Bupati Nduga : Terima Kasih Pak Presiden, Pembangunan Dilanjutkan


Pemerintah Kabupaten Nduga membantah kalau masyarakatnya menolak pembangunan. Bupati Kabupaten Nduga, Yarius Gwijangge justru mengaku gres kali ini ada pembangunan di Nduga dan itu dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.

“Nduga itu kan masuk dalam NKRI, ya kami terang mendapatkan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah,” terang Yarius, kepada wartawan di Jayapura, dikala ditemui di Kantor Penerangan Kodam Cenderawasih, Selasa (1/1)

Ia pun berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang tetap melanjutkan pembangunan di daerahya, walaupun ada korban pembantaian di kawasan itu.

“Pembangunan silahkan jalan, penanganan mulai dari TNI-Polri, sambil jaga dan jamin keamanan, kami mendukung," jelasnya.

Sebagai kepala kawasan di Kabupaten Nduga, Yarius tak melarang dan tak membatasi kewajiban pegawapemerintah keamanan mengejar pelaku pembantaian di Nduga. Sebab kata Yarius, OPM yang diduga melaksanakan pembantaian ialah musuh bangsa dan negara.

“OPM ialah penghianat bangsa. Silahkan lakukan pengejaran hingga tuntas, asalkan jangan rakyat saya yang menjadi korban,” kata Yarius.

Minta Maaf

Bupati Yarius juga meminta maaf, selama kejadian ia tak berada di Nduga, melainkan berada di luar dalam urusan keluarga. Ia pun mengaku lebih menentukan diam, pasca kejadian pembantaian yang menewaskan 17 orang pekerja Istaka Karya dan 4 orang pekerja lainnya yang masih dinyatakan hilang.

“Kepada keluarga korban pembantaian, saya meminta maaf. Kami tak pernah merencakan kejadian itu dan pelaku pembantaian patut dieksekusi secara tuntas. Perbuatan mereka ialah biadab,” terang Yarius.

Yarius mengklaim selama tahun 2018, merupakan tahun kesialan dan penuh dengan kesedihan bagi semua orang, sehingga tahun 2019, ia berharap di Kabupaten Nduga harus lebih baik. Kami berpikir, bagaimana sanggup hidup berdampingan antara yang satu dengan yang lain, kekompakan, kebersamaan. "Jangan lagi ada saling menuduh, membunuh dan saling mempersalahkan satu dan yang lain," jelasnya.

Tak hanya itu saja, Yarius juga meminta maaf kepada Gubernur Papua, Lukas Enembe, hingga karenanya Gubernur Papua bicara emosi dan menjadi sorotan dalam penanganan kasus Nduga.

"Saat ini, dilema Nduga ialah dilema saya. Orang ramai bicara pemimpin harus bicara, tapi saya membisu hingga menjadikan gubernur emosi. Saya minta kita tak boleh salahkan gubernur," kata Yarius.

Dalam waktu dekat, ia akan kembali ke Nduga dan menciptakan tim, termasuk di dalamnya ada keterlibatan TNI-Polri, tim medis, guru, kemudian pihak lainnya, untuk bersama kembali menjalankan pelayanan sosial di Nduga. [kumparan.com]

Artikel Terkait