Total transaksi derivatif global tahun 2013 berdasarkan data dari BIS, nilai kontrak mencapai USD 693 Trilion. Sebagian besar transaksi itu dilakukan secara over-the-counter (OTC). Nilai kontrak itu sama saja dengan 10 kali dari GNP seluruh negara di dunia. Pertanyaannya, bukankah kontrak itu menyebut uang. Uang apa? mengapa lebih besar dari GNP dunia. Saya tidak akan menjelaskan detail secara teknis perihal derivative atau OTC. Saya akan membahas dari segi philosophy uang berdasarkan perspektif saya. Makara ini tidak ada dasar teori yang saya jadikan pijakan. Ini pendapat bebas saya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman hidup. Bagi orang awam yang terbatas wawasan keuangannya, beliau hanya mengenal satu kata money atau uang. Dia sanggup uang dari honor atau keuntungan perjuangan dan kemudian dibelanjakan sesuai dengan pendapatannya, kalau ada lebih beliau tabung. Dalam kasus ini uang ya uang. Tapi ada juga orang yang menyebut uang itu yakni arus terus menerus atau Currency. Perhatikan, beliau tidak menyebut uang tapi arus.. ya sama dengan arus listrik. Kalau di analogikan, uang menjadi sumbu negatif dan aktifitas perjuangan yakni sumbu positip. Karena adanya sumbu positip dan negatif maka terjadilah current atau arus listrik yang sanggup mengakibatkan energy untuk bergeraknya roda ekonomi kedepan tanpa henti.
Rekening di bank atau perusahaan di sebut rekening arus ( Current account). Bagi mereka uang bukan lagi selembar kertas. Bukan hanya alat transaksi. Bukan. Tapi uang sebagai sarana menghubungkan satu sumber daya dengan sumber daya lain supaya terus terjadi korelasi arus yang tiada henti. Contoh bagaimana menghubungkan sumberdaya insan dengan sumber daya material, Sumber daya material dengan sumber daya uang. Sumber daya uang dengan sumber daya pasar, dan lain sebagainya. Selagi korelasi antar sumberdaya itu terus terjadi arus maka itulah uang sebenarnya. Itulah uang dalam perngertian kapitalis. Dimana sebetulnya uang itu omong kosong. Uang itu hanya sarana pemicu distribusi capital untuk terjadi bermacam-macam aktifitas terbentuknya peradaban. Makara bukan jumlah berapa banyak uang yang dikumpulkan tapi seberapa banyak aktifitas perjuangan yang sanggup di kembangkan alasannya yakni uang.
Untuk menjaga momentum korelasi itu , uang tidak harus berupa uang kertas atau emas. Tapi sanggup juga dalam bentuk lembaran obligasi umum. Tidak harus obligasi umum, sanggup juga obligasi khusus.Tidak harus obligasi khusus sanggup juga obligasi sintetik. Begitu seterusnya. Dari bermacam-macam jenis uang itulah pasar terbentuk Dari pasar yang diatur secara umum ( CH ) hingga yang diatur secara khusus menyerupai OTC. Jenis penerapannya sanggup jangka pendek atau menengah atau jangka panjang. Penyelesaiannya sanggup melalui opsi beli atau juat, sanggup juga diserahkan nanti atau dibayar kini atau sebaliknya. Bukankah itu semua hutang? Benar. Tapi bukan hutang menyerupai persepsi anda yang hanya tahu uang berupa lembaran kertas atau logam mulia (coin).Bukan. Tapi itulah currency. Selagi arus atau current terus terjadi dengan ditandai aktifitas perjuangan tidak terhenti maka tidak ada hutang yang perlu dikawatirkan. Mengapa ? Karena current mempunya energy yang sanggup dengan otomatis membuat hutang gres atau uang baru. Itulah miracle of capital. Akan terus begitu.
Kalau uang di tangan anda tidak hingga terjadi arus berkesimbungan maka anda telah tertipu oleh sistem. Mengapa ? Karena anda akan terjebak dengan perilaku pelit, menyimpan uang takut berbagi. Menyimpan uang takut ambil resiko bisnis. Hanya duduk kasus waktu anda akan jadi orang paling miskin dan bego dunia. Uang itu akan menjauhkan anda dengan lingkungan anda dan pada waktu bersamaan membuat anda rakus berkosumsi lemah produksi, yang justru merusak jiwa dan phisik anda sendiri. Jatuhnya Eropa dan AS ,Jepang alasannya yakni Generasi yang kini tertipu dengan uang. Mereka absurd nabung dan berinvestasi dengan produk tanpa barang. Mereka membuat money game. Laba tercipta tapi tidak ada pabrik terbangun. Akhirnya arus atau currency, lambat laun melemah alasannya yakni sektor real sebagai sumbu positip semakin kehilangan daya tarik alasannya yakni pertumbuhannya kalah cepat dengan tumbuhnya uang. Beda dengan China dimana keseimbangan antara sumbu positip dan negatif terus terjaga dengan baik sehingga melahirkan economic in balance. Berapapun hutang, itu bukan masalah. Arus terjadi alasannya yakni barang , jasa dan uang terus membuat energy tiada henti.
***
***
Bagi orang yang dapatkan uang dari bisnis rente maka uang yakni segala galanya. Banyak orang menumpuk uang alasannya yakni menghindari miskin. Mereka takut akan kemiskinan. Berbagai cara dilakukan, mulai dari yang masuk budi hingga dengan yang mistik, untuk menghindari kemiskinan. Padahal, rasa takut akan miskin yakni miskin itu sendiri. Usaha untuk menghindari kemiskinan akan menghasilkan kemiskinan itu sendiri. Ketika orang berusaha untuk menghindari kemiskinan, maka kemiskinan itu akan bertambah. Banyak orang berusaha mencari kedamaian dalam hidupnya melalui uang. Salah satunya menyimpan uang sebanyak banyaknya di bank. Namun, harapan untuk merasa tenang justru membuat perasaan tidak damai. Segala upaya untuk mencapai kedamaian hanya akan menghasilkan ketegangan. Ketegangan itulah yang menjadi akar dari rasa tidak damai.
Banyak orang menghindari rasa takutnya dengan menyimpang uangnya di bank. Orang yang mencari segala cara untuk melampaui ketakutannya justru akan selamanya dijajah oleh rasa takut di dalam hatinya. Banyak orang menyimpang uangnya dan takut memberi, alasannya yakni mereka takut kehilangan. Akhirnya, mereka menjadi pelit. Mereka menutup diri dari dunia, dan hidup semata untuk dirinya sendiri. Padahal, di dalam hidup ini, semakin banyak kita melepas, semakin banyak kita mendapat. Orang harus keluar uang, guna menerima uang. Orang harus memberi, guna mendapat. Orang harus melepaskan harapan untuk damai, jikalau ingin memperoleh kedamaian di dalam hidup
Tapi orang yang punya banyak kesibukan bisnis walau hutang tak terbilang ,dia happy aja alasannya yakni uang tidak disimpannya atau dikonsumsikan yang tidak produktif tapi di pakai untuk terjadinya arus melalui korelasi antar sumberdaya. Maka hIdupnya stabil, makan yummy ,tidurpun pulas dan bakir memanfaatkan waktu dengan happy. Senang berbagi, spiritualnya makin tinggi alasannya yakni beliau selalu ingin bersahabat dengan Tuhan supaya kondusif melewati hidup penuh resiko. Bagaimana dengan besok soal hutang? Besok jangan dipikirkan , itu urusan Tuhan. Yang niscaya di masa depan semua orang mati. Tugas anda bagaimana hari ini sanggup berbuat dengan maksimal tanpa culas dan tetap sibuk..dan terus punya energy untuk ambil pecahan membangun peradaban..
Banyak orang menghindari rasa takutnya dengan menyimpang uangnya di bank. Orang yang mencari segala cara untuk melampaui ketakutannya justru akan selamanya dijajah oleh rasa takut di dalam hatinya. Banyak orang menyimpang uangnya dan takut memberi, alasannya yakni mereka takut kehilangan. Akhirnya, mereka menjadi pelit. Mereka menutup diri dari dunia, dan hidup semata untuk dirinya sendiri. Padahal, di dalam hidup ini, semakin banyak kita melepas, semakin banyak kita mendapat. Orang harus keluar uang, guna menerima uang. Orang harus memberi, guna mendapat. Orang harus melepaskan harapan untuk damai, jikalau ingin memperoleh kedamaian di dalam hidup
Tapi orang yang punya banyak kesibukan bisnis walau hutang tak terbilang ,dia happy aja alasannya yakni uang tidak disimpannya atau dikonsumsikan yang tidak produktif tapi di pakai untuk terjadinya arus melalui korelasi antar sumberdaya. Maka hIdupnya stabil, makan yummy ,tidurpun pulas dan bakir memanfaatkan waktu dengan happy. Senang berbagi, spiritualnya makin tinggi alasannya yakni beliau selalu ingin bersahabat dengan Tuhan supaya kondusif melewati hidup penuh resiko. Bagaimana dengan besok soal hutang? Besok jangan dipikirkan , itu urusan Tuhan. Yang niscaya di masa depan semua orang mati. Tugas anda bagaimana hari ini sanggup berbuat dengan maksimal tanpa culas dan tetap sibuk..dan terus punya energy untuk ambil pecahan membangun peradaban..