Showing posts with label Tahap Pencatatan. Show all posts
Showing posts with label Tahap Pencatatan. Show all posts

Cara Menyusun Jurnal Pembiasaan Dan Formatnya

Cara Menyusun Jurnal Penyesuaian dan Formatnya Cara Menyusun Jurnal Penyesuaian dan Formatnya


Setelah ayat jurnal (journal entry) diposting ke buku besar (ledger), kemudian disiapkanlah neraca saldo sebelum penyesuaian (un-adjusted trial balance). Siklus akuntansi belum selesai hingga di sini. Masih ada beberapa tahapan proses lagi yang harus dilalui hingga jadinya diterbitkan seperangkat laporan keuangan (financial statement) yang bermanfaat bagi para users. Tahapan proses tersebut diantaranya yaitu proses penyesuaian, proses penyajian neraca saldo sesudah penyesuaian (adjusted trial balance) dan seterusnya.

Pada simpulan periode akuntansi, banyak saldo akun dalam buku besar yang sanggup segera dilaporkan dalam laporan keuangan tanpa mengalami perubahan. Akan tetapi, ada juga beberapa akun yang perlu disesuaikan. Penyesuaian ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperbaharui (updating) data laporan keuangan supaya sesuai dengan konsep akrual dan konsep penandingan yang berlaku dalam akuntansi. Sebagai pola yaitu bahwa besarnya saldo perlengkapan (supplies) yang mencerminkan : harga pokok perlengkapan pada awal periode ditambah dengan harga pokok perlengkapan yang diperoleh/dibeli sepanjang periode, haruslah diadaptasi dengan besarnya jumlah perlengkapan yang telah dipergunakan sepanjang periode untuk mengetahui saldo simpulan perlengkapan yang masih tersisa (yang belum digunakan). Contoh lainnya yaitu penyesuaian untuk akun beban honor dan akun utang honor yang timbul atas jumlah honor yang belum dibayarkan tetapi bebannya telah terjadi (incurred); akun piutang bunga dan akun pendapatan bunga yang timbul atas jumlah bunga yang belum diterima uangnya tetapi pendapatannya telah terjadi; akun beban dibayar dimuka; dan lain-lain.

Ayat jurnal yang menciptakan saldo akun menjadi up to date pada simpulan periode akuntansi dinamakan sebagai adjusting journal entry. Setiap ayat jurnal penyesuaian sekurang-kurangnya akan mempengaruhi satu akun laporan keuntungan rugi dan satu akun neraca. Jadi, dalam ayat jurnal penyesuaian selalu melibatkan akun pendapatan atau beban dan akun aset atau akun kewajiban. Apa yang akan terdi kalau seandainya akuntan lupa menciptakan ayat jurnal penyesuaian terhadap akun-akun yang bekerjsama memerlukan penyesuaian? jawabannya yaitu tentu saja bahwa akun-akun tersebut akan menjadi tidak up to date, dalam arti akun-akun tersebut ada yang kebesaran jumlahnya (overstated) dan ada juga yang kekecilan (understated), sehingga terjadilah yang namanya salah saji (misstatement) dalam laporan keuangan. Pada prinsipnya ada empat item yang memerlukan penyesuaian, yakni:

1.      beban yang masih harus dibayar/beban akrual/utang akrual (accrued expenses or accrued liabilities),
2.      pendapatan yang masih harus diterima/pendapatan akrual/piutang akrual (accrued revenues or accrued assets),
3.      beban yang ditangguhkan atau biaya dibayar di muka (deferred expenses or prepaid expenses), dan
4.      pendapatan yang ditangguhkan atau pendapatan diterima di muka (deferred revenues or unearned revenues).

v  Accrued Expenses / Accrued Liabilities
Sepanjang periode, beban-beban tertentu mungkin telah terjadi tetapi pembayarannya belum dilakukan hingga pada periode berikutnya. Pada simpulan periode akuntansi yaitu perlu untuk menentukan dan mencatat beban-beban yang telah terjadi ini meskipun belum dibayarkan. Dalam pencatatan beban/utang akrual ini, akun beban di debet dan akun utang di kredit.
Contoh ayat jurnal penyesuain untuk mencatat accrued expense or accrued liability yaitu sebagai berikut:

Beban Upah                       xxx
       Utang Upah                          xxx  
     Beban Bunga                      xxx
Utang Bunga                                    xxx

Misalkan :
1.        Perusahaan membayar upah karyawan pada setiap hari Sabtu, di mana pembayaran upah terakhir untuk tahun 2008 ini jatuh pada tanggal 27 Desember 2008 (hari Sabtu). Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan berakhir tanggal 31 Desember 2008 Perusahaan tetapkan bahwa jumlah hari kerja dalam seminggu yaitu sebanyak 6 hari, yaitu mulai dari hari Senin hingga Sabtu. Besarnya total upah karyawan yang dibayarkan untuk setiap 6 hari kerja yaitu Rp. 20 juta.

Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, upah karyawan selama 3 hari yaitu untuk tanggal 29 Desember 2008 (Senin), 30 Desember 2008 (Selasa), dan tanggal 31 Desember 2008 (Rabu) haruslah diakui sebagai belahan dari beban upah karyawan tahun 2008, meskipun pembayarannya gres akan dilakukan lagi pada hari Sabtu pertama di tahun 2009 nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:

Beban Upah                Rp. 10.000.000,.
Utang Upah                                           Rp. 10.000.000
(3/6 x Rp. 20 juta)

2.      Pada tanggal 1 September 2008, perusahaan memperoleh sumbangan uang dari Bank senilai Rp. 100 juta. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan diharuskan untuk mengembalikan nilai pokok sumbangan beserta bunganya pada ketika sumbangan tersebut jatuh tempo, yaitu tepatnya pada tanggal 1 Maret 2009 Besarnya tingkat suku bunga sumbangan yang disepakati oleh kedua belah pihak yaitu 9 % per tahun. Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga sumbangan selama 4 bulan (September, Oktober, November, dan Desember) yang sudah terjadi (berlangsung) di tahun 2008 haruslah diakui sebagai beban tahun 2008, meskipun pembayaran nya gres akan dilakukan pada tanggal 1 Maret 2009 nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 yaitu :

Beban Bunga               Rp. 3.000.000,
       Utang Bunga                           Rp. 3.000.000,
(4/12 x 9 % x Rp. 100 juta)

v  Accrued Revenues / Accrued Assets
Sepanjang periode, pendapatan tertentu mungkin telah terjadi tetapi penagihan kas belum dilakukan hingga pada periode berikutnya. Pada simpulan periode akuntansi yaitu perlu untuk menentukan dan mencatat pendapatan yang telah terjadi ini meskipun belum diterima uangnya. Dalam pencatatan atas pendapatan akrual ini, akun aset di debet dan akun pendapatan di kredit.
Contoh ayat jurnal penyesuain untuk mencatat accrued revenue or accrued asset yaitu sebagai berikut:

Piutang Bunga                    xxx
Pendapatan Bunga                  xxx

Misalkan:
Pada tanggal 1 September 2008, perusahaan memperlihatkan sumbangan uang kepada debitur senilai Rp. 100 juta. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan akan mendapatkan kembali nilai pokok sumbangan beserta bunganya pada ketika sumbangan tersebut jatuh tempo, yaitu tepatnya pada tanggal 1 Maret 2009. Besarnya tingkat suku bunga sumbangan yang disepakati oleh kedua belah pihak yaitu 9 % per tahun. Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga sumbangan selama 4 bulan (September, Oktober, November, dan Desember) yang sudah terjadi (berlangsung) di tahun 2008 haruslah diakui sebagai pendapatan tahun 2008, meskipun pembayarannya gres akan diterima pada tanggal 1 Maret 2009 nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah

Piutang Bunga                    Rp. 3.000.000,
  Pendapatan Bunga                                          Rp. 3.000.000,
(4/12 x 9 % x Rp. 100 juta)

v  Deferred Expenses / Prepaid Expenses
Sepanjang periode, pengeluaran-pengeluaran tertentu (yang telah dibayarkan) dicatat pada pembukuan namun atas barang atau jasa yang belum digunakan. Pada simpulan periode akuntansi yaitu perlu untuk menentukan secara sempurna mana belahan dari pengeluaran-pengeluaran tersebut yang sudah dipakai/dimanfaatkan selama periode berjalan (yang telah menjadi beban) dan mana belahan dari pengeluaran-pengeluaran tersebut yang akan digunakan/ditangguhkan untuk periode berikutnya (deferred expenses). Untuk belahan dari pengeluaran-pengeluaran yang gres akan digunakan dalam periode berikutnya memerlukan legalisasi sebagai aset (karena belum terpakai).

Metode penyesuaian untuk prepaid expenses tergantung pada bagaimana pengeluaran-pengeluaran tadi awalnya di catat di dalam akun. Pengeluaran-pengeluaran mungkin awalnya telah dicatat sebesar debet ke akun aset terlebih dahulu atau sanggup juga pribadi ke akun beban. Kedua metode ini kalau diterapkan secara konsisten akan menghasilkan nilai simpulan yang sama, jadi kedua metode tersebut sama-sama benar/diperkenankan. Perusahaan akan menentukan salah satu dari kedua metode yang ada dan menerapkannya pada masingmasing periode.

·          Mula-mula di debet ke akun aset
Jika akun aset mula-mula di debet dalam ayat jurnal umum, maka ayat jurnal penyesuaian (pada simpulan periode akuntansi) men syaratkan bahwa saya pengeluaran yang telah nya yaitu akun aset akan bahwa akun beban akan di debet atas belahan dari jumlah uaran yang telah digunakan selama periode berjalan dan lawansitu akun aset akan di kredit sebesar jumlah prepaid yang telah ang sebab pemakaian. Akun aset yang masih tersisa dengan debet memperlihatkan belahan dari jumlah pengeluaran di perio jalan yang akan sanggup digunakan nanti pada periode mendatang. Sebagai pola misalkan bahwa pada tanggal 1 Januari 2008, peruahaan membayar di muka premi asuransi sebesar $ 120 untuk masa pertanggungan 3 tahun. Jika pencatatan atas pembayaran premi asuransi tersebut mula-mula diakui sebagai aset terlebih dahulu, dan periode akuntansi (pembukuan) perusahaan diasumsikan berakhir tanggal 31 Desember 2008, maka :
 Ayat jurnal umum yang dibentuk pada tanggal 1 Januari 2008 (pada ketika pembayaran di muka) adalah:

Asuransi Dibayar di Muka      $ 120
Kas                                          $ 120

Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:

Beban Asuransi                                   $ 40
      Asuransi Dibayar di Muka                  $ 40
($ 120 x 1/3)

Premi asuransi yang dibayarkan di muka sebesar $ 120 dibutuhkan sanggup bermanfaat untuk jangka waktu 3 tahun, yaitu terhitung mulai awal tahun 2008 hingga simpulan tahun 2010 mendatang. Sepanjang tahun 2008 (satu tahun penuh), manfaat dari pembayaran premi asuransi tersebut sudah dipergunakan/sudah berlangsung, sehingga sepertiga dari $ 120 haruslah diakui sebagai beban untuk tahun 2008. Sedangkan sisanya, dua pertiga dari $ 120, yaitu $ 80 masih merupakan aset (asuransi dibayar di muka) dengan saldo de bet, yang dibutuhkan sanggup memperlihatkan manfaat dalam tahun 2009 dan tahun 2010 mendatang.

·          Mula-mula di debet ke akun beban
Jika akun beban mula-mula di debet dalam ayat jurnal umum. maka ayat jurnal penyesuaian (pada simpulan periode akuntansi) meng. haruskan bahwa akun aset akan di debet sebesar belahan dari jumlah pengeluaran yang belum terpakai dalam periode berjalan (yang ditangguhkan atau gres akan digunakan pada masa yang akan datang) dan akun beban akan di kredit. Akun beban kemudian akan tersisa dengan saldo debet yang menggambarkan atau memperlihatkan belahan dari jumlah pengeluaran yang telah dipakai/dimanfaatkan selama periode berjalan. Sebagai pola : idem dengan di atas, hanya saja pencatatan atas pembayaran premi asuransi tersebut mula-mula diakui pribadi sebagai beban.
Ayat jurnal umum yang dibentuk pada tanggal 1 Januari 2008 (pada ketika pembayaran di muka)
adalah
Beban Asuransi           $ 120
  Kas                              $ 120

Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah

Asuransi Dibayar di Muka                  $ 80
       Beban Asuransi                                   $ 80
($ 120 x 2/3)

Perlu diperhatikan di sini bahwa kedua metode akan menghasilkan nilai simpulan yang sama. Pelajarilah dengan cermat, bahwa dengan memakai salah satu dari kedua metode tersebut akan sama-sama diperoleh besarnya beban asuransi yang akan dilaporkan dalam laporan keuntungan rugi (income statement) untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar $ 40, sedangkan untuk saldo akun aset yaitu akun asuransi dibayar di muka yang akan tampak di neraca (balanced sheet) per 31 Desember 2008 yaitu sebesar $ 80.

v  Deferred Revenues / Unearned Revenues
Pembayaran-pembayaran mungkin akan diterima dari pelanggan sebelum barang dikirim atau sebelum jasa diberikan. Jumlah yang diterima di muka akan dicatat dengan mendebet akun aset (kas) dan kreditnya sanggup dengan memakai dua akun, yaitu pribadi diakui sebagai akun pendapatan atau sanggup juga terlebih dahulu diakui sebagai akun utang (pendapatan diterima di muka). Pada simpulan periode akuntansi yaitu perlu untuk menentukan mana belahan dari jumlah penerimaan tersebut yang benar-benar telah menjadi pendapatan untuk periode berjalan dan mana belahan dari jumlah penerimaan tersebut (yang diterima di periode berjalan) yang akan ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode mendatang (deferred revenues). Metode penyesuaian untuk pendapatan yang ditangguhkan tergantung pada apakah penerimaan pendapatan atas barang yang belum dikirim atau atas jasa yang belum diberikan pada awalnya dicatat sebesar kredit ke akun pendapatan atau akun utang.

Contoh umum dari pendapatan yang diterima di muka adalah: penerimaan uang langganan majalah/surat kabar dari pelanggan, penerimaan di muka atas uang sewa dari si penyewa, penerimaan uang dari hasil penjualan tiket, penerimaan uang kuliah dari mahasiswa, dan lain sebagainya. Sesungguhnya, inti daripada unearned revenues yaitu bahwa uang telah diterima di muka tetapi barang atau jasa belum diberikan. Majalah akan segera dikirim kalau uang telah diterima terlebih dahulu dari si pelanggan, si penyewa rumah gres sanggup memakai akomodasi rumah sewaannya sesudah memba" terlebih dahulu uang sewa kepada pemilik, uang hasil penjualan et pertunjukan telah diterima terlebih dahulu sebelum pertunjukkan berlangsung, dan seterusnya.

·           Mula-mula di kredit ke akun pendapatan
Jika akun pendapatan mula-mula di kredit dalam ayat jurnal umum, maka ayat jurnal penyesuaian (pada simpulan periode akuntansi mengharuskan bahwa akun utang akan di kredit sebesar belahan d. jumlah penerimaan yang ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode mendatang dan akun pendapatan akan di debet. Akun pend patan kemudian akan tersisa dengan saldo kredit yang menggambarkan atau memperlihatkan belahan dari jumlah penerimaan yang telah men. jadi pendapatan selama periode berjalan. Sebagai pola misalkan bahwa pada tanggal 1 Januari 2008, perusahaan mendapatkan di muka pembayaran uang sewa ruangan yang tidak terpakai dari si penyewa sebesar $ 120 untuk masa sewa selama 3 tahun. Jika pencatatan atas penerimaan uang sewa di muka tersebut mula-mula pribadi diakui sebagai pendapatan, dan periode akuntansi (pembukuan) perusahaan diasumsikan berakhir tanggal 31 Desember 2008, maka: Ayat jurnal
umum yang dibentuk pada tanggal 1 Januari 2008 (pada ketika mendapatkan pembayaran di muka) adalah:
Kas                              $ 120
Pendapatan Sewa                    $ 120

Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah

Pendapatan Sewa                                $ 80
  Pendapatan Sewa Diterima di Muka              $ 80
($ 120 x 2/3)

·           Mula-mula di kredit ke akun utang (pendapatam diterima di muka)
Jika akun utang mula-mula di kredit dalam ayat jurnal umum, maka ayat jurnal penyesuaian (pada simpulan periode akuntansi) mensyaratkan bahwa akun pendapatan akan dikredit sebesar belahan dari  jumlah penerimaan yang telah menjadi pendapatan periode berjalan dan lawannya yaitu akun utang akn didebet. Akun utang yang masih tersisa dengan saldo kredit memperlihatkan belahan dari jumlah penerian di periode berjalan yang akan ditangguhkan sebagai pendapatan  ntuk periode mendatang.
Sebagai pola : idem dengan di atas, hanya saja pencatatan atas penerimaan uang sewa di muka tersebut mula-mula diakui sebagai utang terlebih dahulu.
 Ayat jurnal umum yang dibentuk pada tanggal 1 Januari 2008 (pada ketika mendapatkan pembayaran di muka) adalah:

Kas                                                      $ 120
          Pendapatan Sewa Diterima di Muka              $ 120

Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
Pendapatan

Sewa Diterima di Muka              $ 40
  Pendapatan Sewa                                                        $ 40
($ 120 x 1/3)

Perlu diperhatikan di sini bahwa kedua metode tetap akan menghasilkan nilai simpulan yang sama. Untuk sanggup memahaminya dengan baik dari penggunaan kedua metode di atas, pelajarilah secara cermat.


Cara Menyusun Neraca Saldo Dalam Akuntansi

Cara Menyusun Neraca Saldo Dalam Akuntansi Cara Menyusun Neraca Saldo Dalam Akuntansi

Neraca saldo (trial balance) diharapkan untuk memastikan bahwa tidak adanya kesalahan di dalam memposting jumlah debet/kredit dari jurnal ke buku besar. Kecocokan antara jumlah debet dengan jumlah kredit ini harus dibuktikan pada setiap simpulan periode laporan akuntansi. Langkah awal dalam menyiapkan neraca saldo yaitu memilih saldo simpulan per periode laporan akuntansi untuk setiap akun (lihat saldo simpulan yang dicetak tebal pada buku besar di atas). Seluruh saldo simpulan tersebut (untuk tiap-tiap akun) akan dipindahkan ke neraca saldo.

Perlu ditekankan di sini, bahwa neraca saldo dibentuk hanya untuk pertanda bahwa antara jumlah debet dengan jumlah kredit telah sama (equality). Neraca saldo tidak menjamin dalam hal kelengkapan dan keakuratan data transaksi. Jika antara jumlah debet dengan jumlah kredit dalam neraca saldo tidak sama, maka berarti terdapat kesalahan posting (karena dalam double-entry system, seharusnya antara sisi debet dengan sisi kredit seimbang). Sebaliknya kalau antara jumlah debet dengan jumlah kredit dalam neraca saldo sama, maka hal ini belum tentu (tidak menjamin) bahwa semua transaksi telan dicatat secara benar dalam jurnal. Antara jumlah debet dengan jumlah kredit dalam neraca saldo akan tetap sama, meskipun :
·          terdapat kesalahan identifikasi akun dalam pembuatan ayat jurnal; contohnya sebuah peralatan yang dibeli secara tunai dicatat dalam jurnal sebagai penambah utang. Dalam hal ini, meskipun akun yang dipakai salah (mengkredit akun utang, seharusnya mengkredit akun kas) tetapi antara sisi debet dengan sisi kredit akan tetap seimbang dalam jumlah yang sama.
·          terdapat transaksi bisnis yang tidak dijurnal (terlewatkan).
·         terdapat transaksi bisnis yang dijurnal secara ganda (double).

Ilustrasi :

Dengan memakai saldo simpulan dari masing-masing akun yang ada pada buku besar KAP Drs. Thomas Nelson di atas, berikut ini yaitu tampilan neraca saldo yang dibuat:


Buku Besar Dalam Akuntansi Dan Pembahasannya

Buku Besar Dalam Akuntansi dan Pembahasannya Buku Besar Dalam Akuntansi dan Pembahasannya
Setelah transaksi dianalisis dan dicatat ke dalam jurnal, langkah selanjutnya yaitu mem-posting (memindah-bukukan) setiap saldo akun yang terdapat pada jurnal ke dalam buku besar untuk masing masing akun. Intinya yaitu bahwa setiap saldo akun yang masih "tercerai berai” dalam jurnal akan diakumulasikan ke dalam buku besar sesuai masing-masing akun. Nantinya, buku besar untuk masing-masing akun ini akan mengatakan secara jelas mengenai setiap perubahan (mutasi debet dan mutasi kredit) yang ditimbulkan dari seluruh transaksi yang terjadi selama periode akuntansi Dengan kata lain, buku besar untuk masing-masing akun merupakan rincian akumulasi saldo akun terkait yang terdapat dalam jurnal. Pemahaman yang mendalam mengenai saldo normal dan makna debet kredit akun sangatlah dibutuhkan dalam proses penyusunan buku besar. Buku besar dibentuk dengan urutan akun menyerupai yang tercantum pada denah asumsi (chart of accounts), yang dimulai dengan akun neraca (kas, piutang usaha, dan seterusnya).

Sebagai rujukan : buku besar kas akan memuat secara jelas saldo awal, mutasi debet, mutasi kredit, dan saldo akhir. Mutasi debet yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian pemindahbukuan dari seluruh transaksi penerimaan kas yang telah di catat dalam jurnal, demikian juga mutasi kredit yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian pemindah-bukuan dari seluruh transaksi pengeluaran kas yang telah di catat dalam jurnal.

Buku besar (ledger) dibedakan menjadi dua, yaitu buku besar umum (general ledger) dan buku besar embantu (subsidiary ledger). Untuk perusahaan yang sudah computerized system, proses posting dari jurnal ke buku besar tidak lagi dilakukan secara manual tetapi akan pribadi terposting secara otomatis lewat kegiatan komputer. Buku besar umum selalu dibentuk atas seluruh akun laporan keuangan.

Tidak semua akun memerlukan buku besar pembantu. Perusahaan biasanya akan menciptakan buku besar pembantu hanya khusus untuk akun piutang dagang dan utang dagang. Buku besar pembantu diharapkan untuk merinci saldo yang terdapat dalam buku besar umum. Bayangkan saja dalam sebuah perusahaan dagang yang dimana transaksi penjualan barang dagangan (secara kredit) dilakukan ke banyak pelanggan, demikian juga perusahaan melaksanakan transaksi pembelian barang dagangan (secara kredit) dari banyak supplier. Dengan adanya buku besar pembantu yang mencatat tagihan ke masing-masing pelanggan dan yang mencatat utang ke masing-masing supplier, akan lebih memudahkan bagi perusahaan untuk mengontrol saldo keseluruhan piutang dagang dan utang dagang. Total jumlah saldo dari keseluruhan masing-masing buku besar pembantu harus sama dengan jumlah saldo yang tertera dalam buku besar umum.

        

Ilustrasi:
Dengan enggunakan data transaksi Kantor Akuntan Publik Drs. Thomas Nelson pada postingan seelumnya (klik di sini), berikut yaitu buku besar umum yang dibuat:



Analisis Transaksi Dan Jurnal Dalam Akuntansi


 proses pencatatan selalu di mulai dengan menganalisis setiap transaksi yang terjadi dalam Analisis Transaksi dan Jurnal dalam Akuntansi

Dalam akuntansi, proses pencatatan selalu di mulai dengan menganalisis setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Analisis ini mengandung pengertian bahwa seorang akuntan harus sanggup memilih imbas dari masing-masing transaksi terhadap akun. Pada tahapan ini, akuntan sudah selayaknya mempunyai pemahaman yang baik mengenai definisi/pengertian dari aset, kewajiban, ekuitas, prive, pendapatan, dan beban yang semuanya itu merupakan akun utama laporan keuangan. Setelah transaksi dianalisis, langkah selanjutnya yaitu mencatat kandungan warta yang ada pada setiap transaksi ke dalam jurnal (tentu saja sehabis kandungan warta tadi diterjemahkan ke dalam akun-akun).Transaksi dicatat ke dalam jurnal secara kronologis, yaitu menurut urutan waktu terjadinya transaksi. Jurnal akan memperlihatkan imbas setiap transaksi terhadap akun dalam bentuk debet kredit. Lewat mekanisme debet kredit inilah kita sanggup melihat kenaikan ataupun penurunan atas saldo masing-masing akun terkait

Ilustrasi :
Berikut ini yaitu serangkaian transaksi yang terjadi pada kantor Akuntan Publik Drs. Thomas Nelson selama bulan pertama ope. rasionalnya, yaitu bulan Februari 2008:

1 Febr
Tn. Thomas menyetor uang kas ke dalam perusahaan sebagai modal awal sebesar Rp. 30.000.000,

2 Febr
Dibayar sewa kantor untuk bulan Februari sebesar Rp 7.000.000,

2 Febr
Dibeli peralatan kantor berupa komputer seharga Rp. 14.000.000,-. Dalam hal ini, perusahaan membayar tunai Rp. 10.000.000,- dan sisanya akan dibayar di kemudian hari.

3 Febr
Dibeli tunai perabot kantor berupa meja dan bangku seharga Rp. 3.000.000,

4 Febr
Dibeli tunai perlengkapan kantor berupa kertas print dan alat tulis kantor seharga Rp. 1.400.000,

11 Febr
Diterima kas dari klien, PT. Langga Internusa, atas jasa kon sultasi sistem akuntansi klien sebesar Rp. 1.850.000,

13 Febr
Dibayar sebagian utang atas transaksi tanggal 2 Februari yang lalu, yaitu sebesar Rp. 1.500.000,

16 Febr
Diterima kas dari klien, PT. Wahana Mandiri, atas jasa penyusunan laporan keuangan tahun 2007 yang kemudian sebesar Rp. 2.000.000,- sedangkan sisanya sebesar Rp. 1.500.000,baru akan dilunasi oleh klien dalam jangka waktu dua ahad kemudian.

19 Febr
Dibeli pelengkap perlengkapan kantor berupa kertas print secara kredit sebesar Rp. 400.000,

25 Febr
Dibayar honor karyawan sebesar Rp. 2.000.000,

27 Febr 
Dibayar utang atas transaksi tanggal 19 Februari yang lalu.

28 Febr
Dibayar beban utilitas berupa pemakaian listrik dan telepon sebesar Rp. 250.000,


Jurnal Transaksi di atas yaitu sebagi berikut:


Tanggal Nama Akun COA Dr Kr
01-Feb Kas 1.1 30.000.000
     Modal Thomas 3.1 30.000.000
02-Feb Beban Sewa Kantor 5.3 7.000.000
     Kas 1.1 7.000.000
02-Feb Peralatan Kantor 1.7 14.000.000
     Kas 1.1 10.000.000
     Utang 2.1 4.000.000
03-Feb Perabotan Kantor 1.8 3.000.000
     Kas 1.1 3.000.000
04-Feb Perlengkapan Kantor 1.4 1.400.000
     Kas 1.1 1.400.000
11-Feb Kas 1.1 1.850.000
     Pendapatan Usaha 4.1 1.850.000
13-Feb Utang 2.1 1.500.000
     Kas 1.1 1.500.000
16-Feb Kas 1.1 2.000.000
Piutang Usaha 1.2 1.600.000
     Pendapatan Usaha 4.1 3.500.000
19-Feb Perlengkapan Kantor 1.4 400.000
     Utang 2.1 400.000
25-Feb Beban Gaji 5.1 2.000.000
     Kas 1.1 2.000.000
27-Feb Utang 2.1 400.000
     Kas 1.1 400.000
28-Feb Beban Utilitas 5.4 250.000
     Kas 1.1 250.000



Penjelasan transaksi :

1 Februari:
kas perusahaan bertambah sebagai akhir adanya transaksi penyetoran uang tunai dari pemilik (Tn. Thomas Nelson) ke dalam perusahaan; uang kas ini akan dijadikan sebagai modal awal untuk membiayai acara operasional perusahaan nantinya. Ingat kembali bahwa kas (aset lancar) mempunyai saldo normal di sebelah debet, sehingga kas akan bertambah di sebelah debet.

2 Februari:
uang kas perusahaan menjadi berkurang sebagai akhir adanya transaksi pembayaran beban sewa kantor. Kas berkurang di sebelah kredit, sedangkan beban mempunyai saldo normal di sebelah debet. Kenapa beban mempunyai saldo normal di sebelah debet ? Ingat kembali bahwa beban sifatnya mengurangi modal dan modal akan berkurang di sebelah debet. Modal mempunyai saldo normal di sebelah kredit.

2 Februari:
peralatan kantor menjadi bertambah alasannya dibeli. Penambahan aset tetap ini akan dicatat dalam jurnal dengan memakai akun peralatan kantor di sebelah debet sebesar Rp. 14.000.000,-. Dari total pembelian peralatan kantor ini, Rp. 10.000.000,- nya eksklusif dibayar tunai sehingga mengurangi akun kas di sebelah kredit, sedangkan sisanya yang sebesar Rp. 4.000.000,merupakan utang. Utang bertambah di sebelah kredit sesuai dengan saldo normalnya.

3 Februari:
perabot kantor menjadi bertambah alasannya dibeli. Penambahan aset tetap ini akan dicatat dalam jurnal dengan memakai akun perabot kantor di sebelah debet. Perabot kantor tersebut dibeli secara tunai, sehingga uang kas perusahaan menjadi berkurang. Pengurangan kas ini akan dicatat di sebelah kredit dalam jurnal.

4 Februari:
perlengkapan kantor menjadi bertambah alasannya dibeli. Penambahan aset lancar ini akan dicatat dalam jurnal dengan memakai akun perlengkapan kantor di sebelah debet. Perlengkapan kantor ini dibeli secara tunai, sehingga uang kas perusahaan menjadi berkurang. Pengurangan kas ini akan dicatat di sebelah kredit dalam jurnal.

11 Februari:
kas perusahaan menjadi bertambah di sebelah debetdalam jurnal alasannya adanya penerimaan uang kas dari klien atas jasa konsultasi yang telah diberikannya. Karena perusahaan telah memperlihatkan jasanya kepada klien, maka pada ketika itu juga perusahaan akan mengakui pendapatan usaha. Pendapatan mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Ingat kembali bahwa pendapatan sifatnya menambah modal. Modal akan bertambah di sebelah kredit.

13 Februari:
kas menjadi berkurang di sebelah kredit alasannya adanya transaksi pembayaran atas sebagian utang pembelian peralatan kantor pada tanggal 2 Februari yang lalu. Sebagian utang yang dibayar ini akan berkurang di sebelah debet.

16 Februari:
nilai jasa yang telah diberikan kepada klien yaitu sebesar Rp. 3.500.000,-. Nilai inilah yang harus diakui sebagai pendapatan perjuangan di sebelah kredit dalam jurnal. Jadi, Rp. 3.500.000,- ini akan eksklusif diakui sepenuhnya sebagai pendapatan meskipun uang kas yang gres diterima hanyalah sebagian yaitu Rp. 2.000.000,Intinya yaitu bahwa pendapatan akan eksklusif diakui begitu perusahaan telah memperlihatkan jasanya kepada klien, tidak peduli apakah kas sudah diterima seluruhnya, diterima sebagian, atau bahkan sama sekali belum diterima pembayarannya dari klien. Dalam akuntansi, inilah yang dinamakan sebagai dasar pencatatan akry. al, yang akan dibahas nanti secara lebih rinci dala pecahan 3. Agar semoga sisi debet dengan sisi kredit dalam jurnal menjadi seimbang (double entry system), akun piutang perjuangan di debet sebesar Rp. 1.500.000,- yang menggambarkan hak perusahaan untuk menagihnya kepada klien. Piutang perjuangan merupakan aset lancar yang mempunyai saldo normal di sebelah debet.

19 Februari:
perlengkapan kantor menjadi bertambah alasannya dibeli. Penambahan aset lancar ini akan dicatat dalam jurnal dengan memakai akun perlengkapan kantor di sebelah debet. Perlengkapan kantor ini dibeli secara kredit, sehingga uang kas perusahaan tidaklah terpengaruh (tidak berkurang). Pembelian perlengkapan kantor secara kredit ini tentu saja akan menambah besarnya saldo utang. Penambahan utang akan dicatat di sebelah kredit dalam jurnal.

25 Februari:
sama menyerupai transaksi pada tanggal 2 Februari yang lalu. Uang kas perusahaan menjadi berkurang sebagai akhir adanya transaksi pembayaran honor karyawan. Kas berkurang di sebelah kredit, sedangkan beban mempunyai saldo normal di sebelah debet.

27 Februari:
sama menyerupai transaksi pada tanggal 13 Februari yang lalu. Kas menjadi berkurang di sebelah kredit alasannya adanya transaksi pembayaran atas seluruh utang pembelian perlengkapan kantor pada tanggal 19 Februari yang lalu. Seluruh utang yang dibayar ini akan berkurang di sebelah debet, sehingga saldo utang yang khusus berasal dari transaksi pada tanggal 19 Februari yang kemudian kini menjadi nol.

28 Februari:
sama menyerupai transaksi pada tanggal 2 dan 25 Februariyang lalu. Uang kas perusahaan menjadi berkurang sebagai akhir adanya transaksi pembayaran beban utilitas. Kas berkurang di sebelah kredit, sedangkan beban mempunyai saldo normal di sebelah debet.

Jurnal dibedakan menjadi dua, yaitu jurnal umum (general journal) dan jurnal khusus (special journal). Jurnal umum dibentuk atas transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus. Contoh transaksi yang akan di catat dalam jurnal umum yaitu transaksi retur pembelian, retur penjualan, serta transaksi pembelian peralatan dan perlengkapan kantor secara kredit. Jurnal koreksi (correcting entries), jurnal pembiasaan (adjusting entries), dan jurnal epilog (closing entries) tergolong ke dalam jurnal umum.

Jurnal khusus dibagi menjadi:
·        Jurnal penjualan (sales journal), dipakai untuk mencatat seluruh transaksi penjualan barang dagangan ke pelanggan secara kredit. Untuk transaksi penjualan barang dagangan yang dilakukan secara tunai akan dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
·         Jurnal pembelian (purchases journal), dipakai untuk mencatat seluruh transaksi pembelian barang dagangan dari supplier secara kredit. Untuk transaksi pembelian barang dagangan yang dilakukan secara tunai akan dicatat dalam jurnal pembayaran kas.
·         Jurnal penerimaan kas (cash receipts journal), dipakai untuk mencatat seluruh transaksi penerimaan kas. Penerimaan kas eksklusif dari pelanggan dalam transaksi penjualan barang dagangan secara tunai dan penerimaan kas dari hasil penagihan piutang akan dicatat dalam buku jurnal ini. Contoh lainnya yaitu penerimaan kas dari hasil pertolongan serta penjualan tunai peralatan dan perabot kantor yang tidak terpakai.
·         Jurnal pembayaran kas (cash payments journal), dipakai untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas. Pembayaran kas eksklusif ke supplier dalam transaksi pembelian barang dagangan secara tunai, pengeluaran kas untuk pelunasan utang, serta pembelian peralatan dan perlengkapan kantor secara tunai akan dicatat dalam buku jurnal ini.


Saldo Akun Normal Dan Pembahasannya

 Dengan memahami persamaan dasar akuntansi lihat postingan sebelumnya  Saldo Akun Normal dan Pembahasannya

Dengan memahami persamaan dasar akuntansi lihat postingan sebelumnya (klik di sini!), kita sanggup menyimpulkan secara cermat bahwa setiap transaksi akan mempegaruhi paling tidak dua akun, bahkan  sanggup lebih dari dua akun. Dalam akuntansi pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan atas dasar double-entry system, dimana salah satu dan dua akun tersebut akan dicata sebelah debet dan akun satunya lagi dicatat di sebelah kredit. Dengan kata lain, antara jumlah sisi debet dengan sisi kredit dalam sebuah jurnal haruslah seimbang. Sebelum kita mencatat transaksi ke dalam jurnal kita perlu memahami terlebih dahulu saldo normal dan makna debet kredit akun.
Aset mempunyai saldo normal di sebelah Debet.  Jika terdapat transaksi  yang sifatnya menambah aset perusahaan, maka transaksi tersebut harus dicatat dengan mendebet aset yang bersangkutan. Sebaliknya bila pengaruh dari suatu transaksi akan mengurangi aset, maka aset yang berkurang tersebut harus dicatat di sebelah kredit.



Ekuitas mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Ekuitas akan bertambah di sebelah kredit, dan sebaliknya akan berkurang di sebelah debet. Prive mempunyai saldo normal di sebelah debet, dimana prive sifatanya akan mengurangi ekuitas. Pendapatan mempunyai saldo normal di sebelah kredit, sehingga pendapatan sifatnya menambah ekuitas. Pendapatan akan bertambah di sebelah kredit, dan sebaliknya akan berkurang disebelah debet. Beban mempunyai saldo normal di debet, dimana sifatnya akan mengurangi ekuitas. Beban akan bertambah di sebelah debet dan sebalikny akan berkurang di sebelah kredit. Perhatikan bahwa saldo normal pendapatan berbanding lurus dengan saldo normal ekuitas, sedangkan saldo normal prive dan beban berbanding erbalik dengan saldo normal ekuitas.


Kegunaan Dan Karakteristik Akun

 Sebuah sistem akuntansi dirancanguntuk menunjukkan kenaikan atau penurunan saldo masing Kegunaan dan Karakteristik Akun
   
Sebuah sistem akuntansi dirancanguntuk menunjukkan kenaikan atau penurunan saldo masing-masing komponen laporan keuangan. Kenaikan dan penurunan saldo ini haruslah dicatat secara terperinci dan terpisah untuk setiap komponen laporan keuangan. Catatan akuntansi yang terperinci dan terpisah inilah yang dinamakan sebagai akaun (perkiraan). Jadi, akun ialah catatan akuntansi mengenai kenaikan dan penurunan salado dari masing-masing aset, kewajiban, dan ekuitas. Sebagai teladan lihatlah laporan pada postingan sebelumnya, klik di sini!. Sebelum hingga pada penyusunan laporan keuangan, Micro Service haruslah memiliki catatan akuntansi yang terpisah untuk kas, piutang usaha, perlengkapan, utang usaha, pendapatan jasa, beban gaji, beban sewa, beban iklan, dan seterusnya.
      Daftar (list) yang menciptakan mengenai keseluruhan arahan (nomor) dan nama akun, dinamakan sebagai denah asumsi (chart of accounts) . Kode dan nama akun yang terdapat dalam daftar merupakan arahan dan nama akun yang akan dipakai perusahaan untuk mencatat dan mengklarifikasikan setiap transaksi bisnis (peristiwa ekonomi) yang terjadi. Sesungguhnya akun identik dengan komponn laporan keuangan, contohnya ialah akun kas, akun piutang usaha, dan seterusnya.

Contoh Chart of Accounts (COA)


1. Asset

    1.1 Kas
    1.2 Piutang Usaha
    1.4 Perlengkapan kantor
    1.5 Asuransi dibayar di muka
    1.7 Peralatan kantor
    1.8 Perabot Kantor
 
 2. Utang
     2.1  Utang
     2.3  Sewa diterima di muka

3. Ekuitas Pemilik
    3.1 Modal
    3.2 Prive

4. Pendapatan
    4.1 Pendapatan Usaha
    4.2 Pendapatan Sewa
    4.3 Pendapatan Bunga

5. Beban
    5.1 Beban gaji
    5.2 Beban Iklan
    5.3 Beban sewa kantor
    5.4 Beban Utilitas
    5.5 Beban Rupa-Rupa

     Bentuk baku (standarisasi) dalam penyusunan chart of account dan yang lelah diterapkan di kebanyakan perusahaan ialah bahwa pengelompokan arahan (nomor) 1 selalu dimulai dari akun-akun aset,  laIu diikuti dengan akun akun dari kelompok utang, ekuitas, pendapatan, dan beban.
     Untuk aset yang tergolong lancar, urutan penyusunannya/penempatannya di dalam COA haruslah menurut urutan tingkat likuiditas. Kas merupakan aset yang paling likuid (lancar) kemudian diikuti dengan piutang perjuangan dan seterusnya. Dalam kesemua praktek akuntansi, kas sebagai aset yang paling lancar ini seringkali atau merupakan objek yang paling “digemari” untuk dicuri, diselewengkan, atau disalahgunakan oleh oknum karyawan tertentu sehingga memerlukan penerapan pengendalian internal yang baik (memadai).
     Sedangkan untuk aset tetap, penyusunannya selalu dimulai dari aset tetap berwujud yang menentukan umur ekonomi (masa manfaat yang paling lama). Oleh alasannya itu, tidaklah heran apabila tanah ditempatkan terlebih dahulu sebelum aset tetap berwujud lainnya (bangunan, kendaraan bermotor, peralatan, dan sebagainya). Penyusunan untuk utang dimulal dari utang jangki pendek yang sifatnya paling lancar, yang biasanya dimulai dengan utang usaha, dan seterusnya.
     Akun beban rupa-rupa dibentuk untuk menampung seluruh pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatifkecil dan jarang terjadi, sehingga tidak perlu dibuatkan akun khusus untuk mencatat pengeluaran-pengeluaran tersebut. Akun beban rupa-rupa ini haruslah ditempatkan paling final dalam daftar akun.
     Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam proses penyusum COA ialah penerapan flexible numbering system (sistem penomoran yang fleksibel) di mana sebuah arahan dan nama akun yamg gres akan sanggup ditambah (disisipkan) tanpa mengubah urutan arahan akun lainnya yang telah ada. Dalam teladan denah asumsi sebelumnya perhatikanlah dengan seksama urutan nomor/kode yang sengaja dilewatkan (dikosongkan), yaitu dari arahan 1.2 untuk akun piutang perjuangan kemudian arahan 1.4 untuk akun perlengkapan kantor dan seterusnya. Hal ini tujuannya tidak lain ialah jika nantinya ternyata terdapat penambahan akun gres maka penambahan atau penempatan akun gres ini haruslah tetap memenuhi persyaratan urutan tingkat likuiditas (untuk kelompok aset lancar) dan seterusnya, Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Makara jika contohnya ternyata terdapat akun yang sifatnya lebih lancar dibanding akun perlengkapan  kantor, contohnya ialah piutang wesel (notes receivable), maka akun yang gres muncul ini akan sanggup eksklusif disisipkan sempurna di atas akun perlengkapan kantor yaitu dengan nomor arahan 1.3 tanpa harus merombak seluruh arahan akun yang selama ini telah digunakan. Demikian juga halnya dengan penambahan akun gres untuk tanah dan bangunan, yang di mana sanggup eksklusif disisipkan diantara arahan 1.5 dan 1.7.
     Bentuk  format yang paling sederhana  untuk pertanda kenaikan atau penurunan salado masing-masing komponen  adalah dengan memakai model “T Account”.  Dinamakan T Account lantaran memang bentuk formatnya menyerupai T. Namun bentuk format yang paling umum dipakai dalam keseharian praktek akuntansi ialah model buku besar yang akan diajelaskan nanti pada postingan selanjutnya.