Presiden Joko Widodo Ingatkan Jaga Persatuan Meski Beda Piihan


Presiden Joko Widodo meminta warga tetap menjaga persatuan, kesatuan bangsa serta selalu rukun walaupun memiliki pilihan politik yang tidak sama dengan orang lain. Pernyataan dikemukakan Presiden Jokowi ketika berkunjung ke Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis (3/1).

Presiden mengungkapkan, negara Indonesia memiliki penduduk yang cukup banyak hingga 260 juta jiwa. Mereka hidup di 17 ribu pulau, tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia.

Dengan banyaknya pulau tersebut juga mengatakan kemajemukan dengan beragam dan berwarna-warni suku, agama, watak serta tradisi. Bahasa tempat semua berbeda.

"Inilah negara Indonesia. Hal menyerupai ini harus disadari. Kita diberi anugerah berbeda-beda, jangan hingga lantaran perbedaan ini dalam bermasyarakat jadi gesekan. Ini sudah aturan alam, sunatullah yang diberikan ke bangsa Indonesia," kata Presiden.

Presiden juga sadar setiap warga memiliki pilihan berbeda. Bahkan perbedaan mencolok terjadi ketika pesta demokrasi. Misalnya pemilihan bupati, wali kota, gubernur, hingga menentukan presiden.

Namun Presiden meminta adanya perbedaan pilihan itu tidak menjadi putusnya rasa persaudaraan. Ia meminta masyarakat tetap menjaga persatuan bangsa, memelihara persaudaraan dan memelihara aset bangsa ini. Adanya perbedaan justru dibutuhkan menjadi kesadaran tersendiri bahwa bangsa ini besar tapi tetap dapat satu.

Presiden juga mengungkapkan, Indonesia juga berbeda dengan negara lainnya. Ia pernah berkunjung ke Afghanistan. Di negara itu hanya ada tujuh suku, berbeda dengan Indonesia yang memiliki 714 suku.

Di Afghanistan, antara suku satu dengan lainnya saling bertikai, sedangkan di Indonesia semua dapat saling rukun.

Ia prihatin dengan adanya pertikaian di Afghanistan. Akibat insiden itu, banyak korban jiwa. Masyarakat hidup dalam ketakutan.

Bahkan istri dari Presiden Afghanistan juga mengungkapkan kepada dirinya bahwa wanita di negara itu tidak berani mengendarai kendaraan beroda empat sendirian lantaran khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan di jalan.

"Itu (Afghanistan) hanya tujuh suku, negara kita 714 suku. Oleh alasannya yaitu itu, marilah pelihara bersama kerukunan, persaudaraan. Berbeda pilihan biasa, tidak apa-apa. Dilihat saja calon-calonnya, prestasinya dilihat saja, rekam jejaknya dilihat, visinya, dasarnya itu saja. Tidak usah ramai dengan tetangga, antarkampung," kata Presiden.

Presiden Joko Widodo melaksanakan kunjungan kerja, salah satunya Kabupaten Blitar. Presiden meninjau terusan irigasi Lodoyo di Kelurahan Jegu, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, guna melihat hasil pekerjaan rehabilitasi di terusan tersebut. Presiden juga meninjau proyek pengendalian banjir Kali Bogel, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.

Dalam aktivitas itu, sejumlah pejabat ikut serta menyerupai Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Marsda Tentara Nasional Indonesia Trisno Hendradi, Staf Khusus Presiden Ahmad Erani, Komandan Paspampres Mayjen Tentara Nasional Indonesia Maruli Simanjuntak, Gubernur Jatim Soekarwo dan sejumlah tamu permintaan lainnya. [republika.co.id]

Artikel Terkait