Gaza Dan Hamas ?

Tahun kemudian atau tepatnya bulan september 2013 ,Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, pada hearing  dengan para anggota Senat menyampaikan bahwa negara-negara Arab telah menunjukkan dana operasional jikalau Amerika Serikat tetapkan serangan ke Suriah.Mengapa ? Karena rezim Bashar al-Assad  didukung oleh Iran-Syiah. Pada tanggal 15 Juni yang lalu, As-Sisi, presiden perebutan kekuasaan di Mesir dikala ini, juga telah merestui Israel untuk melaksanakan serangan ke Gaza dengan tujuan menghancurkan segala potensi militer, terutama yang dimiliki oleh Hamas. As-Sisi sangat bersemangat dalam hal ini alasannya yakni Hamas tak lain yakni Ikhwanul Muslimin di Palestina, yang berada tak jauh dari mereka di dataran Sinai. Sikap  As-Sisi ini diamini oleh  Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Televisi channel 2 Israel memberitakan bahwa Emirat bersedia mendanai setiap serangan militer yang dilakukan Israel ke Hamas di Gaza. Salah seorang menteri Israel juga sudah berkunjung ke Dubai untuk membahas duduk masalah ini. Oleh alasannya yakni itu, tak mengherankan jikalau Simon Peres pernah mengatakan, “Dulu kita sendirian, dikala ini kita tak lagi sendirian. Mengapa ? Mesir dan Arab beserta sekutunya memang tidak menginginkan Hamas memimpin pemerintah Palestina walau Hamas menang lewat pemilu Demokratis. Mereka lebih menginginkan Fatah yang memimpin Palestina alasannya yakni lebih loyal kepada mereka dan sesuai dengan agenda Amerika. Namun Hamas didukung oleh Iran-Syiah,yang tentu dibelakang Iran ada China dan Rusia. 

Maka dengan lingkaran hati Israel melaksanakan aksi militernya, Selasa (8/7/2014), banyak warga yang tewas. Ini killing field. Sejak awal aksi Israel ke Jalur Gaza pada Selasa pagi (8/7), 111 orang Palestina telah tewas dan 780 orang cedera.dan ini terus bertambah. Memang, sudah usang Israel “bernafsu” menguasai wilayah Gaza. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan. Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang menciptakan rakyat Gaza kesulitan memperoleh materi makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan semenjak 2006. Dan sampai 2014, blokade rapat itu masih dilakukan Israel.Nah, blokade itu terang mendatangkan duduk masalah besar bagi Gaza. Ekonomi mandek. Warga kelaparan. Dan yang jatuh sakit, akan makin kesakitan. Tapi apa yang terjadi? Penduduk Gaza ternyata tetap bertahan. Bahkan perlawanan Gaza terhadap Israel semakin menguat. Tak terhitung kalinya rudal dilemparkan kearah Israel namun dengan gampang di intercept oleh Iron Dome yang dimiliki Israel sementara Israel terus menghantam  Gaza dengan rudal. Dua hari sesudah serangan israel terhadap Gaza, Iran menyampaikan bahaya kepada Israel bahwa Israel  akan menghadapi reaksi kelompok-kelompok perlawanan Palestina yang akan menciptakan Tel Aviv menyesal. Ini sinyal bahwa Iran akan masuk medan tempur.Ini sangat angker apalagi pada tanggal 1 juli , Iran berhasil melaksanakan uji coba rudal yang bisa mengecoh Iron Dome dan bisa menjangkau kota kota di Israel.

Benarlah, sesudah menghantam habis-habisan pemukiman sipil Palestina di Jalur Gaza, tanggal 13/7 gantian Ezz-Eddin Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, yang menembaki Tel Aviv dengan peluru kendalinya, roket J-80. Menurut laporan Rai al-Youm, harian Israel Yediot Aharonot menyatakan bahwa Iran telah menyelundupkan ke Hamas rudal dengan jarak tempuh yang belum pernah ada sebelumnya (dalam perang Palestina-Israel), yaitu mencapai 110 kilometer, dengan kecepatan 6,5 mach. Ada puluhan rudal dengan jenis yang sama dan berat 120 kg ditempatkan di Gaza.Roket-roket gres tersebut dinamai para syuhada yang telah gugur menyerupai Ahmad Al-Jaabari, seorang pemimpin Hamas yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel dua tahun lalu. Radio Israel mengakui bahwa roket-roket Palestina menghantam kota-kota pesisir tengah Herzliya dan Bat Yam serta Tel Aviv. Sirene peringatan dibunyikan di beberapa kota Israel, termasuk Tel Aviv, Netivot, Rishon Lezion, Ashdod, Sderot, Be'er Sheva, Merhavim, Ramat Gan, Bnei Brak, Petah Tikva, Gianyar, Rehovot, Yavne, Nes Tziona, Lod, Ramle, Kiryat Maleakhi dan Ashkelon, serta Yerusalem, Beit Shemesh, dan daerah Laut Mati. Tak kurang dari empat juta warga negara Zionis itu berhamburan keluar rumah dan terpaksa berlindung ke dalam ke tempat-tempat yang lebih aman, termasuk ke dalam bunker-bunker yang tersedia.

Melalui jejaring sosial menyerupai Facebook, saya melihat hampir setiap hari ada info kekejaman Israel terhadap rakyat palestina. Foto vulgar korban akhir rudal itu diperlihatkan dengan jelas. Memang sangat ampuh membangkitkan amarah umat islam di Indonesia dan tentu gampang menciptakan umat islam menyampaikan kontribusi  kepada rakyat Palestina. Akankah sumbangan ini membantu rakyat Palestina? Tidak! Bantuan dana atau apalah, hanyalah menyerupai membuang  sabun kedalam kolam mandi. Memang disisi Allah tetap ada nilai pahalanya apabila pemberian itu diberikan dengan tulus namun untuk tujuan usaha menciptakan rakyat palestina bebas dari serangan israel yakni sia sia. Mengapa ? Ini bekerjsama bukanlah perang antara Palestina dan Israel tapi perang antara  Iran dan israel yang didanai oleh Arab dan Emirat Arab. Banyak alasan yang bisa diperdebatkan mengapa harus ada perang dan alhasil mengorbankan penduduk sipil namun satu hal yang tak bisa dibantah bahwa ini bukan perang antara suni dengan syiah, arab vs Israel tapi ini perang berafiliasi dengan geostrategis Amerika untuk memperkuat posisi tawar dalam business multi trilion dollar dikawasan kaya minyak dan gas itu. Palestina tidak akan pernah merdeka seutuhnya sebelum negara Arab, Emirat Arab , Mesir sanggup lebih dulu merdeka dari kendali Amerika. Itu hanya mungkin bila pemimpin Arab,Mesir, emirat sanggup mengalahkan nafsu dunianya lebih dahulu...Mungkinkah?

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait