, dan istilah-istilah menyimbolkan sebuah kompetisi sehat dan fair play," tandasnya. [merdeka.com]