Showing posts sorted by date for query akhirnya-anas. Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query akhirnya-anas. Sort by relevance Show all posts

Akhirnya Anas...

Nazaruddin bukan siapa siapa. Dia hanya terbawa arus permainan orang kota yang dapat berbuat apa saja demi uang, termasuk kehebatan lobynya kepada elite politik negeri ini. Loby itu tentu berongkos mahal namun bukan ongkos terbuang percuma. Semua ada kalkulasinya. Dulu saya masih ingat saat sahabat saya punya urusan disalah satu Kementrian beliau disarankan oleh temannya untuk menghubungi Nazaruddin. Alasannya bahwa Nazar punya connection berpengaruh dengan Partai Demokrat, terutama dengan keluarga SBY. Saya tidak tahu apakah sahabat itu pada jadinya mengakibatkan Nazaruddin sebagai penyelesai masalahnya atau tidak. Faktanya belakangan saya tahu sahabat itu memang berhasil dengan bisnisya. Ketika pada jadinya Nazaruddin terpilih sebagai Bendahara Umum Partai Demokrat dibawah Kepemimpinan Anas dengan Sekjen Ibas, maka berdasarkan saya itu juga tidak aneh. Karena kiprahnya sudah usang dikenal oleh elite PD sebagai cash provider. Harap maklum di Era demokrasi, mesin partai tidak akan berjalan tanpa dana. Semua partai butuh uang. Dan itulah keahlian Nazaruddin. Memang sangat memprihatinkan system demokrasi ini. Pertanyaannya yaitu siapakah yang merekomendasi Nazaruddin sebagai Bendahara? Semua tahu bahwa Anas sang Ketum tidak dapat berbuat apapun tanpa persetujuan dari SBY. Yang niscaya Nazaruddin yaitu sahabat bersahabat Ibas. Hubungan mereka sangat bersahabat dan memang Nazaruddin piawai mendekat kepada ring satu ( keluarga) kekuasaan untuk kelancaran bisnis dan karir politiknya. 

Tak ada satupun kementrian yang berani berkata tidak kepada Nazaruddin. Dengan jaket birunya menciptakan beliau punya terusan tak terbatas menembus aneka macam kendala birokrasi. Nazaruddin sangat menyadari bahawa dibelakangnya yaitu Partai Demokrat yang legitimate sebagai pemenang Pemilu. Dibelakangnya yaitu SBY sebagai pendiri Partai Demokrat yang juga sebagai President republik ini. Namun sebegitu pentingnya tugas Nazaruddin di Partai, sebagaimana perlunya uang namun jadinya jatuh terkena jeratan hukum. Ada 35 kasus korupsi yang melibatkan total dana APBN Rp. 6 Triliun. Mengapa Nazaruddin hingga tersangkut? Ini gampang ditebak bahwa Kongres yang mengakibatkan Anas sebagai Ketum dengan jajaran pengurusnya tidak sepenuhnya diridhoi oleh faksi yang ada di dalam Partai Demokrat, khususnya dari kalangan Kristen. Memiliih Nazaruddin sebagai sasaran yaitu tepat. Karena Nazaruddin bukanlah kader partai yang militan. Dia hanya seorang opotunis yang men-tuhankan uang. Terbukti saat tertangkap, sikap oportunis yang pecundang dipertontonkannya secara vulgar. Kicauannya menyeret beberapa petinggi PD dan ini menjadi santapan media. Lewat media , opini terbentuk yang menyudutkan Partai Demokrat dan sekaligus para pengurusnya yang berdampak kepada jatuhnya elektabilitas PD. Teman saya seorang aktifis menyampaikan bahwa opini jelek itu tidak semuanya ulah lawan politik PD tapi dapat juga ulah faksi didalam PD yang berseberangan dengan Anas sebagai Ketum. 

Benarkah Anas terlibat korupsi? Menurut kesaksian Rosa Manulang bahwa Anas salah satu pemegang saham dalam Perusahaan Grup Permai , selain M Nazaruddin. Bahkan istri Anas - Athiyyah Laila malah menjadi komisari pada anak perusahaan Grup Permai yaitu PT. Berkah Alam Berlimpah.  Tapi tetap saja KPK tidak gampang mengakibatkan Anas sebagai tersangka. DIsamping memang bukti untuk menjerat Anas sangat lemah , juga berdasarkan dongeng bahwa hal ini tentu berkaitan dengan deal politik tingkat tinggi. Anas memegang kartu truf “kasus Century”. Anas juga memiliki bukti bahwa Ibas terlibat pada kasus ‘proyek Hambalang’ yang merupakan oktopus dengan tentakel dana-dana pada perusahaan Grup Permai dan anak-anaknya. Disamping itu jaringan HMI Anas sangat berpengaruh maklum alasannya yaitu beliau mantan Ketum HMI. Sebagian besar DPD dan DPC partai Demokrat yaitu kader HMI. Tapi kini, mengapa SBY begitu mudahnya menjatuhkan Anas di PD dengan memakai tangan KPK untuk mengakibatkan Anas sebagai tersangka. Apakah SBY tidak takut dengan kekuatan Anas? Menurut saya , SBY tidak bodoh. Ini sudah dikalkulasi dengan matang. Tentu sudah ada akad dengan partai koalisi dan diluar koalisi untuk saling memafkan dosa. Tidak ada lagi tangkap menangkap hingga dengan PEMILU 2014. Tidak ada lagi kasus Century. KPK harus tunduk dengan deal ini. Konon katanya deal ini terjadi berkat prakarsa para Purnawirawan Tentara Nasional Indonesia yang mengingingkan stabilitas politik.  Jadi apapun tindakan Anas kedepan yang akan mengganggu PD tidak akan mendapat daerah diranah politik maupun diranah Hukum. Benarkah? Ini hanya skenario diatas kertas namun diera demokrasi penguasa sejati yaitu rakyat. Semuanya dapat berubah sesuai angin kepentingan.

Mengapa Anas harus dijadikan sasaran eliminasi? Yang niscaya ada pihak tertentu yang tidak menginginkan Anas menanamkan pengaruhnya di PD. Karena itu dapat mengantarkan Anas sebagai President. Kualifikasi untuk itu sangat lengkap. Bahwa Anas yaitu golongan muda yang merupakan lebih banyak didominasi penduduk negeri ini. Anas yaitu orang jawa yang populasi terbesar di Indonesia. Anas yaitu kader terbaik HMI yang dikenal sebagai organisasi intelektual paling bergengsi di negeri ini. Anas yaitu Ketua Umum dari Partai Pemenang Pemilu. Siapakah pihak tertentu itu? Kita tidak tahu pasti. Yang terperinci ia yaitu kekuatan  besar yang dapat memaksa seorang SBY yang phd dan lulusan west point untuk tunduk.  Benarlah, SBY bertindak dengan smart mengakibatkan Anas kalah demi integritas Partai. Anas jatuh dan SBY mendapat laba dengan naiknya gambaran sebagai pejuang anti korupsi. Yang niscaya Anas tidak akan diam. Dia akan melawan. Ingat bahwa  Anas yaitu kader HMI. Ia terlatih dan terdidik dengan baik sebagai politisi. Ia tahu siapa lawannya dan tahu bagaimana menghadapinya.  Dan...bukan tidak mungkin  drama politik yang sekarang terus menerus mengenai Partai Demokrat dan Anas Urbaninggrum telah menjadi iklan gratis yang bersifat hipnopolitik untuk menanam satu nama sebagai calon presiden yang sangat mungkin akan dipilih alasannya yaitu paling diingat, yaitu Anas Urbaninggrum. 

Apakah benar ia  melakukan korupsi untuk memperkaya diri pribadinya atau untuk kepentingan Partainya? Hanya waktu yang akan menilai kelak. Time will tell. Kedepan, politik akan semakin memanas dan para kompetitor Partai Demokrat menanti kejatuhan Partai Demokrat secara lambat namun pasti. Hancur bukan diserang dari luar tapi hancur dari dalam sendiri. Karena mudah yang sekarang ada di PD yaitu para oportunis pragmatis yang tak jauh bedanya dengan Nazaruddin. Begitulah final dongeng dari partai yang didirikan tanpa idiologi. Tumbuh tanpa berakar. Berkembang tanpa bercabang. Terang tanpa magnit dan jadinya gugur dengan sendirinya, dan terlupakan. A cycle in which power leads to money and money leads back to power can transform democratic parties into battlegrounds. Ultimately, money can corrupt a political system and, in the long term, destroy its political parties."

Sumber https://culas.blogspot.com/

Andi Alifian Mallarangeng


Dia muda, ganteng dan gagah berkumis. Senyumnya mengesankan bahwa beliau cerdas dan piawai menciptakan lawan bicaranya takluk. Berawal sebagai pengamat politik paska kejatuhan Soeharto. Tampil dibanyak media massa ba’ selebritis.  Menjadi pembicara dibanyak seminar. Setiap katanya didengar dan dicatat oleh wartawan. Diapun duduk dalam team perancang UU politik diera  Habibie dan ikut melahirkan banyak sekali UU Pemilu dan Otonomi Daerah. Karena itu mengantarkannya sebagai Anggota Komisi Pemilihan Umum sebagai wakil pemerintah tahun 1999. Diapun mengundurkan diri sebagai Anggota KPU dan menempati pos sebagai staf jago Mentri Otonomi Daerah. Hanya 10 bulan sehabis menjabat staf jago Menteri , beliau berhenti dan kembali ke komunitasnya di LSM dan bersama Ryaas Rasyid mendirikan Partai  Persatuan Demokrasi Kebangsaan namun kandas ditengah jalan. Tahun 2004 beliau dipilih oleh SBY untuk duduk sebagai Juru Bicara. Diapun berada di ring satu kekuasaan di Republik ini dan akhirnya bergabung dalam Partai Demokrat. Tahun 2008 beliau duduk di Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat namun ambisinya tahun 2010 untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat kandas oleh kemenangan Anas Urbaningrum.  Namun beliau menerima posisi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga untuk masa jabatan 2009-2014 dalam kabinat Indonesia bersatu.

Siapakah dia? Dia yakni Andi Alifian Mallarangeng. Majalah Asian Week tahun 1999 pernah menobatkannya sebagai Future leader of Asia. Peraih Phd di bidang ilmu politik dari Northern Illinois University (NIU) Dekalb, Illinois, USA (1997) itu akhirnya harus mendapatkan kenyataan bahwa ramalan Asian Week meleset. Nasip berkata lain. 7 Desember 2012 beliau harus mundur  dari semua jabatan bergengsi sebagai Menteri dan elite Partai Demokrat alasannya tersangkut perkara korupsi project Hambalang. Apakah semudah itu Andi terjatuh? Tanya saya kepada teman yang lawyer. Karena saya tidak yakin bahwa Andi yakni pribadi yang punya mental korup. Dia termasuk tokoh muda yang ikut aktif menjatuhkan rezim Soeharto yang KKN.  Menurut teman saya , secara aturan memang tidak ada jejak materi yang bisa menjerat Andi sebagai pelaku kejahatan korupsi. Mengapa ? alasannya proses tender dan alokasi dana untuk project tersebut sepenuhnya diakukan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar yang salah memakai posisinya sebagai pejabat pembuat kesepakatan (PPK) proyek.

Memang benar hasil Audit BPK mengarah keterlibat Andi secara system dan aturan. Menurut BPK, Andi diduga tidak melaksanakan pengendalian dan pengawasan dengan membiarkan Sekretaris Menpora saat itu, Wafid Muharram, melaksanakan wewenang Menpora. Wafid menandatangani surat permohonan persetujuan kontrak tahun jamak tanpa memperoleh pendelegasian dari Andi. Tindakan Wafid itu diduga melanggar PMK 65/PMK. 02/2012. Kesalahan Andi Artikel Babo, berdasarkan BPK, membiarkan Wafid menetapkan pemenang lelang konstruksi dengan nilai kontrak di atas Rp 50 miliar tanpa ada pendelegasian dari Andi. Tindakan Wafid dinilai melanggar Keppres nomor 80 tahun 2003. Atas tindakan membiarkan itu, Andi kembali dianggap melanggar PP Nomor 60 tahun 2008. Selain itu, BPK menemukan indikasi jikalau surat pelepasan hak atas tanah Hambalang dipalsukan. Surat pelepasan hak atas tanah atas nama Probosutejo, adik mantan Presiden Soeharto, itu dipalsukan oleh pihak-pihak terkait di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Dan yang lebih apes lagik yakni project itu rubuh alasannya kesalahan kontruksi. Maka lengkaplah musibah itu tiba yang menjadikan project triliunan rupiah hancur begitu saja.

Mengapa Andi terkesan membiarkan kesalahan itu terjadi. Bukankah beliau harus mengawasi biar anak buanya tidak melaksanakan penyimpangan. Menurut teman saya bahwa itu alasannya memang sudah sifat Andi yang sangat percaya dengan system birokrasi pemerintahan.  Harus dicatat bahwa Andi itu pegiat pengembangan ilham tantang Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan. Kaprikornus mungkin beliau berusaha membangun system pendelegasian yang efektif di organisasi pemerintahan. Namun satu hal yang beliau lupa bahwa system manajemen tidak selalu menjamin terjadinya pengawasan terkendali tanpa diiringi kemampuan Pimpinan melaksanakan pengawasan langsung. Ambil pola Jokowi yang tidak percaya begitu saja dengan laporan dari staff nya. Peninjauan eksklusif kelapangan mengambarkan betapa birokrasi PEMDA selama ini telah menipu uang rakyat tak terbilang. Secara system manajemen apa yang dilakukan oleh Gubernur sebelumnya tidak ada yang melanggar hokum korupsi namun secara fakta Anggaran Daerah habis terbuang begitu saja sementara jadwal kasatmata tak bisa dirasakan oleh rakyat.

Apa yang menimpa Andi kini yakni pelajaran bagi pemimpin dipemerintahan, entah itu President, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota. Jangan pernah percaya seratus persen laporan dari Staff dan jangan gampang terpedaya paparan indah dari staff. Harus disadari bahwa pejabat yang menjalankan mesin birokrasi di negeri ini punya sifat bawaan yaitu 1. Malas dan berlaku menyerupai mandor. 2. Tidak disiplin 3. Boros .4. Tidak amanah. Keempat sifat bawaan ini kadang bersatu dengan elite politik yang juga ingin ambil fulus  dari project dan jadinya banyak jadwal pembangunan jadi materi bancakan antara Elite pololitik ( DPR/DPRD) dan Birokrat. Hambalang yakni pola yang monumental (bangunan roboh dan tanahnya sengketa) betapa korupsi itu dilakukan secara terorganisir dan sistematis. Berhati hatilah jikalau terpilih sebagai pemimpin. Siaplah kerja 24 jam mengawasi para pencoleng berdasi disekitar anda yang selalu bermanis muka namun tak lebih srigala berbulu domba. Kalau tdak siap, maka siap atau tidak siap harus siap di KPK kan...

Sumber https://culas.blogspot.com/