Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melepas produk ekspor furniture CV Maju Jaya di Desa Rotan Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, hari ini. Diketahui produk hasil perajin di Desa Trangsan sudah merambah ke sejumlah negara ibarat Belanda, Jerman, Australia, dan Amerika Serikat.
"Kunci penting untuk meningkatkan ekspor furnitur, pengrajin harus sanggup mengikuti dan memenuhi selera pasar," terang Enggartiasto Lukita usai melepas ekspor rotan di desa Trangsan, Sukoharjo, Selasa (8/1/2019).
Dengan mengikuti tren pasar yang sedang booming dan disukai masyarakat di beberapa negara tujuan ekspor, sekecil apapun keuntungannya, pastilah akan mempunyai nilai faktual bagi perdagangan. Dengan begitu produk unggulan dari Indonesia produknya akan diminati oleh pembeli.
"Tentunya untuk mendukung hal tersebut pemerintah siap membantu kalau pengusaha ada hambatan dalam prosesnya. Pengusaha sanggup pribadi berkoordinasi untuk sanggup kami bantu," katanya
Sementara itu, Mulyadi pemilik CV Maju Jaya sampaikan produk kerajinan rotan dan kayu miliknya akan dikirim ke negara Italia.
Hampir seluruh warga di Trangsan merupakan pengrajin rotan. Produknya masih tetap diminta konsumen luar negeri, meski tidak ibarat pada masa kejayaan pada sekitar 1990.
"Ya pastinya mengalami pasang surutlah. Terutama hambatan adanya dampak pasar global. Namun tatap optimis mulai ada pertumbuhan atau mengalami peningkatan dibanding beberapa waktu yang lalu," ungkapnya.
Dirinya mengaku dikala ini sudah mengisi pasar ekspor ke negara - negara Eropa ibarat Italia dan Prancis. Masing-masing nilai ekspor tiap kontainer yang kami kirim antara USD20 ribu hingga USD25 ribu.
"Kemarin (eskpor) sempat turun tapi kini sudah naik lagi. Untuk pengiriman ekspor, rata - rata per bulan kami sanggup 8 hingga 10 kontainer," pungkasnya. [Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melepas produk ekspor furniture CV Maju Jaya di Desa Rotan Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, hari ini. Diketahui produk hasil perajin di Desa Trangsan sudah merambah ke sejumlah negara ibarat Belanda, Jerman, Australia, dan Amerika Serikat.
"Kunci penting untuk meningkatkan ekspor furnitur, pengrajin harus sanggup mengikuti dan memenuhi selera pasar," terang Enggartiasto Lukita usai melepas ekspor rotan di desa Trangsan, Sukoharjo, Selasa (8/1/2019).
Dengan mengikuti tren pasar yang sedang booming dan disukai masyarakat di beberapa negara tujuan ekspor, sekecil apapun keuntungannya, pastilah akan mempunyai nilai faktual bagi perdagangan. Dengan begitu produk unggulan dari Indonesia produknya akan diminati oleh pembeli.
"Tentunya untuk mendukung hal tersebut pemerintah siap membantu kalau pengusaha ada hambatan dalam prosesnya. Pengusaha sanggup pribadi berkoordinasi untuk sanggup kami bantu," katanya
Sementara itu, Mulyadi pemilik CV Maju Jaya sampaikan produk kerajinan rotan dan kayu miliknya akan dikirim ke negara Italia.
Hampir seluruh warga di Trangsan merupakan pengrajin rotan. Produknya masih tetap diminta konsumen luar negeri, meski tidak ibarat pada masa kejayaan pada sekitar 1990.
"Ya pastinya mengalami pasang surutlah. Terutama hambatan adanya dampak pasar global. Namun tatap optimis mulai ada pertumbuhan atau mengalami peningkatan dibanding beberapa waktu yang lalu," ungkapnya.
Dirinya mengaku dikala ini sudah mengisi pasar ekspor ke negara - negara Eropa ibarat Italia dan Prancis. Masing-masing nilai ekspor tiap kontainer yang kami kirim antara USD20 ribu hingga USD25 ribu.
"Kemarin (eskpor) sempat turun tapi kini sudah naik lagi. Untuk pengiriman ekspor, rata - rata per bulan kami sanggup 8 hingga 10 kontainer," pungkasnya. [
okezone.com]