Juru bicara Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga menilai tindakan Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief mengunggah cuitan yang berisikan 7 kontainer surat bunyi tercoblos yakni mendeligitimasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tak hanya itu, upaya-upaya mendeligitimasi KPU juga telah dilakukan sebelumnya, yakni informasi 31 juta penduduk yang belum masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT), dan dipermasalahkannya kotak bunyi dari kardus.
“Ini sistematis mendelegitimasi KPU, mulai DPT, kotak kardus, lalu ini lagi sekarang,” ujar Arya Sinulingga ketika ditemui di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2019).
“Ini kan berkali-kali ada perjuangan untuk mendiskreditkan penyelenggara pemilu. Mulai dari kotak kardus lah. Eh ternyata semenjak zamannya SBY sudah dipakai, pemilu 2014 sudah dibentuk itu,” tambahnya.
Ketua DPP Partai Perindo ini merasa jikalau mendeligitimasi KPU merupakan gejala kekalahan dari kubu oposisi. Hal itu diyakini lantaran, tindakan-tindakan tersebut yakni salah satu cara untuk yang digunakan untuk menyerang KPU ketika kalah pada Pemilu nanti.
“Ini gejala kekalahan sebenarnya, kepanikan mulai muncul, alasannya mereka memindahkan daerah ke Jawa Tengah, enggak ada ngaruhnya. Makara ini gejala kekalahan mulai muncul,” ungkap Arya Sinulingga.
“Nanti ini akan mencoba ujung-ujungnya nanti jikalau gagal, kalah, menyampaikan alasannya penyelenggara sudah buruk semenjak awal, enggak bener semenjak awal, akan dapat dikomplainlah. Segala cara dilakukan alasannya penyelenggaranya enggak kredibel,” tutupnya. [okezone.com]