Untaian Lara Buat Yuni





Mencintai dan di lupakan.
Angin bertiup lembut menerobos kedalam kamarnya. Pohon mangga yang terdapat tepat didepan kamar bergerak lembut. Satu satu daun gugur berjatuhan dan kadang masuk kedalam kamarnya. Dia tidak terkejut ketika sepasang kaki indah melintas didepan kamarnya, yang kemudian menyorongkan kepalanya kearah jendela. “ Aku bawakan masakan kesukaan mu. “ perempuan itu menaikan tangannya tinggi tinggi sambil melihatkan rantang ditangannya
.“ Kenapa harus repot, Yun.. “ Jawabnya. Wanita itu tidak memperdulikannya. Terus berputar kearah pintu kamar.
“ Apakah ada kemajuan skripsi mu, Don “ Wanita itu memegang pundaknya dari belakang dengan memperhatikan lembaran kertas yang tergeletak diatas meja. Dia hanya menggaruk kepala. Wanita itu kembali melaksanakan kebiasaanya. Mengambil pakaian kotor untuk di basuh dan sekalian membersihkan kamarnya yang berantakan. Biasanya keesokan sorenya perempuan itu akan tiba lagi dengan membawa pakaiannya yang sudah bersih.“ Aku harus segera pergi. Takut terlambat masuk kerja “ Wanita itu berlalu dengan membawa pakaian kotornya.

Dia hanya terhenyak. Sudah lebih dua tahun beliau menjalin korelasi dengan perempuan itu namun tak pernah beliau menyentuh perempuan itu. Wanita yang terlalu polos dengan cintanya. Wanita yang tidak berhijab namun punya rasa hormat untuk tahu bagaimana berkorban dan mencintai. Sampai kapan keadaan ini beliau harus pertahankan. Cinta itu memang tidak simpel diraih. Begitu pula dengan kehadiran perempuan itu dalam hidupnya. Dia tidak pernah sanggup menyayangi perempuan itu namun beliau sanggup bersikap tepat hingga nampak beliau benar benar mencintai. Mungkin lantaran memang beliau sangat membutuhkan perempuan itu untuk menopang kehidupannya yang memang butuh biaya. Hingga setiap hari perempuan itu terus bekerja keras untuk memberikan derma menuntaskan kuliahnya

“ Apakah tidak lebih baik kita menikah saja. Kamu sanggup terus dengan kuliahmu tanpa harus dibebani dengan biaya hidup. Gajiku cukup untuk kita hidup berdua. “ Kata perempuan itu satu ketika.
“ Aku tidak bisa mendahului kakak perempuanku. “ Demikian beliau beralasan untuk sengaja menunda. Wanita itu tetap sabar menanti saatnya tiba.
Ketika Kakak perempuannya menikah perempuan itu kembali tiba dengan harapannya. 
“ bukankah sudah saatnya kitapun menikah. “ 
Dan diapun kembali dengan alasan lain “ Aku harus menunggu hingga kuliahku selesai. “ Kembali perempuan itu harus menunggu.
Ketika kuliahnyapun selesai , perempuan itu menampakan keceriaan yang luar biasa. 
“ Orang tuaku sudah siap menanti lamaranmu “ 
Diapun tiba dengan alasan “ Aku harus sanggup kerjaan dulu. Aku tidak mau membebanimu bila kelak kita berumah tangga. “
“ Aku hanya ingin keinginan ku sanggup terkabulkan segera. Hidup bersama laki-laki yang saya cintai. “ Kata perempuan itu. Harapan yang terlalu sederhana tapi menjadi sulit baginya. Bagaimana mungkin.? Baginya lebih baik hidup sehari dengan orang yang di cintainya daripada hidup seribu tahun dengan perempuan yang tidak pernah di cintainya.

Ketika sudah sanggup kerjaan, beliau harus berkata dengan jujur. Maka diapun tanpa beban untuk menyampaikan “ Aku tidak mencitai mu, Yuni. Ada perempuan soleha berhijab yang telah ku pilih. Lebih baik kau berharap pada laki-laki yang tahu bagaimana seharusnya mencintaimu. Itu lebih baik “

“ Tidak adakah arti bagi mu korelasi kita selama ini? “ Wanita itu menampakan wajah keterkejutannya dengan airmata berlinang.

“ Itu sangat berarti sekali. Aku justru disadarkan betapa kau sangat bernilai dihadapanku. .” Katanya dengan berat menatap sendu wajah perempuan dihadapannya “ Maafka aku. Aku telah menemukan perempuan yang saya cintai dan Kami akan segera menikah” sambungnya yang menciptakan perempuan itu jatuh berkeping keping.

“ Apakah diapun mencintaimu sama menyerupai saya ? “

“ Kami saling mencitai. “

“ Secepat itukah ?“

“ Ya. “

Yuni tertunduk sambil mengusap airmata dan kemudian berdiri keluar dari kamarnya. Di luar angin bertiup lembut dan daun keringpun nampak jatuh berguguran. “ Nasipku , tidak lebih sama dengan daun itu. Yang akhirnya gugur dimakan waktu. Tapi saya tetap bersyukur lantaran kau telah memberi waktu untuk ku mencintaimu.”

***
Delapan tahun Doni merasa hidup sebagai pecundang. Walau kedudukannya sebagai eksekutif perusahaan namun semua kendali perusahaan dipegang oleh istrinya. Dihadapan mertua dan keluarga istrinya , beliau tidak lebih sebagai boneka yang harus dijaga namun sanggup dengan simpel diabaikan. Baru kini beliau merasa perlunya kehormatan sebagai laki laki. Tapi apakah beliau bisa ?

“ Aku menikah dengan mu lantaran kau punya kepintaran dan pekerja keras. Kaprikornus jangan pernah berharap lebih dari ku. “ Kata istrinya ketika beliau meminta supaya tinggal dirumah.
“Orang tuaku memintaku untuk menjalankan perusahaan ini dengan benar.Dan kau harus membantu perjuangan keluarga ini supaya sanggup diteruskan dengan anak anak kita kelak “
“ Bukankah kau istriku ? Serunya “ dan kau harus mendengar ku. Sampai kini kita belum punya anak. Karena kau selalu sibuk. Sampai kapan ? “ katanya.“
“Kita tidak punya apa apa selain memang harus hidup dibawah pengawasan Ayah. Kita sudah beruntung sanggup menikmati kelebihan harta ini tanpa harus menderita menyerupai orang lain. Soal anak , memang saya belum siap melahirkan .Jadi berhentilah bersikap kekanakan. “
Selalu beliau kehilangan jalan untuk menjadi seorang laki laki. Satu dikala beliau kembali ada keberanian bersikap dihadapan istri dan mertuanya.“ Saya harus keluar dari perusahaan ini. Saya sudah tidak tahan menjadi boneka diperusahaan maupun dirumah tangga. Saya ingin dihargai menyerupai layaknya eksekutif diperusahaan dan kepala keluarga dirumah.” Katanya.
“ Oh, Itu yang kau mau.? “ Jawab mertuanya. “ Baik, Kamu boleh keluar dari perusahaan ini dan silahkan kembali kerumah sebagai kepala keluarga yang kau mau “ Lanjut mertuanya sambil menatap kearah istrinya.
“ Bagaimana dengan kau “ Katanya kepada istrinya.
“ Kalau kakak berhenti dari perusahaan ini maka kakak tidak ada tempat dirumah. “ Jawab istrinya dengan dingin.
“ Bukankah kau mencitaiku ? “
“ Abang, sudah tahu apa yang harus kakak lakukan. Banyak pintu keluar untuk kakak bebas pergi dari sini. “ Istrinya tidak menjawab wacana cinta tapi memintanya pergi.
“ Baik. Saya perg!!i “ Dia mengambil tasnya dari pergi meninggalkan istri dan mertuanya
“ Tolong jangan ada satupun yang boleh kakak bawa. Karena semua bukan milik abang. Kecuali barang yang kakak bawa sewaktu kakak tiba kerumah saya “ Teriak istrinya ketika beliau melangkahkan kakinya keluar.

Delapan tahun perkawinan yang sia sia. Memanglah perkawinan yang salah lantaran diawali dengan niat yang salah. Karena beliau hanya melihat dari kecantikan perempuan dan kekayaannya. Bahkan dalam banyak hal beliau memang tidak pernah menciptakan keputusan yang benar. Delapan tahun bagai menumpang tawa ditempat ramai namun akhirnya menangis dalam kesendirian tanpa ada yang mau peduli.Bayangannya kini kembali kepada ketika beliau pergi meninggalkan tempat dimana Doni menuntaskan kuliahnya. Bayangan wacana seorang perempuan yang begitu setia berkorban dan akhirnya beliau tinggalkan begitu saja hanya lantaran beliau tidak menyayangi perempuan itu. Tapi dengan keadaannya kini maka beliau sangat merindukan perempuan itu. Ternyata bagi laki laki yang sangat dibutuhkan ialah cinta dari seorang perempuan yang tulus berkorban..

***
Waktu berlalu pada akhirnya Yuni tetap sendiri. Hanya saja beliau tidak perlu harus berharap apapun kepada setiap pria. Kalau laki-laki tempat berlindung untuk kebutuhan makan , dan rumah maka beliau sanggup mengadakannya. Dia sudah mengubur masa lalunya itu dalam dalam. Mengapa ? Karena cinta yang tak bertaut beliau sempat drepresi. Karena itu beliau harus kehilangan pekerjaan. Akhirnya beliau menemukan laki-laki yang benar benar mencintainya dan membantunya melewati masa masa depresinya. Pria itu tidak sarjana. Hanya tamatan SMU. Bekerja sebagai tenaga manajemen di Show Room. Tapi perkawinan itu kandas sehabis beliau di karuniai satu anak perempuan. Perceraian itu hanya lantaran keadaan ekonomi. Ketika suaminya terkena PHK, kehidupan rumah tangganya tidak ada lagi kedamaian dan berujung kepada percearian. Sangat menyakitkan. Namun tidak terlalu usang akhirnya beliau sanggup berdamai dengan kenyataan. 

Seorang sahabat membantunya memulai hidup sebagai janda. Awalnya perjuangan sebagai eksportir hasil laut dengan menyewa coldstorage di pasar ikan.  Akhirnya berkat kerja keras dan derma dari sahabatnya telah mengantarkannya sebagai pengusaha berkelas dunia. Kerja keras dan berguru keras dalam setiap putaran waktu membuatnya berkembang dan berkembang. Dia puas. Mitos laki-laki bisa berbuat apa saja, ternyata juga berlaku untuk wanita.

Di Bandara International mata mereka beradu pandang. Wanita itu tak bisa melupakan laki-laki yang kini dihadapannya. Dia ingin segera berlalu namun langkahnya terhenti. Dia menoleh kebelakang dan laki-laki itu berkata
“ Yun, kau kah itu ?
“ Mas Doni ?
“ Ya, Aku Doni ”
pria itu berusaha membalut wajahnya dengan senyum ramah. Dihadapannya kini ada seorang perempuan anggun berkelas. Tak nampak kesan perempuan itu menyerupai dulu yang beliau kenal. Penuh percaya diri.
“ Lama engga ketemu. Apa kabar? Tanya Doni.
“ Kabar baik “
‘ Terlalu baik nampaknya “ Kata Doni.

Yuni hanya tersenyum.
Dia tak ingin bercerita banyak. Dan apa pentingnya untuk bercerita kepada laki-laki dihadapannya. Baginya laki-laki itu ialah masa lalu.
“ Tahun kemudian saya sempat ke kota dimana kita pernah bersama “ Kata Doni
“ Oh ya. Aku udah usang engga pulang , setidaknya semenjak ibuku meninggal”
“ Mua kemana ?“
“ Ke Shanghai”
“ Oh ya, Bisnis apa ?
“ Ya hanya sekedar bertahan hidup mencari nafkah..” kata perempuan itu sekenanya
“ wah hebat kamu. Sudah jadi bisnis woman berkelas dunia ”
" Kamu sendiri mau kemana?
" Mau ke Batam. Ada panggilan lowongan kerja di sana?
“ Loh istri kau ?
“ Sudah bercerai. Setahun lalu.”
“ Mengapa ? Tanya perempuan itu sambil mengerutkan kening
“ Mungkin hanya segitu usia jodoh kami.
" Puya anak berapa ?
" Belum punya. "
" Oh…."

Terasa kikuk pertemuan itu. Sebetulnya laki-laki itu ingin lebih usang lagi berbicara tapi entah mengapa beliau kehilangan keberanian untuk bicara banyak. Apalagi nampak perempuan itu tergese gesa. " Kalau kau gagal di terima kerja di Batam, kau bisa hubungi sobat saya di Jakarta . " Wanita itu menulis nama dan nomor telp temannya di belakang kartu namanya. " Berikan kartu nama saya ini jikalau ketemu dia. Mungkin beliau bisa bantu kamu. " Wanita itu tersenyum dan segera berlalu.
Dia terpana melihat langkah tegas Yuni berlalu darinya. Tak nampak perilaku rendah diri kecuali penuh percaya diri. Tapi Yuni tidak menyimpan dendam apapun. Bahkan berempati dengan hidupnya dengan memberikan kesempatan beliau bekerja untuk bertahan hidup, untuk harga dirinya sebagai pria...

***
Setelah 3 Bulan sekembali dari Batam, Doni sudah kehabisan tabungan untuk bertahan hidup. Sementara panggilan kerja belum juga beliau terima. Ada keinginan untuk mendatangi kantor yang di rekomendasikan oleh Yuni. Tapi jikalau ingat dulu beliau pernah mempermainkan Yuni dengan cinta palsunya, beliau jadi malu. Semakin beliau sadar betapa mulia perempuan itu,  semakin beliau hidup dalam sesal tak bertepi. Tapi lantaran tidak punya pilihan lain , diapun mendatangi alamat kantor yang di maksud Yuni. Alamat perusahaan berada di pasar Ikan , Jakarta utara. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan ikan untuk pasar ekspor. Setelah menyerahkan kartu nama Yuni kepada Satpam, beliau diantar bertemu dengan staf perusahaan, dan disarankan untuk tiba ke kantor sentra di jalan Batu ceper.

" Pengalaman kerja sebagai eksekutif marketing selama 8 tahun. Bahasa Inggris aktif. Usia 33 tahun. Pendidikan Sarjana Ekonomi. Hmm" kata pimpinan perusahaan membaca CV nya. Doni memperhatikan pimpinan perusahaan ini nampak usianya belum mencapai 40. Mungkin lantaran kacamata minus progressive , dengan setelan bleser warna hitam menciptakan beliau anggun dan berwibawa.
" Anda akan saya tempatkan sebagai staf marketing pada 3 bulan pertama. Kalau prestasi bagus , Anda akan sanggup posisi tetap di perusahaan saya. Kapan mulai kerja ? " Kata
" Kapanpun saya siap Bu"
" Ya udah. Besok Anda mulai kerja. Sekarang Anda temui potongan personalia untuk selesaikan manajemen pengangkatan Anda sebagai staf"
" Terimakasih Bu"
" Jangan terima kasih kepada saya. Tapi kepada Bu Yuni. Saya di sini hanya bekerja untuk dia. Perusahaan ini milik Bu Yuni. "
Terasa ada halilintar menghantam tubuhnya. Untuk kesekian kalinya perempuan yang pernah beliau kecewakan lantaran cinta palsu tapi selalu punya cara memberi. Tanpa ada dendam apapun. Cinta yang tulus memang selalu punya cara memaafkan dan tak penting cinta akan berbalas atau tidak.

***
Pagi ini ialah pagi istimewa, Kini gres mencicipi bangun pagi dengan suasana lain dihatinya. Dilemparnya selimut jauh jauh dan berdiri dengan sigap menuju kamar mandi. Dia mencicipi matahari yang bersinar tak sama lagi dengan yang kemarin. Ini hari dan tentu seterusnya akan menjadi dunianya. Akan kuraih dunia ini dengan segala apa yang kubisa. Katanya dalam hati. Dia ceria. Dikamar mandi beliau terus bernyanyi sambil menggosok seluruh tubuhnya. Aku harus membuang semua noda yang dulu dan untuk higienis menjadi saya yang sekarang. Good bye the past. Lagi lagi beliau tersenyum puas menatap dirinya dicermin. Aku gagah dan cendekia , apalagi yang kurang dari diriku. Katanya pada dirinya sendiri.

Pakaian untuk keberangkatannya keluar negeri semua sudah didalam koper. Sementara pakaian untuk dalam perjalanan dipesawat sudah disiapkannya pula. Pangkaian standard executive kelas menengah. Ya beliau pantas untuk tampil anyar lantaran beliau kini sudah menjadi manager kelas dunia. Kemarin beliau sanggup kabar dari pimpinan perusahaan untuk menempati pos gres sebagai manager di Bangkok. Untuk itu beliau harus terbang ke Hong Kong untuk wawancara tamat dari kantor sentra di Hong kong. Perjalanan kini hanya untuk mendapatkan legitimasi posisi itu dari kantor sentra di Hong Kong.

Setahun bekerja di Jakarta, beliau merindukan bertemu dengan Yuni tapi tidak pernah sekalipun beliau bersua. Dari Yolanda, atasanya di kantor beliau tahu bahwa Yuni sibuk dengan bisnis yang lain. Setidaknya beliau tahu bahwa Yuni bermitra dengan perusahaan international, dan salah satunya ialah perusahaan tempat beliau bekerja. Ada keinginan untuk menelphone Yuni namun beliau tak punya keberanian. Apalah dia. Setidaknya pekerjaan ini sangat menciptakan beliau merasa hidup kembali.

Pagi itu juga sahabat terbaiknya , Yolanda sudah tiba kerumah untuk mengantarnya ke bandara. Walau Yolanda atasannya di kantor namun korelasi mereka secara pribadi terasa erat bagaikan sahabat. Yolanda tak secantik Yuni tapi bagaimanapun kepribadian Yolanda sangat sempurna. Dia seorang muslimah yang taat. Pandai menjaga auratnya dan tak simpel melenggokan badan dan matanya kepada setiap pria. Makanya tak banyak laki-laki mampir dalam hidupnya. Mungkin kepribadian ini tiba dari lingkungan keluarganya yang sangat religius. Yolanda sabar untuk menjadi pendengar yang baik dan memahami setiap sahabatnya dengan hatinya.

Sebelum kendaraan beroda empat melaju ke Bandara, Yolanda memegang tangan Doni dan berkata “ Don, Mari kita berdoa kepada Allah , semoga perjalanan mu selamat hingga tujuan. “
Doni menatap kearah Yolanda dengan tersenyum. “ Ibu Uztadz “ seru Doni dengan tersenyum.’ Ini hanya penerbangan 4 jam tak lebih. Lagian pesawat yang saya tumpangi ialah AirBus , pesawat tercanggih diabad ini. “
“ Ya saya tahu. Tapi kan engga ada salahnya berdoa, Don “
“ Ah, udahlah,,jalan aja. “
Yolanda hanya menghela nafas. Lambat laun Yolanda tahu sifat Doni semenjak awal kerja yang bersandar dengan logika kuatnya. Bagi Doni ritual agama membawa budaya terbelakang. Membuat logika orang terpenjara kesannya kebebasan berpikir terhenti. Bila kebebasan berpikir terhenti maka kemajuan tidak akan pernah ada. Jangan salahkan orang barat yang maju dan Indonesia yang terbelakang. Ini semua lantaran budaya kita mengekang kita untuk maju. Demikian argument Doni dengan analoginya. Yolanda tak mau berdebat lebih jauh. Dia hanya berdoa semoga Doni sanggup menemukan hidayah untuk lebih mengenal agama sebagai landasannya berpikir.. Itu saja.

Sesampai di Bandara, Yolanda masih mendampingi Doni sebelum boarding.
“ Masih ada waktu 1,5 jam lagi untuk bording. Kita ke Mc Donal dulu ya. Aku lapar ini” Kata Yolanda. Doni mengangguk tanda sepakat walau sebetulnya beliau ingin segera masuk ke check in supaya bisa santai di lounge executive.
“ Kamu tahu Don” kata Yolanda “ Dua tahun sehabis mendirikan perusahaan, Bu Yuni ditipu oleh rekan bisnisnya, yang juga seorang pria. Dua tahun keuntungan habis dan modal juga ludes lantaran harus menutupi hutang yang di akibatkan oleh rekan bisnisinya. Bu Yuni sempat bunuh diri ketika itu” Sambung Yolanda.
“ Oh Ya..” Kata Doni.
“ Ya tapi untunglah cepat ditolong sehingga tidak hingga menimbulkan kematian.”
“ Mengapa Yuni hingga sebegitu nekatnya? Yang saya tahu, Yuni ialah perempuan yang tegar dan dak tidak simpel di kalahkan oleh keadaan apapun. “ Kata Doni mengingatkan wacana perempuan yang dulu dekat dengannya dan bisa tegar di tinggalkannya. “
“ Masalahnya perusahaan itu berdiri lantaran kepercayaan dari sahabatnya memberikan modal. Padahal untuk mendapatkan kepercayaan itu beliau butuh waktu 1 tahun lebih meyakinkan dengan pengorbanan waktu dan asa di luar batas kemampuannya. Ketika beliau mendapatkan kepercayaan, beliau sudah ada bayi perempuan dan suaminya menceraikannya. Kaprikornus pertolongan dari sahabatnya itu benar benar berkah yang harus beliau pertanggung jawabkan sebagai ujud terimakasih. Namun beliau gagal mengemban kepercayaan itu“
“ Apa? Yuni pernah menikah dan punya anak ?
“ Ya. “
“ Terus bagaimana kelanjutannya ?
“ Dia tak henti menyalahkan dirinya. Mengapa beliau hingga tidak sadar jikalau laki-laki rekan binsisnya hanya memanfaatkannya.? Dia tidak tahu bagaimana mempertanggung jawabkan kerugian itu kepada sahabatnya? Namun tahukah kau apa yang terjadia kemudian? Sahabatnya sanggup berhati lapang untuk mendapatkan kerugian itu dan mendampingi Yuni hingga kembali sehat. Setelah sehat, sahabatnya kembali memberi modal supaya beliau berani memulai kembali dan berguru dari kegagalannya."

" Saya mendampingi bu Yuni semenjak pertama kali beliau membuka perjuangan dan ikut bersama beliau melewati masa masa sulit merintis kembali sehabis melarat akhir di tipu rekan bisnisnya. Berkat kerja keras dan derma yang luar biasa dari sahabatnya, perusahaan kembali berdiri dan akhirnya berkembang menyerupai sekarang. Bu Yuni sangat disiplin dan pekerja keras. Karenanya beliau tahu menghargai dan memberikan kepercayaan orang yang pantas di percayanya, dan sebagai pribadi beliau orang yang berhati lembut dan pemaaf sekali. Tiga tahun kemudian saya diangkat sebagai Dirut, lantaran Bu Yuni mengambangkan bisnisnya di Vietnam dan China. Kendali perusahaan di pegang oleh team yang anda di Hong kong. Kaprikornus walau jabatan Dirut, saya hanya manajemen saja”

“ Hebat sekali sahabatnya itu. Kamu kenal sahabatnya itu ?
“ Walau tahu namanya tapi tidak pernah bersua dengan sahabatnya"
“ Sahabat yang luar biasa. Pasti punya korelasi istimewa sehingga laki-laki itu mau berkorban apa saja untuk Yuni.”
“ Yang saya tahu, korelasi mereka hanya sebatas sahabat. Pria sahabatnya itu sudah berkeluarga dan beliau menghargai Yuni benar benar tulus sebagai sahabat. Yuni selalu berpikir positip dengan siapapun dan beliau siap hancur lantaran kesalahannya tapi tak ingin orang hancur lantaran kesalahannya. Mungkin lantaran itu simpel bagi beliau mendapatkan sahabat sejati dan juga sahabat palsu. Pria yang mencintainya dengan tulus dan yang memberikan cinta palsu ialah potongan dari perjalanan hidupnya. Semua itu bukan menciptakan beliau lemah tapi justru menciptakan beliau berpengaruh dan berkembang lantaran waktu. “

Tidak jauh dari tempat duduk mereka, seorang perempuan terhuyung dan akhirnya jatuh. Dari pakaiannya , mereka tahu perempuan ini ialah cleaning service. Yolanda bersegera untuk membantu tapi Doni segera menahan tangannya “ Engga usah ikut campur. Biarin aja orang lain yang bantu. “
“ Tapi Don, kita harus tolong” Kata Yolanda untuk segera menolong tapi tidak bisa melangkah lantaran tangannya dipagut erat erat oleh Doni. Ketika itulah seorang laki-laki tiba menghampir perempuan itu. Dengan sigap laki-laki itu meraba nadi perempuan itu .
“ Dia hanya pingsan. “ Menatap kearah Doni dan Yolanda. “ Apakah kau bisa bantu uleskan minyak angin ini kepada perempuan ini “ Sambung laki-laki itu lagi. Yolanda sadar bahwa laki-laki itu tak ingin menyentuh lebih jauh perempuan itu. Dari matanya , terkesan laki-laki itu berwibawa. Yolanda melepaskan pagutan tangan Doni dan segera mengambil minyak angin dari tangan laki-laki itu.
“ Usapkan kekeningnya dan hidungnya. Tekan yang keras dibalik betisnya. “ Kata laki-laki itu.
Yolanda mengikuti kata kata laki-laki itu. Benarlah, sehabis itu perempuan itu membuka matanya dengan keringat masbodoh membanjiri tubuhnya.
‘ Adik masuk ingin. Tadi pagi engga sarapan ya “ Kata laki-laki itu dengan lembut. Wanita itu bengong dan berusaha berdiri. Yolanda menuntun perempuan itu berdiri. Yolanda melihat laki-laki itu membuka dompetnya dan memberi uang lembaran seratus ribu lima lembar.
“ Terimalah uang ini. Cepatlah sarapan dan jikalau bisa minta izin sama kantor untuk pulang ya. Istirahat saja dirumah “ Kata laki-laki itu. Wanita itu mendapatkan dengan ragu dan akhirnya airmatanya mengambang sambil berkata “ Terimakasih, pak. “ Wanita itu berlalu.
Doni menyaksikan semua itu dengan tersenyum sinis “ Aku rasa hanya taktik belaka dari perempuan itu untuk dikasihani dan akhirnya sanggup duit “
‘Don..” Yolanda menatap Doni dengan kening berkerut’ Kamu ngomong apa sih ? Engga mungkinlah menyerupai dugaan kamu. “
“ Tapi kenapa begitu cepatnya beliau siuman “
Yolanda kembali memperhatikan laki-laki itu. Nampak penampilan laki-laki itu sangat sederhana. Tak ada aksesoris yang meyakinkan bahwa laki-laki ini berasal dari kelas menengah. “ Anda juga mau keluar negeri “ tanya Yolanda."
“ Ya.”
“ Kemana ?
“ Ke Hong Kong."
“ Oh , sama dengan sobat saya ini. Dia juga mau ke Hong Kong. “ Kata Yolanda menunjuk kepada Doni. Doni hanya tersenyum tipis atau lebih tepatnya hirau dengan kehadiaran laki-laki itu dimeja mereka. Entah kenapa Yolanda terkesan dengan laki-laki itu. Selama pembicaraan ,Doni hanya membisu tanpa ada niat untuk menimpali pembicaraan mereka. . Mungkin lantaran pembicaraan terkesan ringan.
“ Oh ya anda naik pesawat apa ?
‘ Saya naik CX “ jawab laki-laki itu
‘ Eh, sama dengan sobat saya ini? Kata Yolanda.
“ Tapi saya business class “ Jawab Doni cepat.
“ Ohh..saya economic class”
“ Oh ya “ Kata Doni.
‘ Ada urusan apa ke hong kong ? tanya Yolanda.
Pria itu tidak menjawab tapi hanya tersenyum.
Entah mengapa Doni segera berdiri dari tempat duduknya dan berkata kepada Yolanda “ Aku harus segera boarding. “
“ Kan masih satu jam lagi “
“ Ya engga apa, lagian ngapain disini."
“Silakan duluan. Saya nanti saja. Karena saya masih tunggu seseorang. “Pria itu dengan sopan memberikan kartu namanya kepada Doni dan Yolanda sebelum mereka berpisah.
‘ Senang bertemu dengan anda” Kata laki-laki itu menatap Yolanda. Yolanda melirik kartu nama itu. Namanya : Andi Chan.Tak ada gelar. Tak ada nama perusahaan dimana beliau bekerja. Ini hanya kartu nama pribadi yang memuat informasi soal nama dan alamat email serta telp. Ketika melintasi tempat sampah, Yolanda melihat Doni membuang kartu nama itu.
“ Kenapa dibuang Don, Pertemuan itu kan rahmat Allah. “
Yolanda hanya menghela nafas. Pria itu memang gagah tapi terlalu sederhana. Tapi Yolanda tidak bisa melupakan wajah teduh laki-laki itu. Sikapnya yang sopan dan responsip dengan situasi yang membutuhkan pertolongannya. Tak ragu menyapa dan memberikan kartu nama. Ini laki-laki baik baik. Dia hanya butuh kepatutan untuk saling menghormati. Tapi apa yang beliau perbuat kepada laki-laki itu. ? Diapun tak memberikan kartu namanya. Tak pula memperkenalkan diri. Dia larut dengan perilaku Doni terhadap laki-laki itu. Semoga laki-laki itu sanggup memaklumi sikapnya. Demikian Yolanda berdoa didalam hati.

Sesampai di Hong Kong, Doni kembali bertemu laki-laki itu di kuridor bandara. Pria itu berusaha tersenyum tapi Doni segera memalingkan wajahnya. Pria itu surut untuk mendekati Doni.
***
Suasana ruang tunggu direksi itu memang nyaman lantaran menghadap jendela untuk bisa menikmati panorama hong kong. Dia agak terkejut lantaran dari bayangan beling jendela itu beliau melihat ada laki-laki yang berjalan melintasi ruang tunggu itu. Dia ingin menoleh kebelakang tapi segera diurungkannya sanksi alam laki-laki itu ialah laki-laki yang bertemu dengannya di Bandara. Dia yakin sekali. Walau laki-laki itu berpakaian rapi dengan stelan jas namun wajah dan matanya , tak berubah. Pria itu melangkah cepat dan menghilang dibalik pintu pemisah ruang sebelum Doni menyapanya.

Dia berpikir keras. Benarkah yang tadi dilihatnya ialah laki-laki yang ditemuinya di Bandara. Yang menolong seorang perempuan cleaning service. Tapi mengapa beliau ada disini. Apa hubungannya dengan kantor ini? Ditengah kebingungan itulah beliau dikejutkan oleh sekretaris yang menyediakannya secangkir teh

“ Boleh saya tahu. Tadi yang barusan masuk kedalam siapa ? Tanya Doni kepada Sekretaris itu.
“ Oh Itu. Dia salah satu pimpinan disini.
“ Pimpinan ?
“ Ya, Pimpinan regional untuk Asia Tenggara “
Tak berapa usang , Doni di minta masuk kedalam untuk bertemu dengan pimpinan. Betapa terkejutnya, di hadapan nya kini ialah Yuni. “ Hi Don, selamat tiba di Hong Kong. Saya dengar dari Yolanda kerja kau bagus di Jakarta. Sekarang kau siap untuk pegang pabrik di Bangkok. ‘ Doni hanya membisu mematung. Dia terpesona dengan perilaku Yuni yang begitu ringan.
Inilah Hong Kong, semua dilakukan dengan cepat , tepat waktu, tanpa bertele tele. Tak terlalu usang basa kedaluwarsa ketika bertemu. Langsung kepokok persoalan. Tak lebih 15 menit pertemuan itu dan selesai. Sekretaris perusahaan memberinya aneka macam dokumen untuk dipelajarinya.
Sebelum pergi Doni, di perkenalkan oleh Yuni dengan seseorang. Pria berusia tak lebih 50 tahun. Nampak berwibawa. “ Ini kenalkan boss saya, Don. “ Kata Yuni. “ Uda, ini laki-laki yang saya pernah ceritakan ke Uda. Namanya Doni.” Kata Yuni dengan ramah penuh hormat kepada laki-laki itu, sambil melirik kearah Doni.
“ Siapa boss beliau sekarang?
“ Andi Chan.” Kata Yuni. 
“ Oh Andi, yang gres bulan kemudian pegang posisi Asia Tenggara.” Kata Pria itu “ Doni Selamat bertugas ya. Kerja yang baik ya untuk Pak Andi. “ sambung laki-laki itu singkat. Sambil melempar tersenyum laki-laki itu berlalu ke ruang lain. Mungkinkah laki-laki itu yang di ceritakan Yolanda yang merupakan sahabat Yuni, yang sangat baik kepada Yuni.

***
Lebih setahun beliau bertugas di Bangkok dan tak satu kalipun beliau berkesempatan bertemu Yuni lagi. Doni ingin sekali untuk bertemu kembali dengan Yuni. Dia ingin meminta maaf atas sikapnya yang pernah melukai Yuni di masa lalu. Setidaknya beliau ingin dekat dengan Yuni untuk berguru banyak demi karirnya. Tapi bukan itu saja, beliau menginginkan lebih. Apalagi yang dibutuhkan oleh setiap laki-laki kecuali perempuan anggun , cerdas dan pengusaha. Dia merasa pantas untuk mendapatkan itu. Karena beliau merasa Yuni masih mencintainya.

Setiap malam beliau tak henti memikirkan Yuni. Bayangan petemuan di Hong Kong masih lekat dalam memori otaknya.. Wanita yang tahu menempatkan dirinya secara pantas dimanapun beliau berada. Ramah dan mau mengembangkan dalam situasi apapun. Tak sombong dan rendah hati bersikap maupun berbuat. Juga perempuan yang tangguh berkompetisi secara global dan ditempatkan secara terhotmat sebagai kawan global berkelas dunia. Doni sadar , ketidak tertarikannya kepada Yuni dulu itu hanya lantaran perilaku kekanakannya dalam menentukan pilihan. Ternyata perilaku kekanakannya telah menipunya. Sekali lagi beliau ingin bertemu dengan Yuni secara pribadi dan memohon maaf akan sikapnya. Tapi kesempatan itu tak pernah datang. Dia sibuk dan egonya tak mengizinkannya untuk menghubungi Yuni kecuali menanti suatu dikala akan bertemu. Sejak itulah beliau menanti dan menanti sebuah asa ditengah usia yang terus memanggal.

***
Yolanda eksklusif menjabat Doni ketika mereka betemu di sebuah cafe
“ Hampir setahun ya kita engga ketemu. Kamu susah sekali dihubungi. Sibuk terus ya sehabis jadi boss “ Kata Yolanda.
“ Ya begitulah. Maafin saya ya . Karena berkali kali kau kirim SMS saya engga pernah sempat bales. Bahkan emailpun saya engga sempat bales. Tapi saya tahu kau engga akan kecewa dengan sikapku. Karena hati kita sebagai sahabat selalu menyatu walau tanpa berkomunikasi. Ya kan “
“Aku selalu memaklumi kau , Don, Selalu.. “
Yolanda menatap mata Doni agak lama. “ Ada apa sich kau ? Aku masih Doni yang dulu kau kenal. Here I am..” Kata Doni
“ Bu Yuni akan menikah bulan depan. Dia ingin kau jadi ketua panitia kegiatan resepsi ku. Hanya kau sahabanya. Maukan.” Kata Yolanda dengan tenang dan menanti reaksi Doni."
“ Tunggu sebentar. Soal jadi panitia itu soal gampang. Aku siap. Tapi soal menikah ini, “ Kata Doni dengan mata agak melotot “ ini benar serius. “
“ Ya serius."
“ Kenapa kau tidak pernah dongeng jikalau Ibu Yuni sudah punya pacar. Kok mendadak begini “ Kata Doni. Terasa langit runtuh menimpa tubuhnya. Yuni tidak pernah mencintainya lagi. Mengapa Yuni membantunya jikalau tidak mencintainya?
“ Buka email yang pernah saya kirim. Ketahuan kau engga pernah baca emailku. Ya..”
Doni terkejut.
“ Saya bersahabat usang dengan Yuni. Saya tahu betul masa lalunya, juga dengan kamu. Saya dongeng semua lewat email wacana laki-laki yang akan menjadi suami Yuni. Tapi kau tidak pernah response. Padahal ketika itu beliau butuh derma moral dari mu sebagai laki-laki yang pernah beliau cintai. Akhirnya beliau harus melewati itu semua dengan menyerahkan segala urusan kepada Allah. Dia bersandar kepada Allah manakala beliau tak mendapatkan respect dari kamu, padahal beliau hanya butuh derma moral kau sebagai laki-laki yang pernah bersemayam di hatinya. Dia anggap kau sebagai sahabatnya”
“ Mengapa Yuni tidak bicara eksklusif ke aku. Mengapa harus melalui kamu?
“ Begitulah cara beliau bersikap terhadap laki-laki yang pernah beliau cintai.Tidak simpel di pahami perasaan perempuan ketika beliau pernah terluka dan akhirnya harus berdamai. Suka tidak suka kau pernah hadir dalam hidupnya dan itu meninggalkan jejak yang tak simpel di hapus. Setidaknya beliau masih menaruh kepercayaan bahwa kau bisa berdamai pula dengan masa kemudian atas kebaikan demi kebaikan yang beliau beri. Dia hanya ingin menjadi sahabat mu , dan itu beliau harapkan derma di dikala beliau harus mengambil keputusan penting dalam hidupnya.”

Doni terhenyak. Terasa tertampar wajahnya dengan fakta di hadapanya. Dia aib dengan perilaku hidupnya.

Sesampai dikantor , Doni membuka file mail box dari Yolanda. Ketika beliau membaca email tersebut jantungnya terasa berhenti. Dia hampir tidak percaya. Dia sangat mengenal laki-laki itu walau hanya dua kali bertemu. Pria itu ialah Andi Chan, laki-laki yang beliau temui di Bandara yang sangat rendah hati, yang kini akan menjadi suami Yuni. Doni teringat insiden setahun kemudian ketika bertemu laki-laki itu.

Ya , berkat kesabaran Yuni melewati waktu akhirnya mendapatkan laki-laki yang pantas untuk mendampingi hidupnya. Pria yang rendah hati , cerdas dan tangguh bertarung di kancah international. Wanita baik baik akan mendapatkan laki-laki baik baik pula. Dan Yuni bisa menempatkan dirinya sebagai sahabat di hadapan Doni. Sahabat terbaik ialah yang tak pernah menilai perilaku sahabat tapi memakluminya dan memaafkannya. Selagi kita berharap orang lain menghormati kita lantaran apa yang kita beri dan perbuat maka selamanya kita tidak akan pernah menjadi sahabat bagi siapapun. Karena kita hanya menyayangi diri kita sendiri…***

Kembalinya cinta yang hilang

Beberapa bulan sehabis ijab kabul Yuni, Doni masih merasa berada di ruang gelap. Sesal tak bertepi. Makanya beliau berusaha mencari cahaya lain. Seperti biasa setiap sabtu malam menghabiskan malanya di café di kota Bangkok. Ia tiba bersama senja, dan ia harus menunggu malam tiba untuk bertemu pramuria langganannya . Namanya Meri. Wanita berkulit kuning, kali pertama bertemu eksklusif ke cemplung dalam lautan dan terbang ke langit menggapai bintang. Praktis tapi terlalu murah.

Semua orang berada dalam kafe rahasia memperhatikannya. Mereka bergumam bahkan akal-akalan menyerupai tidak memperhatikannya. Mereka duduk, berbincang dengan bahasa yang beradab, namun rahasia melirik, menyerupai kepalsuan yang telah biasa mereka peragakan selama ini. Para pelayan yang berbaju putih lengan panjang, mengenakan rompi, berdasi kupu-kupu, dan rambut yang di cat rahasia juga memperhatikan. Semenjak kafe itu berdiri sepuluh tahun lalu, gres kali ini ada pelanggan yang hanya menanti satu pramuria yang sama. Padahal banyak sekali pilihan jikalau beliau mau.

“ Madam Kram!” Teriak pelayan melalui hape nya “ Cepat bawa kemari Mari. Tamunya datang. “
“ Semoga beliau bisa datang,” katanya.
“ Semua tamu sudah bosan degnan pramuria itu. Mengapa anda masih suka dia? Bahkan beliau termasuk akan di keluarkan dari kafe ini lantaran seminggu hanya satu tamu yang pesan, dan itu hanya anda. “
“ Emangnya kenapa saya?
“ Anda bersama pramuria itu hanya memesan kopi. Apa untungnya kami ?
Pelayan itu pergi berlalu.
“Iyalah, pramuria menyerupai itu merusak suasana café ini” Kata salah satu pengunjung yang sempat beliau dengar. Doni bukan tidak tahu jikalau orang-orang memperhatikannya. Apakah ia akan selalu bersama pramuriw di café ini, berbicara sambil mengelus wajah pramuria itu , yang hanya bisa jadi pendengar yang baik tanpa pernah menyelanya.

Ia teringat ketika memperhatikan pramuria yang ada di sampingnya, wajah yang tak menyiratkan semangat kecuali pasrah dan kalah. Seperti melihat siluet rumah mungil di latar cahaya bulan. Remang namun pernuh imajinasi. Setidaknya perempuan itu bisa menyerupai apa yang beliau mau. Ia senang dekat dengan perempuan itu, masbodoh tapi panas, panas tapi dingin, segala sesuatu tidak selalu menyerupai tampaknya.
Seminggu kemudian, beliau memasuki kafe itu, dan menyebut nama Meri untuk mendampinginya.

“Panggilkan Meri,” katanya.
Para pelayan saling berpandangan.
“Oh, Meri sudah tidak bekerja lagi tuan. Seorang laki-laki telah membawanya.”
Doni terpana.
“Apakah Tuan tidak memperhatikan, sudah tidak ada photo Meri di dinding itu?”
Doni tersentak.
“Siapa laki laki yang malang itu?”
“ Mengapa Tuan bilang malang?
“ Hanya laki-laki malang yang suka dengan perempuan menyerupai Meri”
Para pelayan saling berpandangan. Salah seorang pelayan menjelaskan ciri-ciri laki-laki yang telah membawa membawa pergi Meri
“Ah, Apa sih yang beliau harap dari perempuan itu? Apakah beliau menikahi Meri?”
Para pelayan saling berpandangan lagi.
“Tidak Tuan…”
“Jadi?”
“Meri mustahil menikah…”
“Mengapa ….”
“Maaf, lantaran Meri bukan perempuan sesungguhnya. Dia WARIA.”
“Maksudmu?”
“Dia sesungguhnya laki-laki yang berpenampilan Wanita.”
“Tapi tepat sekali?”
“Ya Tuan...”
Para pelayan di kafe itu teringat, betapa Doni mengaduk-aduk verbal Meri, bahkan menyeruput , tapi tidak menyentuh ketempat lain. Setelah itu Doni hanya memandanginya saja berlama-lama, sambil sesekali mengelus wajah Meri sang WARIA. Pria yang terkesan cendekia sebetulnya bodoh. Demikian pendapat pelayan dan juga pengunjung café memandang kepergian Doni dengan wajah keruh. Namun, ia merasa bagaikan tamat zaman sudah tiba. Agak aib juga sebetulnya.

"Aku tidak sesial dirku sebenarnya" Kata nya berguman.
Banyak orang lain harus hidup dengan citra bagaimana istrinya pergi dari rumah lantaran bisnis yang melarat dan tidak pernah sabar mendapatkan keluhan istri. Ada juga digelandang dan diarak keliling kampong lantaran kepergok bermesum dengan janda beranak 5. Tidak sedikit perempuan yang berprofesi dengan kutukan jalang yang menjual kapling alat kelaminnya sambil menyanyi dan menari, padahal ia ialah korban dari kebanyakan kebohongan pria. Hidup ini bisa begitu jelek bagi orang baik-baik meskipun tidak memiliki kesalahan samasekali. Tanpa pembelaan sama sekali. Tanpa pembelaan. Tanpa…

Doni sadar. Dia merasa berjalan tapi sebetulnya beliau tidak kemana mana. Tidak ada yang salah dengan hidupnya. Yang salah ialah sikapnya terhadap hidup. Mungkin beliau harus berguru dari kepergian Yuni yang terluka namun tetap semangat dengan prasangka baik. Mungkin beliau juga harus berguru dari mantan istrinya yang lebih menyayangi orang tuanya daripada dirinya. Mungkin beliau harus berguru dari Yolanda walau jomblo di usia kepala 4 tetap berprasangka baik tanpa kehilangan rasa hormat. Lantas, apakah beliau tidak bisa berguru dari semua ini? Tanpa harus mengutuki masa kemudian untuk berdamai dengan kenyataan , dan berkembang menjadi sebaik baiknya insan yang selalu berjalan di jalan Tuhan.

***
Yuni sanggup mendapatkan aturan holding company bahwa beliau harus keluar dari perusahaan sebagai eksekutif. Karena memang tidak di benarkan suami istri berada di satu group perusahaan. Namun sahabatnya tetap tidak mengeluarkan nya sebagai pemegang saham salah satu perusahaan yang ada di Indonesia. Walau beliau tahu bahwa itu hanya golden Share yang di sanggup dari kebaikan hati sahabatnya yang juga sebagai pemegang saham utama di holding company. Baginya keluarga lebih penting. Dia menentukan tinggal di Jakarta supaya ada waktu lebih banyak dengan putrinya yang sedang tumbuh remaja.

Andi memang sibuk sekali. Karena beliau memimpin perusahaan yang tersebar di Asia tenggara. Waktu kebersamaan memang kurang namun selalu ada komunikasi. Kalau Yuni merindukan , beliau bisa kapanpun bertemu Suaminya. Mereka punya rumah di Singapore, KL dan Bangkok. Andi memang berkah yang tak ternilai dari Tuhan untuk hidupnya. Suami yang penyabar dan penuh kasih. Suaminya sangat taat beragama dan karenanya Yuni merasa senang ketika suaminya dengan sabar menuntutnya memahami agama . Dia semakin ulet memperdalam agama. Ada kesegaran ketika beliau samakin paham akan nilai nilai agama.

Tek terasa telah 9 bulan ijab kabul mereka. Hari harinya juga disibukkan dengan kegiatan sosial yang di prakarsai oleh Yolanda. Hidup terasa tepat sebagai perempuan menjelang usia 40. Punya suami yang penyayang dan perkerja keras. Punya putri yang anggun dan pintar. Punya kehidupan sosial yang menyenangkan. Beribadah pun tenang. Rasa syukur tak bertepi, yang senantiasa di ikrarkan disetiap sholatnya.

Siang itu Yuni sanggup Telp dari suaminya " Mah, saya mau pulang. Jenput saya ya di bandara. Insya Allah malam saya udah hingga di rumah". Kata pulang itu selalu menciptakan beliau bahagia. Karena itu artinya beliau bersama suaminya walau sesaat.
Ketika menjelang tidur, dengan mesra suaminya berkata " Sayang, boleh saya bicara " wajah suaminya begitu dekat , dengan senyum penuh kasih.

" Ada apa bang ?
Suaminya bengong sebentar. Seakan ada sesuatu yang sedang di pikirkan.
" ada apa?
" Izinkan saya menikah lagi ? Kata suaminya dengan tenang. Dia berdiri dari tidurnya. Sambil duduk di perhatikannya wajah suaminya. Apakah ini hanya Joke? Ah tidak. Ini serius. Suaminya mengangguk untuk meyakinkan bahwa apa yang barusan di katakan ialah serius.
" Mengapa ? Dengan siapa ?
" Aku engga bisa membiarkan korelasi dengan beliau terus berlanjut tanpa ikatan Syah di hadapan Allah. Bukankah kau tidak ingin kakak melaksanakan perbuatan zina yang di murkai Allah. Ya kan?
" Siapa beliau itu ?
" Staf saya di Kuala lumpur.. perempuan muslimah dan tulus kok di jadikan istri kedua"
Terasa menyerupai halilintar menyambar tubuhnya. Benarkah ini sebuah kenyataan ? Apakah ini hanya mimpi ? Oh Tuhan, jangan biarkan ini terjadi. Terlalu cepat kebahagiaan berlalu.
" Apa salah ku Bang ?
" engga ada yang salah dengan mu. Kamu tetap yang pertama dan tersayang bagiku. Izinkan saya menikah dengan ikhlas?
" kakak ..abang tega sekali. Abang engga sayang dengan saya " Yuni tak sanggup meneruskan kata katanya.
" Abang sayang sekali dengan kau Yun. Pernikahan kedua ini ialah kunci sorga untuk mu apabila kau ikhlas. Abang hanya melaksanakan sunah rasul. Dan lagi kakak bisa untuk itu. Abang ingin kelak kita berkumpul lagi di sorga, ya sayang "

Yuni hanya membisu tanpa ingin berdebat lagi. Dia tak mungkin merubah perilaku suaminya. Malam itu beliau tidak bisa tidur. Menjelang subuh beliau beranjak dari tempat tidurnya untuk melaksanakan sholat malam. Dalam rintihan beliau berdoa kepada Allah.

" Ya Allah begitu banyak nikmat yang telah engkau berikan Padaku, rasanya saya tak pantas berkeluh kesah dengan hidupku. Kuatkan saya ya Rabb dalam kelemahanku sebagai manusia. Dengan iman yang dangkal ini rasanya saya tidak pentas mendapatkan Sorgamu namun untuk mencicipi neraka Mu pun saya tak sanggup. Tempatkan lah saya dalam rahmat-Mu , belas kasihanilah saya atas segala takdir yang telah engkau tetapkan. Amin Ya Allah "


Pagi pagi beliau menyediakan sarapan pagi untuk suaminya. Dengan tenang beliau berkata " Abang memang berhak menikah lagi dan itu memang di benarkan oleh agama. Aku ingin mendukung itu lantaran sayangku kepada abang. Tapi maafkan saya abang... Iman ku sangat dangkal untuk mendapatkan kenyataan ini. Mohon saya di ceraikan saja. Aku lebih tulus memberikan ke sempatkan kakak menikah lagi dengan perempuan lain tanpa saya harus diduakan. Kalau lantaran itu saya kehilangan sorga, biarlah.., semoga Tuhan mengampuni dosa ku..,"

***
Seminggu suaminya di Rumah, selama itu Yuni berusaha menciptakan suaminya nyaman. Kewajibannya sebagai istri menyerupai menyediakan sarapan pagi dan lain lain di laksanakan dengan baik. Hanya saja beliau sulit untuk bisa tersenyum menyerupai dulu kepada suaminya. Bahkan ketika Andi berusaha mencairkan suasana dengan mengajak makan malam, Yuni tetap tidak bisa tersenyum indah. Semua telp dari luar , pesan singkat dari temannya tidak direspons nya. Dia hanya ingin sendiri menghadapi masalahnya selagi suaminya ada di rumahnya. Ini antara beliau dan suaminya. Selanjutnya ini antara beliau dengan Tuhan.

Poligami itu bersanding dengan kesanggupan suami berlaku adil. Sementara keadilan itu hanya milik Allah, bukan milik manusia. Manusia hanya berusaha mendekati keadilan namun upaya itu tidak akan pernah purna. Merasa sanggup berlaku adil ialah kesombongan di hadapan Tuhan. Karena Allah dengan tegas menyampaikan …"Dan kau sekali-kali tidak akan sanggup berlaku adil di antara istri-istri (mu), walaupun kau sangat ingin berbuat demikian …(An-Nisa 129).Mungkin bisa saja poligami di lakukan asalkan ada kemauan perempuan mau berkorban dengan tulus di perlakukan tidak adil sehingga tidak menciptakan suaminya mengenggam bara.

Yuni tidak merasa bisa di perlakukan tidak adil. Karena beliau masih bisa mendelivery kewajibannya sebagai istri. Dia sehat dan tak kurang apapun sebagai istri. Wanita yang akan dinikahi suaminya itu bukanlah perempuan yang harus di tolong menyerupai Rasul menikahi istri istrinya. Ini lebih lantaran suaminya hanya ingin mencari jalan pintas menyelamatkan libidonya yang tak bisa di bendung. Beriman tapi takut menghadapi cobaan libido yang besar. Iman tanpa cobaan ialah praktik beragama yang egois.

Inilah hidupnya.. Yuni tidak menyalahkan Andi sebagai suami. Tidak menyalahkan takdirnya. Dia harus tegar bersikap atas pilihannya. Berat tapi hidup harus terus berlanjut. Ketika mengantar suaminya ke Bandara, suaminya berkata “ Mah, saya beri kau waktu berpikir sebulan untuk bersikap. Apapun itu tidak akan menghalangi saya untuk menikah lagi lantaran saya hanya patuh akan firman Allah.

“ Abang, tidak perlu tunggu sebulan. Sikap ku sudah terperinci dan tidak akan berubah. Ceraikan aku, please. Tolong jangan tunda sebulan. Bukankah ini bagi kakak , bukan salah atau benar. Ini soal keyakinan kakak dalam beragama. Lakukan itu tanpa ragu dan biarkan saya keluar dari hidup abang. Ya…abang sayang. Selanjutnya kita tetap akan bersahabat. Abang dengan hidup kakak dan saya dengan hidup aku”
“ Yun…menikah itu ialah ibadah, Semua lantaran Allah, bukan lantaran manusia. Maklumi perilaku kakak ya bila harus menikah lagi”
“ Sangat maklum, my dear. Lakukan secepatnya. Jangan ditunda lagi. Ceraikan saya dan saya akan baik baik saja..”
“ Yuni tidak pernah menyayangi kakak ya? Andi berusaha mengingatkan tentan cinta yang dulu pernah Yunin ikrarkan ketika ingin di nikahi.
“ Abang ialah harapanku dan pelabuhan terakhir ku untuk menemukan Cinta Tuhan. Tapi saya sadar, inilah cara Tuhan untuk mendidikku bahwa saya memang berhak atas hidupku tapi saya tidak berkuasa menentukan apapun, apalagi menentukan apa yang seharusnya orang lain lakukan terhadapku. Abang..cinta itu ialah melepaskan sesuatu yang pada waktu bersamaan kita sangat membutuhkannya. Mungkin itulah kehendak Tuhan untuk saya hanya bergantung kepada Tuhan, bukan kepada insan yang mengaku pembawa kunci sorga…Maafkan aku..
Andi terpana dengan perilaku Yuni. “ Baiklah secepatnya saya urus perceraian kita…”
“ Terimakasih bang. “

Ketika Andi melangkah pergi hendak masuk ke gate…Yuni memanggil “ Abang..” Andi berbalik. Yuni berlari memeluk suaminya usang sekali , dan berbisik “ Cintai perempuan itu, jangan perlakukan beliau sama dengan Yuni ya. Walau saya masih punya power sebagai pemegang saham, tapi saya tak akan gunakan power itu untuk menghabisi karir abang. Baik baik selalu ya sayang. Terimakasih telah memberikan kesempatan Yuni untuk menyayangi Abang walau hanya sesaat..”

Yuni segera berlalu untuk pulang “ Mama kenapa nangis” Kata putrinya ketika Yuli masuk ke dalam kendaraan.


“ Mama sayang Yuli..sayang sekali. Ayo peluk mama …” Yuli memeluk mamanya. Yuni mencicipi dekapan Tuhan terhadap dirinya. Betapa masih ada kebahagiaan yang akan selalu menyertai hidupnya ..dan Yuli ialah sumber kebahagiaan itu..Yuli ialah sumber kekuatan yang di titipkan Tuhan kepadanya.

***

Yuni menghubungi Burhan via Telp.
" Yes. Yun. "Sahut Burhan.
" Where are you now ? 
" Jakarta ? 
" Oh. Can I meet you. may I ..
" OK. Afternoon ya. Where ?
" Di rumah Yuni aja ya. Yuni masak kesukaan Uda. Gimana? Yuli kangen Uda.."
" Yun...
" Uda. Datanglah. Aku sudah bercerai dengan Andi." 
" Hah " Burhan terkejut. " kenapa "
" Nanti saya ceritakan di rumah."
" Ya Udah. See you ya."

Karena memang Burhan tidak pernah tiba ke rumah semenjak Yuni menikah. Kalaupun ketemu lebih banyak di luar bersama Yuli. Tapi itu jarang sekali. Padahal sebelum menikah Burhan tidak keberatan tiba kerumah Yuni. Itulah perilaku bijaksana Burhan sebagai sahabat. Yang tahu memperlakukan sahabat secara patut.

Yuni tidak tahu apakah harus bicara penyebab perceraiannya. Karena selama ini Yuni tidak pernah bercerita soal kehidupan rumah tangganya dengan Burhan. Padahal Burhan ialah sahabat terbaik yang mengangkat nya dari keterpurukan dan memberikan kesempatan beliau berdiri dari kebangkrutan akhir kebodohannya.

Dia teringat awal berjumpa dengan Burhan. Ketika itu beliau memberikan voucher hotel ke Burhan yang duduk di Lounge executive hotel. Burhan tidak begitu tertarik dengan tawarannya namun sikapnya yang ramah dan mau mendengar menciptakan Yuni punya keyakinan beliau bisa sukses sebagai salesman. Burhan memberinya kartu nama. Seakan memberikan aba-aba bahwa beliau punya kesempatan untuk menghubungi Burhan lagi. Akhirnya benarlah mereka bisa bersahabat walau Burhan tidak pernah membeli apapun yang beliau tawarkan.

Selama setahun lebih persahabatan itu terjalin walau tidak sering bertemu namun di dikala bertemu beliau terasa mendapatkan pencerahan secara spritual wacana apa yang harus beliau lakukan. Dia tidak tahu apa pekerjaan Burhan. Karena beliau memang tidak pernah bertanya. Setiap pertemuan Burhan selalu memperlakukannya secara terhormat. Walau kadang bertemu di tempat berkelas namun tanpa ada sedikitpun kesan menggoda.

Sampai suatu dikala beliau menghadapi prahara lantaran suaminya menceraikannya dan mengusirnya dari rumah tanpa bekal apapun dan tidak punya uang untuk tinggal bersama anaknya yang masih kecil. Semua sobat di hubungi untuk minta tolong tapi semua hanya punya alasan. Namun ketika dengan berat beliau menghubungi Burhan, kesan yang beliau terima sangat melegakan. Karena masih di luar negeri, Burhan mengirim orang untuk membantunya. Benarlah hari itu juga beliau bisa tinggal di apartemen di daerah elite dan di beri uang saku yang lebih dari cukup sebulan untuk hidup. Sehingga beliau bisa menata kembali hidupnya.

Sebulan kemudian barulah beliau bertemu Burhan di sebuah Cafe. Burhan mendengar dengan seksama ceritanya.:

" Sejak suami saya nganggur, saya kerja apa saja. Tapi hanya kerjaan sebagai sales free lance. Tentu kerjaan itu tidak memberikan penghasilan pasti. Suami saya murka besar lantaran hutang yang saya gali untuk bayar kontrakan dan makan. Dia anggap pekerjaan saya sia sia dan tidak serius membantunya. Bahkan menjadikan masalah hutang. Ini memang salah saya. Tapi mau gimana lagi. Saya sudah berjuang dengan sekeras kerasnya. Hasil tak seberapa. Malah kadang harus sabar jikalau hingga di goda calon konsumen laki-laki hidung belang. " kata Yuni dengan air mata berlinang. Burhan memberinya tissue untuk mengusap air matanya.

" Saya capek Pak. Berilah saya pekerjaan apa saja. Yang penting halal. Jangan saya di tolong yang engga mungkin saya bisa membalasnya." Sambung Yuni.

Burhan meminta beliau bersabar. Empat bulan kemudian Burhan memberinya kesempatan mengelola perjuangan coldstorage. Usaha itu hanya menampung ikan dari nelayan dan kemudian di packing untuk di ekspor. Akses pasar di beri, juga modal. Namun beliau harus bekerja keras menjalankan bisnis process dengan benar. Dia terima tawaran itu dengan suka cinta dan tentu penuh tanggung jawab. Selama mengelola perjuangan itu , Burhan dengan sabar membinanya , yang kadang terkesan berangasan namun tetap rasional untuk beliau berguru dari process yang ada.

Benarlah perjuangan itu berkembang. Dan setahun sudah punya empat coldstorage. Diapun semakin gila kerja supaya semakin besar mendatangkan laba. Setelah itu , burhan memberinya golden Share. Kepercayaan itu semakin besar di berikan kepadanya. Mungkin lantaran itu beliau terjebak oleh penipuan dari mitranya yang sehingga beliau harus menanggung kerugian. Modal dan cadangan keuntungan habis begitu saja. Dia benar benar hancur dan merasa bodoh sekali. Yang sulit beliau maafkan ialah dirinya lantaran tidak bisa memegang amanah dari seorang laki-laki yang begitu tulus memberikan peluang baginya untuk berkembang. Padahal Burhan, sudah anggap beliau sebagai sahabat atas dasar trust dan sincerity.

Namun Burhan bisa mendapatkan kenyataan itu dan meminta beliau untuk berdiri lagi dari kegagalan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Benarlah. Setelah kegagalan itu , beliau bisa berdiri , bahkan lebih besar. Namun kendali perusahaan tidak lagi sepenuhnya di tangannya. Kebijakan utama bisnis di tentukan oleh perusahaan Burhan yang bermarkas di Hong Kong. Barulah beliau tahu siapa sesungguhnya sahabatnya. Dia semakin bersyukur dan semakin tinggi rasa hormat. Bukan lantaran bisnis Burhan tapi perilaku rendah hati dan jiwa Yang lapang menghadapi masalah dengan penuh prasangka baik.

***
Sore hari , benarlah Burhan tiba ke rumahnya. Yuli cepat berlari ke teras dan minta di gendong. Nampak sekali akrab. Padahal Yuli jarang bertemu Burhan tapi mungkin ketulusan perilaku kebapakan Burhan menciptakan Yuli menyerupai punya ayah kandung. Burhan juga bisa menciptakan Yuli senang. Bahkan jikalau Burhan tiba ke rumah , waktunya lebih banyak dengan Yuli. Burhan gres pulang jikalau Yuli sudah tidur. Beda sekali dengan Andi yang nampak hirau dengan Yuli. Apalagi ayah kandung Yuli yang tampaknya tidak pernah merindukan anak kandungnya sendiri.

Seusai makan malam, Yuni bicara dengan Burhan di ruang nonton TV dan Yuli tertidur di pangkuan Burhan.

" Uda, kini saya sendiri lagi... Udah nasip ya Uda "
Burhan menatap Yuli. Nampak berkerut kening. Kemudian berdiri menggendong Yuli untuk di tidurkan di kamar. Setelah kembali dari lantai atas, Burhan berjalan ke teras. Duduk disana. YUni duduk dekat Burhan. Tak ada bunyi apapun. Lama hening. Akhirnya Burhan bicara juga
" Sabar ya Yun. Jodoh itu kehendak Tuhan. Usia jodoh pun Tuhan yang tentukan. Soal penyebab itu engga penting. Esensinya kau sedang di uji. Kaprikornus sabar ya" Kata Burhan menatap Yuni dengan wajah penuh empati. " tapi seharusnya dari awal kau dongeng kepada ku. Setidaknya saya bisa bantu menyelamatkan perkawinan mu. Tapi sudahlah. Itu sudah terjadi. Sekarang katakan apa yang harus saya lakukan ?
" Boleh saya aktif lagi di perusahaan"
" Boleh. Kapan saja. "
" Di mana ?
" Vietnam. Ho cin Min. Kamu bantu pengembangan bisnis elektronik di sana. "
" Tapi itu artinya di bawah Andi"
" Kan Andi akan di geser ke Ukraina.
" Mengapa?
" Kita ada proyek insfrastruktur kolaborasi dengan China di sana. Andi orang yang cocok untuk kiprah itu"
" Oh...Uda, boleh saya usul ?
" Ya apa?
" Gimana perjuangan yang kini di pegang Yolanda, di Jakarta di keluarkan dari group di Hongkong"
" secara kepemilikan memang tidak ada hubungannya dengan Hongkong Perusahan kau itu. Hanya saya minta group bantu management cash flow dan marketing. Kaprikornus mau kau gimana?
" Aku kan ada saham di sana. Walau kecil tapi saya ingin mendiri Uda. Beri kesempatan saya sekali ini. "
" Apa planning kau ?
" Aku mau ambil alih pengolahan jelyfish yang punya grup di Thailand. Bukankah 80% materi mentah jellyfish nya dari perusahaan ku di Jakarta. Kan lebih efisien bila saya ambil alih. Aku juga bisa bangun lagi di China untuk mendekati pasar. Korea juga sudah tawarin untuk buka pabrik di sana. Kalau maju kan Uda juga yang untung. Kan pemegang saham lebih banyak didominasi Uda.
" Dari mana kau punya uang beli perusahaan di Thailand ? Kamu kan tahu group bukan hanya saya sendiri pemegang saham."
" Aku pinjam pribadi ke Uda. Jaminannya ya saham saya yang ada si Jakarta. Kalau saya gagal ambil saham saya semua. "
" Emang berapa nilai saham kau itu ? Engga akan cukup beli perusahaan di Thailand"
" Uda.... Please. "
Burhan melihat wajah Yuni nampak memelas. Burhan hanya tersenyum
" Eh jikalau engga salah. Yang pegang Perusahan di Thailand itu kan Doni. Kamu masih cinta mati dengan dia?
" Doni, urusan uda. Kirim ke Papua New Guinea aja. Kan Grup punya bisnis di New Guinea"
" Kenapa engga kolaborasi kau aja. Kan kerjanya bagus" 
" Aku mau kelola sendiri. Uda ... Please"

Burhan hanya tersenyum.

" Uda... Please
Burhan melirik jam dan akhirnya permisi untuk pergi lantaran ada urusan lain. Sebelum pergi Burhan sempatkan ke kamar Yuli. Di perhatikannya Yuli sedang tidur begitu tenteramnya. " beliau mutiara kau Yun. You should always be strong, dear. Yuli need you.
" I know . thank my dear brother. You are always there when I'm weak. "

" It's Ok. God love you , dear

***

Pagi pagi Yuni sudah masuk kantor. Semua karyawan menyapanya dan menyalaminya dengan girang.  Betapa tidak. Lebih 3 tahun Yuni meninggalkan perusahaan. Kenangan kelembutan hatinya sebagai pimpinan tetap lekat di hati karyawan. Yolanda memeluk  Yuni dengan air mata berlinang.
“ Welcome back Yun.”
“ Terimakasih. Yo. Tapi saya belum niscaya tetap di sini. Hong kong  belum putuskan apakah usulan ku diterima atau tidak ?
“ Apa usulan kamu?
“ Aku mau ambil alih buyer kita di Thailand. Jadikan kantor ini holding. Sudah seharusnya Jakarta jadi Markas utama. Bukankah materi baku dari Negara kita. Kenapa kita hanya jadi pemasok  saja. Aku ingin besarkan perusahaan ini. Apalagi kini kita punya presiden gres yang menjadikan laut subagai sumber penerimaan Negara dalam jangka panjang.”
“ Wow…semoga Hong Kong bisa setuju.”
“Yo, bantu saya ya buat analisa menyeluruh wacana planning saya ini. Kamu lebih hebat soal buat proposal.  Aku yakin Hong Kong bisa ambil keputusan yang bijak bila kita bisa buat proposal yang rasional. “
“ Siaap. Bu. “ kata Yolanda. “ Paling lambat ahad depan sudah selesai proposal itu. “
“ Bantu saya ya ke Hong Kong dampingi meeting dengan Holding.”
“ Mengapa ?
“ Ya kau kan Dirut perusahaan ini. Inisiastif harus tiba dari Perusahaan secara resmi. Aku kan bukan lagi management. “
“ Baik Bu. Tapi jikalau Hongkong setuju, darimana uang untuk ambil alih perusahaand di Thailand itu? Apalagi kini ada aturan pemerintah bahwa kapal absurd di larang nangkap ikan di Perairan Indonesia. Kita lagi siapkan anggaran untuk beli dan perbanyak kapal penangkapan ikan. Semua cadangan keuntungan tidak cukup untuk planning perluasan ini. Aku udah usulkan masalah pembiayaan ini, tapi belum ada balasan dari Hong Kong. Nah kini kita akan ejekan lagi planning perluasan ambil alih perusahaan yang juga milik holding di Thailand.  “ Kata Yolanda nampak bingung.
“ Aku ngerti. Buat aja business plan nya. Selanjutnya itu urasan aku. “ Kata Yuni dengan penuh keyakinan bahwa beliau akan sanggup jalan keluar.

Setelah selesai meeting, Yuni berpikir bahwa harapan untuk mendapatkan derma pembiayaan dair Hongkong sangat kecil. Yuni harus cari solusi lain. Dia putuskan untuk berbicara dengan bankernya. Yuni pergi keluar kantor untuk bertemu dengan kekerabatan banker nya. Pertemuan diadakan di hotel bintang 5. Banker ini seorang laki-laki yang beliau kenal lebih dari 5 tahun.  Awal beliau di perkenalkan oleh Burhan dan sehabis itu beliau sanggup kredit. Namun akhirnya gagal bayar lantaran tertipu oleh mitranya. Tapi Burhan bail out hutang itu lantaran memang pinjaman itu di jamin oleh personal guarantee dari Burhan. Kemudian beliau bisa berdiri lagi. Kembali sanggup pinjaman untuk membangun coldstorage tanpa harus menyewa lagi. Dari satu coldstorage bertambah menjadi empat di empat wilayah di Indonesia. Sekarang keadaan cash flow nya bagus dan perputaran bisnisnya setahun mencapai USD 100 juta. Kaprikornus bukan masalah sulit bila beliau bisa yakinkan banker untuk membantunya melaksanakan perluasan bisnisnya.

“ Pak, “ seru Yuni mengawali pembicaraan dengan banker ‘ Dengar engga pidato pertama PResiden di DPR. Kita terlalu usang memunggungi laut. Kini saatnya potensi laut kita harus memberikan sumbangan berarti bagi kesejahteraan rakyat. Kami berencana melaksanakan perluasan lebih serius di tahun tahun kedepan”
“ Wah bagus Bu. Silahkan ejekan FS nya. Nanti kami pelajari. “
“ Terimakasih pak. “
“Oh Ya. Jangan lupa lampirkan PG dari Pak Burhan biar cepat prosesnya”
“ Pak, bisa engga tanpa harus melampirkan Personal Guarantee dari pak Burhan. Jaminan asset perusahaan yang ada saya rasa cukup untuk menarik pinjaman yang akan kami ajukan”
“ Bisa saja tapi prosesnya lambat lantaran kami harus dalami betul resikonya.”
“ Paham pak. “

Kemudian mereka berbicara banyak hal wacana situasi ekonomi global dan politik terkini. Usai pertemuan itu, Yuni terhenyak. Dia memang punya pengalaman dan track record sebagai pengusaha tapi untuk mendapatkan solusi pembiayaan dari forum keuangan di perlukan bukan hanya pengalaman, penguasaan pasar, jaminan, tapi juga reputasi dan integritas sebagai pengusaha. Burhan sudah terbukti punya itu. Dia teringat kata kata Burhan “ Sebagai pengusaha yang harus kau jaga hanya lima , Pemegang saham , pemerintah, perbankan , kunsumen dan karyawan. “ Selebihnya engga usah di pusingi.

Dia meluncur ketempat di mana Burhan biasa membuang waktunya dalam kesendirian. Dia yakin Burhan niscaya akan tiba ke tempat itu. Dia tidak ingin telp lantaran memaklumi kesibukan Burhan kadang malas angkat telp. Dia tahu betul bahwa Burhan hanya akan terima telp atau bahkan telp di sela sela beliau tidak pusing dengan urusan bisnis. Hanya dua orang yang jikalau telp niscaya Burhan angkat walau sedang sibuk bagaimanapun, yaitu Ibunya dan istrinya. Sepertinya dunianya hanya bisa di taklukan oleh dua orang perempuan itu.

Jam 9 malam, beliau melihat Burhan masuk ke café yang biasa dikunjunginya jikalau sedang di Jakarta. Café sederhana tapi beliau menyukai kesederhanaan itu. Burhan tersenyum cerah ketika melihat Yuni. Duduk di sebelah Yuni. “ Bagaimana urusan hari ini. Bagus semua “
“ Ya biasa ajalah Yun. Lalui aja hidup menyerupai air mengalir. “
Entah mengapa bila mereka bertemu, tak ada yang di bicarakan. Burhan lebih banyak bercengkrama dengan gadget nya. Yuni tahu itu bukan urusan bisnis. Karena jikalau lagi ditempat ini, tidak ada urusan bisnis. Burhan hanya bermeditasi di dunia maya dengan sahabat mayanya. Kadang beliau tersenyum sendiri. Yuni dengan sabar memperhatikan Burhan yang sibuk sendiri dengan gadgetnya. Sehingga tak terasa waktu berlalu.
Burhan berdiri “ Yun, saya pulang ya.
“ Aku antar ya”
“ Engga perlu lah.” Burhan memang tidak pernah pakai kendaraan pribadi jikalau di Jakarta. Kemana mana naik angkutan umum dan taksi. Menurutnya itu cara meditasi efektif keluar dari anutan kapitalis. “ Ada apa kau ? Sepertinya ada yang mau di bicarakan”Sambung Burhan melihat Yuni sedang memikirkan sesuatu.
“ Tadi saya ketemu banker ..”
“ Udah tahu. Dia telp saya tadi sehabis ketemu kamu. Bagus planning kau itu. Lanjutkan aja. “
“ Uda sepakat ?
“ Setuju asalkan kau sanggup derma dari bank”
“ Yes..yes. Insya Allah saya bisa yakinkan banker. Uda tenang aja.”
“ Yun, saya bisa tenang. Masalahnya yang saya kawatirkan, jikalau planning kau gagal, kau bisa berbuat nekat menyerupai dulu. Ingat engga 10 tahun kemudian kau nekat bunuh diri. Jangan lagi ya.”
“ Dulu saya belum begitu mengenal pribadi Uda. Aku takut Uda usir saya ketika saya gagal. Tapi ternyata Uda terus dukung aku. Hanya Uda sahabat yang terbukti ada disaat saya tidak punya apa apa dan tidak ada siapa siapa. Tiga tahun masuk dalam bundar holding saya semakin mengenal Uda. “
“ Yuli sebentar lagi masuk remaja. Jangan lantaran bisnis kau nekat  bunuh diri jikalau gagal. Pikirkan anak kamu.  Yakinkan bahwa wirausaha itu ialah ibadah. Kalau ingin sanggup untung kita juga harus siap rugi. Itu biasa aja. Paham ya. Sekali lagi ada masalah, kau buat nekat, saya terpaksa rumahkan kamu. Engga usah bisnis lagi.”
“ Ya Uda. Aku janji.”
“ Ya udah…Aku pulang dulu ya.”
“ OH ya uda. Ada lagi.”
“ Apa?
“ Bang Andi ada kirim email ke Yuni. Dia minta penugasan ke Kiev di pertimbangkan lagi. Karena alasannya keluarganya keberatan. Jauh sekali. Dan lagi istrinya engga bisa ikut”
“ Itu bukan urusan kamu. “ Kata Burhan tegas “ dan lagi kau kan tahu saya engga bisa intervensi HRD Department. Itu SOP Holding.” Sambung Burhan.
“ Ya. Uda. Kasihan beliau Uda.“
" Urus aja urusan kamu. Bisa engga focus ? 
" Bisa."
" Good.

Yuni melihat Burhan melangkan ke luar café menuju pinggir jalan untuk dapatkan taksi. Sementara beliau pulang naik BMW. Pria yang selalu menghadang resiko namun  bisa tenang di setiap waktu. Mungkin lantaran masa kemudian yang keras menciptakan beliau bisa bersikap rendah hati, dan tak pernah terpengaruh dengan gaya hidup mewah.

***
Di ruang kerja Yolanda...
Yuni membaca dengan seksama SWOT analisis yang di buat oleh Yolanda dalam lampiran Business Plan yang ada. Dalam SWOT analisis itu disebutkan bahwa salah satu kekuatan dari Perusahan yang ada di Thailand ialah kemampuan penguasaan pasar dengan mendapatkan certifikasi dari FDA untuk masuk ke pasar AS. Dengan certifikasi ini memungkinkan buyer tahu standar kesehatan dan mutu dari produk Olahan hasil laut. Itu sebabnya tidak sulit masuk ke negara lain menyerupai Jepang, Korea, China, bahkan Eropa. Salah satu tenaga kunci yang menguasai bidang pemasaran ialah Doni yang kini menjabat sebagai eksekutif marketing.
" Hebat sekali prestasi Doni. Hanya dua tahun menjabat beliau sudah kuasai pemasaran dan bahkan bisa beliau kembangkan hingga ke Eropa dan Korea. " Kata Yuni sambil melirik Yolanda.
" Ya. Keliatannya planning Pak Burhan dua tahun kemudian supaya orang Indonesia di tempatkan di Bangkok, dengan maksud menguasai jalan masuk dan network marketing yang di kuasai oleh kawan di Bangkok. Tentu sudah di rencanakan usang untuk menjadikan Perusahaan yang ada di Indonesia menjadi leading. Hanya tunggu timing aja. Sekarang kau Yun ambil inisiatif di dikala yang tepat" kata Yolanda.
Yuni bisa mengerti mengapa Burhan cepat bersikap mendukungnya. Hanya saja Burhan ingin liat kemampuan Yuni mencari sendiri solusi pembiayaan. Suatu kepercayaan yang luar biasa bagi Yuni.
" Kaprikornus jikalau kita jadi ambil alih Perusahan yang ada di Thailand, Doni harus di jadikan trigger untuk melancarkan taktik bisnis kita"
" Tepat sekali. "
" OK. Kalau gitu kau Yo urus pemisahan perusahaan kita dengan Hongkong. Pastikan Doni tidak ikut holding tapi ikut kita"
" Loh, bukankah kau lebih dekat dengan Doni. Dan juga kau bisa gunakan imbas Pak Burhan supaya Doni di berhentikan dari holding"
" Aku sulit bicara dengan Doni. Sepertinya beliau bukan hanya tidak pernah mencintaiku tapi juga tidak bisa menjadikan saya sebagai sahabat. Aku engga bisa atur Pak Burhan soal posisi Doni. Kamu aja bantu saya ya Yo"
" Siap boss. Aku akan bicara dengan Doni. Tapi jikalau Hongkong engga mau lepas dia, gimana? "
" Usahakan beliau menentukan kita dan mengundurkan diri dari holding"
" Siap boss "
" Oh ya gimana progress aplikasi kredit ke bank"
" Sudah OK semua. Tinggal lengkapi dokumen Personal Guarantee dari Pak Burhan"
" Ada masalah ?
" Engga ada. Kemarin udah sanggup Telp dari sekretaris Pak Burhan di Hongkong. Katanya lusa pak Burhan kembali dari Nanning , itu PG di tanda tangani dan di kirim ke kita via DHL"
" Alhamdulilah"
" Bu, kapan kapan , jikalau ibu ketemu Pak Burhan, ajak saya dong. Masa kerja sebagai dirut selama 3 tahun engga pernah ketemu ultimate boss. Kira kira bapk suka engga dengan kerja saya"
" Bapak perhatikan setiap prestasi kau Yo. Setiap laporan kau beliau baca. Bahkan beliau sempat banggakan kau di hadapan mitranya di Hongkong. Kalau mau ketemu ya ketemu aja langsung. Engga sulit kok. Kamu kan ada nomor Telp nya. Telp aja langsung. Janjian ketemu"
" segan saya bu. Lagian mau ketemu apa yang mau di bicarakan. Toh semua hal saya cukup bicara dengan ibu."

" Ya udah. Suka suka kau ajalah."

***
Proses pemisahan perusahaan dengan holding di Hongkong berlangsung mulus. Selanjutnya Yuni harus bisa sanggup berdiri diatas kaki sendiri tanpa tergantung lagi dengan holding untuk kelancaran cash flow dan marketing. Walau krisis global menciptakan pasar lesu tidak menciptakan Yuni surut dengan tekadnya. Namun yang menjadi masalah laporan dari Yolanda sepulang dari Hongkong bahwa Doni akan di tempatkan di Ho Cin Min. Sementara upaya Yolanda membujuk Doni mengalami kegagalan. Yuni merasa benar benar tidak di hormati oleh Doni atas segala kebaikan yang pernah di buatnya. Mengapa Doni bersikap menyerupai ini?

Jam telah memperlihatkan pukul 1 pagi. Yuni belum juga bisa terlelap. Dia masih memikirkan soal Doni. Apa yang harus beliau lakukan. Mungkinkah beliau meminta Burhan untuk memaksa Doni bekerja dengannya atau memberhentikan Doni bekerja di lingkungan holding sehingga Doni mengemis kepadanya ? Ah Tidak mungkin. Dia tidak mau kembali ke masa kemudian untuk jadi pecundang di hadapan Doni. Di dikala lamunan wacana Doni, Telp selulernya bergetar, nampak di screen nama My dear brother, Burhan.

" Ya. Uda "
" Maaf ganggu. Mau tanya aja: Gimana proses pengambil alihan perusahaan di Thailand?
" Ada sedikit kendala"
" hambatan apa ? Kredit bank ?
" Bukan soal kredit bank. Bank sudah keluarkan surat penegasan kredit. Kapan aja kita bisa eksekusi. Masalahnya ..:"
" Apa ?
" Sulit bicaranya ..."
" OK. Besok kau terbang ke Hongkong. Aku tunggu. Kita bicarakan biar tuntas. Pastikan besok ketemu saya waktu makan malam. Karena besok paginya saya harus ke Shanghai"
" Ya. Uda"
" Yuli gimana ?
" Dia lagi libur sekolah "
" Ajak beliau sekalian.
" Ya Uda. niscaya beliau senang. Oh ya Uda , Terimakasih ya"
" untuk apa Terimakasih "
" Tadi bang Andi kirim e-mail. Dia engga jadi di tempatkan di Kiev. Tetap di regional ASEAN. "
" Oh itu...."

Telp terputus. Yuni tahu sesibuk apapun beliau , Burhan selalu ingatkan beliau luangkan waktu menemani Yuli liburan. Burhan paham menjaga perkembangan Yuli tumbuh tanpa ayah. Burhan selalu mendengar permintaannya walau tidak eksklusif di tanggapi. Sahabat yang tak banyak kata kata kecuali tindakan aktual berbuat.

Jam 8 malam, Yuni sudah berada bersama Burhan dan rekan bisnisnya untuk makan malam. Setelah makan malam, Yuni antar Yuli ke kamar untuk tidur dan Burhan menanti di lounge executive hotel.
" Apa masalah kamu? Kata Burhan ketika Yuni sudah ada di hadapannya.
" Doni tidak mau di bujuk oleh Yolanda untuk gabung dengan perusahaan aku. Dia lebih menentukan ikut penugasan holding."
" Masalah kau apa?
" Aku butuh beliau Uda sebagai eksekutif marketing. "

Burhan bengong seakan berpikir namun raut wajahnya berubah. Yuni tahu ini tandanya Burhan menahan emosinya. Dengan pandangan mata keras menghujam , Burhan berkata " renta sekali bisnis dengan kamu. Bagaimana mungkin saya mempercayakan begitu besar resource kepada kau sementara kau tergantung orang lain. "

Yuni tersentak. Dia sadar ini bukan sekali Burhan bicara keras kedia. Tepi berkali kali terutama bila beliau melaksanakan kebijakan yang tidak rasional. Yuni hanya diam. Siap mendengar perilaku Burhan berikutnya.

" Yun, saya tanya sekarang. Kamu bisa menjalankan kegiatan kau itu apa engga ?
" mampu, Uda "
" Kalau begitu lakukan tanpa tergantung dengan Doni. Paham !
" Ya. Uda. " menyerupai biasa Yuni meneteskan air mata bila Burhan bicara keras kedia.
Burhan bengong sebentar. Tak berapa usang Telp Yuni bergetar " Ya sayang. Tidur aja. Mama lagi sama papa Han."
" Uda. Yuli minta saya temani beliau tidur" kata Yuni
" Ya udah. Temanin yuli tidur. Besok kita ketemu waktu sarapan pagi. "
Ketika hendak menuju lift , Yuni Beranikan bicara " Uda, boleh saya bicara dari hati ke hati dengan Doni"
" Untuk apa ?
" hanya mencoba Uda "
" Aku engga ngerti dengan kau Yun. Mengapa jikalau soal laki-laki yang kau cintai kau jadi lemah? Mereka sudah bersikap menentukan pilihannya. Sudah lah. Kamu harus move on. Engga usah lagi berharap mereka akan mengerti kamu. Soal kebaikan kau kepada mereka engga usah di jadikan dasar mereka akan berempati dengan masalah kamu. Dalam hidup ini hanya ada antara kau dan Tuhan. Selebihnya hanya cobaan dan permainan belaka. Paham."
" Ya Uda. Yuni paham. "
Yuni bengong barang sejenak. Namun ketika wajah Burhan sudah berubah santai , beliau kembali bicara " Oh ya besok apa saya masih bisa pakai kemudahan holding untuk ajak Yuli jalan jalan ? " Kata Yuni lantaran semenjak beliau berhenti dan menikah dengan Andi, beliau bukan lagi orang holding.
" Tentu boleh jikalau sama Yuli. Kalau kau sendiri engga bisa. Besok Lena akan temani kau dengan kendaraan kantor untuk jalan jalan "
" Engga usah temani Lena. Kan beliau harus bantu Uda ke Shanghai. Aku bisa sendiri. Aku hanya butuh kendaraan dan supir"
" Ya sudah." Kata Burhan ketika Yuni masuk lift " saya masih harus meeting dengan relasi. Good night..

Pagi pagi Burhan sudah tiba ke hotel dimana Yuni menginap. Dari apartemen Burhan ke hotel hanya selangkah. Ketika sarapan pagi, Burhan memperkenalkan seseorang pria. Usia belum 40 tapi keliatan dari sorot matanya laki-laki ini cerdas. BUrhan menceritakan kualifikasi laki-laki itu yang akan di kiprah selama 3 bulan membantu Yuni menguasai detail operasional perusahaan yang ada di Thailand.

Yuni terharu dengan perilaku Burhan. Selalu mendengar keluhannya dan bersikap bijak sehabis Burhan memberikan prinsipnya. Mengenal Burhan tidak bisa hanya sebagai pribadi yang humanis tapi juga harus mengenalnya sebagai pengusaha yang punya standar yang keras. Kalau tidak memahami ini maka akan simpel sakit hati. Burhan tidak menghargai kegagalan tapi cepat memaafkan jikalau orang mengakui kesalahan dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
***
Dari Hongkong , Yuni memutuskan mampir ke Bangkok untuk bertemu Doni. Walau beliau sudah di peringatkan oleh Burhan untuk tidak perlu bicara dengan Doni namun beliau merasa harus bicara. Dia tak berharap banyak Doni akan mengerti beliau tapi beliau akan berusaha mengerti Doni sehabis tahu klarifikasi dibalik keputusan Doni.
" Yun, saya tahu bahwa Perusahan ini akan kau ambil alih. Aku sudah sanggup pemberitahuan untuk pindah ke Vietnam. Dari Yolanda saya sudah sanggup informasi bahwa kau membutuhkan saya sebagai eksekutif marketing. Tapi Yun, tolong ngerti, pengalaman jelek ku dengan mantan istriku yang juga boss ku menjadi stress berat bagiku untuk bekerja di bawah bayang perempuan yang mencintaiku. Mungkin kau sudah tidak lagi mempersoalkan masa kemudian kita tapi tidak bagiku. Aku ingin hidup dengan kemampuanku sendiri tanpa ada bayang bayang orang lain. Beri saya derma melalui hidupku dengan pilihan ku. Kita tetap berteman"
" Terimakasih Don. Sekarang terperinci masalahnya. Sekali lagi saya harus mengerti kamu. "
" Terimakasih Yun. Aku juga mau kasih tahu kau ..."
" Apa ?
" Tehun ini juga saya akan melamar Yoanda. Gimana pendapat kamu?
" Oh Ya. Kok Yolanda engga pernah cerita?
" Memang saya belum sempat katakan. Tapi saya yakin Yolanda mencintaiku. Kami terus berkomunikasi setiap hari"
" Baiklah. Aku dukung itu. Semoga niat baik di mudahkan Allah"

Usai pertemuan dengan Doni, Yuni eksklusif ke AirPort. Di perjalanan beliau berlinang airmata sambil memeluk Yuli.
" Mama jangan nangis " Kata Yuli berwajah bingung
" Mama sayang Yuli. selanjutnya mama akan kerja keras untuk Papa Han. Mama tidak akan nangis lagi "

***
Sejak usai pengambil alihan perusahaan di Thailand, Yuni kerja keras siang malam. Waktunya begitu di sibukan dengan perluasan pasar, perluasan memperbanyak kapal penangkapan ikan. Tak terasa waktu berlalu cepat sekali. Dua tahun  berlalu semenjak pengambil alihan beliau sudah bisa mengembalikan 70% pinjaman bank. Benarlah. Return on Investment bisnis hasil laut sangat fantastic. Melebihi ROI bisnis apapuun. Pasar dunia boleh lesu. Orang bisa menunda belanja tapi tidak ada orang menunda makan. Ikan ialah potongan hidangan penting bagi penyedia protein manusia. Makanya tak berlebihan bila Presiden memutuskan taktik pembangunan nasional bahwa justru di laut kita akan meraih kemakmuran. Apalagi kita Negara laut dengan berkah wilayah laut terluas di dunia. Jumlah pesisir pantai terpanjang. Jumlah pulau terbanyak.

Cita cita Yuni mendirikan pabrik pengolahan Jellyfish di China berhasil dengan mendapatkan derma pembiayaan dari bank local di China. Selama proses itu Burhan jarang sekali bicara dan bertemu dengan Yuni. Bahkan ketika Yuni mengambil alih perusahaan travel yang senen kemis , Burhan tidak banyak komentar. Hanya sepakat saja. Begitu juga ketika Yuni mengambil alih jaringan hotel di China untuk mendukung bisnis travelnya, Burhan mendukung tanpa banyak tanya. Kalau pun bertemu yang di tanya Burhan selalu wacana Yuli. Selalu senang mendengar Yuni dongeng mengenai perkembangan sekolah Yuli. Tahun depan Yuli sudah masuk SMU. Yolanda sudah menikah dengan Doni dan menentukan berhenti dari perusahaan untuk ikut Doni ke Vietnam. Posisi Yolanda digantikan oleh Yuni.

Yuni memang bisa berguru cepat dan pengalamannya selama 3 tahun kemudian di Holding bersama Burhan membantunya banyak cara bagaimana mengakses forum keuangan dan tahu membangun network kemitraan untuk kemajuan bisnisnya. Burhan tahu bahwa semua bisnis network Yuni berasal dari dia. Tentu tidak sulit bagi Burhan untuk mengetahui langkah Yuni benar atau salah. Di samping itu , team nya di Holding selalu di ingatkan supaya setiap dikala Yuni ada masalah untuk segera di bantu.

Suatu dikala Burhan bertemu dengan Yuni dalam kunjungan bisnis di Kuala Lumpur. Betapa terkejutnya Burhan ketika Yuni dengan begitu saja minum wine dalam satu botol tak lebih 1 jam. Burhan perhatikan ada yang berubah dari Yuni. Walau Yuni berusaha santai dan menampak wajah penuh semangat namun Burhan tahu Yuni dalam tekanan luar biasa.
“ Ada apa dengan kau , Yun ?
“ Biasa aja. Emang ada yang salah ?
“ Yang ku tahu kau minum engga menyerupai ini”
“ Uda aja engga pernah perhatikan aku. Biasa aja Uda.”
“ Udahan minumnya. “ Kata Burhan menahan tangan Yuni yang akan menuangkan wine kegelasnya.
“ Kenapa ?
“ Udah.!” Kata Burhan dengan mata melotot.
Yuni terdiam. Matanya nampak lelah. “ Uda kenapa larang saya minum ? Uda engga peduli dengan aku”
“ Ngomong apa kau ?
“ Aku kerja keras untuk Uda siang malam. Aku tinggalkan putriku dengan pembantu dirumah berhari hari, bahkan berminggu minggu. Setiap sukses saya dalam transaksi, uda engga pernah puji  aku. Setiap saya minta mau ketemu, uda selalu punya alasan menolak. Tapi setiap saya terlambat buat laporan, Orang uda terus kejar aku. Uda engga pernah percaya sama aku. Udah engga sayang aku. Uda egois.”
Burhan terkejut dengan kata kata Yuni. Ini kali pertama Yuni bicara keras ke dia. Burhan sadar Yuni sedang dalam keadaan mabuk.
“ Kamu masih sholat ?
“ Masih tapi sering bolong” Kata Yuni dengan senyum sinis
“ Kenapa ?
“ Uda kenapa peduli ? Itu urusan saya dengan Tuhan. “
Burhan terdiam. Dia yakin Yuni dalam keadaan depresi lantaran pekerjaan atau apalah. Dia tidak mau lagi bertanya lebih jauh. Setidaknya Burhan tahu , Yuni sedang dalam keadaan renta.
‘ Sekarang kau harus kembali ke Hotel. “ Kata Burhan menarik tangan Yuni.
“ Engga mau.” Kata Yuni berusaha melepaskan tangannya. Tapi pagutan tangan Burhan lebih keras. “ Uda, menyakiti aku. Lepaskan tangan ku uda….” Yuni menangis. Burhan segera memeluk Yuni.
“ Yun, kau sahabatku. Aku mencintaimu sabagai sahabat. Aku percaya kamu. Kalau hingga orangku maksa minta laporan bukan berarti saya tidak percaya. Itu supaya saya tahu setiap langkah mu dan tahu kapan harus membantumu. Setiap hari saya telp Yuli dan yakinkan beliau bahwa kau kerja dan segera kembali. Besok kita pulang ke Jakarta. Kita bicarakan masalah kau dengan tenang. Maafkan saya bila kurang komunikasi selama ini. Aku pikir kau baik baik saja. Maaf ya. Udahan nangis nya. “
Yuni tersenyum dan merasa tenang kembali“ Maafkan saya juga uda. Maaf. Aku capek…”
“ Ya udah. Aku minta Raymond antar kau ke hotel ya”
“ Aku mau Uda antar aku”
“ Aku masih ada meeting dengan relasi. Tuh orangnya nunggu di meja sana. Barusan datang” Kata Burhan menunjuk ke arah table tak jauh dari mereka duduk. Yuni bisa mengerti untuk kembali ke hotel.
“ Besok pagi kita ketemu di Meja breakfast ya. Kita pulang bareng ke Jakarta. Ayo hugs me” Kata Burhan sambil memeluk Yuni..

***
Setelah hingga di Jakarta, Burhan tiba ke rumah Yuni. Sebetulnya rumah ini di beli oleh Burhan dan masih atas nama Burhan. Tadinya sehabis di ceraikan suaminya , selama 4 bulan Yuni tinggal di apatement Burhan. Setelah mendapat kepercayaan mengelola perjuangan Burhan , Yuni pindah kerumah di daerah real estate dengan  maksud lebih baik untuk pertumbuhan anaknya, Yuli. Berkali kali Burhan usulkan  supaya rumah itu di ganti atas nama Yuni tapi Yuni tidak mau. Walau Yuni sendiri sudah beli rumah  di Selatan Jakarta,  beliau masih lebih suka tinggal dirumah pemberian Burhan.

Ketika hingga di rumah di sambut oleh Yuni. Yuli masih di sekolah. Mereka bicara di ruang tamu.
“ Apa sebetulnya masalah kau Yun ?
“ Aku engga ada masalah. Udah engga usah kawatir. Tempo hari saya di KL agak mabuk.Maafkan aku”
“ Kamu engga boleh bohong dengan aku. Aku sahabat kamu. Apa masalah kamu?
“ Engga ada. “
Burhan terdiam. Seakan beliau memikirkan sesuatu. Tanpa menatap wajah Yuni, Burhan berkata “ Tahun depan Yuni sudah SMU. AKu rasa kau mulai berpikir kurangi kegiatan bisnis. “
“ Apa ? uda mau pecat saya ?
“ Bukan. Bukan itu maksud aku. Kamu harus membentuk Holding company sendiri. Tempatkan orang yang kau percaya dan mumpuni untuk mengawasi semua unit bisnis yang ada. Kamu harus mulai berpikir mengembangkan bisnis atas dasar system. Bukan menyerupai selama ini. Semua kau tentukan sendiri dan kau menyerupai lokomotif menarik gerbong besar. Ini melelahkan”
“ Aku paham. Ini sudah saya duga sebelumnya. Usulan ini cara uda untuk singkirkan aku”Kata Yuni dengan senyum sinis.        
“ Kenapa kau menyimpulkan menyerupai itu? Kata burhan mengerutkan kening.
“ ya dengan adanya holding , lambat laun perusahaan tidak lagi tergantung dengan saya tapi dengan system. Kapanpun uda bisa singkirkan aku. Ya kan.” Nada bunyi Yuni agak tinggi.
“ Duh..kenapa jadi negative thingking  begini. Pahami dengan dasar ke ilmuwan. Jangan simpel tensi”
“ Engga perlu ilmu. Aku kenal Uda. “ Suara Yuni semakin tinggi.
“ Apa ? Burhan tetap tenang menahan emosi.
“ Uda itu memang predator. Jangankan perusahaan sendiri , perusahan orang lain saja uda bisa ambil alih. Gaya uda selalu manis di depan. Membujuk memang ahlinya uda. Memancing emosi orang memang jagonya uda. Semua uda manfaatkan supaya orang  terjebak dan akhirnya sehabis tujuan uda tercapai, uda dengan tanpa berdosa singkir orang untuk kuasai hasil kerja keras orang. Aku tahu betul itu. Tiga tahun bersama Uda di Holding di Hong kong , itu yang uda lakukan bersama team srigala. Ya kan”
“ Aku engga mau menjelaskan tindakan aku, apalagi membela sikapku dalam bisnis. Yang niscaya semua tindakan ku selalu ada alasan. Tentu alasan dengan niat baik. Itu urusan kau menilai saya menyerupai apa. “
“ Itulah cara uda bersikap dengan masbodoh tanpa ada rasa berasalah sama sekali.” Kata YUni dengan sinis.
“ Ok. Terserah kau nilai saya apa. Asal tahu aja, saya usulkan ini supaya kau punya waktu untuk Yuli. Ingat tahu depan Yuli sudah SMU. Kamu harus selalu ada untuk dia. Engga baik anak gadis sering di tinggal oleh ibunya berhari hari bahkan berminggu minggu. Engga ada maksud saya untuk menyingkirkan kamu. Tidak  ada. Emang kau siapa yang harus jadi target? Tanpa singkirkan kamu, saya tetap penguasa tunggal di perusahaan. Ingat 80% saham saya punya. Jernihkan otak kamu. Kita sudahi diskusi ini,” Kata  Burhan sambil berdiri keluar dari rumah.
“ Uda. Jangan pergi.” Yuni berlari memegang lengan Burhan dengan kedua tangannya.
“ Apa lagi?
“ AKu gundah Uda. Jangan pergi dalam situasi ini. Please” Yuni memelas sambil menangis. Burhan memeluk Yuni. Tenangkan dirimu. Nanti kita lanjutkan lagi membahas ini. Kalau kau yakin tetap bisa bertanggung jawab dengan putri kamu, ya silahkan dengan cara kamu. Engga usah dengar pendapatku.”
“ Yuni kesepakatan akan lebih punya waktu untuk Yuli. Engga akan sering pergi. Yuni bisa atur di kantor. Tapi enga usah buat holding ya uda. “
“ Terserah kamu. Tapi jikalau nanti saya lihat kau ngeluh lagi soal kurang waktu dengan Yuli lantaran sibuk, terpaksa saya ambil keputusan. Hanya dua pilihan kau “
“ Apa pilhan itu ?
“ Bentuk Holding atau Yuli pindah ke asrama di Singapore. “
“ Kenapa harus di asrama”
“ Setidaknya disana beliau di bawah pengawasan terbaik dan mendapatkan pendidikan terbaik untuk masa depan dia. Setidaknya beliau tidak menyerupai anak broken home lantaran ibunya jarang di rumah. Paham kamu”
“ Yuni janji, engga akan terjadi pilihan pertama dan kedua. Yuni kesepakatan uda. Beri Yuni kesempatan”
“ Waktu kau setahun ini. Kalau semua baik baik aja ya terus. Deal ya”
“ Deal. “
Mereka berdua terdiam. Dari luar rumah nampak kendaraan masuk ke grasi. Yuli berlari kedalam rumah. Langsung memeluk Burhan. “ Papa, ajarin Yuli matematika ya.Ada PR” Kata Yuli dengan wajah harap
“ Papa masih ada urusan. “ Kata Burhan.
“ Papa sibuk sayang. Lain waktu papa ajarin kau matematik “ Kata Yuni.
“ Ganti baju kamu, kita makan di luar sekalian papa bantu kerjakan PR kau ya.“  Kata Burhan
“ Asyik…Mama ikut ya “ kata Yuli sambil melompat lompat.
“ Mama ikut dong. “ Kata Yuni sambil memeluk Yuni dari belakang.

Di dalam perjalana menuju restoran, Burhan berkata kepada Yuni “ Ingat enggga Yun. 12 tahun kemudian kau tiba ke padaku membawa Yuli usia 4 tahun. Sekarang beliau sudah ABG. Tahun depan masuk SMU. Dulu awalnya saya kasih kau modal USD 200.000 tapi kini asset perusahaan sudah mencapai USD 50 juta. Turnover penjualan mencapai USD 200 juta setahun. Pabrik pengolahan ikan bukan hanya di Indonesia tapi juga di Thailand, China dan Korea. Belum lagi jaringan hotel dan travel agent yang tersebar hingga ke luar negeri. Apakah kau tidak bersyukur dengan semua ini? Ini berkah luar biasa. Betapa Tuhan sayang kamu. Tapi misi kau yang utama bukan menumpuk harta tapi bagaimana menjadikan anak kau menjadi orang yang paling banyak keuntungannya bagi orang lain. Peran kau sangat menentukan. Kamu ibu…”
“ Yuli butuh ayah. Bukan hanya ibu. “ Kata Yuni sambil mencubit lengan Burhan.
“ Sudah takdir kau mungkin menjadi single parent. Ikhlas sajalah dengan lalui hidup secara cerdas. Usia kau sudah kepala 4. Cobalah focus dengan anak kau saja. Jodoh engga usah di pikirkan tapi jikalau tiba jangan di tolak. Kamu sudah berkali kali gagal dan di kecewakan. Itu sudah cukup sebagai upaya kau mendapatkan jodoh. Selanjutnya serahkan ke Tuhan ya.”
“ Ya uda. “
“ Kalau stress, ajak Yuli piknik ke mana saja kau suka. Kamu kan ada rumah di Singapore, Perth, Kuala Lumpur.  Kalau bisa ajak Yuli umroh biar beliau mulai mengenal spiritual. Atau bangun tengah malam, sholat tahajud. Banyak cara lain untuk mengalihkan stress…kan engga usah mabok minuman keras. Itu merusak kesehatan dan juga menciptakan kau tergantung.Paham”
“ Ya paham. Engga boleh minum lagi.”
“ Bagus.Oh ya dulu kau aktif di kegiatan sosial keagamaan. Kenapa sehabis cerai dari Andi itu juga berhenti?
" Aku sibuk uda. Tapi nanti saya akan adakan lagi. Buat panti ya. "
" Terserah kamu. Kan ada dana CR yang bisa di salurkan untuk itu" 
" Ya."
" Dan satu lagi..Sholat jangan bolong bolong lagi ya."
" Ya uda. "
" Ingat sholat itu tanda kau online dengan Allah, sehingga bisa menahan kau dari perbuatan tercela dan menciptakan kau berpengaruh dalam kesabaran" 
" Ya uda. 

“ Pa..” Kata Yuli ketika menanti masakan di hidangkan.
“ Ada apa ?
“ Kata sobat Yuli , kok Yuli china tapi islam”
“ Loh banyak juga orang china yang beragama islam.”
“ Kalau gitu Yuli pakai Jilbab aja ya Pa. Teman Yuli di sekolah yang islam pakai jilbab semua.”
“ Bagus. Papa izinkan.”
Yuni ketawa kecil.
“ Kenapa kau ketawa”
“ Lucu aja liat mata sipit pakai jilbab. “
“ Engga lucu. Malah lebih cantik. “ Kata Burhan cepat.
“ Boleh ya ma. Besok Yuli pakai jilbab”
“ Ya boleh jikalau papa izinkan.”

***
Suatu dikala pada bulan puasa, Dari Yuni , Burhan mendapat kabar bahwa Yuli ada di kantor polisi. Kebetulan Burhan sedang di rumah. Pukul tiga pagi Burhan ke luar rumah untuk menemuinya di sana. Dari polisi Burhan tahu bahwa Yuli mengendarai kendaraan beroda empat dalam keadaan mabuk bersama teman-temannya. Yuli tidak punya SIM. Setelah membayar denda, Burhan membawa Yuni dan putrinya pulang. Saat itulah Burhan merasa bersalah sebagai sahabat. Selama ini Burhan seakan memanfaatkan Yuni sehingga beliau tidak ada waktu untuk menjaga buah hatinya dengan baik. Sesampai di rumahnya, Burhan mengajak Yuni berbicara dari hati ke hati.
“Saatnya kau kurangi kesibukan bisnis kamu, Yun. Sebelum holding terbentuk, urusan bisnis di luar negeri akan saya serahkan kepada profesional. Kamu cukup mengelola perusahaan yang ada di Jakarta.Nanti sehabis holding terbentuk kau akan jadi Presiden eksekutif mengontrol semua perusahaan dibawah holding. Waktu kau akan lebih santai.”
“Uda memecat Yuni?”
“Tidak.”
“Jadi?”
“Kamu akan tetap mendapatkan honor penuh walau kau tidak lagi punya posisi di perusahaan yang ada di luar negeri.”
“Terima kasih. Aku engga mau terima kebaikan demi kebaikan dari Uda. Biarkan saya bekerja keras dan mengambil risiko ini. Yuli  akan baik-baik saja.”
“Ini bukan soal kebaikan yang memang harus saya apply lantaran kau sahabatku.Tapi ini soal Yuli, putri kamu. Soal masa depannya. Penghasilanmu setiap bulan lebih dari cukup. Secara materi kau sudah punya segala-galanya. Kamu sudah sepatutnya menikmati hasil kerja kerasmu dan mulai lebih memperhatikan anak gadismu. Kurangi kesibukan, ya, Sayang.”
“Terima kasih untuk perhatian Uda. Boleh, kan, Yuni menolak usulan Uda? Please.”
Burhan tidak menanggapi. Tapi Yuni tahu jikalau Burhan sudah ambil keputusan maka itu tidak akan berubah. Kesempatan setahun di berikan Burhan ternyata tidak bisa ditepati oleh Yuni bahwa beliau akan mengatur waktu antara bisnis dan anak nya.
Sejak itu Yuni selalu murung. Seperti ada perasaan unsecure terhadap dirinya. Itu artinya beliau akan kehilangan jabatan di perusahaan yang ada di luar negeri. Dia sadar bahwa beliau hanya profesional, bukan pemegang saham utama, yang tak berhak apa pun di hadapan Burhan. Tapi beliau tidak ingin berjauhan dari bisnis dan akhirnya jauh dari Burhan. Walau beliau tahu niat Burhan baik, tetap sulit baginya untuk menerima. Yuni sudah jarang berbicara lantaran beliau selalu menghindar bertemu dengan Burhan. Seakan beliau ingin menghindar berbicara wacana masa depan anaknya yang akan berujung beliau kehilangan jabatan di perusahaan.
“Uda…Aku jatuh cinta” demikian pengakuannya suatu waktu.
“ Kepada siapa ?
“ Uda…”
Tak pernah Burhan bayangkan bila pada akhirnya Yuni yang telah menjadi kawan bisnis dan sahabat selama lebih 10 tahun, jatuh cinta kepadanya. Sesuatu yang tak pernah diduga. Bagi Burhan, korelasi selama ini hanya sebatas sahabat. Kalaupun ada kerjasama bisnis lantaran Burhan yakin Yuni akan menjaga kepercayaan itu sebagaimana beliau mempercayai Yuni . Burhan akui bahwa beliau menyayangi Yuni  namun beliau tidak pernah "jatuh cinta". Burhan menyayangi dan memoercayai Yuni mengelola perusahaan. Ya, cinta kepada sahabat yang menciptakan Burhan peduli dan menjaganya dengan rasa hormat.
Namun, ketika Burhan menolak dengan halus dan menyampaikan bahwa beliau tidak bisa jatuh cinta namun tetap menyayangi Yuni sebagai sahabat, Yuni  mengambil keputusan secara dramatis. Dia segera mengundurkan diri dari jabatan sebagai eksekutif tanpa minta pesangon. Dia kecewa. Dia merasa dicampakkan. Setelah itu beliau pergi menjauh dari Burhan. Berminggu-minggu Burhan mencarinya. Akhirnya, di temukan , Yuni  menginap di rumah temannya di luar negeri.
Dengan air mata berlinang Yuni berkata kepada  Burhan  “Tadinya Yuni punya pacar. Yuni sangat mencintainya. Penuh harap. Tapi sehabis pengorbanan yang Yuni berikan, pacar yuni memutuskan Yuni lantaran jatuh cinta denga perempuan lain. Pria itu tidak pernah jatuh cinta dengan Yuni, uda. TIdak pernah. Kemudian Yuni menemukan laki-laki yang baik , yang menuntun Yuni dalam kesabaran. Yuni mencintainya dengan tulus dan beliau pun menyayangi Yuni. Kami akhirnya menikah. Namun, setelah  Yuli lahir beliau menceraikan Yuni lantaran alasan ekonomi. Padahal dikala itu Yuni sangat membutuhkannya. Uda bantu saya dengan Tulus. Uda dukung saya menikah dengan laki-laki soleh, tapi akhirnya sehabis menikah , Yuni di poligami. Ketika YUni menolak , Yuni di ceraikan.
“ Sementara Uda, laki-laki yang Yuni kenal sebagai sahabat, tidak pernah jatuh cinta kepada Yuni lantaran Uda hanya jatuh cinta kepada istri Uda. Namun, Uda selalu ada untuk Yuni, menjaga Yuni, mendidik Yuni dengan sabar. Uda terlalu baik. Apakah salah bila Yuni jatuh cinta kepada Uda.? Yuni butuh suami dan Yuli  butuh ayah. Salahkah bila Yuni berharap?”
“Kalau saya menolak keinginanmu untuk menjadi istri, itu bukan berarti saya tidak mencintaimu. Aku ingin kita tetap menyerupai dulu lagi. Sebagai sahabat, saling menyayangi dan menjaga. Kamu dengan hidupmu dan saya dengan hidupku. Yakinlah, banyak laki-laki di luar sana yang bisa jadi suami kamu. Kamu anggun dan pribadimu juga cantik. Apa pun keadaan kamu, kita akan selalu bersama.”
Dia menangis mendengar kata-kata Burhan. Namun, itulah yang sanggup Burhan katakan tanpa harus berdusta kepada Yuni. Lantas, apa yang Burhan lakukan menghadapi problem ini? Bagaimanapun Burhan tidak mau kehilangan Yuni sebagai sahabat, kawan yang sukses mengelola bisnis, dan tentu Burhan tidak mau mengecewakan istrinya yang telah memberi kehidupan yang begitu indah. Apa yang harus Burhan lakukan?
Tidak ada jalan lain kecuali bercerita kepada istrinya. Ini saatnya  Burhan menceritakan semua hal wacana Yuni. Ketika Burhan sampaikan problem antara beliau dengan Yuni, serta perilaku tentangnya terhadap Yuni, istri Burhan mendengar dengan saksama. Setelah itu istri Burhan mengusulkan untuk mengundang Yuni  makan malam. Istri Burhan  meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja sehabis dinner. Burhan menyetujuinya.
Ketika makan malam bersama, istri Burhan berkata kepada Yuni, “Saya sudah tahu semua wacana kau dari suami saya. Saya hanyalah ibu rumah tangga. Saya hargai kau membantu suami saya selama ini lantaran beliau memang harus dibantu. Tapi ketahuilah bahwa beliau bukan suami yang pas untuk kamu. Kamu akan menderita lantaran itu dan saya terluka. Terimalah kenyataan. Kalau tidak bisa menerima, berdamailah dengan kenyataan. Ingatlah, Bapak akan selalu ada untuk kita, membagi cintanya dengan cara berbeda. Namun, beliau tidak akan jatuh cinta lagi. Paham, ya, Sayang.”
Yuni menangis mendengar kata-kata sejuk istri Burhan. Sementara itu, Burhan bingung, tidak tahu bagaimana harus bersikap. Di hadapannya ada dua wanita, yang punya tempat tersendiri di hati Burhan“Terima kasih, Bu. Terima kasih udah mengingatkan saya. Maafkan bila saya telanjur jatuh cinta kepada Bapak. Saya akan melupakan keinginan itu dan berdamai dengan kenyataan. Ya, Bapak akan selalu ada untuk kita. Membagi cintanya dengan cara berbeda. Saya akan terus bekerja keras untuk Bapak dan berkorban untuk cinta. Tentu Ibu akan tetap satu-satunya perempuan yang mendampingi Bapak dan berkorban untuk cinta. Ya, cinta yang berbeda lantaran posisi kita berbeda,” kata  Yuni dengan air mata berlinang.
“Syukurlah kau bisa memahaminya. Oh, ya, untuk kau tahu bahwa niat Bapak supaya kau punya waktu untuk putri kamu, itu bukan bermaksud menghilangkan hakmu di perusahaan. Bagaimanapun putri kau berhak atas kamu. Dia butuh kamu. Bukankah sukses kita sebagai orangtua ialah mendidik anak sukses dalam hidup sebagaimana Tuhan amanahkan kepada kita? Ya, kan?”
“Ya, Bu.Saya paham. Bapak sangat halus bersikap terhadap saya. Hatinya sangat mulia sebagai sahabat. Seharusnya saya mendengar sarannya dengan hati jernih. Ya. Seharusnya saya punya waktu lebih untuk putri saya lantaran sayalah ibunya.”
Istri Burhan memeluk Yuni. Mereka berpelukan sebagai ungkapan ketulusan untuk saling menghargai sesama perempuan tanpa harus menyakiti dan kecewa. Mencintai ialah pilihan dan hak bagi siapa saja, namun menikah ialah takdir Tuhan. Untuk menyadari ini tidak perlu harus merasa paling superior. Pada akhirnya, yang hendak dituju ialah nilai di hadapan Tuhan. Semua kembali pada niat baik dan keikhlasan sebagai sahabat atau istri. Lewat insiden ini Yuni disadarkan bahwa cinta yang beliau maknai menyerupai sebelumnya telah terkubur. CInta hakiki yang seharusnya beliau jemput yang sempat hilang, kini kembali. Ya sebuah makna bahwa menyayangi ialah lautan teramat luas yang tak bisa disekat dengan forum perkawinan sekalipun. CInta  berawal dari  Tuhan dan berakhir lantaran Tuhan, apapun itu, ia memberi dan berkorban lantaran Tuhan semata. Dari sosok Burhan beliau menemukan kelengkapan makna wacana cinta.

***



Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait