Showing posts sorted by relevance for query cara-menyusun-jurnal-penyesuaian-dan. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query cara-menyusun-jurnal-penyesuaian-dan. Sort by date Show all posts

Cara Menyusun Jurnal Pembiasaan Dan Formatnya

Cara Menyusun Jurnal Penyesuaian dan Formatnya Cara Menyusun Jurnal Penyesuaian dan Formatnya


Setelah ayat jurnal (journal entry) diposting ke buku besar (ledger), kemudian disiapkanlah neraca saldo sebelum penyesuaian (un-adjusted trial balance). Siklus akuntansi belum selesai hingga di sini. Masih ada beberapa tahapan proses lagi yang harus dilalui hingga jadinya diterbitkan seperangkat laporan keuangan (financial statement) yang bermanfaat bagi para users. Tahapan proses tersebut diantaranya yaitu proses penyesuaian, proses penyajian neraca saldo sesudah penyesuaian (adjusted trial balance) dan seterusnya.

Pada simpulan periode akuntansi, banyak saldo akun dalam buku besar yang sanggup segera dilaporkan dalam laporan keuangan tanpa mengalami perubahan. Akan tetapi, ada juga beberapa akun yang perlu disesuaikan. Penyesuaian ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperbaharui (updating) data laporan keuangan supaya sesuai dengan konsep akrual dan konsep penandingan yang berlaku dalam akuntansi. Sebagai pola yaitu bahwa besarnya saldo perlengkapan (supplies) yang mencerminkan : harga pokok perlengkapan pada awal periode ditambah dengan harga pokok perlengkapan yang diperoleh/dibeli sepanjang periode, haruslah diadaptasi dengan besarnya jumlah perlengkapan yang telah dipergunakan sepanjang periode untuk mengetahui saldo simpulan perlengkapan yang masih tersisa (yang belum digunakan). Contoh lainnya yaitu penyesuaian untuk akun beban honor dan akun utang honor yang timbul atas jumlah honor yang belum dibayarkan tetapi bebannya telah terjadi (incurred); akun piutang bunga dan akun pendapatan bunga yang timbul atas jumlah bunga yang belum diterima uangnya tetapi pendapatannya telah terjadi; akun beban dibayar dimuka; dan lain-lain.

Ayat jurnal yang menciptakan saldo akun menjadi up to date pada simpulan periode akuntansi dinamakan sebagai adjusting journal entry. Setiap ayat jurnal penyesuaian sekurang-kurangnya akan mempengaruhi satu akun laporan keuntungan rugi dan satu akun neraca. Jadi, dalam ayat jurnal penyesuaian selalu melibatkan akun pendapatan atau beban dan akun aset atau akun kewajiban. Apa yang akan terdi kalau seandainya akuntan lupa menciptakan ayat jurnal penyesuaian terhadap akun-akun yang bekerjsama memerlukan penyesuaian? jawabannya yaitu tentu saja bahwa akun-akun tersebut akan menjadi tidak up to date, dalam arti akun-akun tersebut ada yang kebesaran jumlahnya (overstated) dan ada juga yang kekecilan (understated), sehingga terjadilah yang namanya salah saji (misstatement) dalam laporan keuangan. Pada prinsipnya ada empat item yang memerlukan penyesuaian, yakni:

1.      beban yang masih harus dibayar/beban akrual/utang akrual (accrued expenses or accrued liabilities),
2.      pendapatan yang masih harus diterima/pendapatan akrual/piutang akrual (accrued revenues or accrued assets),
3.      beban yang ditangguhkan atau biaya dibayar di muka (deferred expenses or prepaid expenses), dan
4.      pendapatan yang ditangguhkan atau pendapatan diterima di muka (deferred revenues or unearned revenues).

v  Accrued Expenses / Accrued Liabilities
Sepanjang periode, beban-beban tertentu mungkin telah terjadi tetapi pembayarannya belum dilakukan hingga pada periode berikutnya. Pada simpulan periode akuntansi yaitu perlu untuk menentukan dan mencatat beban-beban yang telah terjadi ini meskipun belum dibayarkan. Dalam pencatatan beban/utang akrual ini, akun beban di debet dan akun utang di kredit.
Contoh ayat jurnal penyesuain untuk mencatat accrued expense or accrued liability yaitu sebagai berikut:

Beban Upah                       xxx
       Utang Upah                          xxx  
     Beban Bunga                      xxx
Utang Bunga                                    xxx

Misalkan :
1.        Perusahaan membayar upah karyawan pada setiap hari Sabtu, di mana pembayaran upah terakhir untuk tahun 2008 ini jatuh pada tanggal 27 Desember 2008 (hari Sabtu). Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan berakhir tanggal 31 Desember 2008 Perusahaan tetapkan bahwa jumlah hari kerja dalam seminggu yaitu sebanyak 6 hari, yaitu mulai dari hari Senin hingga Sabtu. Besarnya total upah karyawan yang dibayarkan untuk setiap 6 hari kerja yaitu Rp. 20 juta.

Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, upah karyawan selama 3 hari yaitu untuk tanggal 29 Desember 2008 (Senin), 30 Desember 2008 (Selasa), dan tanggal 31 Desember 2008 (Rabu) haruslah diakui sebagai belahan dari beban upah karyawan tahun 2008, meskipun pembayarannya gres akan dilakukan lagi pada hari Sabtu pertama di tahun 2009 nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:

Beban Upah                Rp. 10.000.000,.
Utang Upah                                           Rp. 10.000.000
(3/6 x Rp. 20 juta)

2.      Pada tanggal 1 September 2008, perusahaan memperoleh sumbangan uang dari Bank senilai Rp. 100 juta. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan diharuskan untuk mengembalikan nilai pokok sumbangan beserta bunganya pada ketika sumbangan tersebut jatuh tempo, yaitu tepatnya pada tanggal 1 Maret 2009 Besarnya tingkat suku bunga sumbangan yang disepakati oleh kedua belah pihak yaitu 9 % per tahun. Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga sumbangan selama 4 bulan (September, Oktober, November, dan Desember) yang sudah terjadi (berlangsung) di tahun 2008 haruslah diakui sebagai beban tahun 2008, meskipun pembayaran nya gres akan dilakukan pada tanggal 1 Maret 2009 nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 yaitu :

Beban Bunga               Rp. 3.000.000,
       Utang Bunga                           Rp. 3.000.000,
(4/12 x 9 % x Rp. 100 juta)

v  Accrued Revenues / Accrued Assets
Sepanjang periode, pendapatan tertentu mungkin telah terjadi tetapi penagihan kas belum dilakukan hingga pada periode berikutnya. Pada simpulan periode akuntansi yaitu perlu untuk menentukan dan mencatat pendapatan yang telah terjadi ini meskipun belum diterima uangnya. Dalam pencatatan atas pendapatan akrual ini, akun aset di debet dan akun pendapatan di kredit.
Contoh ayat jurnal penyesuain untuk mencatat accrued revenue or accrued asset yaitu sebagai berikut:

Piutang Bunga                    xxx
Pendapatan Bunga                  xxx

Misalkan:
Pada tanggal 1 September 2008, perusahaan memperlihatkan sumbangan uang kepada debitur senilai Rp. 100 juta. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan akan mendapatkan kembali nilai pokok sumbangan beserta bunganya pada ketika sumbangan tersebut jatuh tempo, yaitu tepatnya pada tanggal 1 Maret 2009. Besarnya tingkat suku bunga sumbangan yang disepakati oleh kedua belah pihak yaitu 9 % per tahun. Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga sumbangan selama 4 bulan (September, Oktober, November, dan Desember) yang sudah terjadi (berlangsung) di tahun 2008 haruslah diakui sebagai pendapatan tahun 2008, meskipun pembayarannya gres akan diterima pada tanggal 1 Maret 2009 nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah

Piutang Bunga                    Rp. 3.000.000,
  Pendapatan Bunga                                          Rp. 3.000.000,
(4/12 x 9 % x Rp. 100 juta)

v  Deferred Expenses / Prepaid Expenses
Sepanjang periode, pengeluaran-pengeluaran tertentu (yang telah dibayarkan) dicatat pada pembukuan namun atas barang atau jasa yang belum digunakan. Pada simpulan periode akuntansi yaitu perlu untuk menentukan secara sempurna mana belahan dari pengeluaran-pengeluaran tersebut yang sudah dipakai/dimanfaatkan selama periode berjalan (yang telah menjadi beban) dan mana belahan dari pengeluaran-pengeluaran tersebut yang akan digunakan/ditangguhkan untuk periode berikutnya (deferred expenses). Untuk belahan dari pengeluaran-pengeluaran yang gres akan digunakan dalam periode berikutnya memerlukan legalisasi sebagai aset (karena belum terpakai).

Metode penyesuaian untuk prepaid expenses tergantung pada bagaimana pengeluaran-pengeluaran tadi awalnya di catat di dalam akun. Pengeluaran-pengeluaran mungkin awalnya telah dicatat sebesar debet ke akun aset terlebih dahulu atau sanggup juga pribadi ke akun beban. Kedua metode ini kalau diterapkan secara konsisten akan menghasilkan nilai simpulan yang sama, jadi kedua metode tersebut sama-sama benar/diperkenankan. Perusahaan akan menentukan salah satu dari kedua metode yang ada dan menerapkannya pada masingmasing periode.

·          Mula-mula di debet ke akun aset
Jika akun aset mula-mula di debet dalam ayat jurnal umum, maka ayat jurnal penyesuaian (pada simpulan periode akuntansi) men syaratkan bahwa saya pengeluaran yang telah nya yaitu akun aset akan bahwa akun beban akan di debet atas belahan dari jumlah uaran yang telah digunakan selama periode berjalan dan lawansitu akun aset akan di kredit sebesar jumlah prepaid yang telah ang sebab pemakaian. Akun aset yang masih tersisa dengan debet memperlihatkan belahan dari jumlah pengeluaran di perio jalan yang akan sanggup digunakan nanti pada periode mendatang. Sebagai pola misalkan bahwa pada tanggal 1 Januari 2008, peruahaan membayar di muka premi asuransi sebesar $ 120 untuk masa pertanggungan 3 tahun. Jika pencatatan atas pembayaran premi asuransi tersebut mula-mula diakui sebagai aset terlebih dahulu, dan periode akuntansi (pembukuan) perusahaan diasumsikan berakhir tanggal 31 Desember 2008, maka :
 Ayat jurnal umum yang dibentuk pada tanggal 1 Januari 2008 (pada ketika pembayaran di muka) adalah:

Asuransi Dibayar di Muka      $ 120
Kas                                          $ 120

Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:

Beban Asuransi                                   $ 40
      Asuransi Dibayar di Muka                  $ 40
($ 120 x 1/3)

Premi asuransi yang dibayarkan di muka sebesar $ 120 dibutuhkan sanggup bermanfaat untuk jangka waktu 3 tahun, yaitu terhitung mulai awal tahun 2008 hingga simpulan tahun 2010 mendatang. Sepanjang tahun 2008 (satu tahun penuh), manfaat dari pembayaran premi asuransi tersebut sudah dipergunakan/sudah berlangsung, sehingga sepertiga dari $ 120 haruslah diakui sebagai beban untuk tahun 2008. Sedangkan sisanya, dua pertiga dari $ 120, yaitu $ 80 masih merupakan aset (asuransi dibayar di muka) dengan saldo de bet, yang dibutuhkan sanggup memperlihatkan manfaat dalam tahun 2009 dan tahun 2010 mendatang.

·          Mula-mula di debet ke akun beban
Jika akun beban mula-mula di debet dalam ayat jurnal umum. maka ayat jurnal penyesuaian (pada simpulan periode akuntansi) meng. haruskan bahwa akun aset akan di debet sebesar belahan dari jumlah pengeluaran yang belum terpakai dalam periode berjalan (yang ditangguhkan atau gres akan digunakan pada masa yang akan datang) dan akun beban akan di kredit. Akun beban kemudian akan tersisa dengan saldo debet yang menggambarkan atau memperlihatkan belahan dari jumlah pengeluaran yang telah dipakai/dimanfaatkan selama periode berjalan. Sebagai pola : idem dengan di atas, hanya saja pencatatan atas pembayaran premi asuransi tersebut mula-mula diakui pribadi sebagai beban.
Ayat jurnal umum yang dibentuk pada tanggal 1 Januari 2008 (pada ketika pembayaran di muka)
adalah
Beban Asuransi           $ 120
  Kas                              $ 120

Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah

Asuransi Dibayar di Muka                  $ 80
       Beban Asuransi                                   $ 80
($ 120 x 2/3)

Perlu diperhatikan di sini bahwa kedua metode akan menghasilkan nilai simpulan yang sama. Pelajarilah dengan cermat, bahwa dengan memakai salah satu dari kedua metode tersebut akan sama-sama diperoleh besarnya beban asuransi yang akan dilaporkan dalam laporan keuntungan rugi (income statement) untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar $ 40, sedangkan untuk saldo akun aset yaitu akun asuransi dibayar di muka yang akan tampak di neraca (balanced sheet) per 31 Desember 2008 yaitu sebesar $ 80.

v  Deferred Revenues / Unearned Revenues
Pembayaran-pembayaran mungkin akan diterima dari pelanggan sebelum barang dikirim atau sebelum jasa diberikan. Jumlah yang diterima di muka akan dicatat dengan mendebet akun aset (kas) dan kreditnya sanggup dengan memakai dua akun, yaitu pribadi diakui sebagai akun pendapatan atau sanggup juga terlebih dahulu diakui sebagai akun utang (pendapatan diterima di muka). Pada simpulan periode akuntansi yaitu perlu untuk menentukan mana belahan dari jumlah penerimaan tersebut yang benar-benar telah menjadi pendapatan untuk periode berjalan dan mana belahan dari jumlah penerimaan tersebut (yang diterima di periode berjalan) yang akan ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode mendatang (deferred revenues). Metode penyesuaian untuk pendapatan yang ditangguhkan tergantung pada apakah penerimaan pendapatan atas barang yang belum dikirim atau atas jasa yang belum diberikan pada awalnya dicatat sebesar kredit ke akun pendapatan atau akun utang.

Contoh umum dari pendapatan yang diterima di muka adalah: penerimaan uang langganan majalah/surat kabar dari pelanggan, penerimaan di muka atas uang sewa dari si penyewa, penerimaan uang dari hasil penjualan tiket, penerimaan uang kuliah dari mahasiswa, dan lain sebagainya. Sesungguhnya, inti daripada unearned revenues yaitu bahwa uang telah diterima di muka tetapi barang atau jasa belum diberikan. Majalah akan segera dikirim kalau uang telah diterima terlebih dahulu dari si pelanggan, si penyewa rumah gres sanggup memakai akomodasi rumah sewaannya sesudah memba" terlebih dahulu uang sewa kepada pemilik, uang hasil penjualan et pertunjukan telah diterima terlebih dahulu sebelum pertunjukkan berlangsung, dan seterusnya.

·           Mula-mula di kredit ke akun pendapatan
Jika akun pendapatan mula-mula di kredit dalam ayat jurnal umum, maka ayat jurnal penyesuaian (pada simpulan periode akuntansi mengharuskan bahwa akun utang akan di kredit sebesar belahan d. jumlah penerimaan yang ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode mendatang dan akun pendapatan akan di debet. Akun pend patan kemudian akan tersisa dengan saldo kredit yang menggambarkan atau memperlihatkan belahan dari jumlah penerimaan yang telah men. jadi pendapatan selama periode berjalan. Sebagai pola misalkan bahwa pada tanggal 1 Januari 2008, perusahaan mendapatkan di muka pembayaran uang sewa ruangan yang tidak terpakai dari si penyewa sebesar $ 120 untuk masa sewa selama 3 tahun. Jika pencatatan atas penerimaan uang sewa di muka tersebut mula-mula pribadi diakui sebagai pendapatan, dan periode akuntansi (pembukuan) perusahaan diasumsikan berakhir tanggal 31 Desember 2008, maka: Ayat jurnal
umum yang dibentuk pada tanggal 1 Januari 2008 (pada ketika mendapatkan pembayaran di muka) adalah:
Kas                              $ 120
Pendapatan Sewa                    $ 120

Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah

Pendapatan Sewa                                $ 80
  Pendapatan Sewa Diterima di Muka              $ 80
($ 120 x 2/3)

·           Mula-mula di kredit ke akun utang (pendapatam diterima di muka)
Jika akun utang mula-mula di kredit dalam ayat jurnal umum, maka ayat jurnal penyesuaian (pada simpulan periode akuntansi) mensyaratkan bahwa akun pendapatan akan dikredit sebesar belahan dari  jumlah penerimaan yang telah menjadi pendapatan periode berjalan dan lawannya yaitu akun utang akn didebet. Akun utang yang masih tersisa dengan saldo kredit memperlihatkan belahan dari jumlah penerian di periode berjalan yang akan ditangguhkan sebagai pendapatan  ntuk periode mendatang.
Sebagai pola : idem dengan di atas, hanya saja pencatatan atas penerimaan uang sewa di muka tersebut mula-mula diakui sebagai utang terlebih dahulu.
 Ayat jurnal umum yang dibentuk pada tanggal 1 Januari 2008 (pada ketika mendapatkan pembayaran di muka) adalah:

Kas                                                      $ 120
          Pendapatan Sewa Diterima di Muka              $ 120

Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
Pendapatan

Sewa Diterima di Muka              $ 40
  Pendapatan Sewa                                                        $ 40
($ 120 x 1/3)

Perlu diperhatikan di sini bahwa kedua metode tetap akan menghasilkan nilai simpulan yang sama. Untuk sanggup memahaminya dengan baik dari penggunaan kedua metode di atas, pelajarilah secara cermat.


Cara Membuat Neraca Lajur (Worksheet)

Hallo temen-temen semua?Gimana kabar temen-temen semua?????Semoga semua dalam keadaan baik ya temen-temen. Gue ucapin slamat dateng ama para pengunjung spider web log gue, baik yang baru pertama kali ngunjungin atau udah berkali-kali ngunjungin spider web log gue. Sebelum gua berbagi artikel atau bahasa gaulnya sharing artikel, ngga afdol klo temen-temen ngga kenal sama orang yang nulis ini artikel. Gue perkenalin nama gue Muhamad Pajar Sidik, gue sebagai penulis sekaligus pemilik dari spider web log ini, gue tinggal di sukabumi, dan gue jebolan alias alumni Cara Membuat Neraca Lajur (Worksheet). Materi neraca lajur ini sangatlah penting dalam pembuatan laporan keuangan nantinya. Tapi sebelum gue berbagi materi cara pembuatan neraca lajur, gua bakalan kasih tau dulu lu apasih neraca lajur itu?? apa sih fungsi dari neraca lajur itu??? Pengertian dan fungsi sangatlah penting dalam mempelajari sesuatu temen-temen, karena hal tersebut merupakan dasar dari apa yang akan kita pelajari. Ingat temen-temen materi apapun yang temen-temen pelajari, jika temen-temen ingin faham materi tersebut, maka haruslah temen-temen tahu dulu akan dasarnya. Ok lets see!!

Pengertian Neraca Lajur (worksheet)
Neraca lajur ialah "sebuah alat bantu untuk membuat laporan keuangan". Neraca lajur bisa juga disebut worksheet dalam bahasa inggrisnya. Meskipun neraca lajur ini hanyalah sebuah alat bantu untuk menyusun laporan keuangan, tapi pranannya sangat lah penting. Karena jika kita membuat sebuah laporan keuangan tanpa dengan dibantu oleh neraca lajur, sudah pasti kita akan keteteran dan akan bingung pada proses pembuatan laporan keuangannya. Neraca lajur ini bisa kita ilustrasikan sebagai sebuah kotretan klo dalam matematika. Namun dalam ilmu akuntansi sebuah kotretan pun haruslah dibuat serapih dan sesistematis mungkin. Jujur pertama kali saya belajar tentang neraca lajur, memang butuh ketelitian dalam membuatnya. 

Fungsi Neraca Lajur
Neraca lajur bukanlah bagian dari siklus akuntansi, neraca lajur hanyalah sebuah alat bantu untuk membuat laporan keuangan. Jadi sebenarnya jika prusahaan tersebut memiliki akun yang sedikit, mungkin bisa saja prusahaan tersebut lamgsung membuat laporan keuangan tanpa membuat neraca lajur. Tapi untuk prusahaan bersekala besar tentunya yang memiliki banyak sekali akun akun yang mungkin akan menguras ketelitian kita, sehingga untuk memudahkan dalam pembuatan laporan keuangannya dibuatlah neraca lajur sebagai alat bantu untuk membuat laporan keuangan. Ok sekarang kita mulai cara pembuatan neraca lajur.

Cara Membuat Neraca Lajur (Worksheet)
Mungkin hanya artikel saya yang memberikan cara-cara untuk membuat neraca lajur, karena saya ingin membuat artikel ini bermanfaat buat temen-temen semuanya. Ada beberapa tahapan untuk membuat neraca lajur :

1. Membuat Format Neraca Lajur
Mungkin dalam pelajaran matematika membuat sebuah kotretan itu bebas atau terserah kita. Tapi dalam ilmu akuntansi ada cara khusus untuk membuat hal tersebut. Berikut format neraca lajur :
Nah gambar di atas adalah format tabel pembuatan neraca lajur. Sebenarnya kalian tidak usah memberikan warna pada tabel neraca lajur yang akan kalian buat. Tabel ini saya beri warna dengan tujuan hanya untuk membuat teman-teman memahaminya sajah.

2. Isi Kolom No. Akun dan Nama akun Beserta Saldo Akunnya
Pada kolom No akun dan nama akun isikan dengan no akun dan nama akun yang tertera pada neraca saldo yang telah kalian buat. kemudian untuk kolom neraca saldo, isi dengan saldo saldo akun yang tertera pada neraca saldo yang sudah temen-teman buat sebelumnya. Saya akan memberi contoh tabel nya, namun saya mencontohkan tabel neraca lajur prusahaan jasa saja, karena ini hanya dasar pembuatan neraca lajur dulu saja. Nih seperti ini :
Nah seperti tabel di atas cara pengisiannya. Namun pada three baris paling bawah apa itu maksudnya kak????? Untuk yang baris jumlah itu di isi dengan jumlah debet dan kredit dari kolom neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, neraca, dan laporan laba rugi. Kemudian untuk baris laba atau rugi itu adalah baris yang menunjukan nominal laba atau rugi dari prusahaan tersebut. Dan yang terakhir baris full kolom neraca dan laba rugi di isi dengan full jumlah dari kolom neraca dan laporan laba rugi.

3. Isi Kolom Jurnal Penyesuaian.
Untuk kolom jurnal penyesuaian isilah dengan nominal-nominal yang telah temen-temen catet dijurnal penyesuaian sebelumnya. Nah saya contohkan secara sederhana saja, tabelnya seperti ini misalkan :
Untuk jurnal penyesuaian yang saya contoh kan itu dimana saya hanya menyesuaikan pemakaian perlengkapan, penyusutan peralatan, dan penyesutan gedung. dan temen bisa masukan sesuai dengan jurnal penyesuaian temen temen yang udah temen temen buat sebelumnya.

4. Mengisi Kolom Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Nah buat ngisi kolom neraca saldo setelah penyesuaian ini ada proses khusu teman teman. Jadi prosesnya adalah dengan mengurangi atau menjumlah atau bisa kita sebut dengan menselisihkan tiap nominal akun yang ada pada kolom neraca saldo dengan akun yang ada pada kolom jurnal penyesuaian. Jika pada kolom neraca sado saldo akun di debet dan pada klom jurnal penyesuaian ada saldo akun yang sama dengan nominal tertentu di sebelah kredit, maka nominal akun yang ada pada jurnal penyesuaian dapat mengurangi nominal akun yang ada pada neraca saldo. Maka tabelnya akan seperti ini :
5. Mengisi Kolom Neraca
Untuk mengisi kolom ini hanya memindahkan semua akun-akun neraca yang ada pada kolom neraca saldo setelah disesuaikan. Btw kalian tau apa itu akun neraca???? akun neraca itu adalah semua akun rill atau akun yang bersifat nyata. Yang termasuk ke dalam akun neraca adalah semua akun kecuali akun beban dan akun pendapatan. Nah seperti ini tabelnya jika sudah dipindahkan :
Nah ktika anda mengisi baris jumlah pada kolom debet dan kredit yang ada pada kolom neraca, biasanya terjadi ketidak samaan antara kolom debet dan kredit. Nah hal ini disebabkan karena ada sebuah keuntungan atau krugian pada prusahaan tersebut. jika pada kolom neraca jumlah kolom debetnya lebih besar dari pada kolom kreditnya maka prusahaan tersebut artinya mendapat kan keuntungan. dan jika sebaliknya maka prusahaan mengalami kerugian. nah pada contoh yang saya buat ini ternyata perusahaan mendapatkan keuntungan yaitu sebesar Rp.7

6.Mengisi Kolom Laporan Laba Rugi
Cara mengisi kolom ini ialah dengan memindahkan semua saldo akun nominal yang ada pada kolom neraca saldo setelah penyesuaian ke kolom laporan laba rugi. Nah pengisian kali ini merupakan kebalikan dari pengisian klom neraca. BTW kalian tau apa itu akun nominal??? Akun nominal itu merupakan kebalikan dari akun rill, kalo akun rilll itu semua akun yang bukan akun beban dan pendapatan, justru akun nominal adalah semua akun pendapatan dan semua akun beban. Nah maka apabila sudah diisi tabelnya akan seperti ini :
Nah untuk baris laba atau rugi pada kolom laporan laba rugi ternyata nominalnya berada di sebelah debet. Karena pada kolom laporan laba rugi ini jika prusahaan mengalami keuntungan maka akan lebih besar jumlah kolom kredit dari  pada debet pada kolom laporan laba rugi. Oh iyh jika kalin bingung untuk mengisi baris laba atau rugi, maka anda tidak usah bingung. Krena baris tersebut hanya berisi selisih antara debet dan kreditnya. Dan jumlah yang paling besarnya di simpan di baris full kolom neraca dan laba rugi.

Nah ternyata tabel neraca lajur yang saya buat ini bernilai benar karena jumlah nominal baris laba atau rugi pada klom neraca dan kolom laporan laba rugi nominalnya sama. dan penempatan antara debet dan kreditnya berbeda ya itu pada klom neraca di catat di sebelah kredit dan pada klom laporan laba rugi dicatat di sebelah debet. Maka Neraca lajur yang saya buat benar 100%.

Nah jadi Kesimpulannya ada vi cara untuk proses pembuatan neraca lajur, diantaranya :
1. Membuat Format Neraca Lajur
2. Isi Kolom No. Akun dan Nama akun Beserta Saldo Akunnya
3. Isi Kolom Jurnal Penyesuaian.
4. Mengisi Kolom Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
5. Mengisi Kolom Neraca
6. Mengisi Kolom Laporan Laba Rugi
Nah segini dulu ya artikel dari saya. Buat artikel lanjutannya bisa teman-teman baca di link Laporan Keuangan. Akan saya buat di hari berikutnya.
Mohon maaf bila ada salah salah kata dari saya.
Untuk menambah pemahaman saya sarankan juga baca langsung di link :
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Penggunaan Neraca Lajur Dan Pembahasannya

Penggunaan Neraca Lajur dan Pembahasannya Penggunaan Neraca Lajur dan Pembahasannya

Akuntan seringkali memakai kertas kerja (work sheet) berupa neraca lajur untuk mengumpulkan dan meringkas data yang mereka butuhkan dalam rangka menyiapkan laporan keuangan, Kertas kerja ini berbentuk multi kolom, yang memuat kolom neraca saldo sebelum penyesuaian, kolom penyesuaian, kolom neraca saldo sehabis penyesuaian, kolom keuntungan rugi, dan kolom neraca.

Fungsi kertas kerja ini hanya sebagai alat bantu untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan secara manual. Kertas kerja juga bekerjsama mempunyai kegunaan sebagai alat bantu untuk memahami alur data akuntansi, mulai dari neraca saldo sebelum pembiasaan hingga menghasilkan laporan keuangan sebagai produk selesai dari siklus akuntansi. Sebagai alat bantu (pilihan), kertas kerja ini merupakan catatan akuntansi yang sifatnya tidak permanen oleh lantaran itu tidak termasuk sebagai bab dari catatan akuntansi formal lainnya, menyerupai jurnal dan buku besar yang memang dibutuhkan sebagai bab dari sistem akuntansi. Sifatnya yang bukan merupakan bab yang formal dari tahapan siklus akuntansi tampak dari skema arus yang telah digambarkan di atas, dimana kertas kerja ini berada di luar alur tahapan siklus akuntansi.

Kertas kerja menjadi tidak diharapkan terutama bagi perusahaan yang sudah mempunyai sistem komputerisasi akuntansi yang baik dan memadai. Kertas kerja ini juga tidak diharapkan lagi dalam perusahaan kecil yang dimana hanya mempunyai sedikit transaksi, sedikit akun, dan sedikit penyesuaian. Pada perusahaan kecil, laporan keuangan sanggup disiapkan eksklusif dari neraca saldo sehabis pembiasaan tanpa memakai alat bantu neraca lajur sebagai kertas kerja.

Adapun urutan tahapan dalam menyiapkan kertas kerja yakni sebagai berikut:
1.      Menyiapkan neraca saldo sebelum pembiasaan (un-adjusted trial balance) ke dalam kertas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan (to list) seluruh saldo selesai yang terdapat pada masing-masing buku besar akun (saldo selesai sebelum penyesuaian) ke dalam kolom neraca saldo sebelum pembiasaan yang ada dalam kertas kerja.
2.      Memasukkan data jurnal pembiasaan ke kolom pembiasaan yang ada dalam kertas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan besarnya tiap-tiap nilai pembiasaan akun yang ada dalam ayat jurnal pembiasaan ke dalam kolom pembiasaan sesuai dengan posisi nilai debet dan kredit masing-masing akun. Jika nama akun yang digunakan dalam ayat jurnal pembiasaan ternyata belum terdapat dalam neraca saldo (yang telah disiapkan pada tahapan pertama di atas), maka embel-embel akun gres tersebut akan disisipkan sempurna di bawah total jumlah neraca saldo.
3.      Memasukkan saldo yang telah diubahsuaikan ke dalam kolom neraca saldo sehabis penyesuaian (adjusted trial balance) yang ada dalam kertas kerja. Kolom neraca saldo sehabis pembiasaan ini merupakan hasil adonan antara data yang terdapat dalam kolom neraca saldo sebelum pembiasaan dengan data yang ada dalam kolom penyesuaian.
4.      Memindahkan tiap saldo masing-masing akun yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan ke dalam kolom laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan cara memilah-milah secara tepat, akun mana yang akan ditransfer ke dalam kolom keuntungan rugi dan juga akun mana yang akan ditransfer ke dalam kolom neraca. Sebagai contoh, saldo akun kas yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom neraca dengan saldo debet, saldo akun utang perjuangan yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom neraca dengan saldo kredit, saldo akun pendapatan yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom keuntungan rugi dengan saldo kredit, saldo akun beban yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom keuntungan rugi dengan saldo debet, dan seterusnya. Saldo at dalam kolom keuntungan rugi dan kolom neraca iniya akan digunakan dalam menyusun laporan keuanakun yang terdapat dalam kolom keuntungan rug lah yang nantinya akan digunakan dalam mergan.  
5.      Untuk masing-masing kolom (baik masing-masing kolom (baik kolom keuntungan rugi maupun kolom neraca), hitunglah total saldo debet dan total saldo kredit dengan cara menjumlahkan seluruh saldo akun dari atas hingga ke bawah sesuai dengan saldo akun yang ada pada masing-masing kolom. Besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi harus sama dengan besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca, hanya saja posisi untuk masing-masing selisih tersebut akan saling berlawanan antara kolom keuntungan rugi dengan kolom neraca. Artinya, jikalau posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi berada di sebelah debet, maka posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca akan berada di sebelah kredit, dengan besarnya selisih yang sama.

Sebagai pola : untuk kolom/lajur keuntungan rugi dengan total saldo debet Rp. 30.000.000,- dan total saldo kredit Rp. 40.000.000,akan mempunyai posisi selisih di sebelah debet, yaitu sebesar Rp. 10.000.000,-. Sedangkan untuk kolom/lajur neraca dengan total saldo debet Rp. 85.000.000,- dan total saldo kredit Rp. 75.000.000,- akan mempunyai posisi selisih di sebelah kredit, yaitu sebesar Rp. 10.000.000,- juga. Perhatikanlah bahwa besarnya selisih tersebut masing-masing mempunyai nilai yang sama yaitu Rp. 10.000.000,- baik untuk selisih antara debet kredit pada kolom keuntungan rugi maupun untuk selisih antara debet kredit pada kolom neraca, hanya saja posisi selisih tersebut masing-masing saling berlawanan. Besarnya keuntungan higienis (net income) atau rugi higienis (net loss) ditentukan dengan cara membandingkan antara total saldo debet dengan total saldo kredit yang ada pada keuntungan rugi. Jika total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi melebihi total saldo debet untuk kolom keuntungan rugi, maka akan menghasilkan keuntungan bersih, dan sebaliknya jikalau total saldo debet untuk kolom keuntungan rugi melebihi total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi, maka akan menghasilkan rugi bersih.

Neraca Saldo Setelah Penutupan

Apa kabar kalian semua?
Slamat pagi bagi yang baca artike gue pada pagi hari, slamat siang buat yang baca artikel gue pada siang hari, slamat sore buat yang baca artikel gue pada sore hari, dan selamat malem buat yang baca artikel gue pada malem hari. Saya ucapkan terimakasih buat temen-temen yang udah dateng keblog gue dan bahkan sering dateng keblog gue. Kembali lagi bersama gue Muhamad Pajar Sidik seorang penulis weblog yang kece dan baik hati. Kali ini gue bakalan sharing materi yang mudah banget buat temen-temen fahami. Materi ini merupakan hampir dari bagian akhir dari sebuah siklus akuntansi. Mau tau materinya apa ???? Materinya adalah tentang neraca saldo setelah penutupan. Gua bikin materi ini karena materi ini adalah lanjutan dari artikel weblog gue yang sebelumnya gue buat, yaitu yang berjudul tentang jurnal penutup. Nah Materi ini adalah pelengkap dari dibuatnya artikel tentang jurnal penutup. Ok tanpa basa basi lagi yo kita pelajarin materi tentang neraca saldo setelah penutupan. Kita awali belajar dengan mengetahui pengertiannya dulu ya temen-temen!. yo let's see!

Pengertian Neraca Saldo Setelah Penutupan
Neraca saldo setelah penutupan adalah "sebuah neraca saldo yang dibuat setelah menutup akun akun nominal dan memindahkan ikhtisar laba rugi dan prive ke modal". Jadi intinya temen-temen neraca saldo itu dibuat setelah dibuatnya jurnal penutup dan dilakukannya posting jurnal penutup ke buku besar. Nah seperti itu ya temen-temen tentang pengertiannya. Lalu kak pajar apa fungsi dibuatnya neraca saldo setelah penutupan??? Ok bakalan kaka jelasin, simak ya !

Fungsi Neraca Saldo Setelah Penutupan
Fungsi dibuatnya neraca saldo setelah penutupan ialah untuk memberikan informasi saldo saldo akun apabila telah tutup buku. Jadi begini temen-temen setiap prusahaan itu memiliki catatan akuntansi yang dimana setiap akhir periode pencatatan slalu dilakukan penutupan buku, nah ktika penutupan buku ini akun-akun nominal pada neraca saldo pun harus di tutup karena akun tersebut sudah tidak berlaku lagi untuk periode yang akan datang. Contoh akun beban pemakaian perlengkapan, akun ini tidak akan berlaku pada periode berikutnya karena akun beban pemakaian perlengkapan hanya menunjukan saldo pada satu periode saja. Dan pada periode berikutnya akan di mulai lagi saldo awal yaitu 0 untuk beban pemakaian perlengkapan. Nah seperti itu ya temen-temen tentang sungsi dari neraca saldo setelah penutupan. Sekarang kita lanjut ke materi cara pembuatannya temen, yo simak!

Cara Pembuatan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Untuk cara pembuatannya mudah banget nih temen-temen,
1. Buat lah jural penutup
Nah pada dasarnya neraca saldo ini tidak akan bisa di buat jika jurnal penutup belum di buat. Nah untuk jurnal penutup bisa teman teman baca di artikel ini Jurnal Penutup

2. Posting Sumua akun ya ada pada jurnal penutup ke buku besar.
Nah untuk proses ini adalah proses dimana semua akun dari jurnal penutup harus dimasukan atau di pos poskan ke tiap akun buku besar. Biar temen temen faham nih saya sudah buat buku besarnya :
No.  Akun : 100
Nama Akun : Kas
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo



Rp.18
















No.  Akun : 120
Nama Akun : Piutang
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo



Rp.2
















No.  Akun : 130
Nama Akun : Perlengkapan
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo



Rp.1

31 de
Jurnal Penyesuaian


Rp.1
Rp.0









No.  Akun : 140
Nama Akun : Peralatan
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo



Rp.3
















No.  Akun : 141
Nama Akun : Akumulasi  Penyusutan Peralatan
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Jurnal Penyesuaian




Rp.1















No.  Akun : 150
Nama Akun : Gedung
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo



Rp.7
















No.  Akun : 151
Nama Akun :  Akumulasi Penyusutan Gedung
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Jurnal Penyesuaian




Rp.1















No.  Akun : 201
Nama Akun : Hutang Usaha
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo




Rp.1















No.  Akun : 210
Nama Akun : Hutang Bank
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo




Rp.3















No.  Akun : 310
Nama Akun : Modal
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo




Rp.17
31 des
Jurnal Penutup


Rp.7

Rp.24








No.  Akun : 311
Nama Akun : Ikhtisar Laba Rugi
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Jurnal Penutup


Rp.13

Rp.13
31 des
Jurnal Penutup

Rp.6


Rp.7
31 des
Jurnal Penutup

Rp.7


Rp.0

No.  Akun : 312
Nama Akun : Prive
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo




Rp.0















No.  Akun : 400
Nama Akun : Pendapatan Usaha
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo




Rp.12
31 des
Jurnal Penutup

Rp.12


Rp.0








No.  Akun : 410
Nama Akun : Pendapatan Bunga
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo




Rp.1
31 des
Jurnal Penutup

Rp.1


Rp.0








No.  Akun : 510
Nama Akun : Beban Gajih
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo



Rp.2

31 des
Jurnal Penutup


Rp.2
Rp.0









No.  Akun : 520
Nama Akun : Beban Bunga
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Saldo



Rp.1

31 des
Jurnal Penutup


Rp.1
Rp.0









No.  Akun : 530
Nama Akun : Beban Perlengkapan
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Jurnal Penyesuaian



Rp.1

31 des
Jurnal Penutup


Rp.1
Rp.0









No.  Akun : 540
Nama Akun : Beban Penyusutan Peralatan
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Jurnal Penyesuaian



Rp.1

31 des
Jurnal Penutup


Rp.1
Rp.0









No.  Akun : 550
Nama Akun : Beban Penyusutan Gedung
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
31 des
Jurnal Penyesuaian



Rp.1

31 des
Jurnal Penutup


Rp.1
Rp.0








Nah ini contoh buku besar yang akan saya buat neraca saldo setelah penutupannya ya teman teman.

3. Menyusun atau membuat neraca saldo setelah penutupan. Nah di atas sudah saya berikan contoh buku besarnya, dari buku besar tersebut tiap tiap akunnya akan di masukan ke neraca saldo setelah penutupan dan untuk semua saldo akun yang saldonya Rp.0 maka tidak akan di catat di neraca saldo setelah penutupan. Maka akan seperti ini neraca saldo setelah penutupannya :
PT. Pajar Sidik
Neraca Saldo Setelah Penutupan
31 Januari 2016
No. Akun
Nama Akun
Debet
Kredit
100
Kas
Rp.18

120
Piutang
Rp.  2

140
Peralatan
Rp.  3

141
Akumulasi Penyusutan Peralatan

Rp.   1
150
Gedung
Rp. 7

151
Akumulasi Penyusutan Geudung

Rp.   1
200
Hutang Usaha

Rp.   1
210
Hutang Bank

Rp.   3
310
Modal Pajar

Rp. 24
Total
Rp.30
Rp. 30
Nah seperti ini lah temen-temen neraca saldo setelah penutupan itu, dimana di dalamnya hanya terdapat akun harta atau akun rill dan tidak ada sama sekali akun nominal didalamnya.
Sekian dulu ya temen-temen materi dari saya. Untuk materi selajutnya silahkan baca di link artikel jurnal pembalik.
Untuk menambah pemahaman saya sarankan juga baca langsung di link :
Akhir kata saya uacapkan wassalamualaikum wr. wb.