13 Desa Di Trenggalek Masuk Zona Ancaman Tsunami

13 Desa di Trenggalek Masuk Zona Bahaya TsunamiPantai Bangkokan Trenggalek/Foto: Adhar Muttaqin

Trenggalek -Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengaku ada 8 kabupaten di daerahnya rawan terjadi peristiwa tsunami. Polda Jatim akan melaksanakan pengamanan lebih ketat di 8 wilayah yang membentang di jalur Selatan Jawa Timur. Salah satunya Kabupaten Trenggalek.

Kepala Bagian Protokol dan Rumah Tangga Pemkab Trenggalek, Triadi Atmono menyampaikan di daerahnya ada 13 desa. 13 Desa itu berada di Kecamatan Watulimo, Munjungan dan Kecamatan Panggul tersebut yaitu Desa Tasikmadu, Prigi, Karanggandu, Nglebeng, Wonocoyo, Besuki.

"Kemudian Desa Ngulungkulon, Ngulungwetan, Munjungan, Masaran, Craken, Tawing dan Desa Bendoroto. Seluruh desa yang berada di pesisir tersebut masuk kategori zona ancaman tinggu tsunami," kata Triadi Atmono ketika dikonfirmasi, Senin (7/1/2019).

Terkait kondisi itu, pemerintah daerah telah melaksanakan serangkaian upaya antisipasi. Mulai dari infrastruktur pendukung hingga kesiap-siagaan dari masyarakat yang menghuni wilayah itu.

Di tempat pesisir tersebut ketika ini telah terpasang sejumlah sirine early warning system (EWS) yang siap dibunyikan apabila terjadi benca tsunami. Sirine tersebut terintegrasi dengan sentra pengendali BMKG.

"Keberadaan sirine itu rutin dilakukan perawatan dan investigasi oleh instansi yang berwenang, bahkan setiap tanggal 26 selalu dilakukan uji coba," ujarnya.

Dia mengatakan, BPBD Trenggalek juga telah memasang sejumlah rambu-rambu jalur penyelamatan apabila tsunami di pesisir selatan. Dalam rambu-rambu itu, warga diarahkan menuju titik kumpul di lereng perbukitan yang ada di sekitar desa.


"Hanya saja keberadaan rambu-rambu ini belum terpasang ke seluruh desa yang masuk zona ancaman tersebut. Dari BPBD setiap tahun selalu melaksanakan penambahan rambu-rambu. Harapannya nanti seluruh desa yang masuk tempat ancaman tinggi dapat terpasang semua," kata Triadi.

Triadi menjelaskan, selain infrastruktur untuk antisipasi tsunami, pemerintah daerah melalui BPBD juga melaksanakan serangkaian pendidikan wacana kebencanaan hingga simulasi penyelamatan diri pada ketika terjadi tsunami.

"Sejak 2013 kami membentuk kader anti tsunami atau Katsumi yang tersebar di tiga kecamatan tersebut, nah setiap kecamatan ada 60 kader sehingga totalnya 180 kader. Dari masing-masing kader itu membentuk kelompok-kelompok lagi di wilayahnya," imbuhnya.

Pembentukan kesiapsiagaan masyarakat dan petugas, terperinci dia, telah dilakukan ujicoba melalui gladi lapang tahun 2016 kemudian dengan melibatkan 1.000 warga, pegawapemerintah hingga relawan kebencanaan yang ada di Trenggalek.

"Gladi lapang itu dilakukan bagaimana proses penyelamatan diri seandainya terjadi tsunami, termasuk mitigasi, proses penanganan korban hingga jalur evakuasi, semua disimulasikan," jelasnya.

Sedangkan banyak sekali unsur pelajar juga tidak luput dari pelatihan wacana kesiap-siagaan peristiwa tsunami melalui sekolah bahari yang digelar BNPB di wilayah pesisir Prigi Trenggalek pada 2017 lalu.

"Saat itu pesertanya pelajar juga termasuk para relawan. Dalam proses sekolah bahari itu kami juga melaksanakan penanaman 5.000 mangrove, hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk antisipasi, harapannya apabila terjadu tsunami dapat memecah ombak sehingga melemah ketika hingga di perkampungan," kata Triadi.

Pihaknya berharap, dengan banyak sekali pembekalan yang telah dilakukan, masyarakat menjadi lebih siap dalam menghadapi risiko musibah tsunami. Yang lebih penting berdasarkan Triadi yaitu dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa.

"Karena ibarat kita ketahui pesisir selatan Trenggalek di tiga kecamatan itu masuk daerah berbahaya tingkat tinggi," imbuhnya.


Tonton juga video 'Pentingnya Siaga Tsunami di Pesisir Banyuwangi':

[Gambas:Video 20detik]


13 Desa di Trenggalek Masuk Zona Bahaya Tsunami


Sumber detik.com

Artikel Terkait