Showing posts sorted by relevance for query palestina. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query palestina. Sort by date Show all posts

Kemerdekaan Palestina


Status Palestina sebagai Pemerintahan Otoritas yang dideklarasikan pada tanggal 15 november 1994 menurut kesepakatan oslo antara PLO dan Israel. Keberadaan Otoritas Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza juga tidak sepenuhnya didukung oleh kekuatan politik Palestina. Tahun 2007 Hamas berhasil merebut Gaza dari Otoritas Palestina. Fatah berkuasa atas Tepi Barat  Dua kelompok ini punya taktik berbeda dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Hamas lebih menentukan jalur kekerasan atau tidak mengakui Israel. Namun Fatah lebih menentukan jalur diplomatic legalisasi Israel. Setelah melalui usaha yang panjang kesudahannya pada tanggal 29 November Palestina diakui sebagai sebuah Negara lewat voting di PBB. Upaya usaha diplomatic Palestina di lembaga international yang meminta dijadikan sebagai Observer state PBB yakni smart. Mengapa ? Pertama, lantaran dengan itu maka Palestina harus diakui sebagai sebuah Negara dan legitimate secara hokum International. Kedua kalau ditempuh keanggotaan tetap PBB niscaya akan di veto oleh DK PBB. Dengan status sebagai Negara maka Palestina berhak menjadi anggota lembaga multilatarel dibawah PBB dan bangun sejajar dengan Negara manapun untuk berbicara wacana hak- haknya sebagai Negara berdaulat.

Apa yang sekarang dicapai oleh Palestina merupakan proses panjang dari usaha Nasionalisme Arab terhadap pendudukan Israel di wilayah Palestina atau tepatnya legalisasi AS dan Barat dibawah PBB  atas berdirinya Negara Israel diwilayah Palestina. Tahun 1967 terjadi Perang Arab –israel. Pihak Arab terdiri dari Mesir, Suriah, Libanon dan didukung secara tidak eksklusif oleh Arab Saudi, Kwait, Sudan, Aljazair dan Irak. Dalam perang yang hanya berlangsung enam hari pasukan Arab yang dipimpin oleh Mesir terpaksa mengakui keunggulan Israel. Akibat perang ini wilayah kekuasaan Israel bertambah tiga kali lipat yang terdiri dari Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, Tepi Barat (termasuk Yerusalem Timur), dan Dataran Tinggi Golan. Batas Israel bertambah paling sedikit 300 km ke selatan, 60 km ke timur, dan 20 km ke utara. Pan Arab tidak mendapatkan kalah begitu saja. Pada oktober 1974 terjadi kembali perang yang dikenal dengan perang Yom Kippur atau Perang Ramadhan. Pada perang ini persatuan Arab dipimpin oleh Mesir, Suriah , Libia  berhadapan dengan Israel. Walau perang ini pada kesudahannya dimenangkan oleh Israel namun pasukan mesir barhasil memasuki wilayah Israel dan pelajaran termahal bagi Israel bahwa mereka tidak terlalu kuat.

Sebetulnya perang tahun 1967 yakni kelanjutan dari perang Arab –Israel tahun 1948-1956 yang dikenal dengan krisis jalan masuk Suez yang sepenuhnya dimenangkan oleh Israel. Singkatnya berkali kali perang terjadi dengan korban jiwa tak sedikit dikedua belah pihak namun tak satupun dimenangkan oleh Pan Arab. Mungkin disebabkan Arab Saudi dan Artikel Babo tidak serius menunjukkan tunjangan penuh atau tidak terlibat eksklusif dalam perang tersebut yang beda dengan Mesir, Suriah, Yordan, Libia, Sudan yang terlibat langsung. Ketika Naser Jatuh dan digantikan oleh Anwar Sadat, ia melihat situasi secara keseluruhan. Bahwa perang ini yakni konyol.Ini bukan perang antara Israel dan Arab tapi antara Arab dan AS( juga Barat). Tak ada gunanya perang lagi. Saatnya berdamai dengan Israel dengan impian Mesir berhasil mendapatkan kembali wilayah yang direbut oleh Israel. Tahun 1978 perjanjian Cam David  ditanda tangani dan setahun kemudian kesepakatan tenang terjadi dengan Mesir mengakui Israel sebagai Negara ditanah Palestina. Israel berjaji untuk menyerahkan Sinai kepada Mesir. Karena Perjanjian Damai itupula Anwar Sadat terbunuh oleh kelompok Islam fundamentalis.

Sejak kekalahan perang Yom Kippur, duduk kasus nasib bangsa Palestina menjadi terkatung katung. Apalagi Yordania pun sesudah itu menentukan untuk netral. Tidak lagi berniat untuk berperang dengan Israel. Karena akhir perang enam hari, Yordania kehilangan  Jerusalem Timur  dan Tepi Barat.  Sikap Yordania  menimbulkan amarah dari pegerakan  Kemerdekaan Palestina ( PLO ) yang menerima kawasan di Yordania. Kelompok pergerakan berusaha untuk menggulingkan Raja  namun gagal yang berakibat Raja Husein mengusir PLO keluar dari Yordania .PLO pindah ke LIbanon dan Tunisia. Suriah pun kesudahannya menentukan gencatan senjata dengan Israel namun menolak perjanjian Damai. Karena Suriah tetap menuntut dikembalikannya  Dataran Tinggi Golan dan  ditolak oleh Israel. Namun perilaku Suriah tidak lagi ibarat awalnya membela kepentingan Arab Palestina. Ini pula penyebab terjadi pergolakan di Suriah oleh kelompok usaha Arab- Palestina yang terdiri dari banyak sekali faksi. Arab Saudi, Kwait, Emirat Arab, Qatar, menentukan tak mau lagi ambil resiko berperang dengan Israel dan mereka menentukan aliansi strategis dengan israel ( AS/Barat)  untuk kemakmuran mereka sendiri. 

Saat sekarang satu satunya yang ada di front melawan Israel yakni Iran namun Iran mencar ilmu banyak dari kekalahan perang masa kemudian dari Pan Arab terhadap Israel. Itu sebabnya iran memperkuat riset persenjataan, kemandirian dibidang Ekonomi khususnya pangan dan Industri sambil memperkuat aliansi geoekonomi dan geopolitik dengan Rusia dan China. Melalui operasi intelligent yang rumit, Iran berhasil menunjukkan tunjangan kepada pejuang Palestina di libanon. Secara membisu diam memberi tunjangan senjata dan keahlian militer kepada Pejuang palestina di Gaza. Politik Arab Spring disikapi oleh Iran melalui gerakan mendasar islam syiah untuk ambil potongan dalam perubahan politik di Mesir, Libia, Tunisia , Suriah dan Irak. Agar dalam setiap perubahan politik tersebut Iran sanggup ikut mengontrol politik kekuasaan untuk bersama sama dalam satu barisan berhadapan dengan Israel. Namun ini disikapi curiga oleh Arab Saudi dan Qatar yang mendengungkan issue syiah sebagai bahaya Sunni. Itu sebabnya Suriah menjadi rebutan dampak antara Syiah dan Sunni. Liga Arab di front tersendiri menunjukkan tunjangan kepada Fatah yang tak sejalan dengan Iran, dan ini menciptakan kesatuan Rakyat Palestina terbelah menyangkut mahzab dalam Islam.

Setelah PBB mengakui Palestina sebagai Negara maka usaha berikutnya yakni bagaimana mendorong bangsa Palestina untuk bersatu dan terus berjuang secara diplomasi untuk menyudutkan Israel dalam setiap perebutan hegemoni politik diwilayah pendudukannya. Harap dicatat bahwa Israel yang didukung penuh oleh AS tidak sekuat dulu lagi. Apalagi AS sedang kesulitan likuiditas akhir krisis. Israel juga sedang mengalami krisis ekonomi. Inggeris akan lebih bahagia mengisolasi Israel dan pro Palestina biar geo economynya di TImur Tengah lebih terjamin lantaran sentimen agama islam lebih menguntungkan dalam jangka panjang. Setelah Palestina menjadi negara maka China akan lebih legitimate menunjukkan tunjangan politik dan ekonomi. Upaya ini hanya akan berhasil apabila bangsa Arab seluruhnya kembali bersatu. Jangan ada lagi konpilik Sunni- Syiah lantaran semua umat islam menghadap ke baitullah. ... Mungkinkah?

Sumber https://culas.blogspot.com/

Gaza Dan Hamas ?

Tahun kemudian atau tepatnya bulan september 2013 ,Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, pada hearing  dengan para anggota Senat menyampaikan bahwa negara-negara Arab telah menunjukkan dana operasional jikalau Amerika Serikat tetapkan serangan ke Suriah.Mengapa ? Karena rezim Bashar al-Assad  didukung oleh Iran-Syiah. Pada tanggal 15 Juni yang lalu, As-Sisi, presiden perebutan kekuasaan di Mesir dikala ini, juga telah merestui Israel untuk melaksanakan serangan ke Gaza dengan tujuan menghancurkan segala potensi militer, terutama yang dimiliki oleh Hamas. As-Sisi sangat bersemangat dalam hal ini alasannya yakni Hamas tak lain yakni Ikhwanul Muslimin di Palestina, yang berada tak jauh dari mereka di dataran Sinai. Sikap  As-Sisi ini diamini oleh  Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Televisi channel 2 Israel memberitakan bahwa Emirat bersedia mendanai setiap serangan militer yang dilakukan Israel ke Hamas di Gaza. Salah seorang menteri Israel juga sudah berkunjung ke Dubai untuk membahas duduk masalah ini. Oleh alasannya yakni itu, tak mengherankan jikalau Simon Peres pernah mengatakan, “Dulu kita sendirian, dikala ini kita tak lagi sendirian. Mengapa ? Mesir dan Arab beserta sekutunya memang tidak menginginkan Hamas memimpin pemerintah Palestina walau Hamas menang lewat pemilu Demokratis. Mereka lebih menginginkan Fatah yang memimpin Palestina alasannya yakni lebih loyal kepada mereka dan sesuai dengan agenda Amerika. Namun Hamas didukung oleh Iran-Syiah,yang tentu dibelakang Iran ada China dan Rusia. 

Maka dengan lingkaran hati Israel melaksanakan aksi militernya, Selasa (8/7/2014), banyak warga yang tewas. Ini killing field. Sejak awal aksi Israel ke Jalur Gaza pada Selasa pagi (8/7), 111 orang Palestina telah tewas dan 780 orang cedera.dan ini terus bertambah. Memang, sudah usang Israel “bernafsu” menguasai wilayah Gaza. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan. Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang menciptakan rakyat Gaza kesulitan memperoleh materi makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan semenjak 2006. Dan sampai 2014, blokade rapat itu masih dilakukan Israel.Nah, blokade itu terang mendatangkan duduk masalah besar bagi Gaza. Ekonomi mandek. Warga kelaparan. Dan yang jatuh sakit, akan makin kesakitan. Tapi apa yang terjadi? Penduduk Gaza ternyata tetap bertahan. Bahkan perlawanan Gaza terhadap Israel semakin menguat. Tak terhitung kalinya rudal dilemparkan kearah Israel namun dengan gampang di intercept oleh Iron Dome yang dimiliki Israel sementara Israel terus menghantam  Gaza dengan rudal. Dua hari sesudah serangan israel terhadap Gaza, Iran menyampaikan bahaya kepada Israel bahwa Israel  akan menghadapi reaksi kelompok-kelompok perlawanan Palestina yang akan menciptakan Tel Aviv menyesal. Ini sinyal bahwa Iran akan masuk medan tempur.Ini sangat angker apalagi pada tanggal 1 juli , Iran berhasil melaksanakan uji coba rudal yang bisa mengecoh Iron Dome dan bisa menjangkau kota kota di Israel.

Benarlah, sesudah menghantam habis-habisan pemukiman sipil Palestina di Jalur Gaza, tanggal 13/7 gantian Ezz-Eddin Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, yang menembaki Tel Aviv dengan peluru kendalinya, roket J-80. Menurut laporan Rai al-Youm, harian Israel Yediot Aharonot menyatakan bahwa Iran telah menyelundupkan ke Hamas rudal dengan jarak tempuh yang belum pernah ada sebelumnya (dalam perang Palestina-Israel), yaitu mencapai 110 kilometer, dengan kecepatan 6,5 mach. Ada puluhan rudal dengan jenis yang sama dan berat 120 kg ditempatkan di Gaza.Roket-roket gres tersebut dinamai para syuhada yang telah gugur menyerupai Ahmad Al-Jaabari, seorang pemimpin Hamas yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel dua tahun lalu. Radio Israel mengakui bahwa roket-roket Palestina menghantam kota-kota pesisir tengah Herzliya dan Bat Yam serta Tel Aviv. Sirene peringatan dibunyikan di beberapa kota Israel, termasuk Tel Aviv, Netivot, Rishon Lezion, Ashdod, Sderot, Be'er Sheva, Merhavim, Ramat Gan, Bnei Brak, Petah Tikva, Gianyar, Rehovot, Yavne, Nes Tziona, Lod, Ramle, Kiryat Maleakhi dan Ashkelon, serta Yerusalem, Beit Shemesh, dan daerah Laut Mati. Tak kurang dari empat juta warga negara Zionis itu berhamburan keluar rumah dan terpaksa berlindung ke dalam ke tempat-tempat yang lebih aman, termasuk ke dalam bunker-bunker yang tersedia.

Melalui jejaring sosial menyerupai Facebook, saya melihat hampir setiap hari ada info kekejaman Israel terhadap rakyat palestina. Foto vulgar korban akhir rudal itu diperlihatkan dengan jelas. Memang sangat ampuh membangkitkan amarah umat islam di Indonesia dan tentu gampang menciptakan umat islam menyampaikan kontribusi  kepada rakyat Palestina. Akankah sumbangan ini membantu rakyat Palestina? Tidak! Bantuan dana atau apalah, hanyalah menyerupai membuang  sabun kedalam kolam mandi. Memang disisi Allah tetap ada nilai pahalanya apabila pemberian itu diberikan dengan tulus namun untuk tujuan usaha menciptakan rakyat palestina bebas dari serangan israel yakni sia sia. Mengapa ? Ini bekerjsama bukanlah perang antara Palestina dan Israel tapi perang antara  Iran dan israel yang didanai oleh Arab dan Emirat Arab. Banyak alasan yang bisa diperdebatkan mengapa harus ada perang dan alhasil mengorbankan penduduk sipil namun satu hal yang tak bisa dibantah bahwa ini bukan perang antara suni dengan syiah, arab vs Israel tapi ini perang berafiliasi dengan geostrategis Amerika untuk memperkuat posisi tawar dalam business multi trilion dollar dikawasan kaya minyak dan gas itu. Palestina tidak akan pernah merdeka seutuhnya sebelum negara Arab, Emirat Arab , Mesir sanggup lebih dulu merdeka dari kendali Amerika. Itu hanya mungkin bila pemimpin Arab,Mesir, emirat sanggup mengalahkan nafsu dunianya lebih dahulu...Mungkinkah?

Sumber https://culas.blogspot.com/

Palestina?


Mungkin sebagian orang awam bertanya tanya, ada apa dengan Timur Tengah? Mengapa lebih banyak didominasi umat islam di Timur Tengah tidak sanggup melawan Israel ? Mengapa mereka membiarkan Israel berbuat sesukanya terhadap penduduk Palestina di Gaza ? Apakah tidak ada secuilpun empathi dari Penduduk Arab yang kaya raya untuk berbuat sesuatu bagi Rakyat Palestina. Apalagi mereka bertetangga. Bukankah rasul mengajarkan kepada umat islam untuk saling tolong menolong dengan tetangga. Dan lagi bagi islam, semua yang  seiman yaitu bersaudara.  Selanjutnya mengapa Eropa dan AS yang katanya cinta perdamaian diatas nilai nilai demokrasi justru tidak berbuat apapun untuk menahan nafsu Israel menindas Rakyat palestina. Bukankah mereka begitu bersemangat membela pro demokrasi di Syria. Bahkan mengecam rezim Syria yang kejam kepada rakyatnya sendiri. Tapi mengapa tidak melaksanakan hal yang sama kepada Israel yang menindas rakyat bangsa lain ? Mengapa Arab Saudi, Qatar tidak melaksanakan hal yang sama kepada Palestina menyerupai mereka mendukung pejuang pro demokrasi di syria. Dan saat terdengar Iran mendukung Hamas, semua Negara Barat, AS termasuk Arab mengecam Iran. Mengapa ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas, ada baiknya kita melihat kebelakang soal sejarah terbentuknya Negara Negara yang ada di TImur Tengah kini khususnya Arab. Pada tahun 1517 Syria dan Mesir diduduki Oleh Ottoman. Dan sesudah itu operasi penaklukan terus berlangsung hingga menduduki Iraq dan bagian-bagian wilayah Arabia. Ketika masuk kurun 19 kekuasaan Ottoman sudah mulai melemah alasannya yaitu wabah korupsi dan pada waktu bersamaan semakin banyaknya Negara taklukan untuk melepaskan diri dari Ottoman. Puncaknya yaitu saat Perang Dunia Pertama dimana Ottoman terpaksa harus menjalin aliansi dengan German untuk berhadapan dengan Inggeris dan Francis.  Bila perang sebelumnya dimana Ottoman lebih banyak dibantu oleh penduduk local dengan dasar keimanan demi tegaknya khilafah islam. Namun dalam perang Dunia Pertama ini , Thomas Edward Lawrance, perwira intelijen Inggris berhasil meloby suku-suku arab untuk berada dipihak Inggeris.  Korespondensi Pemimpin Mekkah Hussein bin Ali dengan Komisioner Tinggi Inggris di Mesir, Sir Henry McMahon pada tahun 1914-1915 yaitu satu bukti bahwa bangsa Arab dibalik komplotan mengalahkan pasukan Ottoman dalam perang dengan Inggeris dan Francis. Makara bagi suku Arab lebih baik bersekutu dengan orang kafir asalkan sanggup tahta dan mahkota daripada bersatu untuk meninggikan Agama. 

Kekalahan Ottoman yang mulai nampak dan kejatuhan Dinasti diambang pintu, pada moment inilah dimanfaatkan oleh para Kepala Suku Arab  untuk menagih kesepakatan kepada Inggeris dan Francis. Inggeris dan Francis tidak ingin menciptakan kemerdekaan bangsa Arab dalam satu Negara alasannya yaitu ini akan membahayakan kepentingan masa depan Inggeris. Arab yang bersatu sudah cukup ditangan Ottoman. Itu masa lalu. Arab masa depan harus dipecah pecah semoga mereka lemah dan tetap tergantung dengan Barat. Ini terungkap dalam perjanjian antara Inggeris dan Francis yang dikenal dengan perjanjian Sykes-Picot 1917. Tapi jauh diseberang lautan ada komunitas yahudi di Eropa yang juga mengingingkan hak akan wilayah Timur Tengah. Walau mereka tidak lagi bermukim di Timur Tengah dan kebanyakan berada diluar negeri namun mereka tetap inginkan hak akan tanah di wilayah itu. Sebetulnya tidak ada kewajiban dari Inggeris dan Francis untuk menyebarkan wilayah kepada komunitas Yahudi alasannya yaitu tidak ada tugas Yahudi sama sekali dalam memenangkan peperangan melawan Ottoman.

Baron Rothschild,  yang dikenal sebagai Konglomerat banker Yahudi mencoba mendekati Inggeris yang ia tahu sedang dalam kesulitan keuangan jawaban perang. Baron Rothschild, mengajukan anjuran untuk membeli tanah yang ada di wilayah Palestina untuk pemukiman bangsa Yahudi. Makara ini sama menyerupai pengusaha minta daerah atau block city untuk dibangun perumahan exclusive. Inggeris menyetujui deal business ini. Pada 2 November 1917 di tanda tangani "Deklarasi Balfour"  ( menggunakan nama Menlu Inggeris saat itu , Arthur James Balfour.). Inggeris memperlihatkan hak akan tanah Pelastina kepada Yahudi dengan satu syarat bahwa Yahudi dihentikan menggangu kehidupan beragama non Yahudi Makara ini benar benar bisnis murni (walau dikemudian hari deal ini disesali oleh Inggeris dengan tuntutan Yahudi mendirikan negara Israel atas dukungan AS). Agar legitimasi deal ini berpengaruh maka Deklarasi Balfour dimasukkan ke dalam Perjanjian Damai Sevres pada 10 Agustus 1920 antara Ottoman Turki dan sekutu. Inti dari perjanjian ini yaitu pembagian wilayah milik Dinasti Ottoman. Para kepala suku Arab bersenang hati alasannya yaitu perjanjian itu. Kelak kepala kepala suku inlah yanga akan jadi Raja di di Saudi Arabia, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Yordania dll

Inggeris sebagai anggota sekutu yang memenangkan perang mendapat share Irak dan Palestina. Palestina sendiri dibagi dua , Sebelah timur menjadi Trans-jordania yang diberikan kepada Abdullah—putra lain Hussein bin Ali. Sedangkan serpihan barat yang tetap dinamai Palestina berada eksklusif di bawah kendali Inggris. Francis mendapat share ,  Suriah dan Lebanon.  Sejak itulah Baron Rothschild, menjual kaveling tanah Palestina kepada etnis yahudi dimana saja berada. Setelah itu, etnis Yahudi dengan santunan Pemerintah inggeris melaksanakan migrasi besar besaran menuju Palestina , menuju tanah yang dijanjikan. Namun migrasi ini mendapat perlawanan dari Rakyat Palestina yang sudah exist disana. Inilah awal perseteruan yang tak ada habisnya antara Yahudi dengan Arab Palestina. Bagi Yahudi, ia berhak untuk mendapat tanah itu alasannya yaitu ia sudah bayar dan legitimate secara aturan international. Namun bagi Rakyat Arab Palestina, mereka tidak ingin diusir dari tempat tinggal mereka yang sudah dihuni turun temurun. Keadaan semakin rumit saat wilayah Timur Tengah menjadi wilayah termahal didunia alasannya yaitu diminati oleh pebisnis kelas Dunia khususnya konglomerat Yahudi untuk mendapat berkah minyak. Politik sudah 100 persen dikendalikan oleh kepentingan Business. Soal agama yang harus menegakkan nama Allah untuk kebaikan, kebenaran, keadilan tak lagi diperhitungkan. Selagi kepentingan sama, agama dan mahzap berbeda tak ada masalah. Namun bila kepentingan tidak sama maka walau seiman, tetap musuh.

Bila awalnya Amerika dan Barat begitu bebasnya memainkan kartu politik Timur Tengah namun sesudah krisis global, AS dan Eropa tidak sanggup lagi leluasa memainkan kartunya. BIla AS dan Barat mengakibatkan Israel sebagai kuda tunggangan kepentingan economy nya di Timur Tengah  maka Iran sebagai kuda  tunggangan bagi China dan Rusia. Setiap ada konplik di Timur Tengah selalu ada Iran dan israel dan tentu dibelakangnya ada China, Rusia ,Amerika dan Barat. Bagi Iran , israel atau yahudi yaitu musuh laten dan bagi Israel , Iran yaitu ancaman serius. Yang niscaya kedua pihak Israel dan Iran tidak akan betemu di zona perang kecuali bermain main saling berebut imbas wilayah. Selama ketegangan politik terjadi di Timur Tengah , baik negara yang berada di front AS dan Barat maupun China dan Rusia akan semakin lemah bargain position nya untuk semakin tak berdaya menolak ajakan akan konsesi minyak...semua alasannya yaitu uang,tahta dan mahkota. Dan problem Palestina akan terus dipelihara semoga ketegangan terus terjadi , terus melemahkan bangsa Arab yang kaya raya untuk semakin tergantung kepada undertaker nya...

Sumber https://culas.blogspot.com/

Israel Vs Hamas

Dengan menunggangi isue Arab spring , AS dan israel berusaha ambil laba untuk membuat daerah Timur Tengah dibawah kendalinya dan sekaligus menyudutkan  perjuangan Palestina. Namun cara ini  memang tidak  seperti menggigit cabai yang pribadi sanggup dirasakan. Ia butuh proses. Israel maklum akan itu namun proses lambat ini tidak menguntungkan elite politik Israel yang ingin menuntaskan dilema Palestina dengan cepat dan taktis.  Padahal rakyat Israel sebagian  besar mendukung dilema penyelesaian Palestina atau Arab –Israel melalui meja perundingan. Tapi bagaimanapun seni administrasi untuk menarik rakyat memperlihatkan dukungan atas nafsu perang tersebut harus ada. Maka Elite politik Israel mengatur seni administrasi biar diserang terlebih dahulu. Provokasi terhadap Iran tidak berhasil membuat Iran terpancing.  Niat untuk menyerang Hizbullah di Libanon yaitu beresiko tinggi. Karena sebelumnya Israel pernah dikalahkan oleh Hizbullah dan terpaksa keluar dari Libanon. Ketika itu Hizbullah belumlah sekuat kini dan tentu kini Hizbullah lebih jago dibandingkan dengan dulu. Disamping itu , perang dengan Hizbullah akan merusak jadwal perdamaian international. Pilihan jatuh kepada Hamas. Mengapa ? Israel ingin efek Hamas di Palestina dihancurkan biar Fatah yang didukungnya ( termasuk Arab Saudi) sanggup mendominasi kekuasaan di Palestina.

Dengan alasan perang terhadap teroris , angkatan Udara Israel melepaskan rudal kearah kendaraan Ahmed Jabari ( 46 tahun) yang sedang melaju dipusat Kota Gaza. Seketika Ahmed Jabari tewas. Hal ini memancing kemarahan Hamas lantaran Ahmed Jabari bukanlah orang sembarangan di Hamas. Ia yaitu Kepala Sayap Militer Hamas Ezz El Dine Al Qassam. Setelah itu Hamas melepaskan rudah Fajr kearah Tel Aviv. Ini yang pertama kali dalam sejarah rudal menjangkau Tel Aviv. Serangan ini menimbulkan korban rakyat sipil dan tentu menimbulkan amarah rakyat  Israel untuk berdiri berperang. Inilah yang dinantikan oleh Elite Polik Israel untuk menaikkan citranya menjelang Pemilu yang sebelumnya gambaran mereka sudah rusak dihadapan Rakyat. Disamping itu , Israel berharap biar Obama lebih konkrit memperlihatkan dukungan untuk penyelesaian soal palestina yang sesuai dengan agendanya demi Israel Raya. 

Dengan adanya perang dengan Hamas maka konplik diperbatasan Mesir itu terjadi dan memanas. Sesuai skenario Israel , Ini akan memancing Mesir untuk ambil pecahan dengan politik mencerai-beraikan Israel yang berniat menyerahkan Gaza kepada Mesir. Karena bagi Israel akan lebih menguntungkan  Gaza ada ditangan Mesir dan selanjutnya memisahkan Gaza dari Palestina sehingga tersisa Tepi Barat dibawah dominasi Fatah. Israel berkeyakinan bahwa Mesir akan mengikuti scenario ini sesuai Grand strategynya. Benarlah , dari Washington, Uni Eropa,  menaruh keinginan besar kepada Mesir untuk ambil pecahan penyelesaian konplik sesuai skenario israel. Bila scenario ini berhasil maka scenario serupa akan dilakukan terhadap Tepi Barat. Israel akan merakayasa alasan menyerang Tepi Barat untuk memancing Yordania ambil pecahan dan menguasai Tebi Barat. Dengan demikian maka habislah wilayah Palestina sebagai bangsa yang merdeka. Agenda AS dan Israel yang ingin meintegrasikan Mesir, Israel, Yordania dalam satu front tercapai sudah.

Tetapi scenario yang dipersiapkan dengan matang itu ternyata tidak terealisasi dengan mulus.  Hamas tidak gampang dihancurkan secara militer. Justru perang ini menimbulkan Hamas kembali berkiblat kepada Iran dengan meminta sumbangan alat perang dan lantaran itu Brigade Al-Qassam, unit militer Hamas bisa melepaskan Rudal hingga ke Tel Aviv. Elite politik Mesir paska Mubarak yang naik berkat kekuatan Ikhawanul Muslimin ternyata tetap istiqamah untuk berada dibalik Hamas. Itu sebabnya Mesir tidak pribadi beraksi sesuai kegiatan Israel. Mesir menentukan untuk meminta kedua belah pihak melaksanakan gencatan senjata namun tetap membuka perbatasan di Rafah. Disamping itu perang saling lempar rudal ini semakin membuat panic rakyat Israel dan mereka mulai menolak upaya perang tuntas dan mendapatkan upaya Mesir untuk melaksanakan gencatan senjata. AS dan Eropa tidak bisa berbuat banyak lantaran sedang dilanda krisis ekonomi. Nampaknya Elite Politik Israel menghadapi jalan tersulit untuk meraih cita citanya namun usaha Rakyat Palestina untuk merdeka penuh nampaknya juga tidak gampang apalagi sulitnya dipersatukannya Hamas dan Fatah.

Bagaimana perilaku umat islam yang tergabung dalam OKI terhadap konplik ini ? Sudah saatnya OKI melupakan sejenak politik kepentingan global masing masing Negara. Saatnya para elite OKI mendorong terjadinya rekonsialisi antara Hamas dan Fatah untuk membangun kekuatan politik dan mempersatukan rakyat palestina; Rakyat yang ada di Gaza maupun di Tepi Barat harus diberi jalan masuk dan jangan ada lagi blokade biar mereka menjadi sebuah kesatuan; Negara OKI harus segera mengakui keberadaan Palestina yang tidak hanya berupa retorika diplomatic tapi tindakan kasatmata dengan menempatkan konsul di Tepi Barat dan Gaza; Negara OKI harus mendorong PBB biar segera mengendorsed Proposal Palestina sebagai State Observer; Seandainya ini ditentang oleh the Big Five PBB maka saatnya Negara OKI  melakukan isolasi segala jalan masuk Israel dan termasuk Negara mitranya terhadap komunitas Islam. Mungkinkah ? Keliatannya hampir tidak mungkin. Karena Negara OKI  atau Negara berpenduduk lebih banyak didominasi islam, terlalu cinta kepada dunia dan lupa perlunya berjihad untuk kebenaran, kebaikan dan keadilan…


Sumber https://culas.blogspot.com/

Dpr: Pernyataan Prabowo Dapat Lukai Relasi Baik Indonesia-Palestina

Foto: Antara

Anggota Komisi I dewan perwakilan rakyat Meutya Hafid turut bereaksi atas pernyataan calon presiden Prabowo Subianto dalam program Indonesia Economic Forum 2018 di Jakarta, beberapa waktu lalu. Ketika itu, Prabowo menyebut tidak dilema bagi Indonesia bila Australia memindahkan kantor kedutaan besar (kedubes) mereka untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

“Pernyataan Pak Prabowo (yang tidak dilema dengan planning Australia untuk memindahkan kedubesnya ke Yerusalem) bertolak belakang dengan semangat konstitusi kita. Dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa kemerdekaan yaitu hak segala bangsa dan oleh lantaran itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,” ungkap Meutya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (23/11/2018).

Wakil ketua Fraksi Golkar di dewan perwakilan rakyat itu berpendapat, pemindahan Kantor Kedubes Australia ke Yerusalem yaitu bentuk pengukuhan negeri kanguru tersebut atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Karenanya, beliau pun menilai pernyataan Prabowo tersebut sama saja dengan mengakui Yerusalem sebagai milik kaum zionis.

“Ini sama dengan mendukung penjajahan Israel atas Palestina. Padahal, Indonesia sepatutnya memprotes planning pemindahan kedubes negara mana pun ke Palestina, termasuk Australia,” tutur Meutya.

Menurut dia, pernyataan Prabowo berpotensi melukai Bangsa Palestina dan juga masyarakat di Indonesia yang selama ini berjuang untuk rakyat Palestina. Dia menegaskan, selama ini Palestina menganggap Indonesia sebagai sahabat sejati lantaran Indonesia selalu berani membela kepentingan Palestina di hadapan negara-negara di PBB. Indonesia menyatakan protes resmi di PBB ketika AS berencana memindahkan kedutaannya di Yerusalem.

Meutya menambahkan, kalau betul planning pemindahan kedutaan ke Yerusalem dilaksanakan, Australia berpotensi melanggar sejumlah resolusi PBB yang telah menetapkan Yerussalem dalam staus quo. “Sebagai negara sahabat kita sepatutnya mengingatkan Australia sebagaimana pemerintah telah memprotes langkah AS,” ucap Meutya.

Mantan presenter televisi itu pun mengajak semua elemen di dalam negeri untuk terus memperjuangkan hak-hak Palestina, apalagi mengingat Masjid al-Aqsa berada di Kota Yerusalem dan merupakan salah satu kawasan suci umat Islam.

Sebelumnya, Prabowo menyebut planning Australia memindahkan kedubesnya untuk Israel dari Kota Tel Aviv ke Kota Yerusalem bukan menjadi urusan Indonesia. Menurut dia, Indonesia harus menghormati hak Australia sebagai negara berdaulat.

“Aussie merupakan negara independen dan berdaulat. Kita harus hargai keputusan mereka,” ucap Prabowo ketika menunjukkan paparan dalam Indonesia Economic Forum 2018 di Jakarta, Rabu (21/11/2018). [inews.id]

Israel Tangkap Cukup Umur Yahudi Atas Pelemparan Kerikil Perempuan Palestina

Israel Tangkap Remaja Yahudi Atas Pelemparan Batu Wanita PalestinaFoto: Ilustrasi/Thinkstock

Tel Aviv -Otoritas Israel telah menangkap beberapa dewasa Yahudi yang diduga melaksanakan pelemparan watu yang menyebabkan kematian seorang wanita Palestina.

Penangkapan tersebut dikonfirmasi oleh otoritas Israel pada Minggu (6/1) waktu setempat. Badan keamanan domestik Israel, Shin Bet dalam sebuah statemen menyatakan bahwa beberapa tersangka telah ditangkap pada 30 Desember lalu, atau lebih dari dua bulan sesudah Aisha Rabi tewas usai dilempari watu pada 12 Oktober lalu.




"Para tersangka ditangkap sebab pelanggaran-pelanggaran teroris serius, termasuk pembunuhan," demikian disampaikan Shin Bet ibarat dilansir kantor info AFP, Senin (7/1/2019).

Shin Bet menambahkan, pelemparan watu itu terjadi di akrab permukiman Yahudi, Rechalim, yang akrab dengan desa Bidiya di kepingan utara Tepi Barat, daerah Rabi tinggal.

Rabi terkena lemparan watu di kepalanya dan kemudian meninggal di sebuah rumah sakit di kota Nablus. Demikian dilaporkan kantor info Palestina, WAFA dikala kejadian.




Menurut WAFA, suami Rabi yang mengemudikan kendaraan beroda empat mereka dikala kejadian, hanya mengalami luka-luka ringan dalam serangan itu. Saksi-saksi mata Palestina dan sumber-sumber keamanan menyebutkan bahwa batu-batu tersebut dilemparkan oleh para pemukim Yahudi.

Shin Bet tidak menyebutkan identitas maupun usia para tersangka, namun disebutkan bahwa mereka merupakan anggota sebuah seminari Yahudi di Rechalim.

Sumber detik.com

Arab Saudi Dan Gerakan Ht



Muhammad bin Abdul Wahhab
Tersebutlah dua orang sobat yang saling melengkapi. Satu berjulukan Muhammad bin Abdul Wahhab. Ia dikenal sebagai ulama hebat. Satu lagi berjulukan Muhammad bin Saud. ia seorang politisi dan juga pemimpin dari Al-Diriyah. Kedua orang ini membangun gerakan politik berjulukan Wahabi Salafi atau Wahabi di tempat Najed di semenanjung jazirah Arab pada final kala ke-12 hijriah. Secara politik, wahabi memang bertujuan menghilangkan persepsi umat bahwa kekuasaan tidak berasal dari keluarga nabi. Apapun yang mengkultuskan keluarga Nabi Muhammad dianggap sesat.Tentu tujuan politik yakni melegitimasi Ibnu Saud sebagai khalifah untuk Arab. Maka berdirilah negara Arab Saudi pada tahun 1744 (1157 H).

Muhammad bin Saud
Makanya engga kaget kalau pada tahun 1801 dan 1802, golongan Wahhabi Saudi di bawah Abdul-Aziz bin Muhammad menyerang dan merebut kota suci Syiah Karbala dan Najaf di Irak, dan menghancurkan makam Husain bin Ali, cucu Muhammad, dan Ali bin Abu Thalib, menantu Muhammad.  Cukup hingga disitu. Tidak.   Pada tahun 1803 dan 1804 orang-orang Saudi merebut Makkah dan Madinah dan menghancurkan aneka macam makam Ahlul Bait dan para Sahabat, monumen kuno, situs dan reruntuhan Islam. Menurut Wahhabi, mereka "menghapus sejumlah dari apa yang mereka pandang sebagai sumber atau gerbang menuju perbuatan syirik - menyerupai makam Fatimah, putri Muhammad. Hal ini menyebabkan kemarahan kesultanan Utsmaniyah, yang telah menguasai kota suci semenjak tahun 1517, dan menciptakan Utsmaniyah bergerak. Tugas untuk menghancurkan Wahhabi diberikan oleh Utsmaniyah pada raja muda berpengaruh Mesir, Muhammad Ali Pasya. 

Muhammad Ali mengirim pasukannya ke Hejaz melalui bahari dan merebutnya kembali. Anaknya, Ibrahim Pasha, kemudian memimpin pasukan Utsmaniyah ke jantung Nejd, merebut kota ke kota, dan menciptakan pasukannya menghancurkan desa yang melawan dengan sedikit belas kasihan, tragedi yang masih diingat di Nejd hingga ketika ini. Akhirnya, Ibrahim mencapai ibukota Saudi, Diriyah dan menyerangnya untuk beberapa bulan hingga kota itu mengalah pada trend hambar tahun 1818. Ibrahim kemudian membawa banyak anggota klan Alu Saud dan Ibn Abd Al-Wahhab ke Mesir dan ibukota Utsmaniyah, Istanbul, dan memerintahkan penghancuran Diriyah, yang reruntuhannya kini tidak pernah disentuh kembali. Imam Saudi terakhir, Abdullah bin Saud dihukum di ibukota Utsmaniyah, dan kepalanya dilempar ke selat Bosphorus. Sejarah Negara Saudi Pertama berakhir.

Namun, Wahhabi dan klan Al Saud hidup terus dan mendirikan Negara Saudi Kedua yang berdiri tahun 1891. Kemudian digagalkan oleh Kesultanan Ustamaniah. Namun komplotan kedua pendiri wahabi ini terus dilanjutkan oleh anak cucu mereka bahkan sehabis cicit Ibnu Saud yang berjulukan lengkap Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal bin Turki bin Abdullah ibn Muhammad Al Saud (1876-1953 M) yang juga dikenal sebagai Ibnu Saud berhasil mendirikan kerajaan Arab Saudi (Al-Arabiyah Al-Saudiyah) pada tahun 1932. Itu berkat keluarga Saud melakuan konspirasi  dan aliansi dengan Inggeris dan Prancis menjatuhkan kesultanan ustmaniah di Turki yang berkuasa atas jazirah Arab. Pendirian negara Arab Saudi ketiga kali ini hingga kini masih bertahan. Namun kekuasaan Arab sudah dipreteli oleh Prancis dan Inggeris dengan menanamkan paham nasionalisme. Maka jazirah Arab menjadi beberapa negara menyerupai Irak, Iran, Suriah, kwait, Qatar, Jordan, Libanon. Khusus  Israel yang mendapatkan legitimasi tanah palestina dari transaksi jual beli tempat hunian antara Baron Rothschild dengan inggeris sebagai pemilik tanah Palestina.

Walau Khilafiah Ustmaniah telah runtuh namun imbas idiologi khilafiah tidak hilang dikalangan elite politik di timur tengah. Mereka para elite itu yakin sanggup menguasai kembali Jazirah Arab bersatu dalam khilafah islamiah.  Apalagi mereka tahu lahirnya Kerajaan Arab pada ketiga kalinya ini tidak dalam arti kehendak rakyat Arab. Itu berkat hadiah dari Prancis dan Inggeris sebagai pemenang perang dunia pertama menjatuhkan Dinasti Usmaniah yang berkuasa di jazirah Arab. Maklum para kepala Suku yang tergabung dibawah bendera Al Saud ikut terlibat membantu Prancis dan Inggris perang melawan pasukan Ustmaniah. Ada gerakan politik yang ada di Mesir yang tidak mendapatkan campur tangan absurd di Arab dan lebih menginginkan persatuan Arab. 

Hasan Al Banna
Gerakan itu yakni Ikhwanul Muslimin. Organisasi ini berdiri pada 1928. Pendirinya yakni Syaikh Hasan Al-Banna. Sebetulnya anutan Syaikh Hasan Al-Banna ini moderat. Dia berusaha mengakomodasi kelompok salafy yang wahabi, merangkul kelompok tradisional yang mungkin sikap keagamaannya sama dengan NU dan juga merangkul kelompok pembaharu yang dipengaruhi oleh Muhammad Abduh. Syaikh Al-Banna menyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin itu harkah islamiyah, sunniyah, salafiyah, jadi diakomodasi semua, sehingga ikhwanul muslimin menjadi besar. Dalam Ikhwanul Muslimin ada forum berjulukan Tandhimul Jihad. Yaitu institusi jihad dalam struktur Ikhwanul Muslimin yang sangat rahasia. Kader yang berada dalam Tandhimul Jihad ini dilatih militer betul, doktrinnya pakai kesetiaan menyerupai tarikat kepada mursyid. Ini dibawah komando pribadi Ikhwanul Muslimin. Para militer atau milisi ini menarik kelompok-kelompok sekuler yang ingin berguru wacana disiplin militer. Mereka penggalan dari militernya, bukan dari ideologi Ikhwanul Muslimin. Kaprikornus mereka berguru aspek militernya. 

Taqiuddin Nabhani
Ketika pada 1948 Israel mempermaklumkan sebagai negara maka terjadi perang. Nah, Tandhimul Jihad ini ikut perang, dan kelompok ini yang punya prakarsa-prakarsa. Waktu itu Mesir kan masih dibawah kerajaan Raja Faruk dan sistemnya masih perdana menteri, Nugrasi. Tapi jadinya Arab kalah dan Israel berdiri.  Nah, dalam kelompok ini ada Taqiuddin Nabhani yang kemudian mendirikan Hizbut Tahrir. Kaprikornus Taqiuddin itu awalnya penggalan dari Ikhwanul Muslimin. Namun antara Hasan Al-Banna dan Taqiuddin ini kemudian terjadi perbedaan. Hasan Al-Banna berprinsip kita terus melaksanakan usaha dan memperbaiki sumber daya manusia. Sedang Taqiuddin bersikukuh biar terus melaksanakan usaha bersenjata, militer. Taqiuddin beropini kekalahan Arab atau Islam lantaran dijajah oleh sistem politik demokrasi dan nasionalisme. Sedang Hasan Al-Banna beropini sebaliknya. Menurut dia, tidak problem umat Islam mendapatkan sistem demokrasi dan nasionalisme, yang penting kehidupan syariat Islam berjalan dalam suatu negara. 

Pada 1949 Hasan Al-Banna meninggal lantaran ditembak biro pemerintah dan dianggap syahid. Sedang Taqiuddin terus berkampanye di kelompoknya di Syria, Libanon dan Yordania. Kemudian Tandhimul Jihad diambil alih Sayid Qutub, ideologinya Ikhwanul Muslimin. Ia dikenal sebagai sastrawan dan penulis produktif, termasuk tafsir yang banyak dibaca oleh kita di Indonesia.  Sayid Qutub mendatangi Taqiuddin biar secara ideologi tetap di Ikhwanul Muslimin. Tapi Taqiuddin tidak mau lantaran ia beranggapan bahwa Ikhwanul Muslimin sudah masuk bulat jahiliyah. Ya, itu berdasarkan Taqiuddin hanya gara-gara Ikhwanul Muslimin mendapatkan nasionalisme. Akhirnya Taqiuddin mendirikan Hizbut Tahrir ( partai pembebasan). Maksudnya, pembebasan kaum muslimin dari cengkraman Barat dan dalam jangka pendek membebaskan Palestina dari Israel. Itu pada mulanya. Ia mengonsep ideologi khilafah Islamiyah.  Ini menjadi bahaya bagi kerajaan yang ada di Timur Tengah yang sudah nyaman dengan sistem monarki.

Makanya di Jordania yang merupakan basis utama gerakan ini, semenjak pertama kali mendaftar pada 1952 sebagai partai politik, Hizbut Tahrir pribadi ditolak oleh pemerintah Jordania. Saat itu Hizbut Tahrir tidak mendaftar sebagai organisasi sosial kemasyarakatan, tetapi mendaftarkan diri sebagai partai politik.  Namun langkah yang diambil Hizbut Tahrir pribadi ditolak lantaran dianggap bertentangan dengan konstitusi Jordania. Salah satunya, Hizbut Tahrir menentang nasionalisme yang sudah menjadi common platform seluruh warga negara. Di samping itu, Hizbut Tahrir menentang sistem dinasti yang sudah mapan. Ada beberapa hal Artikel Babo yang dianggap sanggup menerabas konstitusi yang sudah disepakati oleh aneka macam faksi politik dan masyarakat.

Kemudian Hizbut Tahrir menerima peluang untuk berbagi gerakannya di beberapa tempat Palestina yang kekuasaannya berada di bawah otoritas Jordania, lantaran situasi objektif Palestina yang menawarkan ruang bagi kelompok apapun untuk tumbuh. Pada mulanya Hizbut Tahrir hanya sebagai kelompok pengajian sehabis Salat Jumat. Lalu kemudian membuka cabang di beberapa daerah di Tepi Barat, terutama di tempat pedalaman.  Pada 1951, Taqiyuddin Nabhani mengikuti pemilu legislatif di Palestina. Tetapi ia kalah dari wakil Partai Ba'ast. Semua kandidat Hizbut Tahrir kalah, kecuali Ahmad Da'ur dari Tulkarem lolos ke DPR sehabis berkoalisi dengan Ikhwanul Muslimin. Kekalahan tersebut disebut-sebut menjadi titik-balik untuk meninggalkan gelanggang politik dan menentukan jalur dakwah kultural. Mereka kembali menggariskan acara untuk menguasai mimbar-mimbar masjid dan forum pendidikan keagamaan.

Selain itu, konflik internal yang terjadi di dalam Hizbut Tahrir menyebabkan eksistensi mereka di Palestina semakin tenggelam, yang menyebabkan beberapa pengurus terasnya mengundurkan diri, menyusul hijrahnya Taqiyuddin al-Nabhani ke Beirut. Pada 1956, beberapa penggagas Hizbut Tahrir diusir dari Jordania sehingga kegiatan mereka mati total pada ketika itu. Kondisi objektif yang terjadi di Jordania menjalar ke seantero negara di Timur-Tengah. Hampir tidak ada negara di Timur-Tengah yang kemudian menawarkan ruang yang leluasa terhadap Hizbut Tahrir.  Mengapa ? Ada dua alasan utama yang menjadi landasan kenapa Hizbut Tahrir dihentikan di Timur-Tengah. Pertama, Hizbut Tahrir memiliki ideologi khilafah, yang secara kasatmata bertentangan dengan realitas politik kontemporer. Di masa lalu, sebelum jatuhnya Dinasti Ottoman di Turki pada 1923, khilafah masih menjadi sistem politik. Tetapi sehabis itu, dunia Islam khususnya Timur-Tengah mengalami stress berat politik yang sangat akut perihal kembalinya sistem khilafah. Namun Hizbut Tahrir tetap pada pendiriannya untuk menegakkan khilafah. Negara-negara Timur-Tengah Artikel Babo pun memiliki argumen berbeda. Karena sehabis jatuhnya Dinasti Ottoman sudah mustahil lagi diterapkan sistem khilafah.

Kedua, Hizbut Tahrir ditengarai terlibat dalam beberapa perebutan kekuasaan di Timur-Tengah. Menurut Musa Kaylani (2014), pada dekade 60-an penggagas Hizbut Tahrir terlibat dalam perebutan kekuasaan di Jordania dan dekade 70-an di Tunisia. Pada 1974 juga para penggagas Hizbut Tahrir terlibat dalam perebutan kekuasaan di Mesir. Dua alasan menonjol tersebut telah menyebabkan Hizbut Tahrir memiliki posisi yang sangat tidak menguntungkan. Mereka tidak gampang mengepakkan sayapnya, lantaran adanya benturan yang sangat serius dengan realitas politik di Timur-Tengah. Apalagi negara-negara Teluk yang memiliki sistem monarki, yang secara diametral akan bertabrakan dengan sistem khilafah yang diusung Hizbut Tahrir. Maka dari itu, pengalaman di Jordania telah menyadarkan para penggagas Hizbut Tahrir untuk mengambil langkah strategis yang jauh lebih jitu dengan cara bergerak di bawah tanah. Mereka memaksimalkan penyadaran personal, berinteraksi secara luas dengan banyak kalangan, serta menghipnotis para tokoh politik dengan gagasan khilafah. Ya HT menempuh jalur silent revolution di beberapa negara,termasuk di Indonesia.

Kerajaan Arab sangat paham bahwa HT yakni bahaya serius bagi eksistensi dinasti Al Saud. Niat HT untuk menghabisi kerajaan Saudi bukan hal gres tetapi sudah semenjak lama. Dua kali kerajaan Arab berdiri dua kali di hancurkan oleh Khilafah Usmani. Tentu Saudi tidak mau hancur untuk ketiga kalinya lantaran ulah Khilafah. Aksi HT sangat dipahami oleh kepetangan Saudi. Sekecil apapun riak yang mengarah ke HT pribadi di habisi dan di aturan pancung. Itu sebabnya HRS sanggup problem di Makkah hanya lantaran mengibarkan bendera HT. Ini problem seriues. Karena mengancam posisi Raja. Bukan paranoid tetapi kerajaan Arab tidak mau ambil resiko sekecil apapun soal kekuasaan. 


Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Indonesia Tegaskan Two State Solution Sebagai Solusi Perdamaian Palestina-Israel


Indonesia meyakini bahwa two state solution atau solusi dua negara menjadi satu-satunya cara untuk merealisasikan perdamaian sekaligus meredam konflik yang terjadi di Palestina dan Israel.

Hal itu kembali ditegaskan Presiden Joko Widodo dalam kesempatannya memberikan pandangan dalam KTT ke-6 ASEAN-AS di Suntec Convention Centre, Singapura, pada Kamis, 15 November 2018.

"Untuk mencapai perdamaian yang berkeadilan dan infinit hanya ada satu jalan, yakni perdamaian menurut two state solution," ucapnya.

Bagi Indonesia sendiri, gosip Palestina merupakan hal krusial bagi diplomasi perdamaian yang dijalankan Indonesia di dunia internasional. Penyelesaian gosip tersebut dipandang penting sebagai upaya membuat stabilitas tidak saja di Timur Tengah, tapi juga bagi dunia.

Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo mendorong seluruh pihak untuk memperlihatkan perhatian ekstra bagi gosip perdamaian antara Palestina dan Israel dengan memperhatikan asas keadilan dan perdamaian infinit serta berlandaskan solusi dua negara. [Biro Pers Istana]

China Dan Timur Tengah


Ketika perjalanan dari Beijing ke Guangxie, sekedar killing time saya berbicara dengan teman yang juga Boss holding company di China.  Saya bertanya ihwal perilaku China terhadap konplik di TImur Tengah. Teman ini dengan tegas menyampaikan kemuakannya dengan perilaku Israel dan AS. Sudah saatnya AS meninggalkan politik gaya lamanya. Politik imperialis. Ini sudah usang. Tidak akan efektif lagi. Apapun dalihnya ,entah atas nama demokrasi atau apalah, tidak akan laku. Di masa yang serba terbuka kini ini, rakyat banyak tidak sanggup dibohongi lagi. Mereka smart untuk membaca situasi dan menolak segala bentuk neocolonialism. Kini saatnya membangun kemitraan yang adil dan terbuka untuk kemakmuran umat manusia.  Bukankah smart power yang dicanangkan oleh Hillary Clinton untuk Timur Tengah yakni sinyal baik untuk perdamaian? Tanya saya. Ya itu berakibat kepada terjadinya gelobang revolusi Tunisia, Mesir, Libya, Yordania, Iraq, Bahrain, Libanon, Maladewa, dan Yaman tapi tetap saja dibalik itu ditunggangi oleh kepentingan AS dan Barat untuk memilih rezim  yang sanggup dijadikannya boneka. Lantas bagaimana perilaku China terhadap Timur Tengah ketika ini?

Yang harus diketahui bahwa China yakni konsumen minyak terbesar didunia sesudah AS. Bagi China, minyak yakni energy untuk menghidupkan mesin Industri dan infrastruktur ekonominya. Kemajuan ekonomi akan terancam kalau supply minyak dan Gas terganggu. Iran yakni teman terbaik bagi China, bahkan bagi Iran, China yakni second home nya. Maklum saja lantaran 20% kebutuhan minyak China di supply oleh Iran. Walau hingga kini Importir terbesar minyak Iran yakni Jepang namun investasi Migas  terbesar di Iran yakni China. Hal ini semakin memperkuat posisi Iran dalam berhadapan dengan AS dan Barat. Karena kalau Iran di serang dengan dalih jadwal nuklir maka China akan ikut campur demi mengamankan investasinya di Iran. Bukankah China termasuk Negara yang menandatangani resolusi DK PBB yang memperlihatkan sangsi terhadap Iran atas jadwal Nuklirnya? Tanya saya. Menurut teman itu bahwa China benar mendukung resolusi DK PBB tapi tidak mendukung serangan militer kepada Iran. Selagi jadwal nuklir itu tidak terbukti untuk militer maka tentu china ada dibelakang Iran.

Bukankah supplier minyak China bukan hanya Iran, tapi supplier terbesar yakni Arab Saudi. Mengapa China cenderung berpihak kepada Iran? Tanya saya. Memang  supplier terbesar yakni Saudi lantaran ganjal an kualitas minyak Saudi memang lebih baik dari Iran namun china membelinya melalui mediator yang harganya mahal. Harap dimaklum bahwa trader minyak umumnya terkoneksi dengan Yahudi/ AS/Barat yang punya kekerabatan istimewa dengan penguasa Negara Arab. Ini terang tidak efisien dan dalam jangka panjang tidak mengamankan kepentingan China akan pasokan Minyak dan Gas. Disamping itu kekerabatan antara China dan Iran bukan hanya terbatas MIGAS tapi juga mencakup perdagangan yang seimbang. Iran mendapatkan pasokan barang modal dan tekhnologi dari China. Nilai perdagangan ini dari tahun ketahun terus meningkat. Bahkan China memperlihatkan jalan biar Iran tidak terisolasi dalam system perbankan akhir embargo PBB dengan membentuk Bank of Kunlun yang mengakibatkan bank di Iraq sebagai gateway untuk transaksi dengan Iran. Ketika AS mengetahui ini pribadi meblocknya melalui clearing house New York. Akibatnya ketegangan terjadi antara AS dan China , yang justru semakin memperkokoh kekerabatan china dengan Iran dalam upaya merebut hegemony economy di Timur Tengah.

Bagaimana perilaku China terhadap Israel ? Tanya saya. Bagi China, Israel tetap kawan strategis disegrala bidang. Sudah ada janji awal antara China dan Israel untuk mempelajari kemungkinan membangun jalur kereta api di Israel untuk menghubungkan Laut Merah dengan Laut Mediterania. Jalur Kereta api akan memperlihatkan alternatif dari Terusan Suez untuk transportasi kargo antara Eropa dan Asia. Saya sempat melamun dan resah dengan warta dari teman ini. DIsatu sisi China menjalin kekerabatan bersahabat dengan Iran namun di sisi lain China juga menjalin kerjasama strategis dengan Israel. Keliatannya teman itu memperhatikan kebingungan saya. TIdak usah bingung. Yang menciptakan runyam Politik Timur Tengah lantaran mental imperialis dari AS dan Barat yang ingin tetap dengan gaya lamanya, neocolonialism. Semua Negara tidak ingin lagi di jajah dalam bentuk apapun, termasuk Iran. Kalaupun Iran masuk dalam wilayah konplik di Suriah , Iraq, Libanon, dan China mendukungnya, itupun tidak ada hubungannya dengan China yang pro syiah ( idiologi). China butuh Suriah dan Iraq untuk jalur suppli minyaknya dan Iran butuh benteng kokoh dalam usaha idiology. Aliansi ini terbentuk dengan satu sama lain saling memanfaatkan walau tujuan berbeda.

Bagaimana perilaku China terhadap Palestina ? Kebijakan Politik Luar Negeri China tahun 1965 yang anti imperialis hingga kini belum dirubah. China tetap konsisten. Itu sebabnya China mendukung kemerdekaan Palestina. Dan sempat menolak existensi Negara Israel walau Israel yakni Negara pertama di Timur Tengah yang mengakui kemerdekaan China. Hanya saja ketegangan politik mulai terjadi ketika Israel tidak mengakui Revolusi China tahun 1949 yang memunculkan Rezim Komunis dan tetap mengakui Taiwan sebagai pemerintah yang syah untuk china. Secara politik kekerabatan antara China dan Israel ( AS/Barat ) tetap sulit lantaran perilaku China yang mendukung Palestina dan perilaku Israel ( Barat/AS) yang mengakui Taiwan. Sikap china mendukung Palestina atas dasar anti imperialis sementara perilaku Israel ( AS/Barat ) mendukung Taiwan lantaran idiologi. Walau sebegitu prinsipnya perseteruan antara China dan AS namun secara ekonomi kekerabatan tetap terjalin atas dasar saling menguntungkan dan satu sama lain tetap waspada…Sebetulnya China ingin Timur Tengah itu menjadi wilayah yang stabil , kondusif biar semua negara sanggup ikut berpartisipasi membangun atas dasar kebaikan, kebenaran, dan keadilan.Jangan ada lagi pertikaian lantaran agama, idiologi. Hiduplah berdampingan dengan damai, itu lebih baik untuk masa depan umat manusia.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Morsi Dan Mesir ?

Ketika  President  Mohamed Morsi Isa al-Ayyat  ( Morsi )  di perebutan kekuasaan oleh Militer, saya terhenyak. Saya tak mau berkomentar lagi dalam goresan pena blog.  Karena saya yakin kejatuhan Morsi yakni penggalan dari design AS dan Israel usai perang  Hamas ( gaza ) – israel tahun lalu.  Maklum lantaran perang itu pula membuat posisi Palestina semakin berpengaruh dimeja negosiasi international sehingga diakuinya Palestina sebagai Negara walau statusnya sebagai anggota tidak tetap atau  negara  pemantau oleh PBB.  Andaikan proposal AS ketika itu disetujui oleh Mesir  maka sanggup dipastikan Morsi akan tetap berkuasa hingga kini. Apa sesungguhnya proposal yang diajukan oleh AS dan Israel ? Israel akan memprovokasi serangan  ke Gaza  dan itu  harus diikuti oleh langkah provokatif  Mesir untuk ambil penggalan dalam front Israel,Mesir dan Yordan.  Konpensasi  atas keterlibatan Mesir dalam front bersama ini yakni kembalinya wilayah  Gaza kepangkuan  Mesir. Bila skenario ini berjalan mulus maka akan dilakukan hal yang sama untuk mengembalikan Tepi Barat ke Yordan.Maka usailah kegiatan meng eliminate Perjuangan Palestina untuk merdeka.  Proposal itu tidak disikapi tegas oleh Morsi namun diyakini  oleh AS dan Israel bahwa Morsi akan mendukung. Itu sebabnya serangan Israel ke Gaza dilaksanakan namun nyatanya  Morsi menolak proposal itu yang membuat AS kecewa. He left us after we have done to support him. Kata Hillary kepada CNN dengan nada kecewa.

Padahal Mesir sangat butuh dukungan AS untuk perbaikan ekonominya. Sejak 1970-an miliaran dolar sumbangan ekonomi telah digelontorkan  ke Mesir dari Amerika Serikat, tetangga Arab, dan negara-negara Eropa. Namun, lantaran tidak efisiennya  BUMN  yang mengelola sektor publik, dan besarnya investasi militer menyebabkan inflasi, pengangguran, defisit perdagangan parah, dan hutang publik yang berat. Tahun 1990an AS meminta kepada IMF untuk melaksanakan recovery Ekonomi Mesir. Saat itu serangkaian reformasi ekonomi dan fiskal dilakukan dibawah pengawasan AS dan sepertinya mempunyai imbas positif pada perekonomian Mesir secara keseluruhan. Sejak itu hingga dengan tahun 2008, Pertumbuhan ekonomi Mesir rata rata 7%. Pertumbuhan melambat ketika krisis global. Semakin melambat ketika terjadinya revolusi menjatuhkan Hosni Mubarak yang kesudahannya digantikan oleh Morsi dalam Pemilu Demokratis. Pada Era Morsi ada segudang persoalan mengenai mendasar ekonomi Mesir : Pertumbuhan PDB riil melambat menjadi hanya 2,2 persen tahun ke tahun. Investasi menurun diatas 10 persen dari PDB. Perlambatan ekonomi berkontribusi pada meningkatnya pengangguran, yang mencapai dua digit  dengan 3,5 juta orang kehilangan pekerjaan. Cadangan devisa terus menurun hingga batas terendah. Keadaan ini butuh tindakan cepat untuk bisa membuat mesin ekonomi Mesir kembali melaju. 

Disamping itu pemerintah juga menghadapi beban subsidi yang begitu besar dan membuat defisit anggaran hingga diatas 10% dari PDB ( bandingkan Indonesia hanya 2%, sudah demo menolak pengurangan subsidi BBM ). Seharusnya dengan dukungan rakyat yang begitu besar, Morsi punya kekuatan untuk melaksanakan recovery ekonomi. Caranya mengurangi subsidi secara significant.  Mengurangi belanja rutin pegawai yang menghabiskan anggaran hingga 90%. Mengurangi anggaran Militer. Memanfaatkan keanggotaan dengan IMF untuk mendapat dana stimulus ibarat yang diterima oleh Italia dan Spanyol. Untuk itu Morsi butuh kecerdasan mengelola keunggulan strategisnya dihadapan kawan regional maupun international dengan tujuan memudahkan mendapat financial resource bagi perbaikan ekonomi secara keseluruhan. Mesir punya potensi ekonomi besar untuk menjadi negara besar lantaran dukungan SDA dan letak strategis  ( Terusan Suez ) namun ini akan menjadi potensi real kalau dikelola dengan smart. Namun Morsi lebih sibuk memperbaiki UU dan kelembagaan yang sesuai dengan kegiatan IM. Keadaan ini justru membuat keadaan Politik mesir dalam ketidak pastian ,yang semakin membuat rating Mesir semakin terpuruk dimata financial community.

Kemarin waktu dinner saya  berdiskusi dengan teman dari New York. Ada yang menarik apa yang dikatakannnya bahwa untuk menjatuhkan suatu rezim yang berkuasa kini tidak perlu memakai senjata hebat. Cukup dengan menyumbat financial resource maka hanya soal waktu rizim itu akan jatuh walau rezim itu terpilih melalui sytem demokrasi yang bersih.  Mengapa ? walau  orang menentukan lantaran idiologi namun pada kesudahannya orang loyal dengan perutnya. Bila rezim tidak bisa menyumplai kebutuhan “perut” rakyatnya maka hanya soal waktu rezim itu jatuh , baik lantaran rekayasa politik (ala demokrasi) maupun lantaran tuntutan rakyat sendiri yang tidak sabar. Itu sebabnya Turki ketika Partai Keadilan dibawah Recep Tayyip Erdogan berkuasa, tahu betul bahwa loyalitas rakyat kepada partai hanyalah sebatas perut. Kalau mereka tidak bisa menjaga perut ini maka idiologi akan ditinggalkan oleh rakyat. Ketika awal berkuasa , Erdogan tidak  menyentuh persoalan politik sekular yang harus diganti dengan syariah islam. Tapi  Erdogan focus kepada perbaikan ekonomi terutama  mengatasi persoalan inflasi. Untuk ini Erdogan berusaha bersikap jinak dengan World Bank,IMF, dan Eropa, AS.Berusaha meyakinkan bahwa ia tidak beda dengan rezim sebelumnya hanya kelebihannya ia lebih adaptip dengan jadwal IMF dan World bank.

Kemajuan Turki yang begitu luar bisa, banyak disikapi negative oleh pejuang syariah islam lantaran Erdogan tidak punya nyali merubah UU sekular menjadi Syariah. Erdogan tidak peduli dan tetap melaju dengan caranya.  Ketika ekonomi Turki mulai berdiri dan diperhitungkan dunia international , apa yang terjadi ? Erdogan membiarkan kegiatan islam berkembang bebas walau bertentangan dengan Undang Undang Sekular Turki.  Kegiatan syiar  dan ibadah islam berkembang pesat yang hampir mustahil terjadi di kurun sebelum Erdogan berkuasa. Kelompok sekular yang tadi menentang kini mulai ikut membiarkan ( masa kurang pandai ) dengan perkembangan islam di Turki. Mereka happy lantaran kepentingan perut mereka terjamin.  Pada ketika itulah Erdogan mulai melaksanakan agenda  Partainya, yaitu menjadikan syariah islam sebagai pengganti UU sekular di Turki.  Sebetulnya rakyat Turki tidak ada yang memperdulikan rencana perubahan UU sekular ini namun  para elite di Barat dan AS tidak inginkan Turki besar lantaran idiologi. Ini berbahaya lantaran sejarah menerangkan bahwa Turki pernah menjadi penguasa dunia dengan islam sebagai idiologi.  Hegemoni islam akan berdiri kalau Turki bangkit. Ini harus dilarang apapun taruhannya.

System demokrasi memang selalu punya jalan untuk merekayasa politik sehingga rezim sanggup dijatuhkan. Cara yang digunakan pihak Barat dan AS yakni membuat barisan oposisi yang dikoordinir dan didanai secara terselubung untuk menjadi pressure group. Ini akan terus diberi bensin untuk menjadi amukan api yang besar.  Ketika kekacauan terjadi maka tentu selanjutnya diperlukan akan menjatuhkan rating financial market Turki dan kesudahannya mata uang juga jatuh. Namun mengapa Turki yang bergolak tidak menyebabkan Erdogan jatuh? Tidak ibarat Mesir yang sangat gampang dijatuhkan. Karena ekonomi Turki kuat.  Yang menentang itu semakin tersibak dari barisan lebih banyak didominasi rakyat, dan kesudahannya kehilangan  energi untuk terus menekan. Sementara rating Financial market Turki tidak jatuh lantaran para fund manager tahu betul bahwa kekuatan oposisi tidak significant. Tidak ada dasar yang berpengaruh membuat kekuatan kelompok  ( baik islam maupun kristen) atau elite politik Turki akan berkiblat kepada oposisi.  Mengapa ?karena semua kelompok (islam ,kristen )merasa  nyaman dengan kemajuan ekonomi Turki.  Inilah yang harus dijadikan platform oleh pejuang syariah islam. Bahwa rebutlah kekuasaan dan kemudian rebutlah hati rakyat dengan kerja kasatmata untuk membuat yang miskin tertolong, yang kaya berkembang. Itu hanya mungkin kalau ekonomi tumbuh.

Teman dari New York itu berkata kepada saya bahwa satu hal yang dilupakan oleh Morsi bahwa walau Tuhan pencipta segala galanya namun Tuhan tidak pernah mengirim uang ke APBN mesir untuk menutupi defisit anggaran.  Hanya Paman Sam yang bisa mengirim uang ke APBN mesir untuk belanja militer dan pangan. Menentang paman Sam lebih bersiko daripada menentang Tuhan. Katanya sambil tersenyum. Saya tidak bisa berkata banyak.  Namun ini secara kasatmata merupakan sindiran bahwa selagi kita lemah tidak sanggup berdiri diatas kaki sendiri maka selama itupula hidup (idiologi) kita tergadaikan. Menentang itu berarti konyol.! Lihatlah referensi negara Arab Artikel Babo ibarat Saudi, Qatar, Emirat yang tetap setia dengan kegiatan AS termasuk ikut mendukung pemerintahan perebutan kekuasaan di Mesir  lantaran mereka tidak pernah sanggup berdiri diatas kaki sendiri dalam segala hal. Mereka telah menggadaikan hidupunya untuk  dunia, untuk Amerika dan tentu untuk ISRAEL.

Morsi seharusnya berguru dari kenyataan , seharusnya juga kita. 

Sumber https://culas.blogspot.com/

Migas Dan Politik

Apabila rezim Bashar Al Asaad di suriah jatuh dan digantikan oleh kelonpok oposisi, apa yang akan terjadi ? Tanya saya. Sentimen soal Sunni dan Syiah itu hanyalah omong kosong. Perjuangan tegaknya syariah islam, itu juga omong kosong. Itu semua hanya alat propaganda politik untuk  dukungan kepada pro demokrasi menjatuhkan Bashar. Yang niscaya bahwa bIla Bashar jatuh maka kebijakan politik Suriah terhadap LIbanon juga akan berubah. Begitupula kebijakan terhadap Palestina juga akan berubah. Perubahan ini niscaya menguntungkan AS dan Israel. Mengapa ? Semua tahu bahwa letak geographis Suriah  dengan Turki di sebelah utara, Irak di Timur, Laut Tengah di barat dan Yordania di selatan, ini sangat strategis untuk jalur lintas perdagangannya minyak. China dan Rusia tidak ingin lantaran perubahan itu hegemoninya hilang di wilayah ini. Apabila Bashar jatuh maka control China dan Rusia terhadap Suriah dan kemudian Libanon  akan hilang. Tentu apapun akan dipertaruhkan oleh China dan Rusia melindungi Bashar. Harap maklum bahwa Rusia dan China ialah termasuk konsumen MIGAS terbesar didunia sehabis AS. Jadi bekerjsama ini soal minyak, Ini menyangkuat resource oil and gas yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, demikian tutur teman saya yang pernah terlibat dalam pembiayaan  project migas di Arab.

Kemudian ketika saya bertemu dengan sobat yang terlibat dalam business fund provider untuk minyak, sedikit tersibak pengetahuan saya soal konplik suriah ini. Dia bertanya, tahukah anda apa itu Basin Levant? itu ialah wilayah yang berada di Estern Mediteranian yang meliputi pesisir Israel, Suriah, Lebanon, Ciprus dan Palestina, mengandung sekitar 122 trilun kaki kubik gas dengan deposit minyak 1,7 miliar barel. Atas dasar itulah maka Pemerintah Israel bersama AS telah punya jadwal jangka panjang untuk  membangun terminal terapung gas alam cair yang dilengkapi system pertahanan udara dan donasi angkatan laut. Tapi rencana itu tidak semudah membalik telapak tangan. Karena menurut Konvensi PBB wacana Hukum Laut, Palestina, Lebanon dan Suriah semua berhak untuk mengeksplorasi dan menyuling minyak dan gas di zona masing-masing. Tanpa izin dari salah satu Negara itu maka jadwal Israel akan kandas secara hokum. Itu sebabnya dengan memanfaatkan Arab spring , Israel bersama AS melalui Task Force Center ( USCENTCOMdi Qatar dan Bahrain melaksanakan operasi intelligent yang didukung oleh Mossad dan CIA untuk menjatuhkan Bashar al-assad dan menggantikannya dengan rezim yang akan menjadi boneka AS menyerupai Negara teluk Artikel Babo.

Sudah lebih 22 bulan konflik suriah tak kunjung final dan Bashar tetap bertahan. Mengapa ? Menurutnya yang menciptakan keadaan Suriah berlarut larut lantaran operasi menjatuhkan Bashar al-assad tidak dilakukan secara pribadi menyerupai menjatuhkan Sadam dan Khadafi tapi melalui “ perantara “ dibawah kendali operasi intelligent. Mengapa tidak pribadi ? lantaran pihak China dan Rusia tidak mau lagi diajak beraliansi di PBB untuk melegitimasi serangan langsung. Maklum sebelumnya China dan Rusia dibohongi oleh AS dan Barat ketika menjatuhkan Sadam dan Khadapi. Bagi bagi tidak adil. AS dan Barat mendapat lebih, sementara China dan Rusia mendapat sedikit. Karenanya AS dan Israel memakai jalur swasta untuk membiayai operasi intelligent menjatuhkan Bashar. Menurutnya ada sebuah perusahaan berjulukan XE Service LL mendapat dana dari perusahaan offshore company yang merupakan holding company dari banyak sekali perusahaan minyak yang beroperasi di Timur Tengah. Dana inilah yang digunakan untuk melatih tentara bayaran, mengirim senjata, biaya propaganda, dan lain sebagainya. Ini operasi intelligent yang rumit lantaran melibatkan network AS /Israel dari Turki, Irak, Afganishtan, Yordan, Arab Saudi, Qatar dll.

Mengapa operasi ini tidak efektif ? tanya saya. Secara keseluruhan efektif namun menjadi rusak lantaran tentara bayaran memakai seragam resmi tentara Bashar untuk melaksanakan penculikan, terror dan pembunuhan kepada rakyat sipil. Awalnya ini berhasil efektif menjatuhkan gambaran tentara sekaligus Pemerintahan Bashar dimata internatioanl. Namun berkat operasi kontra intelligent yang dilakukan iran dan Suriah berhasil menangkap ratusan tentara bayaran dan sebagian Artikel Babo terbunuh dalam operasi penggerebekan. Dari merekalah terungkap akreditasi wacana operasi Xe untuk menjatuhkan rezim Bashar. Sebetulnya ini sudah lebih dulu diketahui oleh Jurnalis Barat menyerupai CNN namun dengan tertangkapnya pemberontak itu semakin memperkuat indikasi bahwa AS ada dibalik pemberontakan dan teror. Pada tanggal 21 Juni 2012, Wapres dari Partai Buruh Turki, Bulent Aslanoglu, menyampaikan kepada PBB bahwa ia mempunyai bukti bahwa sekitar enam ribu orang abnormal dari bangsa Arab, Afghanistan dan Turki yang berbeda, telah direkrut oleh Badan Pusat Intelijen AS ( CIA) untuk melaksanakan tindakan teroris di Suriah. Akibatnya Kongres AS murka besar namun bukti keterlibatan AS memang tidak ada.

Jadi apa yang menjadikan duduk perkara Suriah tidak pernah final hingga sekarang lantaran kepentingan abnormal begitu besarnya untuk mengontrol Suriah. Amerika punya agenda. China bersama Rusia punya agenda. Pergolakan di Suriah ialah repliksi perang antara Rusia ( bersama China ) dan AS ( bersama Barat) dengan jadwal yang sama yaitu, bisnis minyak dan gas. Ini semua menyangkut dana triliunan dollar yang dipertaruhkan. Keberadaan Israel bersama Liga Arab dan Iran bersama rezim Bashar hanyalah pion dari dua group raksasa dalam perebutan konsesi minyak. Lantas dimana Rakyat suriah? Tidak ada!. Makanya saatnya persatuan umat islam tampil untuk menuntaskan duduk perkara ini dengan jujur untuk kepentingan rakyat Suriah. Tidak ada LIga Arab, tidak ada Iran, tidak ada AS, tidak ada China, tidak ada Rusia, tidak ada Sunni, tIdak ada syiah. Yang ada hanya rakyat suriah dan Islam, menyerupai Mesir menjatuhkan Mubarak.  BIsakah ?  Ini ialah fitnah kiamat bagi umat islam…

Sumber https://culas.blogspot.com/

Pdip: Perilaku Prabowo Baiklah Kedubes Aussie Pindah Ke Yerusalem Bertentangan Dengan Sejarah


Pernyataan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang menyebut keputusan Australia memindahkan kedutaannya di Israel ke Yerusalem bukan duduk kasus bagi Indonesia dinilai sebagai bentuk tindakan yang tidak menghormati aturan internasional.

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengungkapkan, PDIP bahkan sangat terkejut dengan perilaku Prabowo yang tidak memersoalkan pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem.

“Pak Prabowo seharusnya memahami aturan internasional bahwa Yerusalem berstatus quo, dan Indonesia mendukung sepenuhnya kemerdekaan Palestina seluas-luasnya. Hal ini bab dari perintah konstitusi bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Dengan demikian perilaku Pak Prabowo tersebut ahistoris (bertentangan dengan sejarah-red),” kata Hasto dalam siaran persnya, Jumat (23/11/2018).

Menurutnya, keputusan politik mantan Danjen Kopassus tersebut kontradiktif dengan persepsi yang dibangun selama ini. Artinya, retorika pidatonya tidak sesuai dengan keputusan politik Prabowo sendiri. “Sikap Indonesia sangat tegas, menyesalkan keputusan Australia tersebut. PDI Perjuangan mendukung sepenuhnya ketegasan perilaku Presiden Jokowi tersebut," tegas Hasto.

Pria berkacamata ini menjelaskan, PDIP sanggup memahami terhadap spekulasi yang muncul bahwa perilaku Prabowo tersebut sebagai sinyal untuk sanggup pemberian dari pihak-pihak tertentu. Namun berdasarkan dia, pilpres bukanlah sekadar kontestasi tanpa prinsip.

"Seluruh agenda kebijakan politik luar negeri seluruh capres harus mengacu pada konstitusi dan konsisten dengan perilaku politik yang terus berpihak terhadap kemerdekaan Palestina, termasuk mencari solusi aras status Yerusalem tersebut yang ketika ini berada di yurisdiksi aturan internasional. Jangan gadaikan kebijakan politik luar negeri untuk kepentingan sempit," pungkasnya.

Untuk diketahui, Prabowo Subianto sebelumnya menyampaikan bahwa Indonesia harus menghormati keputusan Australia yang hendak memindahkan kantor kedutaan besarnya di Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem yang notabene merupakan wilayah Palestina. Ia berpandangan bahwa Negeri Kangguru itu punya hak prerogatif mengambil keputusan sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. [okezone.com]