Naypyitaw -Otoritas Myanmar menyebut polisi penjaga perbatasan diserang kelompok pemberontak di wilayah Rakhine yang rawan konflik. Serangan terjadi saat pasukan keamanan Myanmar terus bertempur melawan kelompok bersenjata yang mewakili kelompok etnis Buddha Rakhine.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (2/1/2018), media nasional Myanmar, Global New Light of Myanmar, melaporkan bahwa satu polisi mengalami luka kritis setelah terjadi serangan terhadap polisi penjaga perbatasan oleh sekitar thirty pria yang membawa 'senjata berat dan ringan'.
Serangan ini terjadi di dekat Saytaung, sebuah desa di expanse Buthidaung, Rakhine, pada Selasa (1/1) waktu setempat.
Juru bicara kelompok Arakan Army, Khine Thu Kha, menyangkal kelompoknya telah menyerang polisi perbatasan Myanmar. Namun Khine Thu Kha menyebut kelompoknya sempat terlibat bentrokan dengan pasukan pemerintah Myanmar di Saytaung pada Selasa (1/1) waktu setempat.
Arakan Army merupakan salah satu kelompok yang sedang diperangi militer Myanmar karena menginginkan otonomi lebih besar bagi etnis minoritas. Khine Thu KHa menyebut ratusan polisi penjaga perbatasan dikerahkan ke expanse tersebut sebagai bagian dari operasi militer besar-besaran melawan kelompok Arakan Army. Pertempuran itu berlanjut hingga Rabu (2/1) waktu setempat, namun di lokasi berbeda.
Juru bicara militer Myanmar, Mayor Jenderal Tun Tun Nyi, menolak untuk berkomentar.
Serangan terbaru ini terjadi setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut sekitar 2.500 orang terusir dari rumahnya sejak awal Desember 2018, akibat bentrokan yang kembali pecah antara militer Myanmar dengan kelompok Arakan Army.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB pada Senin (31/12) lalu menyebut sekitar 1.500 orang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran yang kembali pecah di Rakhine. Jumlah itu terpisah dengan 1.000 orang yang terpaksa mengungsi akibat bentrokan yang pecah viii Desember 2018. Otoritas setempat bersama kelompok kemanusiaan lokal dan asing memberikan bantuan untuk mereka yang mengungsi.
Wilayah Rakhine juga menjadi lokasi militer Myanmar meluncurkan operasi tahun 2017 yang memaksa lebih dari 730 ribu warga etnis muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Pertempuran terbaru di Rakhine melibatkan Arakan Army yang mengklaim mewakili etnis Buddha Rakhine.
Sumber detik.com