Jakarta -Foto anggota TNI yang mengacungkan jari jempol dan telunjuk beredar di media umum dan WhatsApp. Foto ini kemudian dikait-kaitkan dengan simbol pertolongan kepada pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Padahal yang sebetulnya terjadi jauh dari urusan Pilpres.
Kadispen Tentara Nasional Indonesia AD Brigjen Candra Wijaya menjelaskan foto tersebut ialah foto lawas yang artinya dibentuk sebelum ada penentuan nomor urut pasangan capres-cawapres. Dia menyampaikan jari jempol dan telunjuk tersebut menawarkan kode lulusan Akademi Militer (Akmil).
Candra menambahkan, terkait foto anggota Tentara Nasional Indonesia dengan pose jempol dan telunjuk dapat merujuk pada penjelasan yang sebelumnya disampaikan Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"(Terkait pose tersebut) dapat merujuk pada penjelasan Panglima Tentara Nasional Indonesia dan Kapolri, bahwa foto-foto tersebut diambil beberapa waktu bahkan tahun yang lalu. Mereka menawarkan kode Lulusan Akmil 87, 92, 97, dan lain-lain," kata Candra lewat pesan singkat, Senin (7/1/2018).
Sebelumnya, Panglima Tentara Nasional Indonesia dan Kapolri memang sudah angkat bicara soal foto keduanya yang berpose dua jari. Baik Hadi maupun Tito menegaskan TNI-Polri netral pada Pemilu 2019.
"Beberapa hari ini, aku dengan Pak Kapolri sering mendapat kiriman foto terkait dengan kode tertentu yang dipakai lichting (atau) angkatan Akabri, mulai lichting 87 angkatan Pak Tito, ada juga lichting 92, ada juga lichting aku Lemhannas angkatan 20," kata Hadi menyerupai dilansir Antara.
Penjelasan ini disampaikan oleh Hadi dan Tito kepada wartawan di sela-sela mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Lampung Selatan, Rabu (2/1) lalu. Penjelasan Panglima Tentara Nasional Indonesia juga disampaikan dalam pernyataan dari Puspen TNI.
Dia menyampaikan kode dua jari itu bahwasanya pertanda soliditas antar lulusan. Hadi sempat menawarkan foto yang ia maksud banyak beredar tersebut, yaitu foto Tentara Nasional Indonesia dengan gaya dua jari telunjuk dan ibu jari menyerupai pistol. Dia menyampaikan dalam beberapa waktu terakhir, foto mereka dengan dua jari tersebut beredar luas. Hadi menegaskan bahwa TNI-Polri tetap memegang teguh netralitas.
Hal senada disampaikan Tito. Dia menegaskan foto dengan kode dua jari membentuk pistol itu diambil jauh sebelum penetapan pasangan calon presiden.
"Ya aku juga sudah mengklarifikasi kepada teman-teman 87 itu, foto-foto yang diunggah itu, yang kebetulan kodenya jarinya itu menyerupai dengan salah satu pasangan calon, itu fotonya diambil jauh sebelum penetapan pasangan calon tadi," katanya.
Menurut Tito, kode jari itu sudah dimiliki angkatannya lebih dari 20 tahun. "Kode jari itu sudah usang sekali, sudah lebih dari 20 tahun, bila kita bertemu, kemudian dengan satu Polisi Republik Indonesia kemudian teman-teman TNI, kita sodorkan kode jari itu berarti ialah satu angkatan kita. Itu kode saja," tambah Tito.
Hadi dan Tito setuju menginstruksikan jajarannya biar sementara waktu tidak memakai kode jari. Itu alasannya ialah kode tersebut rawan disalahtafsirkan.
Sumber detik.com