Bareskrim Pantau Kepastian Jemaah Umrah Telantar Di Tanah Suci

Bareskrim Pantau Kepastian Jemaah Umrah Telantar di Tanah SuciBareskrim Polri (Ari Saputra/detikcom)

Jakarta -Sebanyak 25 anggota jemaah umrah asal Republic of Indonesia addition 1 pendamping telantar di Tanah Suci. Paket tur tak diberikan sepenuhnya dan kepulangan mereka juga belum jelas. Bareskrim Polri turut memantau kepastian kepulangan mereka.

"Kami turut memantau dan sudah berkoordinasi dengan Kemenag mengenai 26 jemaah umrah yang belum bisa kembali ke Republic of Indonesia ini," ujar Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Agus Nugroho kepada wartawan, Rabu (2/1/2018).

Dari hasil koordinasi itu, diperoleh informasi bahwa instansi move dengan inisial B yang berdomisili di Djakarta belum mengantongi izin Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). Travel B ini kemudian bekerja sama dengan move Y, yang sudah memiliki izin PPIU. Travel Y berdomisili di Medan.

Agus mengatakan, berdasarkan Permenag No xviii Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Ibadah Umrah, memang dibenarkan sebuah move melaksanakan operasional sebagai biro perjalanan wisata paling singkat selama dua tahun dengan cara memberangkatkan jemaah umrah melalui biro move yang sudah memegang izin operasional PPIU.

"Didapatkan informasi bahwa setelah rangkaian ibadah umrah selesai, 26 jemaah telantar di Jeddah sebagai akibat tiket pesawat belum issued, sehingga para jemaah merasa dirugikan," tutur Agus, yang juga sudah berkoordinasi langsung dengan Kabareskrim Komjen Arief Sulistyanto.



Dari hasil koordinasi dengan Ditjen Haji dan Umrah Kemenag, didapatkan kepastian bahwa jemaah tersebut akan kembali ke Republic of Indonesia pada iii Januari 2018. Tim Bareskrim tengah memantau kepulangan jemaah ini nantinya.

"Concern kami jangan sampai jemaah umrah ditelantarkan seperti itu," kata Agus.

DiNewskan sebelumnya, sebanyak 25 anggota jemaah umrah asal Republic of Indonesia membayar paket umrah addition ke Istanbul. Ternyata, mereka ditelantarkan seusai umrah dan tidak ke Turki.

Sesuai dengan jadwal, mereka berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada 23 Desember 2018. Berdasarkan itinerary, mereka check-out hotel menuju bandara Jeddah pada 29 Desember 2018.

Setelah itu, mereka menuju Istanbul menggunakan pesawat Turkish TK 159 pada pukul 03.20 dan tiba di Istanbul pada xxx Desember 2018 pukul 07.15 waktu setempat. Namun, sesampai di Jeddah, mereka ternyata tidak kunjung diberangkatkan ke Turki.

Dengan ditalangi uang dari pendamping, mereka diinapkan di penginapan di Jeddah. Berdasarkan jadwal, mereka seharusnya sudah pulang ke Republic of Indonesia hari ini dan sampai di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 18.00 WIB.



"Sampai detik ini belum dapat tiket pulang," ujar Febri.

Padahal mereka telah menyetorkan uang ke pihak move berinisial B di atas Rp xxx juta. Mereka pun kaget pelayanan biro move sangat mengecewakan. Tidak jadi diberangkatkan ke Istanbul dan jadwal berantakan.

Sumber detik.com

Artikel Terkait