Dua pasangan calon (paslon) presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres), baik Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bertarung sengit mengeluarkan "jurus" andalan masing-masing untuk memperebutkan segmen-segmen pemilih pada Pilpres 2019.
Kubu paslon Prabowo-Sandi misalnya, gencar mempromosikan diri didukung oleh kalangan emak-emak, anak muda, dan umat Islam. Sebaliknya, pendukung besar lengan berkuasa kubu Jokowi-Ma’ruf diyakini berbasis kelas menengah yang notabene kalangan berpendidikan tinggi.
Namun, berdasar temuan forum survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menawarkan hasil berbeda.
“Jokowi-Ma’ruf justru unggul pada tiga segmen yaitu pemilih wanita dengan pemberian 57,8 persen, pemilih milenial 54,1 persen, dan pemilih Islam 53,7 persen,” terperinci Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran persnya yang diterima Okezone, Jumat (7/12/2018).
Sedangkan Prabowo-Sandi, imbuhnya, hanya unggul pada segmen pemilih terpelajar dengan pemberian 41,5 persen.
Dengan penampilan bergaya trendy, cawapres Sandiaga Uno yakin kubunya bakal mendulang pemberian dari segmen pemilih wanita dan milenial. Hal tersebut dikontraskan dengan figur cawapres Kiai Ma’ruf yang usianya jauh lebih renta dan berlatar belakang ulama konservatif. “Gimmick semacam itu tidak terbukti efektif merebut hati pemilih wanita dan milenial,” ungkap Vivin.
“Kegagalan Prabowo-Sandi menggaet pemberian ulama menggerus pemberian pada segmen pemilih Islam,” lanjut Vivin.
Kubu Jokowi yang menentukan mengambil figur ulama sebagai cawapres, nampkanya lebih berhasil merebut pemberian pemilih Islam. Diketahui, Kiai Ma’ruf yakni ulama senior Nahdlatul Ulama (NU), organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar di Indonesia.
Keunggulan Prabowo-Sandi pada segmen pemilih terpelajar ditengarai Vivin terkait dengan akomodasi kanal informasi, yang ironisnya rentan terpapar oleh berita-berita bohong (hoaks). “Tim Kampanye Nasional (TKN) dan relawan Jokowi-Ma’ruf harus bekerja keras melawan informasi bohong jikalau ingin memenangkan pemberian segmen pemilih terpelajar,” pungkas Vivin.
Sekedar diketahui, Survei indEX Research dilakukan pada 11-20 November 2018, dengan jumlah responden 1.200 orang. Metode survei yakni multistage random sampling dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat doktrin 95 persen. [okezone.com]