Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei wacana kegiatan reuni 212 di Jakarta 2 Desember lalu. Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menyampaikan pasca kegiatan reuni 212, elektoral Jokowi masih unggul sebesar 53,2 persen sedangkan Prabowo 31,2 persen.
Hasil survei tersebut diakui Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin sesuai dengan perkiraannya. Bahwa Reuni 212 tidak mempengaruhi elektabilitas kedua pasangan calon presiden.
"Sudah menduga, cuma kita kan dihentikan mendahului survei alasannya yakni itu kita tunggu apa kata survei ternyata menyerupai yang kita duga," kata Ma'ruf di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (19/12).
Dia sudah meyakini Reuni 212 tidak ada kaitannya dengan elektabilitas. Maka itu, meski kegiatan tersebut lebih condong ke kubu Prabowo-Sandiaga, buktinya tidak memperlihatkan dampak.
"Ketika hasil survei menyampaikan 212 tidak besar lengan berkuasa berarti dugaan kita sempurna bahwa memang 212 tidak berkaitan dengan soal elektabilitas," ujarnya.
Diberitakan, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei wacana kegiatan reuni 212 di Jakarta 2 Desember kemudian yang akhirnya 54,5 persen dari 58,5 persen masyarakat menyukai kegiatan tersebut. Kendati demikian, tidak ada perubahan signifikan terhadap elektoral dua pasangan capres-cawapres, Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menyampaikan pasca kegiatan reuni 212, elektoral Jokowi-Ma'ruf, menurut hasil survei pada November, masih unggul di atas 50 persen dari Prabowo-Sandi. Survei pada bulan November memperlihatkan elektoral Jokowi sebesar 53,2 persen sedangkan Prabowo 31,2 persen.
"Pasca reuni 212, elektabilitas kedua capres tidak banyak berubah dan cenderung stagnan. Survei LSI Denny JA pada Desember 2018 memperlihatkan bahwa elektabilitas Jokowi-Maruf sebesar 54,2 persen sementara elektabilitas Prabowo-Sandi pada Desember ini sebesar 30,6 persen," ujar Adjie di Graha Rajawali, Jakarta Timur, Rabu (19/12). [merdeka.com]