Mungkin tak pernah terbayangkan bagi penduduk Indonesia timur jika kini komoditas menyerupai beras, semen, materi bangunan , terigu, minyak goreng , dengan harga turun hingga dengan 30%. Bahkan BBM dapat sama dengan harga di jawa. Mengapa dapat begitu ? Bila dulu ongkos angkut satu container ke Indonesia timur sekitar Rp 20 juta tapi kini ongkosnya hanya Rp 8 juta. Tentu jika ongkos angkut turun harga jual barang juga turun dan yang lebih penting ialah dengan terjaminnya logistik sistem maka kepastian stok barang juga terjamin. Sehingga terhindar dari ongkos penumpukan stok dan sekaligus mencegah pihak pihak tertentu yang ingin menimbun barang.
Berpuluh tahun semenjak negeri ini merdeka , disparitas ( perbedaan) harga antara penduduk Indonesia barat dengan timur besar sekali. Maklum penduduk Indonesia barat yaitu Jawa dan Sumatera bersahabat dengan Pemerintah sentra yang didukung sistem logistik yang lengkap. Sementara Indonesia timur masih sangat kurang. Entah mengapa Presiden sebelumnya tidak punya perhatian terhadap Indonesia sentris. Padahal wawasan nusantara itu ialah soal keadilan distribusi pembangunan. Dan juga alasannya wawasan nusantara itulah makanya rakyat di Indonesia timur mau bersatu dibawah NKRI. Saya yakin bagi rakyat Indonesia Timur keberadaan Jokowi ialah berkah Tuhan sesudah berpuluh tahun bersabar dari ketidak adilan rezim sebelumnya.
Ketika Jokowi terpilih sebagai Presiden maka salah satu jadwal nawacitanya ialah membangun melalui metode Indonesia centris. Karena Indonesia itu sangat luas dan dipisahkan oleh lautan maka seni administrasi yang dipakai untuk terjadinya Koneksitas antar wilayah ialah dengan membangun Toll Laut. Memasuki tahun ketiga pemerintahan Jokowi , pembangunan toll bahari terus dikerjakan seakan berpacu dengan waktu, dari pengadaan kapal angkutan khusus ternak dan kapal barang, memperbanyak pelabuhan, revitalisasi pelabuhan yang ada dengan pengerukan biar kapal besar logistik dapat berlabuh, penambahan treyek gres ke pulau terluar dengan jadwal PSO. “ Saya tinggal di Sorong Papua Barat, sangat mencicipi pengaruh positif toll laut, selain harga barang juga mulai mendekati harga di Jawa (referensinya harga di Surabaya), transportasi kapal penumpamg juga makin baik pelayanannya.” Demikian kata salah satu nitizen di Forum DDB.
Puluhan triliun dana APBN di gelontorkan kedalam proyek ini. Walau belum semua rampung dikerjakan namun hasil sudah terasa kasatmata dengan tumbuhnya ekonomi dan investasi di Indonesia timur dan disparitas harga dengan kawasan Indonesia barat semakin kecil. Secara tidak pribadi memperlihatkan rasa keadilan bagi penduduk Indonesia timur. Ya membangun itu harus by design yang bukan hanya direncanakan tapi dikerjakan dengan konsisten tanpa ragu sedikitpun atas dasar visi jauh kedepan untuk keadilan bagi semua.
Sumber https://culas.blogspot.com/