Jujurlah Secara Intelek


Anakku, saya tidak akan memuji situkang kayu itu yang kini jadi Presiden. Karena ia tidak butuh kebanggaan atas segala yang ia lakukan. Baginya itu semua ialah amanah UU yang ia harus laksanakan. Aku hanya ingin mengingatkan kau semoga kau jadi orang cendekia yang intelek. Ketahuilah sayang, ketika Jokowi awal berkuasa, koefisien Gini terus meningkat dari 30 poin pada tahun 2000 menjadi 41 pada tahun 2014, yang merupakan rekor tertinggi. Koefisien Gini Indonesia ketika itu sama menyerupai Uganda dan Pantai Gading, serta lebih jelek dari India. Sementara mengacu data Credit Suisse, 1 persen orang terkaya di Indonesia menghimpun separuh total aset negara ini.

Anakku, kau tahu sayang, petani yang merupakan lebih banyak didominasi rakyat indonesia semakin terpuruk selama 10 tahun SBY berkuasa. Dengan ditandai nilai tukar petani turun 0,92. Janji akan membagikan tanah kepada petani 9 juta hektar hanya ada dalam planning tanpa direalisasikan. Pembakaran hutan terus terjadi untuk kebun besar juragan kaya. Oh di Era SBY harga sembilan materi pokok terjamin. Tetapi tahukah kamu, lantaran itu negara kehilangan uang Rp 3000 triliun untuk subsidi BBM. Dan lantaran itu semua planning jago SBY dalam pembangunan hanya menghasilkan tumpukan kertas saja.

Sementara ketika Jokowi berkuasa, kas kosong. SBY mewariskan utang kepada Jokowi, diperkirakan setiap hari Indonesia harus bayar bunga utang sebesar Rp. 300 miliar atau setiap jamnya sebesar Rp. 13 miliar, atau setiap detik jantung berdetak negara harus bayar bunga sebesar Rp. 220 juta. Ini tidak termasuk cicilan yang harus dibayar. Sementara kemampuan membayar pada tahun 2014 tida ada lagi. Anggran minus sehabis di potong belanja. Di samping itu angka pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) mencapai 1,49 % per tahun. Setiap tahunnya penduduk Indonesia bertambah 4 hingga 5 juta jiwa. Itu berarti setiap hari lahir 10.000 bayi atau setiap detik jantung berdetak lahir 7 bayi Indonesia.

Jokowi sadar bahwa keadaan ini bagaikan bomb waktu yang bila tidak segera diselesaikan bisa berdampak kepada chaos sosial. lantaran sangat gampang di provokasi oleh petualang politik untuk merebut kekuasaan. Tetapi apakah Jokowi pernah menyalahkan pemerintah SBY ketika kalian berkeluh kesah atas karya nyatanya. Padahal SBY berkuasa di back up oleh partai Islam menyerupai PKS, PKB, PPP, PAN. Kemana saja mereka itu. Mengapa kalian tidak bertanya kepada partai islam itu? Dan kini sebagian partai islam memprovokasi kalian bahwa mereka pembela orang miskin. Apakah mereka lupa bahwa suka tidak suka mereka ikut bertanggung jawab menjadikan rasio GINI melebar.

Sebetulnya Jokowi bisa saja mendapatkan APBN 2014 tanpa harus di koreksi. Artinya jalankan saja kebijakan yang ada. Toh kekuasaan di Indonesia bukan hanya bergantung kepada seorang presiden tetapi juga legisltatif dan Yudikatif. Dan lagi Jokowi bukanlah elite partai yang tidak harus menanggung resiko politik atas kegagalannya dalam memimpin negara. Apalagi ia terpilih secara pribadi oleh rakyat. Tentu sebaiknya ia teruskan saja aktivitas populis SBY dengan memperlihatkan subsidi BBM semoga harga materi pokok stabil dan tetap mempertahankan anggaran yang berat di ongkos semoga uang terus mengalir untuk memicu konsumsi domestik. Tetapi Jokowi mengambil resiko dengan mengubah APBN. Mengapa ? semoga ledakan penduduk dan beban utang bisa diatasi segera mungkin sebelum semua sudah terlambat menyerupai venezuela.

Memang bila hingga kini masih terasa efek yang tidak menciptakan kita nyaman atas kebijakan Jokowi, itu disebabkan efek obat penyembuhan ekonomi yang sedang berlangsung, yang tak mungkin kesalahan puluhan tahun sanggup disembuhkan dalam waktu 5 tahun Jokowi berkuasa. Tetapi proses penyebuhan itu telah terjadi. KIta tidak hingga jadi negara gagal menyerupai Venezuela. Index ekonomi tadinya di Era SBY merah kini sudah positip semua. Investasi terus mengalir semoga negara sanggup membayar hutang kesalahan masalalu, dan mendapatkan pajak untuk mengongkosi subsidi pendidikan semoga kau nyaman kuliah dan bila tamat bisa bekerja tanpa harus jadi beban sosial negara.

Tahukah, Nak, Jokowi sangat mengasihi rakyatnya terutama mereka yang miskin namun negara tidak punya uang tanpa ada orang kaya menyebarkan lewat pajak. Memanjakan orang kaya itu nak, semoga orang miskin bisa di urus. Bijaklah. Kamu tidak perlu berterimakasih kepada Jokowi bila tidak mau. Tetapi berterimakasihlah kepada para insinyur. Mereka adala abang kamu. Mereka bekerja siang malam menembus belantara hutan Papua semoga saudara kita di Papua mendapatkan keadilan. Yang bekerja keras membangun jalan toll di sumatera semoga keadilan ekonomi dirasakan pula oleh orang sumatera. Negara ini jago lantaran rakyatnya jago dan pemimpin bukan hanya bisa beretorika dan buat rencana, tapi karya nyata. Jangan hingga kelak kau jadi kaum cendekia tapi engga intelek. Jangan ya sayang

Sumber : Jalan Sepi.
Order : WA 081212199662
atau 089686872425



Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait