Ketika ekonomi Jerman terseok seok paska perang dunia pertama, tampilah seorang laki-laki yang bukan siapa siapa di panggung politik. Dia tampil dengan jargon bahwa perbaikan ekonomi Jerman hanya mungkin apabila Ras Yahudi di enyahkan dari Jerman. Karena ras Yahudi sebagai penyebab ekonomi Jerman hanya di kuasai oleh segelintir orang dan membuat negara lemah secara sistematis. Dengan jargon di hadapan rakyat kalah dan miskin itu , HItler memancing emosi secara kolektif dengan membuat musuh bersama semoga rakyat berada dalam barisan yang sama mendukungnya. Untuk memperkuat ikatan itu, Hitler menanamkan sifat sombong dan besar hati kepada rakyat bahwa bangsa Jerman yaitu ras ARIA, ras terbaik di dunia. Tahun 1933 ia terpilih sebagai Kanselir Jerman. Tahun 1934 Furhrer ( Pemimpin ) jerman meninggal. Hitler mengangkat dirinya sebagai Führer (Pemimpin) (Reich ketiga). Setelah itu , ia menjadi diktator Jerman. Ia menyatukan jabatan kanselir dan presiden menjadi Führer sekaligus dan menjadikan Nazi sebagai partai tunggal di Jerman. Ia juga seorang Ketua Partai Nasionalis-Sosialis (National Socialist German Workers Party atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei/NSDAP) yang dikenal dengan Nazi. Demokrasi di hapus.
Bagaimana dengan perbaikan ekonomi? tidak ada solusi yang kontruktif dan sistematis. HItler terus menyalahkan Yahudi sebagai biang memburuknya ekonomi Jerman. Juga negara tetangga yang menjadi daerah Yahudi hidup senang. Karena itu HItler tidak sulit memobilisasi rakyat untuk jadi militer dalam perang kolosal yang di ciptakannya. Perang dunia kedua terjadi dengan ambisi dan alasan yang sulit diterima dengan nalar sehat. Tapi rakyat yang dungu dan tidak rasional memang membuat pemimpin dapat berbuat apa saja, termasuk menjadi monster perang yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak 50 juta hingga 70 juta jiwa. Ini belum termasuk pembantaian etnis yahudi (Holocaust ) di perkirakan lebih dari 11 juta orang laki-laki, perempuan, bawah umur telah dibunuh dengan cara mengerikan. Apa alhasil ? HItler kalah. Tak ada mimpi menjadi kenyataan sesuai dengan dokrin yang dulu. Bahkan Hitler sukses menjadikan Jerman sebagai negara pecundang. Bangsa Aria yag di banggakan hanya jadi kupulan orang kalah dan menderita jawaban perang yang sia sia. Sombong dan besar hati diri telah membuat Tuhan menghukum Jerman dan menjadi pelajaran bagi sejarah dunia bahwa kekuasaan di dirikan dengan sifat sombong sesungguhnya melawan Tuhan, apalagi demi tujuan itu harus membunuh dan membantai orang tidak berdosa. Tuhan membuat Yahudi dan tidak melegitimasi kita membunuhnya kecuali menjadikan pelajaran semoga jangan memalsukan sifat mereka. Perbaiki sifat mereka dengan watak baik..
Cara HItler merebut kekuasaan menjadi ide oleh sekelonpok orang yang masih percaya rakyat bodoh dapat di tipu. Mereka berusaha menyalahkan keadaan ekonomi sebab etnis CHina dan berusaha membangun emosi rakyat untuk menjadikan apapun yang berbau china yaitu bahaya kemakmuran. Mengapa bukan etnis lain atau bangsa lain ibarat jepang dan eropa yang telah usang menguasai ekonomi Indonesia dari hulu hingga hilir? Ya sebab Jepang dan Eropa , AS percaya kepada Tuhan. Alasan ekonomi kurang efekfit untuk memusuhi gila di luar China. Tapi jikalau China di samping alasan ekonomi juga dapat dengan gampang menggiring orang fanatik untuk bersatu dalam barisan dengan tujuan melawan etnis dan negara yang anti Tuhan. Karena stikma komunis anti Tuhan menempel di otak yang buta ilmu pengetahuan. Demi agama dan Tuhan mereka gampang di giring jadi militant dan bahkan jadi mesin pembunuh kepada yang berbeda. Kebencian terhadap China terus di tiupkan oleh banyak sekali pihak. Padahal perlakuan pemerintah terhadap investasi China sama dengan Negara lain sesuai dengan UU PMA, yang hingga kini belum di rubah. Tapi mereka yang meniupkan kebencian itu tidak melihat aspek legalitas keberadaan investasi china. Karena kritik politik ini di bertujuan menggiring orang buta politik untuk percaya dan berbaris rapi di belakang kaum haus kekuasaan
Untuk di ketahuai bahwa ketika kini negara yang paling berpengaruh sumber daya keuangannnya yaitu CHina. Bila China di curigai buta dan di kecam dengan analisa buta, tentu dapat di tebak maksud dibalik itu semua. Ini kritik politik. Mengapa? Coba perhatikan kemana arahnya tujuan mereka : Mereka menolak China membantu pemerintah semoga Jokowi kehilangan susukan mendapat financial resource memacu investasi dalam negeri. Bila tidak ada investasi maka tidak ada pertumbuhan ekonomi. Mata uang akan jatuh dan hutang akan gagal bayar, ekonomi akan collapse. Dan chaos niscaya terjadi. Saat itulah mereka tampil merebut kekuasaan kolam pendekar kesiangan. Dan kalaupun mereka berkuasa maka yang terjadi yaitu pembatalan demokrasi dan menangkapi siapa saja yang berbeda , juga membunuh... Tapi seni administrasi berpolitik ibarat itu kurang arif secara intelektual. Dengan masa globalisasi ketika kini ini , cara itu tidak laris lagi. Rakyat Indonesia kini tidak sebodoh rakyat Jerman di tahun 1932. Kalaupun ada yang bodoh tidak lebih 10% dari populasi rakyat dan selalu gagal membangun koalisi di antara mereka sebab dasar dan niatnya memang tidak di ridhoi Tuhan.