Jakarta -Satgas Tinombala terus memburu Ali Kalora cs di hutan Sulawesi Tengah. Kelompok Ali Kalora saat ini tinggal seven orang.
"(Tinggal) Tujuh (orang), iya termasuk Ali Kalora," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi detikcom, Selasa (1/1/2019).
Ali Kalora menjadi pentolan kelompok Mujahidin Republic of Indonesia Timur (MIT) setelah Santoso alias Abu Wardah tewas dan Basri ditangkap. Santoso tewas dalam baku tembak dengan Satgas Tinombala di Pegunungan Biru, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah pada Senin(18/7/2016) petang.
Dua bulan setelahnya, Basri ditangkap di wilayah Poso Pesisir Selatan, Selasa (13/9/2016). Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat itu mengatakan Ali Kalora kemampuannya belum sebanding dengan Basri dan Santoso.
"Ali Kalora jauh di bawah kelasnya Santoso dan Basri. Ali Kalora orang ketiga, jadi orang pertama dan kedua saya kira sudah bisa dilemahkan. Kita akan tetap melakukan operasi ini baik melalui cara cara soft pendekatan maupun cara penegakan hukum," kata Tito di PTIK, Jl Tirtayasa, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Istri Ali Kalora, Tini Susanti Kaduku alias Umi Fadel, juga telah tertangkap dua tahun lalu. Umi Fadel ditangkap di Poso Kota, Sulawesi Tengah, pada Selasa (11/10/2016) pukul 16.00 WITA. Dia ditangkap tanpa ada perlawanan. Sebelum ditangkap, Umi Fadel selalu menemani Ali Kalora bergerilya di pedalaman hutan Sulawesi Tengah.
Lama tak terdengar, Ali Kalora Cs berulah lagi. Mereka memutilasi seorang penambang emas di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Jenazah korban ditemukan warga pada Minggu (30/12) sekitar pukul 11.00 Wita di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong.
Sehari kemudian, anggota Polres Parigi Moutong diserang dengan rentetan tembak usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dua anggota polisi yaitu Bripda Baso dan Bripka Andrew tertembak dalam baku tembak.
Perburuan kelompok Ali Kalora masih terus dilakukan. Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan kekuatan anggota Satgas Tinombala saat ini masih cukup untuk memburu kelompok Ali Kalora. Tidak ada rencana penambahan personel.
"Nggak ada (penambahan), cukup, Satgas Tinombala TNI-Polri yang ada di sana itu terus masih bekerja. Sekarang sedang melakukan pengejaran," ujarnya.
Ditambahkan Dedi, pengejaran dibagi di dua wilayah, Poso dan Parigi Moutong. "Ya, sudah dibagi Poso sama Parigi Mountong ya. Dua tim udah lakukan pengejaran," tuturnya.
Selain mengandalkan apa yang ada di hutan, kelompok ini merampok makanan dari warga untuk bertahun hidup. Mereka merampok warga dan tidak segan membunuh warga jika tidak diberi logistik.
"(Sumber makanan) Dari nakut-nakutin masyarakat itu, termasuk yang korban (mutilasi) kan ditakut-takutin, kalau logistik nggak ngasih, dibunuh," kata Dedi.
Selain itu, ada dari simpatisan Ali Kalora. Simpatisan ini sudah dideteksi.
"Selain itu, ada simpatisannya. Untuk yang di Poso kan jalur logistiknya sudah diputus. Mereka lari (ke) Parigi Moutong, ada juga simpatannya di sana. Ada beberapa simpatisan," tuturnya.
Sumber detik.com