Surabaya -Sebuah desa yang tenang di Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri tiba-tiba dikejutkan dengan penemuan jasad seseorang di pemakaman setempat. Yang tak kalah mengejutkan, jasad ini terkubur dengan sebagian kaki muncul ke permukaan.
Salah satu warga bernama Diyono (58) menemukannya pada hari Kamis (17/5/2018). Saat itu ia curiga dengan adanya gundukan tanah baru di atas makam lama lengkap dengan tebaran bunga di atasnya. Padahal di desanya tidak ada orang yang baru meninggal.
Kecurigaan itu kemudian menggiringnya untuk memeriksa kondisi makam. Tak disangka, ia menemukan bagian kaki manusia yang 'nongol' atau tidak tertutup gundukan tanah makam. Bagian kaki yang tersingkap itu juga masih terlihat mengenakan celana jeans berwarna biru.
Kondisi makam usai jasad korban dievakuasi. (Foto: Andhika Dwi/File) |
Dari proses autopsi, akhirnya diketahui bahwa identitas mayat tersebut adalah Sunarti (39). Sunarti diketahui lahir dan besar di Desa Mranggen, Kecamatan Plemahan namun setelah menikah, Sunarti tinggal di Waru, Sidoarjo bersama suami dan kedua anaknya.
"Korban diketahui bernama Sunarti, dengan alamat sesuai KTP di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo," ungkap Kapolres Kediri, AKBP Erick Hermawan.
Keluarga dan tetangga mengaku terkejut dengan kematian Sunarti yang tak wajar. Ibu Sunarti, Simah (75) juga terpukul dengan kepergian putri bungsunya itu. Apalagi ia tak merasakan firasat apapun terkait kematian Sunarti.
"Tak ada tanda-tanda aneh pada Sunarti. Biasa aja semuanya," jelas Simah.
Foto pernikahan korban dengan suaminya. (Foto: Andhika Dwi/File) |
Di hari yang sama, polisi berhasil mengamankan seseorang yang diduga sebagai pelaku di sebuah rumah di daerah Nganjuk. Dari hasil pemeriksaan, pria ini kemudian diketahui bernama Nur Kholik (45), warga Desa Tertek, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.
Rumah yang menjadi lokasi penangkapan tak lain adalah rumah suami korban di Kecamatan Watudandang, Kabupaten Nganjuk. Pelaku cepat tertangkap karena saksi menerangkan bahwa orang yang terakhir kali terlihat bersama korban adalah pelaku.
"Jadi berdasar saksi, ada 10 saksi diperiksa. Lalu kita ke rumah suami korban, ternyata pelaku ada disana, sekalian kita amankan pelaku dan pendalaman," kata Erick.
Kediaman orang tua korban. (Foto: Andhika Dwi/File) |
Kholik diketahui sebagai orang kepercayaan suami korban. Ia bahkan mengemban misi khusus dari suami korban untuk menjadi mata-mata istrinya karena curiga sang istri berselingkuh.
"Jadi pelaku ini diminta menjadi mata-mata dan pengawas korban oleh suami, namun berjalannya waktu pelaku dan korban saling suka dan menjalin asmara," terang Erick.
Terkait pembunuhan yang dilakukannya, pelaku mengaku kronologi berawal pada hari Rabu (16/5/2018) pukul 10.00 WIB, ia membuat janji bertemu dengan korban di wilayah Kecamatan Plemahan. Selanjutnya mereka berkeliling wilayah Kediri dengan mobil korban.
Sekitar dua jam berselang, korban meminta pelaku untuk segera mencari hotel, namun pelaku masih mengajak korban untuk mencari tempat makan.
Pelaku saat rilis kasus. (Foto: Andhika Dwi/File) |
Dalam perjalanan inilah keduanya terlibat pertengkaran. Korban mengejek pelaku tidak dapat memuaskan hasrat seksual korban, dan karena itulah korban mengancam akan mengguna-gunai anak laki-laki pelaku.
"Saya janjian dengan dia (korban) di Plemahan, lalu kita cari hotel dan makan, tapi di jalan saya dihina dan diancam, saya emosi langsung saya cekik lehernya," kisah Kholik.
Pencekikan terjadi di dalam kendaraan yang ditumpangi keduanya. Korban dicekik hingga lemas.
Pelaku ternyata juga sengaja mematikan mesin air-conditioning dan menutup jendela mobil sehingga korban tewas karena kehabisan oksigen. Fakta ini pun telah dipastikan oleh hasil visum dari RS Bhayangkara Kediri.
Untuk menyembunyikan hasil kejahatannya, pelaku membawa jasad korban ke pemakaman terdekat. "Saya menguburkan korban sekitar pukul 23.00 WIB. Korban saya bawa pakai mobil dia, lalu saya geret (tarik, red) tubuhnya dan saya masukkan ke lubang tanah yang sudah saya gali sebelumnya," tutur Kholis.
Kholis diduga tak menyadari jika kedoknya tidak tertutup sempurna karena proses penguburan berlangsung pada malam hari.
"Saya tidak tahu kalau kakinya masih terlihat di luar tanah. Saya kasih bunga supaya seperti kuburan baru," tutupnya.
Pengusaha restoran asal Pare, Kabupaten Kediri ini juga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan ancaman hukuman penjara maksimal twenty tahun.
Saksikan juga video 'Menguak Misteri Kaki Nongol di Atas Makam Kediri':
Sumber detik.com