Showing posts with label News-jawa-barat. Show all posts
Showing posts with label News-jawa-barat. Show all posts

Bnpb: Thirteen Meninggal Dan Twenty Jiwa Belum Ditemukan

BNPB: xiii Meninggal dan twenty Jiwa Belum DitemukanKepala BNPB Willem Rampangilei (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)

Sukabumi -Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei memimpin rapat evaluasi penanganan longsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (2/1/2019). Willem memperbarui information jumlah warga terdampak longsor.

Sebelumnya BPBD bersama Basarnas dan Danrem 061 Suryakencana Letkol Inf chiliad Hasan menyebut jumlah KK yang menghuni 32 kepala keluarga atau 101 jiwa. "Hasil rapat evaluasi singkat kami, dampak longsor, KK yang terdampak 29 KK, jiwa yang terdampak 100 jiwa. Rumah yang rusak tertimbun 29 unit. Korban mengungsi 64 orang, iii korban luka berat di RSUD Palabuhanratu. Meninggal dunia xiii jiwa, belum ditemukan twenty jiwa," kata Willem kepada awak media.


Untuk proses pencarian korban, Willem menyebut kondisi medan sulit dicapai serta ancaman longsor masih mengintai relawan dan tim SAR gabungan yang berada di lokasi.

"Tadi saya ke lokasi hujan deras, dimana ancaman longsor masih ada itu juga jadi tantangan tim yang melakukan pencarian dan evakuasi. Saat ini kendaraan berat baru ada dua, harusnya lebih dari itu peralatan pencarian harus lebih dari dua harus 6, backhoe ukuran kecil pakai rantai. Dinas PUPR juga sedang mengupayakan mungkin dalam perjalanan," tuturnya.


Soal penanganan pengungsi, Willem menjelaskan ada 100 jiwa yang terdampak. Namun tenda pengungsi masih belum diperlukan karena banyak warga yang memilih menginap di keluarganya.

"Karena ini bagian dari kampung adat mereka menginap di keluarga dan saudara, untuk logistik ada dapur dengan kapasitas 3.000 orang, dikelola Korem 061 Suryakencana dan BPBD setempat. Diperlukan dukungan makanan, kita kirim makanan siap saji dalam perjalanan malam ini bisa. Selain itu sarung tangan latek dan masker juga kita siapkan," ujar Willem.

Proses pencarian hari, tiga jasad ditemukan petugas gabungan. "Korban tewas hingga hari ini mencapai xiii orang, dengan rincian two korban ditemukan pada Senin (1/1/2019), kemudian viii korban pada Selasa (2/1/2019) dan hari ini iii orang korban," ucap Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi.

Berikut identitas korban yang ditemukan :

31/12/2018
1. Hendra (L) pkl 21.15
2. Sasa (p) pkl 21.15

01/01/2019
1. Ukri (L) 50th, pkl 07.45
2. Riska (p) 27th, pkl 08.40
3. Rita (p) 15th,pkl 10.54
4. Yanti (p) 38th, pkl 10.58
5. Ahudi (L)60th, pkl 11.15
6. Suryani (p) 35th, pkl 13.47
7. Jumhadi (L) 47th, pkl 15.58
8. Yami (p) 26th, pkl 16.35

02/01/2019
1.Sukiman (L) 70th, pkl 09.35
2.Umih (P) 70th, pkl 09.36
3.Tn.Endu (L) 43th, pkl 10.37

Sumber detik.com

Cerita Ayah-Anak Selamat Saat Longsor Terjang Kampung Adat

Cerita Ayah-Anak Selamat saat Longsor Terjang Kampung AdatTandi (27) dan putrinya, Sindi (7). (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)

Sukabumi -Tandi (27) dan putrinya, Sindi (7), lolos dari maut saat tanah longsor menerjang perkampungan tempat tinggalnya di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin 31 Desember 2018. Namun nahas, Yami (26), istri Tandi atau ibu dari Sindi, tewas akibat peristiwa tersebut.

Selain sang istri, Tandi juga mesti rela kehilangan xiii anggota keluarganya yang tinggal berdekatan. Mereka tewas tertimbun di dalam rumah tanpa sempat menyelamatkan diri saat tanah meluluhlantakkan rumah mereka.


Perlahan Tandi menceritakan peristiwa yang menurutnya berlangsung sangat singkat tersebut kepada detikcom, Rabu (2/12/2018). Saat berbicara sesekali Tandi menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Kejadiannya sangat singkat, sekitar pukul 18.00 WIB diawali dengan suara gemuruh. Saat itu posisi saya sedang di luar rumah, ketika akan mencoba lari tubuh saya terasa berat. Tanah lumpur mengubur badan saya sampai dada," kata Tandi sambil meraih putrinya ke dalam gendongan.

Tandi saat itu ingat dengan sang istri, kemudian dia teringat putrinya Sindi yang menurutnya baru saja pergi berpamitan untuk mengaji ke langgar (musala). Beberapa kali Tandi mencoba keluar dari tanah yang menimbunnya, namun usahanya tidak berhasil.

Cerita Ayah-Anak Selamat saat Longsor Terjang Kampung AdatTandi (27) dan putrinya, Sindi (7). (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Tandi berteriak minta tolong, namun upayanya sia-sia tidak ada seorangpun yang mendengar teriakannya di tengah situasi yang masih mencekam.


Sekitar dua jam Tandi terkubur hingga dada, sampai tiba-tiba dia mendengar teriakan Suma (40) sang kakak. Saat itu Suma dibantu beberapa warga menggali tubuh Tandi, akhirnya Tandi bisa terselamatkan.

"Saya melihat sekeliling, saya berpikir ini keajaiban dalam hidup saya. Tanah lumpur di sekitar saya berada menimbun seluruh rumah di sekitar saya berada termasuk rumah saya sementara, saya hanya tertimbun hingga dada," ucapnya.

Sindi juga berhasil diselamatkan warga, dia berlari begitu melihat urugan tanah meluncur cepat ke arahnya.

"Kalau Sindi saat itu sedang berangkat ngaji, dia berhasil lari lalu sembunyi di salah satu rumah yang ajaibnya rumah itu tidak terkena longsor. Sindi dan empat temannya selamat," kata Tandi.

[Gambas:Video 20detik]


Sementara itu Suma (40) sang kakak, mengaku menerima telepon dari kerabatnya yang tinggal dekat dengan Kampung Cimapag.

"Saya dapat telepon, katanya kampung adik saya tertimbun longsor, begitu mendapat informasi itu saya langsung pergi dari rumah sampai di lokasi sekitar pukul 20.00 WIB," ungkapnya.

Sekuat tenaga akhirnya Tandi berhasil dikeluarkan dari dalam tanah bercampur lumpur. Tandi menjalani pengobatan tradisional, kondisi kakinya masih mati rasa. "Dia belum bisa berjalan, katanya masih sakit," ucap Suma.

Sumber detik.com

Tol Dalam Kota Pasirkoja-Pusdai Bandung Beroperasi 2021

Tol Dalam Kota Pasirkoja-Pusdai Bandung Beroperasi 2021Wali Kota Bandung Oded one m Danial (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)

Bandung -Proyek pembangunan tol dalam kota Pasirkoja-Suci (Masjid Pusdai) Kota Bandung mulai masuk tahap pembahasan legalitas. Tol dalam kota pertama di Kota Bandung ini ditargetkan beroperasi pada 2021 nanti.

Wali Kota Bandung Oded one m Danial mengatakan saat ini proyek tersebut tengah pembahasan perizinan agar pembangunan dapat segera dikerjakan. Diharapkan perizinannya segera tuntas dan pembangunan mulai berlangsung pada 2019.

"Jadi tahun ini masih pembahasan. Mudah-mudahan tahun ini juga sudah mulai (pembangunan). Kalau barusan hasil pembahasan, 2021 akhir tol sudah bisa berfungsi," ujar Oded di Balai Kota Bandung, Rabu (2/1/2019).


Oded mengatakan saat ini ia sudah membentuk tim khusus yang terdiri dari berbagai sektor untuk bersinergi dengan Pemprov Jabar dan pihak pengembang. "Diharapkan tim bisa mempercepat urusan ini," ucap Oded.

Wakil Pimpinan Poyek Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ) Tri Agus mengatakan tol tersebut akan tersambung dengan proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) yang merupakan tol dalam kota dari Tol Pasteur menuju Ujungberung dan berakhir di KM 149 Gedebage.

Dari segi pembangunan, tol tersebut akan berupa elevated atau berada di atas jalan yang ada. Sehingga jalan di bawahnya tetap bisa digunakan oleh kendaraan umum dan tidak akan banyak membebaskan tanah.

"Proyek ini kan harus satu kesatuan, sama-sama saling support. Pertama izin, kedua desain, ketiga tanah bebas dan keempat utilitas. Kalau keempatnya sudah bebas semua, orang enak kerjanya," ucap Tri di tempat yang sama.


Tri menjelaskan sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung untuk memenuhi empat unsur tersebut, terutama dari segi perizinan dan utilitas.

Tol dalam kota pertama di Kota Bandung sepanjang 14,3 KM itu akan tersambung mulai dari keluar Tol Pasirkoja, Jalan Peta, Jalan Laswi, Jalan Gatot Subroto, Jalan Pelajar Pejuang, Jalan Sukabumi, Jalan Supratman dan berakhir di Jalan Suci (Masjid Pusdai).

Sumber detik.com

Wali Kota Oded Usul Sebagian Tol Dalam Kota Bandung Underpass

Wali Kota Oded Usul Sebagian Tol Dalam Kota Bandung UnderpassFoto: Tri Ispranoto

Bandung -Dalam waktu tak lama lagi pembangunan North South Link (NS-Link) atau tol dalam Kota yang terhubung dari Tol Pasirkoja hingga ke Jalan Suci (Masjid Pusdai), Kota Bandung segera dimulai. Saat ini pembangunan masih dalam tahap perencanaan.

Wali Kota Bandung Oded m Danial mengatakan proyek tersebut dilakukan oleh Pemprov Jabar. Hanya saja Pemkot Bandung berwenang dalam mengeluarkan izin selaku tuan rumah.

"Walau pun itu jalan Pemprov, perizinan di kita. Kalau Pemkot tidak mengizinkan, ya tidak bisa jalan," ujar Oded usai pembahasan tol bersama Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ) di Balai Kota Bandung, Rabu (2/1/2019).

Sejauh ini, kata Oded, proyek yang akan membentang sejauh kurang lebih 14,3 KM itu tidak akan banyak melakukan pembebasan lahan. Sebab tol dibuat elevated atau melayang di atas jalan yang ada.

"Tapi barusan ada pemikiran usulan dari Laswi ke Supratman pakai underpass. Karena di situ banyak bangunan heritage. Kalau ke bawah kan tidak akan mengganggu. Itu yang kita usulkan," katanya.



Oded mengatakan tahun ini pihaknya akan mempersiapkan daya dukung pembangunan berupa membahas izin seperti Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) hingga perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

"Jadi sekarang ini tahapan baru mempersiapkan daya dukung perizinan seperti AMDAL, RTRW juga harus diubah. RTRW nanti kita bahas, karena pasti ada perubahan. Jadi tahun ini masih pembahasan," ucapnya.

Sementara itu Wakil Pimpinan Poyek CMLJ Tri Agus mengatakan pihaknya saat ini masih mengurusi masalah legalitas sebelum memulai proyek. Selanjutnya ia akan menyelesaikan desain akhir untuk mulai melakukan pengadaan atau pembebasan tanah.

"Nah pengadaan tanah memang kalau secara luas tidak begitu banyak karena memakai elevated. Paling pinggir-pinggirnya yang kena jalan. Karena lokasinya di pinggir jalan, mungkin kena pagarnya atau halamannya sedikit. Ini perlu kerjasama, keikhlasan, untuk kepentingan umum," ucapnya.

Sejauh ini, kata Tri, pihaknya belum mengantongi Detail Engineering Design (DED). Namun dari desain awal akan ada empat gerbang keluar dan masuk sepanjang tol. Sedangkan untuk masalah permintaan underpass dari Pemkot Bandung, hal itu akan masuk dalam pembahasan.

"Itu kan masih usulan. Mungkin atau tidaknya (usulan underpass) nanti dikaji. Kalau memungkinkan dan itu yang terbaik, kita lakukan," katanya.

Sumber detik.com

4 Keluarga Korban Puting Beliung Cirebon Huni Tenda Pengungsian

4 Keluarga Korban Puting Beliung Cirebon Huni Tenda PengungsianSejumlah keluarga korban puting beliung di Cirebon memilih bertahan di tenda pengungsian. (Foto: Sudirman Wamad/detikcomn)

Cirebon -Rosid (32) dan Maria (28), suami-istri asal Cirebon ini terpaksa tinggal di tenda biru milik BPBD Kabupaten Cirebon. Keduanya mengungsi lantaran rumahnya ambruk diterjang puting beliung pada Minggu (30/12/2018) kemarin.

Rosid dan Maria kehilangan sejumlah barang-barang berharga. Maria mengaku belum mengetahui sampai kapan menghuni tenda biru. Ia berharap pemerintah bisa secepatnya merenovasi rumahnya yang ambruk diterjang puting beliung.

"Enggak tahu sampai kapan. Menginap di tenda sudah satu malam, sebelumnya menginap di saudara. Katanya mau dibangun sama pemerintah," ucap Maria saat berbincang di tenda pengungsian yang berada di Blok iii Desa Pangrugan Kulon, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Rabu (3/12/2018).


Tenda pengungsian itu ditinggali oleh Maria dan tiga orang lainnya. "Sudah tinggal di sini 10 tahunan, tiga tahun lalu rumah baru direnovasi. Sebelumnya hanya pakai geribik," katanya.

Saat kejadian angin puting beliung, Maria mengaku berada di dalam rumah. Saat itu, Maria tengah menyantap makanan. Namun, Maria mendadak heran ketika mendengar suara genting yang runtuh di sekitar rumahnya.

"Saya langsung keluar rumah, ibu saya keluar juga. Suami waktu itu tidak ada di rumah. Pas saya keluar rumah ambruk," katanya.

Maria mengaku sempat mengungsi ke masjid yang berada di dekat Balai Desa Panguragan Kulon. Perempuan yang tengah hamil sembilan bulan ini mengaku ikhlas dengan musibah yang menimpa keluarganya.

"Nasi sudah jadi bubur, harus ikhlas. Katanya nanti dibangun, sementara bantuan dari pihak desa untuk kebutuhan sehari-hari," ucapnya.

4 Keluarga Puting Beliung Cirebon Bertahan di Tenda PengungsianTenda pengungsian. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Cirebon Fauzan menyebutkan sedikitnya empat keluarga masih mengungsi di tenda pengungsian, salah satunya keluarga Maria. Pihaknya mendirikan tiga tenda pengungsian untuk empat keluarga tersebut.

"Ada empat keluarga yang di tenda, jumlahnya delapan jiwa. Kita mendirikan tenda untuk keluarga yang rumahnya rusak 100 persen," ucap Fauzan saat ditemui di Balai Desa Panguragan Kulon.

Dia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemdes setempat terkait bantuan renovasi rumah kepada korban puting beliung yang rumahnya rusak 100 persen. "Waktu realisasinya belum ditetapkan. Cuma sudah dibahas, ada enam rumah yang rusak 100 persen. Tapi, hanya empat keluarga yang diungsikan. Sisanya mengungsi ke saudaranya," tutur Fauzan.



Saksikan juga video 'Imbas Puting Beliung Cirebon: 165 Rumah Rusak, i Bocah Tewas':

[Gambas:Video 20detik]



Sumber detik.com

Sejumlah Kejanggalan Napi Lapas Sukamiskin Ke Luar Masuk Rumah Sakit

Sejumlah Kejanggalan Napi Lapas Sukamiskin ke Luar Masuk Rumah SakitFoto: Dony Indra Ramadhan

Bandung -Sopir ambulans Lapas Sukamiskin mengungkap kejanggalan-kejanggalan izin berobat ke luar narapidana Lapas Sukamiskin. Sejumlah napi sering ke luar-masuk lapas bahkan melebihi ketentuan batas waktu berobat.

Fickie, salah seorang sopir ambulans Lapas Sukamiskin mengatakan berdasarkan aturan yang dia ketahui, izin keluar satu orang napi untuk berobat hanya dua minggu sekali. Namun faktanya, banyak napi yang melanggar aturan itu.

"Kalau setahu saya izin keluar itu dua minggu sekali. Tapi banyaknya sering," ucap Fickie saat bersaksi dalam sidang kasus suap eks Kalapas Sukamiskin Wahid Husen di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Rabu (2/1/2019).



Dalam sidang, memang dia tak menjelaskan secara rinci nama-nama napi yang menggunakan izin keluar lapas. Namun dalam persidangan itu, beberapa nama disebut seperti Oc Kaligis, Fahmi Darmawansyah, Tubagus Chaeri Wardana hingga Fuad Amin.

Jaksa KPK sempat bertanya kepada Fickie soal komunikasi napi di dalam mobil ambulans apakah benar sakit atau tidak. Fickie mengelak dan menyebut dirinya hanya fokus berkendara.

"Saya bawa mobil ambulans ngebut," kata Fickie.

"Masa ngebut, kan macet. Kondisi tahanan segawat apa sampai harus ngebut?," sanggah jaksa.

"Tiap dokter beda-beda waktunya. Harusnya jam nine tapi izin keluar baru jam 11," kata dia.

Fickie mengaku tak tahu apakah napi tersebut benar menjalani pemeriksaan dokter atau tidak. Dirinya hanya sebatas mengantar napi ke rumah sakit.

Fickie mengatakan berdasarkan aturan izin keluar napi dilakukan atas persetujuan kepala seksi perawatan, kabid pembinaan hingga terakhir ditandatangani oleh Kalapas. Selama ini, kata Fickie, tujuan berobat kebanyakan di rumah sakit swasta.

"Kalau di Bandung hampir semua rumah sakit didatangi. Memang harusnya ke (rumah sakit) negeri. Tapi napi mengeluh katanya punya dokter sendiri," tuturnya.

Waktunya pun hanya satu hari. Apabila melebihi atau dirawat, perlu mendapat surat rujukan dokter.

"Kalau kata dokternya dirawat ya dirawat, kalau pulang ya dibawa pulang," katanya.

Untuk proses penjemputan dari rumah sakit, Fickie mengatakan dia harus mendapat instruksi dari pimpinannya. Dia tak bisa menjemput langsung apabila belum ada permintaan.

"Kalau menjemput ada, sampai sore. Tapi kadang di situ ada banking concern complaint dari rumah sakit dirawat baru dirawat. Kalau menjemput pengawal nelepon. Nanti Kasi nelepon saya. Semua penjemputan harus ada perintah dulu," ucap dia.


Saksikan juga video 'Dirjen PAS Bantah Terlibat Suap Lapas Sukamiskin':

[Gambas:Video 20detik]



Sumber detik.com

Terdaftar Tewas Akibat Longsor, Bayi Elan Ternyata Masih Hidup

Terdaftar Tewas Akibat Longsor, Bayi Elan Ternyata Masih HidupBayi lelaki ini sempat dikabarkan meninggal akibat longsor di kampung adat Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)

Sukabumi -Seorang bayi bernama Elan masuk daftar salah satu korban tewas akibat longsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Namun ternyata bayi berusia three bulan itu masih hidup.

Sebelumnya, Elan dikabarkan tewas oleh pihak BPBD Kabupaten Sukabumi. Dalam laporan petugas, Elan ditemukan di expanse longsor. Nama Elan tertulis di information laporan sementara yang dikeluarkan oleh pihak BPBD sebagai korban tewas yang paling muda karena berusia three bulan.


Rupanya ada kesalahan informasi, baik condition dan penyebutan nama bayi tersebut. Elan diketahui bernama asli Reza.

Kabar soal bayi itu masih hidup diungkapkan Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto di lokasi longsor, Rabu (2/1/2019). "Saya dapat informasi barusan ada bayi yang dikabarkan meninggal tapi Alhamdulillah bayi atas nama Reza ini dibawa ibunya dan kondisinya selamat," kata Agung kepada awak media.

Terdaftar Tewas Akibat Longsor, Bayi 'Elan' Ternyata Masih HidupWarga menggendong bayi lelaki yang sempat masuk daftar korban tewas longsor di Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
detikcom menemui langsung bayi 'Elan' Reza. Bayi lelaki itu tengah diasuh oleh kerabatnya bernama Indra (45) dan Sumiati, warga Kampung Gunung Uweuk, Desa Sirnaresmi.

Indra yang bekerja sebagai pendidik itu membenarkan bahwa Reza yang disebut-sebut sebagai Elan, masuk daftar salah satu korban tewas. "Awalnya kami santai saja karena enggak nyangka bayi Elan yang katanya tewas itu adalah Reza. Tapi lama-lama makin ramai, katanya anak ini tewas. Akhirnya kami luruskan informasinya hari ini. Tadi saya dipanggil untuk datang ke posko penanganan bencana," tutur Indra.


Menurut Indra, Reza selamat setelah mendapat pengobatan tradisional. Selain itu, tim medis menyatakan kondisi bayi itu baik-baik saja.

"Saya juga enggak tahu dari mana anak ini bisa dikabarkan meninggal dunia, kemarin juga ada pihak medis datang. Tadi juga ada yang datang lagi memeriksa kondisinya," ucapnya.

Dia menyebut ayah sang bayi itu meninggal dunia akibat longsor. Sedangkan Entin, ibu bayi, mendapat penanganan medis di RSUD Palabuhanratu.

"Bapaknya meninggal, ibunya sampai saat ini masih dirawat," ucap Indra.



Saksikan juga video 'Proses Evakuasi Korban Longsor Kp Adat Sukabumi':

[Gambas:Video 20detik]



Sumber detik.com