Showing posts sorted by date for query produksi-dan-rupiah. Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query produksi-dan-rupiah. Sort by relevance Show all posts

Jokowi, Solution Provider.



Jokowi yaitu CEO terbaik dan presiden terbaik didunia yang pernah ada. Kata sobat saya kemarin waktu makan malam. Mengapa ? kau bayangkan aja. Ketika awal beliau menjabat sebagai presiden, beliau mewarisi kondisi makro ekonomi dalam keadaan merah. Penerimaan negara dikurangi dengan pengeluaran ( tidak termasuk bayar bunga dan cicilan utang ) hasinya yaitu negatif sebesar 1,03% dari PDB. Artinya negara tekor. Bukan hanya tidak ada keuntungan tetapi juga dalam kondisi lebih besar pasak daripada tiang. Untuk mengatasinya tentu harus meningkatkan penerimaan. Sementara saat itu harga komoditas semua terjun bebas di pasaran. Bukan hanya dialami minyak, namun juga komoditas non-minyak. Semua mengalami penurunan. Kondisi itu lantas berlanjut sampai 2015, ujar dia.

Apakah dengan kondisi makro ekonomi yang merah itu Jokowi stuck dan sibuk menyalahkan presiden sebelumnya ? Tidak. Jokowi menghadapinya dengan tenang. Disituasi yang tertekan itulah dimanfaatkannya untuk melaksanakan konsolidasi APBN.  Melakukan penghematan APBN dan sekaligus melaksanakan restruktur APBN dari konsumsi ke produksi.  Mengapa ? alasannya disituasi ekonomi dalam keadaan mendekati bankrut, upaya recovery tidak begitu dipedulikan oleh DPR. Sehingga tekanan politik dari dewan perwakilan rakyat atas setiap rencana Jokowi sanggup dengan gampang diloloskan oleh DPR. Contoh penyelesaian RUU atas revisi UU pajak yang ada, mengubah tata niaga migas dan lain sebagainya.

Nah gimana hasilnya sesudah empat tahun Jokowi berkuasa ? Penerimaan negara terus meningkat significant seiring meningkatnya PDB. Pada 2014 bantuan perpajakan sebesar 75%, kemudian 2015 naik 82,3%, 2016 naik 82,6% dan 2017 turun sedikit 80,6%? Tahun 2018 ini sanggup dipastikan diatas 81,2 %. Sementara GDP  pada tahun 2014 sebesar USD 890 miliar , tahun 2018 sudah meningkat significant sebesar USD 1,015 miliar sehingga kita masuk kelompok negara diatas  satu trilion dollar GDP nya. Bagaimana dengan kesehatan APBN ? Pada 2014 defisit APBN sebesar 2,25% terhadap PDB. Pada 2015 naik 2,58, kemudian turun pada 2016 menjadi 2,49%, 2017 kembali turun menjadi 2,12% dan tahun ini dipastikan turun mencapai sebesar 1,84%.

Tetapi di kala Jokowi utang terus ditambah, kata sobat saya. Benar utang bertambah. Tetapi kemampuan kita membayar semakin besar. Itu bisa dilihat dari data  defisit keseimbangan  primer APBN yang dari tahun ketahun terus menurun. Bila awal Jokowi berkuasa keseimbangan primer 0,88%, kini tinggal separuh nya saja atau 0,44%.  Tahun depan dipastikan akan surplus. Makara tidak ada lagi defisit primer. Ini salah satu penyebab mengapa SBN kita laris keras diserap investor alasannya kinerja pemerintah secara financial itu sehat sekali. Kalau engga mana ada investor yang mau beli SBN. Itu bisa diliat referensi bagaimana Turki gagal menerbitkan global Bond untuk mengatasi lIra yang jatuh, dan kesannya terpaksa lempar handuk putih biar sanggup pertolongan dari IMF dan tetangganya Qatar. 

Apakah perbaikan ekonomi itu dirasakan oleh rakyat ? Disamping semakin meluasnya pembangunan infrastruktur ekonomi yang  hampir tidak pernah ada presiden sebelumnya bisa mengerjakan sehebat Jokowi, juga  barang kebutuhan sehari hari tidak meningkat signifant. Padahal Indonesia selama 4 tahun mengalami tekanan ekonomi yang luar biasa akhir faktor eksternal menyerupai kebijakan the fed atas suku bunga  dan kemudian perang dagang antara US dan China sehingga rupiah sempat jatuh cukup dalam. Mengapa ? alasannya inflasi berhasil dijaga dengan baik oleh team Ekonomi Jokowi. Jokowi  bisa menahan inflasi di bawah 4% selama 4 tahun berturut-turut. Realisasi inflasi pada 2015 tercatat di level 3,35%, kemudian pada 2016 3,02%, 2017 3,61% dan 2018 ditargetkan 3,18%. Ini pertama kali dalam sejarah republik ini dimana inflasi kita dibawah 4%. Dampaknya sangat besar bagi rakyat. Ratusan triliun uang dipompa dari APBN ke publik lewat belanja dan investasi namun tidak berdampak harga melambung akhir hiperinflasi.  Artinya efek jelek ekpansi fiskal tidak ada , bahkan justru semakin menciptakan ekonomi Indonesia sanggup berdiri diatas kaki sendiri dengan semakin besarnya porsi SBN rupiah.

Bagaimana dengan kesehatan menagement APBN? Apakah belanja APBN yang terus meningkat juga meningkatkan kebocoran APBN? Berdasarkan hasil audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), mengatakan pertanggungjawaban pengelolaan uang rakyat dari tahun ketahun semakin membaik. Pada tahun 2007 hanya 15 kementerian dan forum yang sanggup WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), sementara pada 2017 ada 80 kementerian dan forum yang sanggup WTP. Artinya tata kelola pertanggungjawaban uang rakyat semakin membaik. Makara jikalau ada orang bilang kala Jokowi korupsi semakin meningkat , terang itu HOAX. Index Persepsi korupsi ( CPI index ) semakin membaik yaitu dengan skor 37. Jauh lebih baik dari kala sebelumnya dimana peringkat di ASEAN paling belakang dan kini kita peringkat ketiga di ASEAN.

Anda bisa  bayangkan, kata sobat saya. Bagaimana hebatnya Jokowi. Dalam keadaan semua harga komoditas turun, beliau malah bisa melaksanakan recovery ekonomi dan sekaligus mendongkrak penerimaan negara. Kalau uang berlebih ya semua orang bisa. Tetapi uang cekak namun tidak stuck bahkan bisa jumping keluar dari posisi cekak menjadi melimpah, ini yang tidak semua orang bisa. Ini yang saya maksud mengapa Jokowi bisa disebut CEO terbaik yang pernah ada, ujar teman. Tetapi berdasarkan saya , Jokowi tepatnya yaitu solution provider. Mengapa ? Secara tekhnis tidak sulit melaksanakan recovery. Tetapi mengapa presiden sebelumnya tidak bisa berbuat lebih baik dari Jokowi ? ini soal mindset. Cara berpikir! Itulah yang membedakan Jokowi dengan yang lain. Calon lain menyerupai pasangan PS-Sandi selalu selalu menghitung duduk masalah yang ada dan membayangkan duduk masalah yang belum ada. Sikap menyerupai ini akan menciptakan beliau selalu jadi pecundang. Apapun yang beliau usahakan tetap akan menjadikannya pecundang. Baik dari sisi spiritual maupun dari sisi sosial. Dia bukan penyelesai masalah, tapi belahan dari duduk masalah itu sendiri. 

Sikap paranoid menempel erat kepada orang yang pesimistis. Banyak orang punya titel berlapis, punya harta berlebih dari warisan keluarga, namun kesannya semua hilang dan beliau meradang seumur hidup meratapi yang telah terjadi dan membayangkan hal jelek yang akan terjadi. Orang yang bernasib baik yaitu orang yang mau mendapatkan nasib jelek dan melewatinya dengan tegar! Ya… orang pesimistis melihat kesulitan dalam setiap peluang. Orang optimis melihat peluang di setiap ada kesulitan.  Optimism is the most important human trait, because it allows us to evolve our ideas, to improve our situation, and to hope for a better tomorrow. Dengarlah hikmah Ali Bin Abi Thalib ‘Bukanlah kesulitan yang menciptakan kita takut, tapi ketakutanlah yang menciptakan kita sulit. Karena itu, jangan pernah mencoba untuk menyerah, dan jangan pernah mengalah untuk mencoba. Maka jangan katakan kepada Allah bawa kita punya masalah, tapi berkatalah kepada duduk masalah bahwa kita punya Allah SWT, Yang Maha Segalanya.’


Sumber https://culas.blogspot.com/

Management Bpjs Kesehatan


Jokowi mengungkapkan kekesalannya kepada Direksi dan dewan pengawas BPJS Kesehatan. Menurut Jokowi, terjadinya defisit keuangan memperlihatkan kiprah manajerial BPJS Kesehatan belum maksimal. Persoalan ini bahwasanya sudah terjadi semenjak tiga tahun lalu. Maklum keberadaan team BPJS kesehatan terpilih di kala SBY sebagai penggagas UU SJSN. Makara Jokowi sanggup warisan team menyerupai itu. Seharusnya urusan BPJS kesehatan ini tidak perlu hingga menjadi polemik nasional bila Menteri kesehatan punya power dihadapan BPJS kesehatan atau BPJS Kesehatan telah melaksanakan fungsi menejerial dengan benar. Tetapi jadinya terpaksa Jokowi harus turun tangan menuntaskan defisit BPJS.

Yang jadi persoalan ialah BPJS kesehatan sebagai tindak lanjut dari UU SJSN memang lebih terkesan politik daripada sosial ekonomi. Semua direksi BPJS ialah afiliasi partai. Seharusnya BPJS kesehatan tidak hanya bertugas sebagai insurance provider yang hidup dari rente atau premi asuransi. Tetapi juga sebagai fund provider yang bertugas memayungi amanah UU SJSN. Gimana caranya ? BPJS harus berperan melaksanakan revitalisasi sistem pelayanan kesehatan secara nasional. Bukan hanya rumah sakit dan klinik tetapi juga lingkungan yang sehat. Yang direvitalisasi bukan hanya dari sisi hadware tetapi juga software berupa skill tenaga dokter dan paramedis serta manajemen pelayanan.

BPJS juga harus aktif mendukung lahirnya industri pharmasi yang sanggup menghasilan produksi obat murah. Di china ada obat yang hampir semua rakyat pedesaan kantongi obat ini. Sakit ringan menyerupai batuk, filek, diare, demam, digigit serangga, ular, sanggup sembuh dengan obat tersebut. Obat ini lahir dari riset China academy science. Kemudian diproduksi massal dengan harga murah ( bila uang rupiah Rp. 3000 untuk 10 tablet ). Mengapa murah ? alasannya ialah disubsidi oleh BPJS China. Makara sanggup dipastikan yang tiba ke RS untuk berobat hanya orang yang kena penyakit yang memang butuh tindakan medis secara menyeluruh. Makanya BPJS China walau awalnya investasinya besar namun sesudah beroperasi selalu untung dan kini menjadi fund provider berkelas dunia.

Kalaulah BPJS Kesehatan melaksanakan manajerial yang benar, aku yakin engga mungkin sanggup rugi atau defisit. Mengapa ? dikala kini udah ada pemaksaan sesuai PP 86/2013 dengan menyertakan hukuman aturan bagi yang tidak ikut BPJS kesehatan. Artinya siapapun yang tidak ikut BPJS akan menghadapi persoalan untuk mendapat pelayanan adm menyerupai KTP , Passport. Harusya BPJS bekerja keras menarik sebanyak mungkin akseptor BPJS. Tentu penawaran itu bukan hanya menurut aturan yang memaksa tetapi juga BPJS sanggup menunjukan bahwa produk layanan kesehatan via BPJS memuaskan secara sistem bagi publik maupun stakeholder. Selama ini BPJS engga focus kesana. BPJS justru menggandeng pemda untuk melaksanakan kegiatan BPJS gratis lewat subsidi. Hampir semua calon kepala kawasan mengusung kegiatan populis memperlihatkan berobat gratis. Nyatanya sebagian besar nunggak.

Apa yang terjadi ? data tahun 2017, dari 116 juta akseptor BPJS yang non PBI ( bayar premi ) hanya sebanyak 10,54 juta akseptor atau hanya 9% dari total peserta. Makara masuk akal saja rugi alasannya ialah lebih banyak yang disubsidi daripada yang bayar premi non PBI atau mandiri. Padahal seharusnya lebih banyak yang berdikari ( bayar premi ) daripada yang disubsidi. Dan lagi preminya cukup rendah bagi orang dengan penghasilan UMR. Kalau akseptor berdikari lebih banyak maka mustahil BPJS rugi atau defisit. Apa ada asuransi yang rugi didunia ini ? engga ada. Kecuali dibegoin sama pengelolanya. Saya yakin, tahun 2019 masa jabatan direksi berakhir.Kalau Jokowi menang pemilu, semua niscaya akan digusur oleh Jokowi dan diganti dengan yang lebih mumpuni.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Uang Dan Nilai...



Kemarin saya ketemu dengan kekerabatan saya dari Moscow dan Cyprus. Acara makan malam membahas soal rencana pembangun proyek infrastruktur. Keliatannya pengusaha Rusia berusaha ingin mempercepat proses perizinan proyek yang sudah komit semoga dua bulan lagi kedatangan Putin ke Indonesia sanggup diadakan financial closing. Saya sebetulnya tidak terlibat dalam proyek tersebut, Tetapi sebab sobat usang dan ia ingin bertemu, maka saya hanya sekedar menemaninya makan malam. Yang menarik dari ngobrol santai selama makan malam yaitu soal utang negara. Bahwa Rusia di periode Putin lebih mengandalkan utang melalui pasar uang daripada pemberian kepada forum multilateral menyerupai World bank atau G2G. Dengan sistem ini memang Rusia terjebak dengan ekonomi pasar yang dulu sangat ditakuti. Tetapi Putin bisa mengubah mindset politik utang menjadi mindset bisnis.

Utang bagaimanapun diharapkan untuk mempercepat proses pembangunan. Tetapi utang dihentikan mengurangi kemerdekaan suatu bangsa, apalagi hingga mengurangi hegemoni negara terhadap politik. Meminjam kepada forum Multilateral atau G2G memang bagus. Namun suka tidak suka forum Multimateral dan G2G menjalankan kebijakan politik global yang bernafaskan neoliberal dan dikendalikan oleh pemegang saham utama. Akan sulit bagi negara yang berutang besar kepada forum multilateral dan G2G untuk melaksanakan intervensi yang pro rakyat. Di periode Putin, utang Rusia didominasi utang kepada pasar uang. Dengan demikian Rusia tidak ada urusan politik soal utang itu. Hukum pasar yang bekerja. Investor yang berminat sudah paham dengan istilah free entry free fall.

Dengan meminjam melalui pasar maka tugas demokratisasi ekonomi terjadi efektif. Negara diawasi oleh publik bukan hanya soal politik tetapi mereka sebagai lender terhadap negara. BIla pemerintah tidak transfarance maka pemerintah akan di aturan pasar. Surat utangnya akan jatuh dipasar dan terjadi agresi lepas yang pada gilirannya bisa mengakibatkan krisis utang di market. Tetapi bila pemerintah bisa mengelola utang dengan baik dan transparan maka pasar akan menjadi financial resource yang gampang dan murah. Likuiditas utang sanggup dikelola dengan baik.

Jadi kekawatiran oleh sebagian orang bahwa negara dikuasai pasar itu buruk, sebetulnya itu kekawatiran para politisi yang masih menginginkan negara di urus secara tertutup. Dan jikalau bisa duduk masalah utang dibicarakan antar pemimpin dengan boss forum multilatateral atau negara pemberi utang. Yang akan terjadi yaitu pemimpin begitu gampang melaksanakan konspirasi secara bisik bisik. Semakin besar tugas pemerintah memilih financial resource semakin besar pemerintah berlaku korup dan tiran. Bukan belakang layar umum bila sebagian besar utang dari forum multilateral dan G2G hanya melahirkan diktator yang berujung ke bangkrutan moral politik.

Bagaimana dengan Indonesia ? tanyanya. Indonesia tidak ubahnya dengan Rusia. Kata saya. Era Jokowi keterbukaan ekonomi sangat dijaga sebagai prasyarat reformasi ekonomi menuju sistem yang kredibel dan bermartabat. Awal Jokowi berkuasa utang ke pasar mencapai 60% dari total utang pemerintah. Sekarang ( data tamat Februari 2018) utang pemerintah masih didominasi oleh penerbitan SBN yang mencapai Rp 3.257,26 triliun atau 80,73 persen dari total utang pemerintah. Penerbitan SBN sekitar Rp 2.359,47 triliun atau 62,62 persen diterbitkan dalam denominasi rupiah serta dalam denominasi valas sebesar Rp 897,78 triliun atau 18,11 persen. Mungkin jikalau periode kedua Jokowi berkuasa, 100% utang semua kepada publik. Ini terjadi lewat restruktur utang secara hati hati semoga likuiditas terjaga baik.

Bagaimana jikalau hingga pasar gonjang ganjing? pasar hanya melepas surat utang bila ada indikasi pemerintah tidak terbuka dan politik kekuasaan lebih dominan. Itu yang terjadi pada Turki, Venezuela dan negara Artikel Babo yang mengalami krisis utang. Selagi pemerintah menjalankan pengelolaan keuangan negara yang terbuka dan APBN yang efisien serta sempurna target maka uang akan selalu mengalir masuk kepasar domestik. Ada yang tiba tentu ada yang pergi. Cash flow ini akan menjadi blood flow negara untuk menjalankan kegiatan investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Era kini apapun itu entah negara atau swasta sama saja. Yang utama yaitu cash flow. Selagi cash flow sehat, berapapun utang tidak ada masalah. Kuncinya yaitu ada pada pemimpin yang jujur dan amanah. Trust! Dan Jokowi punya itu! kata sobat saya.

***
Tahukah anda bahwa total utang Amerika hingga dengan 1 juni 2018 mencapai USD 27,2 triliun. Dari sejumlah ini USD 21 triliun utang kepada rakyatnya sendiri. Sisanya sebesar 6,2 Triliun utang ke luar negeri. Dari utang luar negeri itu 1,18 Triliun utang ke China, atau 16% dari total utang luar negeri AS kepada China. Masalahnya utang kepada Rakyat sendiri itu tak lebih hanyalah recycle atau daur ulang atau utang dibayar utang. Sementara yang real sebagai fuel ekonomi AS yaitu berasal dari utang luar negeri dan ini mayoritas berasal dari China. Pada dikala kini rasio utang AS berbanding PDB sudah mencapai 106%. Artinya sama dengan anda punya penghasilan 100% tetapi menanggung hutang 106%. Secara akuntasi AS memang hidup dari utang. Kok AS engga stress? malah ekonominya tumbuh hebat.

Sekarang kita lihat skenario jangkan panjang terhadap ekonomi AS dan China. Ini kita bahas sebab menyangkut adanya perang dagang yang sebetulnya ditujukan kepada China. Apa yang akan dilakukan China atas perilaku Trumps yang tidak ramah terhadap China. ?

Pertama, jikalau China melepas atau rush surat utang yang ia pegang, AS mustahil bisa bayar. Kalau AS menarik hutang gres untuk bayar utang ke China maka Surat utang AS akan banjir di pasar. Value surat utang akan jatuh dipasar dan yield akan semakin tinggi. Kaprikornus jikalau hingga china menjual surat utang AS ke pasar maka mata uang AS akan jatuh. Biaya uang akan semakin mahal. Sehingga akan menyulitkan perusahaan AS untuk mendapat dana murah dari pasar. Apa yang terjadi pada China? Mata uang RMB akan semakin menguat sehingga menyulitkan pabrik china menjual barang ke AS. Daya saing akan jatuh. Yang terjadi justru yaitu bahaya PHK pabrik di China. Ini bahaya serius bagi China yang secara politik merupakan negara para buruh.

Kedua, China tidak akan melepas surat utang AS yang ia pegang. Tidak akan me rush obligasi AS. Namun China akan membeli Dollar di pasar dengan memakai mata uang RMB. Ya China tinggal cetak RMB kemudian ia belikan USD. Apa yang terjadi ? secara tidak pribadi China mendevaluasi mata uangnya sehingga RMB melemah dan mata uang AS menguat. Pada waktu bersamaan kelebihan dollar ditangan China ia gunakan untuk membeli surat utang AS. Dengan demikian secara tidak pribadi AS berhutang kepada china dari uang RMB yang dicetak oleh China. Akibatnya mata uang China tidak begitu menguat terhadap Dollar AS. Sehingga pabrik di China tetap bisa berproduksi untuk menjualnya ke AS dengan harga bersaing.

Nah perhatikan alasan pertama dan kedua. Sejak dua tahun kemudian China memakai skenario pertama untuk menggertak AS dalam setiap negosiasi dagang. Namun secara membisu diam membisu China membeli dollar AS dari RMB yang ia cetak sendiri. Keadaan ini dibaca oleh Trumps dengan cerdas. Maklum, Trumps itu pedagang. Dia paham sekali cara main China dan sangat paham keadaan socio culture ekonomi AS yang sudah terlanjur terjebak dengan hutang. Kira kira jikalau Trump ketemu dengan Xijinping, kedua tertawa sambil becanda “ Lue bantuin gua cetak uang lewat berhutang ama elo semoga barang elo bisa gua beli dengan cara juga ngutang.”

Jadi kesimpulannya, China culas dalam hal mata uang tetapi AS lebih culas dalam hal berutang. Nah bila dua pihak culas kumpul, apakah anda masih percaya akan saling melukai? Mereka akan saling melindungi lewat sistem semoga sama sama happy. Lantas siapa yang korban? Ya orang yang masih berpikir soal uang dan kurs. Kalau orang terus berprodusi dan pegang asset daripada pegang uang ya itu ia smart. Tapi jikalau masih pakai ekonomi jadul lebih baik pegang uang daripada invest, ya itu bego namanya. Lah uang itu di create untuk produksi dan konsumsi bukan untuk disimpan. Kalau disimpan uang akan ilusi dan gilanya lagi ilusi itu sebab adanya sistem yang ngatur.

***
“ Kami punya konsep membangun komunitas yang saling terkait. Komunitas terhubung sebab emosional personal. Bisa antar sobat atau kelompok bisa juga antar dirinya sendiri.” katanya berbicara dengan nada datar dihadapan angel investor yang belum nampak reaksi antusiasnya atas prologh presentasi bisnis yang diadakan di ruang meeting yang megah itu. Dia termenung sebentar. Melirik kearah sang angel. Kemudian ia melirik kearah layar presentasi. “ Nah anda bisa perhatikan data ini” lanjutnya “ Saat kini sudah tersambung 5 juta pemakai aplikasi jaringan sosial media kami. Walah motif mereka berbeda beda bergabung dalam jaringan kami namun tujuannya sama. Yaitu kepuasan secara personal. “ ia kembali terdiam.

Suasana hening. 

“ Seluruh umat insan mengenal Tuhan dan percaya kepada Tuhan. “lanjutnya lagi, Sang angel tersenyum. Dia pikir anak muda ini sudah kehilangan impian untuk menaklukannya. “ Kalaulah ada data statistik wacana seberapa banyak orang berbicara dengan Tuhan, tentu itu akan menempatkan rangkir nomor satu paling banyak dalam berkomunikasi. Tetapi itu tidak pernah terungkapkan. Karena korelasi dengan Tuhan yaitu hal yang sangat personal. Kami menyediakan aplikasi jaringan sosial ini tak lain mengangkat korelasi personal antara insan dengan dirinya sendiri dan orang lain, yang tentu bekerjasama dengan Tuhan. 

Lewat jaringan sosial kami, pikiran mereka akan terungkapkan secara vulgar dan dalam hitungan detik akan tersebar keseluruh anggota Artikel Babo. Apakah itu pesan cinta, benci, keluhan dan harapan. Tak penting. Akan selalu ada yang akan menanggapi dan menunjukkan komen. Dari sini terjadilah interaksi emosional. Mereka akan terperangkap dalam bulat yang saling membutuhkan secara virtual tanpa sekat entis, agama, atau strata sosial. Semakin banyak interkasi semakin banyak rasa ingin tahu dan semakin terikat mereka satu sama lain. “ Katanya. 

Sang angel nampaknya mulai larut dalam presentasi yang disampaikannya. “ Keliatanya menarik. Cara sederhana mengalihkan pikiran orang kedinding ratapan untuk orang mengungkapkan apa saja sehingga menjadi daya tarik emosional diantara mereka. Cara smart menciptakan mereka cuilan dari komunitas yang tak terpisahkan oleh ruang dan waktu.  Saya bisa memahami” 

“ Anda bisa simpulkan, Apa yang sanggup kita manfaatkan bila sepertiga saja insan di planet bumi ini dalam bulat jaringan apliasi sosial media kami. “
“ Paham saya. Itu nilai yang tak bisa diukur dengan uang. Dan saya akan keluarkan uang untuk konsep masa depan ini. “

Investasi yang dikeluarkan untuk membangun jaringan sosial ini sebesar USD 1 miliar dalam bentuk Loan to equity SWAP. Sebagian besar investasi lebih banyak kepada tekhnologi lunak dan sebagian lagi untuk perangkat keras berupa server untuk menyimpan data dan menggenerate komunikasi antar member lewat jaringan fiber optic dan satelite. Delapan tahun kemudian , bisnis ini masuk ke bursa dengan value 25 kali lipat dari modal yang ditanam. Dan akan terus berkembang seiring bertambahnya anggota komunitas. Hutang sebesar USD 1 miliar tidak dibayar dari keuntungan tetapi dari value market.

Anda bisa bayangkan, uang yang dikeluarkan USD 1 miliar dalam 8 tahun menjadi 25 kali lipat dihargai oleh pasar. Apakah pasar dirugikan dari value yang begitu tinggi? tidak. Karena pasar bekerja bukan hanya menurut nilai masa kini tetapi juga nilai masa depan atas dasar variable yang ada dimasa kini. 25 kalilipat itulah yang disebut dengan value dari sebuah visi masa depan. Bisnis Saudi Aramco yang punya bermacam-macam asset keras berupa kilang minyak dan sumur tetapi gagal mendapat value dimarket. Sementara bisnis vitual jaringan sosial media menyerupai facebook, alibaba, yang tidak ada pabrik dan sumber daya alam terlibat , ternyata lebih gampang diakui pasar sebesar 25 kali lipat. Itulah fakta di periode sekarang.

***
Komunitas di Amerika Serikat yang berada dalam jaringan berhutang, ternyata menjadi magnit dunia untuk investasi surat utang negara dan menjadi darah segar membangun peradaban lewat konsumsi. Juga di Jepang dan China, yang membangun komunitas produksi untuk memasuki pasar global ternyata menjadi magnit mengalirnya dana investasi lewat surat utang korporat.  Rasio utang nasional AS berbanding dengan PDB kini mencapai diatas 100% atau tepatnya 106%. Sementara Jepang mencapai 200% dari PDB. China walau data formal rasio utang sebesar 30% namun sesungguhnya utang mencapai rasio 80%  dari PDB. 

Sebagaimana bisnis virtual, yang terus menarik dana dari pasar untuk ekpansi dengan jaminan asset vitual, tidak pernah dipertanyakan berapa asset realnya. Investor menanamkan uangnya sebab value, bukan asset dibalik saham itu yang nilainya tak lebih 2% dari markap. Negara modern juga membangun dengan visi virtual untuk menarik dana dari pasar. Dan membayarnya dari value negara dengan tingginya konsumsi dan investasi disektor produksi. Karena itu barang dan jasa berputar kerumah tangga dan uang mengalir kembali kepasar untuk memastikan sistem bekerja dari pasar untuk pasar. 

Jadi apa bergotong-royong yang harus anda ketahui dari sistem dunia sekarang?  Orang tidak lagi melihat seberapa besar harta ditangan anda. Tidak melihat seberapa besar utang anda. Orang melihat sejauh mana likuiditas itu terjamin. Selagi likuiditas terus terjamin maka  produksi dan utang akan terus berdampingan untuk saling ketergantungan. Karena itulah mesin produksi bekerja efektif untuk memastikan uang terus diperlukan.  Cobalah, bayangkan andaikan tidak ada barang dan jasa, apakah ada arti uang ditangan anda? tentu tidak. 

AS tidak pernah membayar utang dari kelebihan penerimaan. Eropa, Jepang dan juga China tidak. Boeing dan Microsoft juga tidak membayar utang dari laba. Mereka membayar utang dari value yang nilainya berlipat dari utang yang ada. Dan itu berkat likuiditas yang terjaga. Kaprikornus apa yang bisa anda simpulkan dari ini semua?  Pada hasilnya bukan apa yang anda miliki tetapi apa yang bisa anda beri. Bukan apa yang anda pelajari tetapi apa yang anda ajarkan ke orang lain. Bukan apa pengetahuan yang ada ketahui tetapi apa bisa anda sharing ke orang lain. Di masa depan tidak ada yang niscaya kecuali kematian. Dan tidak ada orang mati membawa saham dan harta, apalagi uang. Yang dibawanya yaitu kebaikan yang ia semai semasa hidup. Kata kunci menjamin likuiditas adala trust dan reputasi. Itulah akhlak. 

Sumber https://culas.blogspot.com/

Belajar Dari Krisis Negara Lain


Turki, Argentina dan Pakistan.

Sejak kejatuhan Lehman 2008, krisis moneter global berdentang di jantung kapitalis. Ini glombang tsunami yang gres hingga dinegara berkembang lima tahun kemudian , yaitu tepatnya tahun 2013. Indonesia, Turki, Argentina, merupakan anggota emerging market masuk dalam putaran gelombang tsunami itu. Dimana terjadi eksodus dana jangka pendek bermata uang dollar AS dari negara emerging market ke Amrik. Tentu itu dipicu oleh aturan undangan dan penawaran. Dimana AS menaikan suku bunga yang otomatis investor memindahkan dananya kembali ke AS. Kaprikornus ini motif profit taking yang alamiah. Saya akan membahas kejatuhan Turki, Argentina, Pakistan. Ketiga negara ini sudah masuk kelubang krisis. Sementara untuk Thailand, Philipina dan Malaysia sedang berjuang keluar dari krisisis. Akan saya bahas pada postingan ke 2. Mengenai Indonesia akan aya bahas disetiap tamat tulisan.
.
Jebakan hutang 
Ketika likuiditas Dollar melimpah masuk ke Turki, Argentina, Pakistan, mereka memanfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk memacu pertumbuhan ekonominya. Memang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekpnomi diatas 7%, Sektor perjuangan berkembang pesat. Namun ada kesalahan yang prinsipil dari adanya likuiditas yang melimpah itu. Apa ? Likuiditas itu tidak didapat dari kelebihan atau surplus tabungan pemerintah. Tetapi diambil dari utang. Nah cara narik utang inilah biang duduk kasus dikemudian hari. Gimana caranya ? Turki dan Argentina , Pakisan berbeda cara narik utangnya. Mari kita lihat style masing masing negara.

Turki.
Rasio utang pemerintah terhadap Pendapatan domestik Bruto tahun 2018 hanya 28%. Kaprikornus tidak jauh dari Indonesia. Pertumbuhan ekonomi 7%. Tetapi kenapa mata uang Turki jatuh ? Walau utang pemerintah relatif aman. Tetapi pemerintah juga menyampaikan kelonggaran kepada perbankan sebagai guarantor utang luar negeri. Mengapa ? biar suku bunga bisa dikendalikan pemerintah menjadi rendah. Tentu tujuannya biar swasta efisien. Tetapi lantaran utang itu sebagian besar berjangka pendek maka ketika terjadi arus balik dollar ke Amrik, swasta tidak bisa membayar lantaran proyeknya belum menghasilkan keuntungan untuk mengembalikan investasi. Otomatis , Perbankan sebagai guarantor harus membayarnya. Kalau perbankan tidak bisa membayar maka pemerintah harus bailout. Sementara kas pemerntah tidak cukup uang untuk membayar.

Argentina. 
Rasio utang Argentina terhadap PDB sebesar 60%. Ini sudah lampu merah. Yang jadi duduk kasus yaitu sebagian besar utang itu bermata uang ajaib terutama USD. Skema hutang Argentina yaitu pemerintah menarik utang kepada ajaib dan pada waktu bersamaan mensuplai uang ke perbankan untuk perluasan kredit dunia usaha. Ketika terjadi arus balik uang ke AS maka pemerintah tidak bisa membayar utang tersebut. Karena pertumbuhan ekonomi stuck akhir jatuhnya komoditas utama Argentina. Defisit perdagangan semakin melebar sehingga cadangan devisa ikut tergerus untuk menyediakan valas dalam rangka membayar utang luar negeri. Sampai kesannya , pemerintah tidak bisa lagi terus membayar. Terpaksa lempar handuk putih kepada IMF untuk dapatkan bantuan.

Pakistan
Rasio utang terhadap GDP sebesar 67%. Ini udah dalam posisi insolvent. Kasus Pakistan sama dengan Argentina,dimana pemerintah menarik utang yang sebagian besar dari China untuk membiayai APBN nya. Ketika utang jatuh tempo , mereka tidak bisa membayar. Karena banyak proyek BUMN yang dibangun belum menghasilkan laba. Padahal utang BUMN dijamin oleh pemerintah. Sumber penerimaan pajak drop lantaran dilanda imbas krisis global. Bagaimanapun pemerintah harus bailout utang tersebut.

Dampaknya terhadap Turki , Argentina dan Paskistan atas utang tersebut adala sama. Yaitu jatuhnya kurs mata uang. Ini bukan lagi fluktutasi tetapi sudah falling down. Maka apa yang terjadi ? para investor eksklusif menyesuaikan kurs mata uang mereka terhadap kemampuan mereka membayar utang. Artinya kalau uang lokal ditangan mereka sebesar 100 namun dollar hanya tersedia 60% maka nilai mata uangnya terjun sebesar 40%. Kaprikornus kejatuhan Turki, Argentian, Pakistan tak lebih yaitu jebakan utang. Belakangan turki sanggup dana bailout dari Qatar tetapi ini tidak solusi menyeluruh. Hanya jangka pendek. Pakistan sanggup solusi dari China lewat swap hutang dengan kontrak PPP berjangka waktu 100 tahun. Argentina sedang minta pertolongan IMF.

Apa yang terjadi terhadap Turki, Argentina dan Pakistan, tidak akan terjadi di Indonesia. Mengapa ? Indonesia melarang perbankan menyampaikan jaminan utang luar negeri kepada dunia usaha. Pemerintah tidak lagi menerapkan aturan bailout menyerupai tahun 1998 ketika terjadi krisimon. Kaprikornus kalau perbankan menilai proyek itu layak maka beliau harus memakai sumber dana pihak ketiga yang beliau pooling dari publik. Dana pihak ketiga ini bersifat likuiditas yang lancar sehingga sesuai dengan prinsip risk management yang diatur oleh Bank International for settlement. Bagaimana kalau hingga bank gagal bayar dana pihak ketiga? itu resiko ditanggung oleh LPS ( Lembaga Penjaminan Simpanan). Tidak ada lagi bailout negara.

Utang BUMN tidak dijamin sepenuhnya oleh Pemerintah. Maksimum yang dijamin hanya sebesar 6% dari PDB. 94% proyek BUMN merupakan proyek B2B dimana yang dijaminkan yaitu konsesi bisnis bukan asset BUMN. Itupun untuk proyek strategis nasional. Sementara Utang pemerintah 60% bermata uang rupiah. Rasio utang masih dibawah 30%. Itupun utang yang berkaitan dengan fiskal, bukan belanja. Artinya return nya terang dan terukur. Kaprikornus kalau terjadi arus balik dana keluar tidak berdampak significant terhadap lkuiditas valas. Makanya rating surat utang kita sangat baik dimata investor.

Utang dan Politik.
Mengapa Turki, Argentina dan Pakistan tidak bisa menerapkan kebijakan menyerupai Indonesia ? lantaran ini bekerjasama dengan Politik. Dengan sketsa utang menyerupai Turki, Argentina dan Pakistan, memungkinkan pemerintah menjadi undertaker utang secara nasional dan tentu pemerintah sangat powerfull mengontrol politik. Maklum politik kan pada kesannya bagi bagi kue. Utang yaitu financial resource. Kekuasaan menjadi magnit bagi para elite politik untuk menyembah dan loyal kepada penguasa. Oligarki politik melahirkan oligargi bisnis rente yang menyampaikan keuntungan kepada segelintir orang. Kaprikornus resiko utang tak lebih akhir resiko politik yang korup.

Di abad Jokowi, utang bekerjasama dengan oligarki politik untuk kepentingan oligarki bisnis, tidak ada lagi. Sudah di removed. Pemerintah hanya menyampaikan peluang investasi dan bisnis. Pembiayaannya sebagian besar (70%) diserahkan kepada dunia usaha. Kalau sumber pembiayaan itu berasal dari utang maka resiko dikembalikan kepada dunia perjuangan ( swasta nasional maupun ajaib ). Skema ni memang menuntut profesionalitas dunia perjuangan dan kesediaan menerapkan good governance. Kalau engga mana ada kreditur mau kasih uang. Apalagi tanpa jaminan pemerintah. Kaprikornus pengusaha yang andalkan susukan politik biar sanggup kredit bank, udah engga laris lagi. Akses uang ya reputasi bisnis, pure business.

Namun sketsa abad Jokowi ini memang tidak terkenal bagi politisi yang terbiasa menikmati rente bisnis dari oligarki politik. Makanya mereka yang tidak ingin Jokowi berkuasa lagi, yaitu mereka yang inginkan kekuasaan bisa menjadi pesta tanpa jeda lewat sketsa utang seraya menyampaikan secuil kepada rakyat lewat subsidi dan resiko diserahkan pada rakyat kini atau besok.

Thailand
Sebelum krisis moneter yang melanda ASIA ditahun 1998, pertumbuhan ekonomi Thailand mencapai rata rata diatas 7%, bahkan bisa mencapai 9,8%. Thailand mendapat kucuran dana dari AS, karenanya sebagian besar produk Thailand di ekspor ke AS. Ekonomi Thailand ketika itu sangat bergantung kepada Ekspor, yaitu 60% PDB. Kucuran dana pertolongan dari AS dan Jepang tersebut dipakai secara luas untuk membangun infrastruktur ekonomi. Agar ekonomi yang bertumpu kepada sektor pertanian sanggup efisien menjual ke luar negeri. Kaprikornus tampaknya Thailand by design memang di persiapkan dengan baik oleh AS untuk menjadi sumber pangan. Namun ekspor dari sektor pertanian ini tidak begitu besar volumenya dalam valas. Tdak sebesar ekspor MIGAS. Kaprikornus perluasan yang didanai utang itu kalah cepat dengan kemampuan membayar utang.

Mengapa ? Rasio utang terhadap PDB naik dari 100% menjadi 167% di empat negara ASEAN termasuk Indonesia. Pada tahun 1993–96, kemudian melonjak hingga 180% pada masa-masa terparah dalam krisis ini. Tahun 1997, Thailand tetapkan kurs mengambang terhadap Baht lantaran cadangan baht di bank central Thailand tidak tersedia cukup lagi untuk melayani undangan akan dollar. Sejak Baht dilepas dipasar, cepat sekali terjadi perubahan kurs. Bahkan bisa dikatakan terjun bebas. Efek kejatuhan baht ini berdampak sistemik terhadap ekonomi ASIA TIMUR.  Pasar uang global bereaksi keras terutama para pemain hedge fund memanfaatkan kerapuhan mata uang ASEAN ini untuk take advantage. Kurs pun berjatuhan. Krisis moneter melanda empat negara ASEAN dan Korea.

Hampir semua negara ASEAN yang kena krisis termasuk Korea lantaran kiprah negara yang begitu besar sebagai financial resource lewat berhutang. Hanya Thailand dan Korea lebih beruntung , bahwa utang itu sebagian besar memang dipakai untuk pembangunan innsfrastruktur. Kaprikornus secara mendasar ekonomi mereka masih bagus. Hanya struktur APBN nya yang tidak sehat dimana komponen hutang sangat besar dan rasio GINI melebar sebagai imbas dari politik kekuasaan yang bertumpu kepada utang. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Itu juga terjadi pada indonesia. Paska krisis, Thailand bisa melewatinya dengan baik dibawah kepemimpinan Thaksin Shinawatra yang naik sebagai PM tahun 2001.

Thaksin yaitu alumni Eastern Kentucky University AS,  S2 Criminal Justice dan Sam Houston State University (S3). Thaksin yang berlatar belakang sebagai pengusaha,tahu betul bagaimana melaksanakan reorientasi ekonomi Thailand. Dia focus bagaimana membuatkan kemampuan ekonomi domestik. Bagaimana caranya ?  Dalam upaya mengakhiri krisis mata uang tahun 1997, Thailand semenjak awal telah berupaya meningkatkan ekspornya. Pertumbuhan ekspor tahun 2002 Thailand tercatat sudah mengalami kenaikan sebesar 2,8%. Agar sektor UKM bisa menjadi penopang kekuatan domestik, Thailand membentuk BUMN nirlaba yang bertugas membeli produksi dalam negeri dan kemudian di distribusikan kepada retail tradisional dengan harga subsidi. Bank central Thailand menyampaikan jadwal kredit bagi UKM retail tradisional yang mau meningkatkan usahanya. Otomatis sektor tradisional kasar tumbuh pesat menjadi jaring pengaman paska krisis.

Thaksin juga tidak takut menciptakan defisit anggaran samakin melebar biar negara lebih besar kemampuan melaksanakan ekspansi. Anggaran defisit pemerintahan Thailand pada tahun 2002 sekitar 3,4%, sengaja ditingkatkan dari 0,8% pada tahun 2001. Tetapi kebijakan ekspansif sektor fiskal itu tidak untuk belanja konsumsi tetapi untuk barang modal (infrastruktur ) yang banyak menyerap angkatan kerja. Sehingga memungkinkan undangan domestik meningkat. Penganguran berkurang dan daya beli domestik meningkat. Selama 5 tahun atau periode pertama kekuasaan Thaksin, pendapatan rakyat meningkat, terutama petani dan UKM. Pada masa itu juga Thailand bisa membayar lunas utangnya sebesar 17 miliar USD ke IMF.

Tetapi model pembangunan Thaksin yang pro kepada rakyat dan sektor real ternyata tidak menciptakan elite politik happy. Thaksin merusak oligarki politik dalam bidang ekonomi. Thaksin juga membabat birokrasi yang dinilai menjadi penghambat kemajuan ekonomi dan bisnis. Pemerintahan Thaksin menganggarkan sedikitnya 10 miliar baht untuk membiayai jadwal reformasi birokrasi, dengan mengurangi 5 persen dari jumlah pegawai negeri yang mencapai 1,7 juta orang. Bisnis  non tradeble dipangkas. Dampaknya semakin mengecilnya rasio GINI. Namun tahun 2005 laju ekonomi Thailand kemudian melambat. Harga BBM yang naik meningkatkan inflasi dan suku bunga. Tahun 2006 ekonomi Thailand mencatat pertumbuhan sekitar 4,2% tidak jauh berbeda dengan 4,5% pada tahun 2005. 

Pertumbuhan ini yaitu yang paling lambat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Momentum ini dipakai oleh elite politik Thailand untuk menjatuhkan Thaksin. Apalagi kalau bukan issue ajaib yang dipakai oleh Elite politik menjatuhkan Thaksin.  Kebetulan dalam rangka meningkatkan ekonomi non utang lewat investasi ajaib secara langsung, Thaksin menciptakan kebijakan Asing boleh menguasai saham dari tadinya 25% menjadi 49%.  Sejak tahun 2005-2006, issue investasi ajaib terus digoreng oleh oposisi. Sehingga menimbulkan agresi demontrasi besar besaran dengan tuntutan biar Thaksin mundur. Pada tanggal 19 September 2006, Dewan Reformasi Demokrasi mengumumkan pengambil-alihan kekuasaan dari tangan PM Thaksin Shinawatra. Suksesnya menjatuhkan Thaksin lantaran pihak oposisi didukung oleh militer. Padahal ketika itu Thaksin gres saja unggul dalam pemilu periode kedua kekuasaannya.

Setelah Thaksin jatuh, maka ekonomi Thailand kembali kepada lebih besar porsi non trandeable nya. Rasio GINI melebar. Pertumbuhan ekonomi terus merosot yang berdampak semakin rendahnya kapasitas nasional menyediakan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan. Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi masih 5 % namun empat tahun kemudian atau tahun 2009 tinggal -0,7%. Tahun 2010 sempat naik sebesar 7,2% lantaran likuiditas murah dari the Fed. Tetapi tahun 2011 drop lagi menjadi 0,8%. Tahun 2012 naik lagi lantaran kebijakan QE AS yang mensuplai uang ke emerging market. Tahun 2013-2017 rata pertumbuhan hanya 3%. Itu lebih dipicu oleh sektor manufaktur yang berorientasi ekspor. Sementara konsumsi domestik stuck dan agak tertolong lantaran bisnis pariwista yang tumbuh autopilot.

Utang pemerintah terhadap PDB sebesar 41% (2017)  Kalau termasuk utang swasta tentu lebih besar lagi, bahkan mencapai 60% dari PDB. Bandingkan dengan  Indonesia yang penduduknya 4 kali thailand rasio utang hanya 30% dari PDB. Itu sebabnya sangat sulit bagi Thailand untuk bertahan terus dengan jebakan utang yang begitu besar sementara pertumbuhan ekonomi dibawah 3% setiap tahun. Golongan intelektual di kota Bangkok dan kaum pengusaha yang tadinya mendukung tindakan perebutan kekuasaan junta militer terhadap pemerintahan PM Thaksin tanggal 19 September 2006 mulai kecewa. Issue nasionalisme menjatuhkan Thaksin ternyata tidak menciptakan Thailand lebih hebat. Bahkan terpuruk. 

Ini pelajaran mahal bagi Indonesia. Pilihlah pemimpin yang lapang dada namun cerdas mengelola ekonomi ditengah arus globalisasi dan tahu menjaga kepentingan domestik. Dan itu saya lihat hanya pada Jokowi. Bukan retorika tetapi track record nya menandakan itu. Sekali kita salah menentukan pemimpin yang kemaruk harta maka anak cucu kita yang harus membayarnya dan kita ikut bertanggung jawab atas kemunduran ekonomi dan kegagalan mencapai keadilan sosial bagi semua.

Malaysia.
Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam, yaitu tiga negara yang memperoleh kemerdekaan dari Inggris secara damai. Tidak ada revolusi, tidak ada perubahan struktural birokrasi. Birokrasi pemerintahan berjalan dengan tertib, kondusif dan damai. Meskipun secara politik diliputi oleh suasana autokrasi yang ketat, ketiga negara berkembang dalam sistem birokrasi dan pengawasan yang terkendali. Selama 40 tahun tercapai tingkat kemakmuran rata rata yang demikian tinggi sehingga tidak pernah terjadi gejolak politik yang berarti. Pada 1961, empat tahun sesudah kemerdekaan, Perdana Menteri Malaysia Tunku Abdur Rahman membentuk Negara Persekutuan Malaysia, yang terdiri atas: Semenanjung Malaya, Sabah, Serawak dan Singapura. Empat tahun sesudah itu di bawah tekanan Presiden Sukarno, Singapura melepaskan diri dari Malaysia dan menjadi negara republik yang berdiri sendiri.

Malaysia yang kemudian hanya terdiri dari Malaysia Semenanjung plus Sabah dan Serawak, bersatu di bawah kepemimpinan Tunku Abdul Rahman yang segera sesudah pemisahan ini mendirikan Partai UMNO (United Malay National Organization) sebagai kendaraan politiknya. Tatkala Mahathir memimpin pemerintahan (1978- 2004) Pertumbuhan ekonomi tahunan mencapai tujuh persen, mudah telah melewati masa krisis moneter 1997, sementara banyak negara di Asia belum bisa pulih sepenuhnya. Infrastruktur transportasi, komunikasi darat, laut, udara telah selesai dibangun. Pusat tenaga listrik telah siap memasuki abad industrialisasi yang sudah diambang pintu. Income per capitarata-rata mencapai US$7.000 per tahun. Bahkan negara belahan Johor telah mencapai US$20.000, sama dengan beberapa negara Eropa. Tingkat pengangguran nol persen. Malaysia harus terpaksa mengimpor jutaan tenaga kerja ajaib dari banyak sekali negara Asia, termasuk Indonesia.

Pada 1980, Malaysia mengirim 500 ribu siswa tamat Sekolah Menengan Atas untuk melanjutkan pelajaran di banyak sekali universitas di Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan negara lain, sepenuhnya ditanggung negara. Tenaga lulusan luar negeri yang banyak itu kemudian menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi Malaysia. Putra Jaya The Cyber City yang menjadi semacam Silicon Valley-nya Malaysia telah selesai dibangun. Di daerah ini terdapat sentra aktivitas pemerintah serta sentra pengendalian komputer dan cyber space yang terbentang di segenap kota besar Malaysia. Perusahaan minyak Petronas, yang dulu dibantu Pertamina di abad mahathir telah menjadi perusahaan minyak raksasa yang membangun kilang minyak diberbagai tempat dan berinvestasi di 40 negara. Jauh mengungguli Pertamina yang makin terseok-seok.

Kini ? Menteri Keuangan Malaysia Lim Guang Eng dalam konferensi pers menjelaskan ketika ini total utang Malaysia tercatat 1.087 triliun ringgit pada 31 Desember 2017. Jumlah ini sama dengan 80,3% dari produk domestik bruto (PDB) Malaysia ( bandingkan dengan Indonesia hanya 30% dari PDB). Padahal pada abad awal Perdana Menteri Najib Rajak, utang hanya 685 miliar ringgit. Dan ketika terakhir Mahathir mundur kekuasaan , utang hanya 300 miliar ringgit. Hanya 13 tahun setela Mahathir undur diri dari kekuasaan, ekonomi Malaysia masuk jebakan utang. Pertumbuhan ekonomi dibawah 5%. Yang lebih rumit untuk diselesaikan yaitu utang tersebut sebagian besar untuk subsidi. Sementara ketergantungan ekonomi Malaysia terhadap MIGAS seperlimanya terhadap PDB. Ketika harga minyak, jatuh akan semakin sulit bagi Malaysia untuk recovery dari jebakan utang.

Walau Mahathir terpaksa tampil kembali ke panggung Politik lantaran panggilan moral menyelamatkan ekonomi Malaysia, namun keadaannya tidak mudah. Karena ongkos APBN sudah terlanjur besar. Najib selama kekuasaannya menina bobokan rakyat lewat pertumbuhan falsu dengan memacu konsumsi domestik tetapi itu didanai dari utang. Bagaimana solusi dari Mahathir ? beliau berjanji akan memberlakukan kembali subsidi materi bakar sebagai salah satu upaya menekan meningkatnya biaya hidup. Namun, kebijakan keuangan Mahathir ini bakal memperbesar defisit anggaran kalau tanpa kebijakan yang mengimbangi. Mahathir lebih mengutamakan menuntaskan jebakan utang kepada China sebesar USD 20 billion, Padahal proyek ini berkaitan dengan infrastruktur ekonomi. Namun keliatannya Mahathir perlu mendapat simpati kaum Melayu yang anti China.

Dulu tahun 1978 yaitu Mahathir muda. Tetapi keadaan kini udah berbeda. Mahathir tidak muda lagi. Anggaran sudah terlanjur membesar. Mental politik Mahathir tidak menyerupai waktu masih muda yang dikenal keras dan raja tega. Kini beliau malah larut dengan mental melankolis dan populis. Seharusnya mencar ilmu dari Jokowi bagaimana menyelamatkan ekonomi. Orientasi ekonomi harus dilakukan dan pada waktu bersamaan reformasi anggaran dilaksanakan walau lantaran itu akan dihujat rakyat dan tidak disukai elite politik. Malaysia kedepan sedang melalui trakdirnya lantaran salah menentukan pemimpin menyerupai seorang Najib. Harganya yang tidak murah yang harus dibayar oleh generasi kini.

Singapore
Saya pernah makan malam dengan administrator salah satu perusahaan sekuritas. Dia bercerita bahwa ada salah satu perusahaan di Singapore yang memiliki beberapa franchise masakan dan minuman menyampaikan untuk kerjasama. Padahal beberapa tahun kemudian beliau berusaha membujuk perusahan itu untuk masuk ke Indonesia untuk bermitra dengan clients nya tapi tidak tertarik. Tapi kini perusahaan itu sangat antusias untuk masuk ke Indonesia. Apa alasannya ? ekonomi singapore semakin suram dan daya beli semakin turun. Apalagi utang Singapore kini sudah diatas PDB nya atau sebesar 110% dari PDB. Secara akuntasi Singapore sudah insolvent. Pertumbuhan ekonomi melambat dibawah 3%.

Ekonom bisa saja menciptakan analisa data statistik dan menyimpulkannya atas dasar keilmuannya. Tapi pemegang merek franchise khususnya masakan dan minuman, tidak pernah salah menentukan data market. Mau tau kurs bersama-sama mata uang, liatlah harga minuman di Starbucks dan harga ayam di Mc Donald. Mengapa? Karena mereka mencatat dengan rapi real market setiap hari. Walau indikatornya kelas menengah namun sebetulnya itulah real indikator ekonomi. Yang mengggerakan ekonomi suatu negara ya kelas menengah. Kaprikornus kalau banyak perusahaan franchise masakan masuk ke Indonsia itu artinya indikator ekonomi Indonesia kuat.

Masalah singapore sebetulnya bukan saja lantaran semakin restriksinya china terhadap bisnis jasa yang di tawarkan singapore tapi juga lantaran kebijakan tax amnesty dari Indonesia yang tadinya di sikapi sebelah mata, tapi ternyata jadi bagaikan angin tornado. Beberapa teman mencicipi betapa sulitnya melaksanakan cross border transfer diatas USD 500,000 dari Singapore. Padahal dulu yang menciptakan Singapore menjadi sorga bagi orang kaya lantaran kebebasan transfer. Tapi dengan adanya restriksi ( masuk katagori suspicions transaction reports/ STR ) yang di picu oleh rasa kawatir berlebihan itu , menjadi bola salju, semakin membesar dan rumor beredar dimana mana bahwa cadangan devisa singapore tidak sebesarnya yang di beritakan.

Kini walau belum bisa di katakan rush tapi kecenderungan itu semakin terasa. Beberapa fund manager menyampaikan memang ada kekawatiran dari clients nya untuk pindahkan dana dari singapore. Ini pelajaran mahal dari Singapore. Seharusnya Singapore tetap tenang. Berapapun orang mau pindahkan uangnya tidak perlu di sikapi berlebihan. Kekuatan dan gambaran singapore sebagai financial center kelas dunia harus di pertahankan, dan salah satunya menjamin fasilitas pemindahan dana termasuk orang indonesia yang mau pindahkan uangnya ke Indonesia. Kini Singapore mengandalkan pendapatan dari jasa wisata yang bertumpu kepada Casino. Ya Macao kecil di ASEAN.


Ingat kata supir taksi di Singapore " Because God sent a great person to be president in Indonesia. Now Singapore leaders are aware that they are not smart enough..

Sumber https://culas.blogspot.com/

Kurs Melemah Alasannya Yakni Faktor Eksternal

Setelah krisis Lehman ekonomi AS jatuh. Kejatuhan sesuatu yang sudah diprediksi jauh sebelumnya oleh para ekonom.  Proses kejatuhan itu sudah berproses semenjak tahun 90an tetapi sengaja disembunyikan lewat sistem supply and demand pasar uang derivative yang bubble. Bubble itu niscaya meledak hanya kapan?, tidak ada yang dapat menentukan. Karena semua orang terjebak dalam bisnis ilusi. Kaprikornus ketka terjadinya kasus Lehman . pemain pasar engga kaget banget. Mereka sadar inilah saatnya dimulainya babak gres kehidupan krisis tanpa jeda bagi AS. Dampaknya bukan hanya AS tetapi dunia. Semua negara didunia menyalahkan AS tetapi mau murka gimana? lantaran proses transaksi yang menyeret negara lain itu melalui sistem keuangan dunia yang cross border dan liberal. Free entry free fall.

Ketika Obama terpilih sebagai presiden, team ekonominya berusaha menuntaskan krisis ekonomi dengan cara konvensional. Yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan suku bunga rendah. Melalui bagan QE , the Fed mensuply uang ke perbankan. Diharapkan perbankan akan mensuplai uang ke dunia bisnis biar ekonomi bergerak. Logikanya, jikalau suku bunga rendah maka efisiensi bisnis akan naik dan orang akan terpacu untuk menyebarkan usaha. Tetapi apa yang terjadi ? perluasan kredit perbankan tidak terjadi. Dunia perjuangan AS tetap tidak tumbuh significant. Mengapa ? lantaran supply uang ke perbankan dari the Fed itu bukan gratis tetapi utang dengan jaminan saham, dan tentu ada bunganya. Daripada perbankan suplai kredit kepada nasabah yang beresiko lebih baik mereka lempar ke pasar uang emerging market dengan suku bunga tinggi.

Makanya uang dari AS mengalir deras ke 30 negara emerging market menyerupai Turki, Brazil, Argentina, Indonesia, Rusia, China dan lain lain. Semua instrumen utang dibeli oleh fund manager yang terhubung dengan the Fed. Likuiditas dollar negara emerging market melimpah. Dollar melimpah ini ditukar ke mata uang lokal untuk disuply ke dunia usaha. Ekonomipun tumbuh pesat. Tapi dunia perjuangan AS terpuruk. Banyak pabrik melarat lantaran kekurangan dana. Sementara dunia perjuangan negara emerging market dan negaranya kelebihan dollar. Akibatnya mata uang mereka menguat.  Pada moment ini kebijakan Obama berdampak positip terhadap ekonomi AS. AS diuntungkan dua hal, pertama, perbankan AS kembali sehat sehabis terkena krisis mortgage. Spread margin atas bunga the fed dengan bunga derma negara emerging market semenjak 2008 hingga dengan 2013 lebih dari cukup menutup kerugian mereka. Artinya secara tidak pribadi AS membebankan kerugian itu kepada negara emerging market untuk membayar kejatuhan wallstreet. Kedua, mata uang AS semakin melemah sehngga punya daya saing ekspor ke negara emerging market. Tetapi momentum ini tidak berdampak real terhadap gairah dunia perjuangan di AS. Padahal peluang sangat bagus. Bank sehat, inflasi rendah , suku bunga rendah dan kurs melemah.

Kemudian, Trump terpilih sebagai presiden. Kalau kita ingin melihat kebijakan ekonomi suatu negara harus tahu latar belakang pemimpinnya. Karena ini besar sekali pengaruhnya dalam mengambil keputusan terhadap banyak sekali pilihan kebijakan.  Sebagai pengusaha, Trump berpikir realistis. Dia sadar bahwa problem ekonomi AS tidak dapat mengandalkan sektor real.  Bahwa generasi AS kini bukan generasi ketika terjadi great depression tahun 1930. Dimana pada waktu itu ketergantungan ekonomi rakyat kepada pemerintah hanya 16%. Artinya mental rakyat AS memang mayoritas sekali membawa As keluar dari krisis. Sementara sekarang, tingkat ketergantungan Rakyat AS kepada pemerintah mencapai 90%. Terbukti tingginya tingkat pemilih pada Pemilu.  

Menghadapi realita ini , Trump tidak mau terjebak dengan kebijakan jangka panjang. Ini problem mental. Bukan problem ekonomi. Bagi Trump yang penting yaitu bagaimana ekonomi AS dapat survival ditengah kas yang kosong dan rasio utang terhadap GDP mencapai 108 %. ( Bandingkan dengan Indonesia 29%). Artinya AS itu secara akuntasi udah insolvent. GImana caranya.? AS menaikan suku bunga the fed. Apa yang terjadi ? Para pemilik danapun di negara emerging market yang pegang porfolio asset mata uang lokal melaksanakan reposisi portfolio. Mereka menjual asset itu untuk membeli surat utang AS yang bermata uang dollar. Maka yang terjadi yaitu pelepasan Asset (  saham dan bond)  mata uang lokal dan berpindah ke T bill AS. 

Hukum usul dan penawaran terjadi.  Kurs lokal negara utama emerging market melemah lantaran terjadi usul dollar untuk membeli asset ( surat utang ) AS. Dollar AS pun pulang kampung. Terjadilah krisis likuiditas Dollar dimana mana. Mata uang Turki jatuh lantaran tidak cukup US dolar untuk memenuhi rush pasar lokal. Kemudian Argentina juga tumbang. Pasar memang kejam. Sekali saja pemerintah lokal lambat merespons pasar untuk usul dolar AS maka pribadi berdampak kepada sentimen negatif terhadap kurs lokal. Kurs akan berjatuhan cepat sekali. Ini disebut imbas sistemik. Makanya jikalau anda lihat data 10 negara utama emerging market semua mata uangnya melemah.  Mengapa ? lantaran mereka paling banyak menyerap supply dollar dari operasi the Fed.

Karena Dollar mudik ke AS. Likuiditas jadi banjir. Mata uang AS otomatis menguat dan mata uang negara emerging market melemah. Lantas apakah AS diuntungkan dari kurs yang menguat ini? tidak. Index manufaktur AS tidak begitu bagus.  Industri belum dapat tumbuh secara significant. Mengapa ? Daya saing industri AS masih lemah untuk berhadapan dengan produk dari China. Karena faktor upah buruh AS yang tinggi dibandingkan negara emergin market terutama China. Karenanya negara emerging market menyerupai China tetap dapat masuk ke pasar AS walau mata uangnya menguat. Tentu China terpaksa memenggal keuntungan pabriknya. Itu lebih baik daripada kelebihan kapasitas produksi tidak terserap yang dapat berdampak kepada gelombang PHK. Ini lebih ancaman bagi negara komunis. Maklum negara para buruh. 

Apakah situasi ini menciptakan Trump menyerah? tidak. Trump menuduh negara emerging market menyerupai China, Argentina, Eropa, Indonesia dan lain Artikel Babo melaksanakan praktek perlindungan dan penipuan mata uang. Itu sebabnya Trump menerapkan tarif impor tinggi terhadap produk negara emerging market. Bagi negara emerging market dengan kenaikan tarif impor dan kurs yang menguat maka ini merupakan pukulan beruntun AS kepada mereka. Apakah negara emerging market membisu saja.? Tidak. China membalasnya dengan mendevalusi mata uangnya biar lebih murah. Dan negara lain menyerupai Eropa dan jepang mengeluarkan agenda QE ( bagan cetak uang secara tidak pribadi ) biar mata uangnya melemah. Maka perang dagang terjadi, terjadilah. Bagaimana dengan nasip AS ? keliatanya gaya Trump yang pragmatis dan bertumpu pada utang untuk mengongkosi APBNnya lewat kebijakan suku bunga tinggi, akan terus berlangsung hingga masa final jabatannya. Tentu dampaknya likuditas negera lain akan berterbangan ke AS hingga tahun 2020. Korban sudah berjatuhan menyerupai Turki, Argentina dan bukan mustahil berikutnya nyusul yaitu Malaysia dan Thailand juga Pakistan.

Bagaimana dengan Indonesia ? Indonesia, India, Afrika Selatan, Brasil, Turki yaitu kelompok negara yang masuk fragile five dimana sebenarnya sudah keluar dari resiko kebijakan operasi pasar uang the FED. Tetapi itu dengan dasar tidak ada perang dagang ulah Om Trump. Dengan adanya perang dagang maka 10 negara emerging market yang merupakan kawan dagang Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi dan berusaha melemahkan mata uangnya. Akibatnya daya beli juga turun. Pasar jadi menyusut. Harga jatuh. Itu sebanya walau volume ekspor tinggi namun nilainya turun dalam mata uang dollar. Terjadilah defisit transaksi berjalan. Kaprikornus defisit itu bukan hanya lantaran faktor rendahnya kinerja ekpor tetapi lebih lantaran jatuhnya harga komoditas. Kaprikornus jatuhnya mata uang rupiah, lebih disebabkan faktor eksternal. 

Bagaimana solusinya ? Masalah Indonesia bukan kepada utang gagal bayar menyerupai Turki, Argentina. Secara fiskal dan moneter resiko utang sangat kecil. Tetapi lebih kepada perdagangan international. Maka problem perdagangan itulah yang harus diselesaikan.  Pertama, ini saatnya kita memakai special condition dalam article force majuer WTO. Apa itu? menaikan tarif produk impor biar barang impor jadi mahal. Sehingga terjadi perluasan indusri substitusi impor. Ini gres akan dirasakan dalam lima tahun kedepan.  Kedua, Bank Indonesia menyediakan akomodasi swap dengan tarif tukar barang valas yang lebih murah. Dengan demikian perusahaan yang menguasai 85% devisa dollar AS dari perdagangan ekport berani menukar dolarnya kerupiah. Karena ada asuransi resiko atas kejatuhan rupiah dikemudian hari. Dampaknya rupiah akan menguat lantaran ada sisi usul terhadap rupiah.




Sumber https://culas.blogspot.com/