Ada dongeng di China. Seorang yang sudah di vonis mati alasannya yakni terserang kanker stadium 4. Dia tiba ke tabib dengan keadaan putus asa. Setelah dongeng soal penyakitnya, sang tabib berkata “ Panyakit akan segera sembuh dalam 30 hari. Tetapi ada syaratnya ?
“ Apa syaratnya ?
“ Kamu harus memaafkan semua orang yang pernah zolim kepada kamu. Apakah kau bersedia ?
“ Walau sulit , tetapi akan saya lakukan demi kesembuhan saya.”
“ Kedua, kau harus minum air dalam botol ini selama 30 hari. Minum sesendok saja. “
“ Baik.”
“ Lakukan itu. Nanti sehabis 30 hari tiba kemari. Kita buktikan omongan saya.”
Setelah itu, ia mulai berbuat baik kepada siapa saja termasuk kepada orang yang menzoliminya. Dia datangi orang yang menipunya dengan membawa sup ayam hangat. Kepada istri yang banya mulut , ia perbanyak senyum cerah. Kepada tetangga yang selalu buat ia kesel , ia maafkan dengan memperlihatkan masakan yang lezat. Apa yang terjadi ? sikapnya itu menciptakan orang terheran heran. Dan ia mendapat simpatik yang sama atas sikapnya yang ramah itu. Diapun mencicipi hidup sangat senang dan lapang sehabis ia berdamai dengan kenyataan, terutama dapat memaafkan musuhnya.
Tanpa terasa 30 hari berlalu, badannya terasa bugar. Diapun menyidik diri ke dokter. Hasilnya kanker stadium 4 dinyatakan negatif. Diapun bebas dari penyakit kanker. Dengan perasaan bahagia, ia mendatangi tabib itu.
“ Dokter telah menyampaikan bahwa kanker saya sudah sembuh. Terimakasih.”
“ ya sama sama. “
“ boleh tanya ?
“ Silahkan ?
“ Apakah obat yang anda berikan itu ?
“ Itu bukan obat. Itu hanya air yang saya ambil dari gentong. “
“ Oh asing sekali dapat menyembuhkan penyakit saya “
“ Bukan air putih yang menyembuhkan dirimu tapi alasannya yakni pertama, kau percaya terhadap saya bahwa penyakit itu dapat disembuhkan. Itu energi besar menciptakan cahaya pikiran menyala. Kedua, kau mendapat komplemen energi positip ketika kau berbuat baik dan semakin besar energi itu ketika orang yang tadinya kau benci juga mencicipi senang ketika kau memaafkannya. Makara energi yang ada pada dirimu sendiri yang menyembuhkan. Saya hanya memperlihatkan motivasi semoga cahaya tadinya redub kembali menyala terang. Saat itulah kesembuhan datang”
Sebetulnya tubuh kita itu dalam dimensi llmu fisika menyerupai hologram yang terdiri dari rangkai mikrokosmos ( DNA , Sel ) yang bergerak saling tarik menarik jawaban adanya energi positip dan negatif. Sumber energi itu ada pada pikiran kita. Apabila pikiran kita lemah jawaban tidak seimbangnya positip dan negatif maka energi itu akan redup, maka sistem mikrokosmos jadi kacau dan lambat laun jadi error. Saat itulah raga kita jadi lemah. Biasanya penyakit tiba dan janjkematian tiba sebagai sebuah sunnatulah. Inti dari kehidupan bukanlah raga kita tapi pikiran kita. Pikiran itu dipengaruhi atas konsepsi kita terhadap bahan dan Tuhan mentunaikannya sesuai pikiran kita. Artinya bila konsepsi kita jelek maka Tuhan akan tunaikan itu jadi buruk. Begitupula sebaliknya.
Mengapa begitu ? alasannya yakni Tuhan itu Maha Adil. Perhatikan ketika Setan dinyatakan laknat Allah alasannya yakni tidak mau sujud kepada Adam, Allah sepakat atas ajakan setan untuk menyesatkan bani Adam. Kok lucu ? bukan lucu. itu sudah by design oleh Tuhan. Dalam diri insan ada pikiran ( nalar dan hati ) yang punya prinsip kebebasan berkehendak. Tentu bebas memilih pilihan. Salah satu sifat Tuhan itu yakni Maha berkehendak. Dan sifat itu diberikan kepada manusia. Mau baik atau jahat, itu fitrah manusia. Tetapi alasannya yakni sifat maha adil Tuhan itu, maka Tuhan pun memperlihatkan salah satu sifatnya kepada insan yaitu CINTA. Selagi dalam diri insan masih ada cinta maka walau ia punya sifat free will namun akan condong kepada kebaikan. Karena pinsip cinta itu yakni berkorban dan memberi.
Makanya jangan lihat insan dari agamanya, tapi perhatikan apakah ada cinta pada dirinya ? jikalau semua perbuatannya atas dasar pamrih maka ia sedang melakukan prinsip free will nya. Itu sangat tua berbuat jahat. Contoh pendeta atau Dai yang dibayar mahal atau kemaruk uang kotbah maka itu terperinci lebih besar niat buruknya.. Tapi jikalau perbuatannya dengan passion cinta yang tinggi maka itu dasarnya yakni Tuhan dan niscaya kebenaran, kebaikan dan keadilan yang ia lakukan. Energi positip dalam dirinya bercahaya dan akan terpancar pada orang sekitarnya dalam cahaya kesegaran dan kedamaian. Makanya Jokowi yang bukan siapa siapa dapat merebut hati orang banyak bahkan dunia, alasannya yakni ia punya passion cinta.
Jadi apa yang kita simpulkan dari uraian tersebut diatas ? Ketika ada orang baik penuh cinta dan tulus berkorban kepada sesama, pemaaf, penyabar, santun maka ketika itulah Tuhan membanggakan diriNYA kepada makhluk lain menyerupai Malaikat dan Setan. Ketika ada orang hidup tanpa cinta, praktis paranoid, demo, amarah, maka ketika itulah Tuhan berkata, ‘ mereka bukan insan yang saya maksudkan. Mereka tak ubahnya dengan hewan. Karena bego. Makhluk berjulukan insan yang Aku maksudkan yakni mereka yang memakai akalnya. Didalam nalar itulah Aku ada. ! didalam cinta itulah saya me-manifestasikan diriKu.
Makanya orang yang punya passion cinta itu sangat berpengaruh ..sangat kuat. Hidupnya lapang dan rezeki mudah, dan tubuhnya sehat lahir batin.
Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/