Fungsi Carte Du Jour Pada Myob


     1        Accounts (Jurnal Umum) adalah fungsi untuk membuat daftar accont atau rekening dan merubah daftar nya serta membuat Buku jurnal umum untuk penyusutan atau berbagai macam transaksi.


Ø     Banking (Modul Bank) adalah fungsi bagaimana cara membelanjakan dan menerima uang dan bekerja dengan rekening banking corporation mu.
Ø     Sales (Modul Penjualan) adalah fungsi untuk memasukkan faktur dan tanda kutip dan untuk mengatur lain aktivitas penjualan sehari-hari.
    2        Time Billing (Modul aktivitas dengan dasar waktu) adalah fungsi untuk menciptakan arsip aktivitas dan faktur untuk jasa yang telah ditentukan waktunya.
    3        Purchases (Modul Pembelian) adalah fungsi untuk memasukkan pesanan pembelian dan rekening/daftar dan untuk mengatur aktivitas sehari-hari membeli yang lainnya.
    4        Payroll (Modul Penggajian) adalah fungsi untuk menyediakan arsip daftar gaji dan untuk menciptakan cek upah untuk karyawan.
    5        Inventory (Modul Pengelolaan Inventory/stok) adalah fungsi untuk menyediakan dan mengatur materi yang dibeli, menjual atau menginventarisir.
    6        Card File (Modul Relasi) adalah fungsi untuk menciptakan dan mengatur arsip yang permanen untuk pelanggan, sales (penyalur), karyawan dan kontak pribadi. Fungsi ini biasanya diperlukan untuk transaksi, dan mereka dapat dipertimbangkan suatu sudut arsip bisnis mu.


Hakikat Sumber Daya Ekonomi.




Agustus lalu, Apple menjadi perusahaan yang mempunyai nilai pasar tertinggi di dunia. Pada penutupan Kamis (2/8), harga saham Apple naik menyentuh level US$207,05 per lembar saham, menimbulkan kapitalisasi pasarnya mencapai US$1 trilyun sama dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu. Perusahaan itu bahkan mempunyai saldo kas yang melebihi cadangan devisa luar negeri Indonesia. Pada Juni lalu, saldo kas dan setara kas Apple yakni sebesar US$243,7 milyar dibandingkan dengan cadangan devisa Indonesia sebesar US$119,8 milyar. Apa yang mengakibatkan Apple menjadi sebesar itu? Salah satunya yakni iPhone, produk yang menyampaikan dampak yang sangat besar pada komunikasi bergerak ini, menjadi penopang pendapatan untuk Apple. Sejak peluncurannya di 2007, iPhone telah terjual lebih dari 1,4 milyar unit. Untuk Q3 2018, Apple mencatatkan pendapatan sebesar US$53,3 milyar dan 56% darinya yakni berasal dari penjualan iPhone. China juga menyampaikan donasi terhadap pertumbuhan Apple, dengan menyumbang pendapatan ketiga sesudah AS dan Eropa. Walau iPhone menerima tentangan dari produk lain, khususnya merek lokal, Apple masih bisa mengandalkan China dari produknya yang lain menyerupai iPad dan Mac.

Tapi tahukah anda, bahwa anda tidak akan menemukan pabrik Apple di AS. iPhone memang dirancang di Cupertino, California, namun smartphone itu diproduksi di Foxconn di Taiwan, Vietnam dan India namun yang terbesar di Shenzhen, China, memperkerjakan lebih 3 juta orang .. Pasar terbesar Apple ada di Amerika serikat. Ini salah contoh kasus mengapa Trumps menaikan tarif impor. Agar Apple memindahkan pabriknya ke Amerika Serikat. “ Harga Apple mungkin naik lantaran masifnya tarif yang kami kenakan ke China - tapi ada solusi gampang di mana bisa ZERO tax, dan bahkan ada insentif pajak. Buat produk di United States ketimbang China. Mulai bikin pabrik sekarang.” Kata Trumps lewat akun tweeter nya. Namun mungkinkah ? . Di China sendiri Apple keok dengan smartphone merek China menyerupai Huawei, Oppo dll. Bahkan di China jikalau orang pakai smartphone Apple dianggap low class. 

Mengapa Apple tidak merelokasi pabriknya ke AS? persoalannya yakni tenaga kerja AS tidak akan bisa menyaingi pekerja dari China. Walu honor pekerja China lebih rendah dari Amerika namun produktifitas mereka jauh lebih tinggi. Itu sebabnya walau tarif yang dikenakan Trump termasuk tinggi namun masih lebh efisien dibandingkan membuatnya di AS. Di perkirakan jikalau buat di AS maka harga Apple akan naik dua kali lipat. Bagaimana mungkin bisa bersaing dengan produk China dan Korea ( samsung )?. Apalagi di AS tidak tersedia supply chain yang menjamin proses produk apple menjadi murah. Ini murni pertimbangan  bisnis. Engga ada urusannya dengan nasionalisme. 

Trump memang panik. Perusahaan AS yang membangun basis industri di China bukan hanya Apple tetapi termasuk General electric, Boeing dan masih banyak  lagi.  Apapun kebijakan Trump untuk menarik perusahaan AS mudik tidak akan efektif. Semakin Trumps keras dengan kebijakan tarif sehingga berdampak kepada perang dagang namun itu paradox dengan sistem yang ada di AS sendiri. Ingat bahwa pencetus globalisasi dan pasar bebas yakni AS. Keberadaan perusahaan AS di CHina juga lantaran kebijakan globalisasi itu sendiri. Masalah ekonomi AS bukann lantaran kurangnya sumber daya tetapi persoalanya terletak pada mental dari orang AS sendiri. Itulah yang harus diubah.

Kemajuan China lantaran smart melihat peluang globalisasi itu. Pemerintah China tidak melulu memperlihatkan insentif kepada investor tetapi rakyatnya memang antusias mendapatkan investor abnormal itu dan itu dibuktikan dengan etos kerja yang tinggi. Orang china sadar bahwa pada akibatnya bukan soal abnormal atau lokal tetapi terletak pada etos kerja mereka sendiri. Selagi mereka bisa bekerja dengan baik, mereka akan mendapatkan kemakmuran. Tidak penting  itu bendera abnormal atau lokal. Karena walau perusahaan negara sekalipun, jikalau mereka tidak punya etos kerja maka mereka tidak akan mendapatkan kemakmuran. Mereka maklum bahwa perusahaan tidak membayar orang tetapi membayar kerjaan. 

Kalau trump terus menabuh genderang perang kepada CHina, maka yang niscaya rugi yakni AS sendiri. Perusahaan mereka yang ada di China akan sulit masuk kepasar AS. Sementara produk lokal cina semakin hari semakin menguasai pasar domestik. Kalau hingga perusahaan AS gulung tikar maka sumber pajak akan berkurang, bahkan hilang. Sumber daya domestik AS tidak akan bisa menahan tekanan belanja APBN dengan beban utang diatas 100 % dari GNP. Perundingan perang dagang terus belangsung hingga maret 2019. China dalam posisi besar lengan berkuasa untuk menjadi pemenang dan Trumps akan terjungkal dari bangku presiden lantaran gagal.

*** 

Bulan maret 2018 Gary Cohn mengundurkan diri sebagai ketua dewan penasehat ekonomi nasional pemerintahan Donald Trump. Setelah itu saya menulis di blog perihal Trump telah melaksanakan kesalahan yang fatal dalam kebijakan ekonominya. Masa depan AS suram. Tulisan saya itu disikapi sinis oleh blogger yang menulis komen lewat email. Minggu berikutnya keputusan Cohn berdampak terhadap imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS, US Treasury. Nilai tukar dollar AS melemah 0,5 persen. Adapun indeks S&P 500 anjlok 1,1 persen. Imbal hasil US Treasury 10 tahun jatuh lebih dari 4 basis poin menjadi 2,84 persen. Siapa Gary Cohn ? ia yakni adalah jenis investment banker. Dia pernah menjabat selama 10 tahun sebagai CEO Golman Sachs. Ketika tahun 2008 terjadi krisis wallstreet, Golman Sachs termasuk perusahaan yang menjadi jaring pengaman bagi pemerintah AS.

Cohn yakni seorang kader partai Demokrat namun ia berbeda anutan dengan Partainya. Ketika masa kampanye Pilpres AS, ia bergabung sebagai Tim Sukses Trumps. Berharap bila Trumps terpilih sebagai presiden, AS bisa menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang ramah bagi dunia usaha. Ia membantu Trump menyusun kebijakan kebijakan ekonomi yang berorientasi kepada sektor real yang tangguh. Namun ternyata mimpinya kandas ketika Trump melaksanakan tindakan pragmatis mengatasi defisit perdagangan dengan menaikan tarif impor terhadap komoditas tertentu. Ini tentu memicu perang dagang secara luas. Terbukti hingga kini keadaan ekomomi AS semakin sulit, bahkan berdampak secara global.

Kini Trump berseteru dengan Gubernur Bank Central. Trump berniat memecat Jerome Powell. Alasannya lantaran The Fed telah menaikkan suku bunga contoh sebesar 25 basis point menjadi 2,25 persen-2,5 persen. Selain itu the Fed juga menyampaikan sinyal bahwa kenaikan untuk tahun depan hanya dua kali lagi, dari tiga kali berdasarkan konsensus para pelaku pasar finansial global. Sementara Trump bersikeras biar the Fed tidak menaikkan suku bunga. Ini menandakan kebijakan makro dan fiskal AS amburadul. Tidak mencerminkan bagaimana kebijakan ekonomi sesungguhnya. “Trump cenderung berpikir ke arah geopolitik atau ke politik internasional, tidak murni ekonomi. Padahal seharusnya ia tahu keputusan untuk tidak menaikkan suku bunga contoh akan memperburuk kondisi perekonomian AS yang semakin menurun hingga dibawah 3 persen di selesai tahun ini.

Seorang sobat analis di AS menyampaikan kondisi ketika ini menyerupai dengan kondisi 2007-08. " Gelombang nasionalisme populis yang dipelopori oleh presiden AS merusak kekuatan spirit bangsa AS. Dunia saya hancur awut-awutan ketika jatuhnya keuangan 2008. Karier saya selama 30 tahun di bidang keuangan jatuh awut-awutan dan keangkuhan bermetamorfosis kerendahan hati. Saya kembali ke jalan dan mencari pekerjaan baru. Beberapa menyampaikan saya seharusnya melihat masa depan. Ya, tapi itu menciptakan sedikit membantu saya untuk berubah. Satu dekade sesudah keruntuhan Lehman Brothers, bisakah itu terjadi lagi? Ya, itu bisa dan dunia sepertinya tidak siap dengan lebih baik. Ada angin puting-beliung tiba dan kita semua berdiri dalam bahaya. China dan negara lain tidak akan terhindar dari pertumpahan darah ekonomi jawaban kebijkan Trumps."

Tahun depan yakni tahun tahun tersulit bagi AS. Diperkirakan pertumbuhan akan mencapai tidak lebih 3%. Makanya saya sempat gundah lantaran team Ekonomi dari BOSAN terinspirasi dengan konsep ekonomi AS. Kalau AS saja dengan resource yang begitu besar, sanggup kacau dalam 4 tahun ditangan seorang Trumps gimana dengan Indonesia? Saya yakin jikalau BOSAN jadi presiden. Tidak butuh empat tahun. Tiga tahun ekonomi Indonesia terpuruk jatuh lebih parah dari tahun 1998, bahkan terburuk dalam sejarah. Mengapa ? Ditangan predator, kehancuran itu tidak butuh lama. Apalagi tahun depan semua negara bersiap siap menghadapi angin puting-beliung resesi dunia melanda. Kalau pemimpin selalu pesimis dan selalu menyampaikan mimpi utopia kepada rakyat, yakinlah kita akan jadi korban resesi dunia. 





Sumber https://culas.blogspot.com/

Rumus Perbandingan Trigonometri

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Perbandingan Trigonometri, Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !

Rumus Perbandingan Trigonometri


sin α = sisi di hadapan sudut α /sisi miring = AC/BC
cos α = sisi di dekat sudut α /sisi miring = AB/BC
tan α = sisi di hadapan sudut α / sisi di dekat sudut α = AC/AB
csc α = sisi miring / sisi di hadapan sudut α = BC/AC
sec α = sisi miring / sisi di dekat sudut α = BC/AB
cot α = sisi di dekat sudut α /sisi di hadapan sudut α = AB/AC

Keterangan :
sin = sinus
cos = cosinus
tan = tangent
csc = cosecant
s = secant
cot = cotangent

Contoh soal :

Berapakah sin 35° dari gambar segitiga di atas ??

Jawab :
sin 35° = sisi di hadapan sudut α /sisi miring = AC/BC
sin 35° = 2,8 / 4,9
sin 35° = 0,57.....

Jadi sin 35° adalah 0,57.....

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabla ada kesalahan.
Saya sarankan baca juga artikel :
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Utang Untuk Divestasi Fi.



Di Indonesia ada slogan “ menuntaskan persoalan tanpa masalah”. Mau tahu siapa yang buat slogan itu? ya Perum Pegadaian. Memang jikalau anda tiba ke pegadaian, mereka engga tanya untuk apa anda pinjam uang. Mereka hanya taksir nilai jaminan anda. Setelah diputuskan berapa anda bisa pinjam uang dan anda setuju, mereka kasih uang. Selesai. Benar benar engga ada persoalan yang ruwet. Ada jaminan ada uang. Lembaga perbankan baik umum maupun syariah juga punya produk pinjaman semacam itu. Walau istilahnya diganti dengan nama kredit modal kerja atau kredit investasi. Tetap saja anda harus menyerahkan rumah atau pabrik, atau tanah, atau kendaraan atau Artikel Babo sebagai jaminan atau collateral. Nilainya diatas pinjaman yang anda terima. Mengapa ? lantaran bank itu kerja dari uang publik yang ongkosnya juga engga murah dan harus aman.

Nah itu cara konvensional. Tetapi jikalau perjuangan sudah berkembang besar maka collaterak tidak lagi berupa phisik tetapi berupa value. Apa value itu ? Proposal bisnis yang memuat gosip mengenai legalitas, tehnology, market, management. Informasi memuat kemampuan akan modal, produksi dan SDM. Proposal itu tidak dipercaya begitu saja. Tetapi akan dipelajari dan di audit menyeluruh. Di analisa secara konprehensif. Sehingga sanggup disimpulkan tawaran itu layak atau tidak. Kalau layak maka itu tercermin dari arus kas yang anda sampaikan dalam proposal. Kalau arus kas nya manis maka itulah value anda sebagai jaminan untuk dapatkan pinjaman. Tetapi tunggu dulu. Bukan berarti anda bisa pribadi sanggup duit hanya mengandalkan tawaran itu. Lender juga melihat bagaimana bagan utang tersebut. Di sini akan terliat bagaimana anda mengelola resiko atas utang itu. Tentu bagan itu harus precisi terhadap waktu dan uang.

Apakah itu cukup?. Belum. Anda juga perlu ada santunan dari forum penjamin khusus perihal resiko itu. Kalau pinjam ke bank, anda harus punya standby LC yang diatur oleh forum penjaminan. Standby LC ini sebagai jaminan jikalau terjadi default. Kalau pinjam ke pasar uang , anda harus punya underwriter atau forum penjamin atas penerbitan bond. Underwriter ini pihak yang menjamin resiko utang dan bisa juga sekaligus penjamin likuiditas jikalau pasar tidak bisa menyerap. Tentu meyakinkan forum penjamin atau underwriter tidak mudah. Mereka berpengalaman mengambil resiko atas utang. Kalau skill anda hanya omong doang, ya niscaya engga akan dilayani. Kalau modal anda hanya gaya doang ya engga akan bisa.

Apakah itu cukup ? tidak. Sebelum anda terima uang , anda juga harus memenuhi standar kepatuhan yang ditetapkan oleh lender. Contoh jikalau proyek kontruksi maka qualifikasi EPC dan cara pembayaran mereka yang tentukan. Kalau pinjam ke pasar uang maka standar audit dan proses management ditentukan oleh Asset management yang ditunjuk oleh underwriter. Bukan mustahil mereka sendiri sebagai auditor. Dalam perjalanannya mereka akan jadi watchdog yang efektif memaksa anda harus patuh dengan standar yang mereka tetapkan. Contoh Inalum pinjam uang dari pasar uang. Maka Inalum tidak bisa lagi didikte oleh elite politik. Orientasi Inalum benar benar sudah pure bisnis dan profesional. Makanya jangan diharap Freport jadi bancakan elite politik ibarat sebelumnya.

Begitu juga dalam hal penerbitan SBN ( surat berharga negara ) dimana negara harus sanggup santunan dari underwriter dan forum pemeringkat Bond untuk memastikan SBN itu layak dibeli dan kondusif dari default . Tentu hingga ada forum underwriter yang mau terlibat dan hingga ada qualifikasi investment grade dari forum pemeringkat bond, tidaklah mudah. Kalau presiden nya membiarkan KKN, pengelolaan keuangan negara tidak transfaran, APBN tidak kredibel maka engga ada yang mau beli bond. Contoh Venezuela , walau kaya SDA tidak ada yang mau beli bond nya. Akhirnya collapse. Contoh lagi Saudi yang gagal melepas Revenue Bond di bursa London sehabis sebelumnya gagal IPO Saudi Aramco.

***

Sebetulnya kemampuan berutang yaitu sumber daya yang langka dimiliki oleh perusahaan. Sekali perusahaan punya jalan masuk ke dunia keuangan maka anda tidak perlu ragu lagi bagaimana profesionalitas bisnisnya. Apalagi menarik utang dari pasar uang. Kalau pasar lokal saja sudah hebat apalagi mengkases pasar global. Inalum punya sumber daya keuangan yang besar. Terutama semenjak menjadi holding atas  tiga perusahaan tambang. Benarkah ?  Saya tidak punya data keuangan Inalum namun saya membaca laporan dari Fitch yang bertugas melaksanakan rating atas bond yang diterbitkan oleh Inalum. Nah, Mari perhatikan analisa dari  Fitch forum rating international atas performa Inalum. 

Pertama, Inalum yaitu perusahaan negara yang paling likuid. Kedua, bisnis Timah inalum yaitu terbesar kedua di dunia.  Biaya refinery aluminium memdapat pasokan listrik yang murah dari hidro power. Ketiga, operasi batubara merupakan tambang terbuka yang biayanya rendah. Cadangan batubara ( Bukit Asam ) dan nikel (Antam ) masih akan bertahan lebih dari 50 dan 30 tahun. Keempat , biaya pengambil alihan sebesar USD 3,8 miliar hanya 1x dari leverage asset Inalum Holding. Sementara dari hasil pelepasan Bond sebesar USD 3,8 miliar itu bisa menghasilkan leverage 6 x ( enam kali). Artinya dengan menguasai saham 51% itu, inalum bisa leverage sebesar USD 22,8 Miliar atau Rp. 342 Triliun. Dahsyatkan. Fithc memperlihatkan rating BBB-.

Tadinya hampir semua pelaku pasar uang mencurigai kemampuan dari Inalum untuk menerbitkan sekaligus sebesar USD 3,8 miliar. Mengapa ? pertama lantaran pasar uang dunia lagi kering. Kemampuan pasar uang ASIA terbatas untuk menyerap single bond dalam jumlah besar. Apalagi mau keluarkan domestic bond. Jelas engga ada pasarnya. Makanya pelepasan bond tidak menjadi prioritas bagi Inalum. Prioritas nya kepinjaman sindikasi perbankan. Sudah ada perbankan yang memperlihatkan pre-commitment untuk pembiayaan pengambil alihan saham FI itu. Diantara nya adalah Standard Chartered, HSBC, CIMB Niaga, BNI, BRI, dan MUFG. Namun belakangan Menteri Perekonomian melarang menarik dana dari perbankan lokal. Alasannya pemerintah tidak ingin mengganggu neraca pembayaran. Maklum pembayaran memakai US Dollar. Disamping itu jikalau utang ke bank memang pada awalnya bunga bisa lebih murah namun dalam jangka panjang bisa mahal. Pembayaran cicilan harus dilakukan setiap tahun. 

Kemudian opsi kedua ditempuh yaitu melalui penerbitan global bond. Pasar yang dituju yaitu Eropa. Makanya yang diterbitkan yaitu Global Bond. Ini pilihan smart. Mengapa ? Keuntungan dengan menerbitkan global bond yaitu Pertama, pasar nya sophisticated ( 144A / Reg S). Sehingga bisa cepat diserap pasar walaupun jumlahnya besar. Diterbitkan secara berdikari tanpa jaminan pemegang saham ( pemerintah ). Sifatnya off balanc sheet    bagi inalum. Kedua, pembayaran bunga setahun dua kali. Pembayaran utang setiap jatuh tempo dan bisa diperpanjang. Sehingga tidak memberatkan cash flow perusahaan. Benarlah. Penjualan bond success. Oversubscribed !

Masalahnya untuk memenuhi standar compliance penerbitan global bond di London tidak gampang. Apalagi pasar yang dituju yaitu qualified institutions ( QI). Inalum di beri syarat selambat lambatnya kwartal pertama 2019 harus sudah rampung. Penarikan hasil penjualan Global Bond paling lambat simpulan tahun 2018. Kalau hingga kwartal pertama 2019 tidak rampung maka Inalum harus mengembalikan uang itu kepada investor dengan nilai 101%. Plus premium hedge fund yang harus dibayar. Menurut teman saya, Freeport tidak yakin Indonesia akan bisa memenuhi standar kepatuhan Bursa London. Tetapi akhir november,  Jokowi memanggil semua meteri terkait untuk segera menuntaskan semua aspek sebelum simpulan tahun 2018. Well done. 

Negara mana saja pembeli dari Global Bond tersebut ? Untuk bond yang jatuh tempo tahun 2021 yaitu AS dengan komposisi sebesar 57%. Eropa, 22% dan Asia, 21%. Untuk bond yang jatuh tempo tahun 2023 yaitu AS dengan komposisi sebesar  64%. Eropa,  23% dan Asia 13%. Untuk yang jatuh tempo tahun 2028 , AS sebesar 54%, Eropa 25% dan Asia 21%. Yang jatuh tempo tahun 2048 yaitu AS dengan komposisi sebesar 56%. Eropa, 30% da Asia 14%. Siapa saja pembelinya global bond tersebut ? 78% yaitu asset manager yang terhubung dengan 144 A. Sisanya dibeli oleh insitusi yang masuk katagori Qualified Institutions : 15% perusahaan asuransi, Perbankan 4% dan  3 % Wealth fund  dan pension fund. Makara engga benar jikalau yang beli itu yaitu orang China. Apalagi global bond itu melarang warga negara asal penerbitan bond membeli. Makara engga mungkin orang atau perusahaan indonesia yang beli.

Setelah pengambil alihan saham itu terealisasi maka struktur pemegang saham PT. Freeport Indonesia  menjadi sebagai berikut : 25% PT. Indocopper Indonesia dimana 40% sahamnya dikuasai oleh Pemerintah Daerah Papua atau 10% dari total saham yang di Freepor Indonesia dan sisanya 60% oleh Inalum. Tidak mungkin Pemerintah Daerah melepas opsi saham itu kepihak swasta asing. Mengapa ? lantaran pembayaran saham 10% itu ditalangi ( shareloan ) oleh Inalum yang akan dibayar melalui deviden. Sementara Inalum menguasai saham 26,232 %. Makara Freeport McMoran menguasai 48,768 %. 

***
Teman saya Fund Manager menyampaikan bahwa dengan dikuasainya 51% saham Freeport Indonesia maka itu pertanda tekad Jokowi pro rakyat sangat luar biasa. Bukan hanya retorika tetapi di buktikan dengan langkah berani secara politik. Namun ada yang hebatnya. Keberanian itu tidak dilakukan dengan langkah konyol ibarat Venezuela dalam menasionalisasi SDA nya tetapi dengan langkah kreatif dan bermartabat. Jokowi tahu bahwa kekuatan Freeport itu lantaran adanya santunan elite Politik dalam negeri yang begitu besar lengan berkuasa mengakar. Sehingga menghasilkan KK yang sangat besar lengan berkuasa secara hukum.

Semua tahu bahwa Freeport MCMoran punya jalan masuk politik yang sangat besar lengan berkuasa di jantung kekuasaan di AS. Pengalaman mereka dimanapun termasuk di Indonesia sangat andal dalam hal suap kepada elite Politik. Mereka juga terlibat membiayai operasi inteligent AS untuk kepentingan hegemoni AS di wilayah operasi mereka. Contoh, dulu kurun Soeharto , divestasi FI jatuh ketangan Aburizal Bakrie sebesar 9,36 % melalui PT. Indocopper senilai US$213 juta. Namun, Ical hanya membayar US$40 juta. Sisanya sebesar US$ 173 juta share loan dari Freeport. Kemudian Bakrie melepas 51% saham indocopper kepada PT. Nusamba milik keluarga Pak Harto dan Bob Hasan seharga USD 315 juta. Tapi transaksi ini duitnya dari Freeport USD 254 juta, sedangkan Nusamba hanya menyetor US$61 juta. Enak kan. Kemudian sisanya 49% di jual lagi oleh Ical kepada Freeport senilai US$211,9 juta di pasar modal. Dahsyat engga. Itu semua tinggal masalalu. Bahwa negeri ini pernah di bancaki oleh para bedebah.

Nah, atas dasar itu Jokowi tidak menghadapi Freeport secara langsung. Tetapi mendekati Rio Tinto sebagai pemegang Participation Interest. Mengapa ? Begini ceritanya. Tambang Tembaga dan Emas yang ada di Papau ini dikelola dengan sistem Ijon oleh Rio Tinto. Rio Tinto yaitu perusahaan asal inggeris. Perusahaan ini memproduksi watu bara, besi, tembaga, uranium, emas, dan intan. Bukan hanya tambang tetapi terpadu dengan proses pengolahannya. Perusahaan ini mempekerjakan 32.000 pekerja pada tahun 2004. Pada tahun 2014, turnover sales nya mencapai sebesar AS$51,2 miliar dengan profit AS$3,7 miliar. Pada tahun yang sama, majalah Forbers menempatkan Rio Tinto peringkat ke-109 dalam daftar Global 2000, dengan marcap (market value) AS$103,8 miliar dan total aset sebesar AS$111 miliar.

Bagaimana bagan nya ? Rio Tinto mengeluarkan modal investasi kepada Freeport atas dasar Participation Interest. Apa itu participation interest ? Hak atas uang yang dikeluarkan untuk suatu pembiayaan dengan jaminan kontrol secara pribadi terhadap perusahaan. Konpensasinya bukan berupa saham tetapi kapan saja beliau bisa ambil saham jikalau gagal bayar. Dalam bisnis tambang, umumnya pemilik PI mendapat jatah dari produksi tambang tampa harus keluar uang bayar pajak atas konsesi tambang itu. Dalam hal tambang di Papua itu, Rio Tinto mendapat jatah sebesar 40% dari produksi tambang dan 60% nya untuk Freeport. Dari 60% ini Freeport harus keluar uang untuk bagi hasil kepada pemerintah, bayar pajak, bayar uang politik dan lain sebagainya.

Jadi dalam bisnis tambang, memang pemegang saham Freeport hanya mengelola konsesi politik sambil tidur tiduran menikmati hasil tanpa keluar dana dan resiko. Semua resiko investasi dibayar oleh Rio Tinto dan semua jalan masuk tekhnologi dimiliki oleh Rio Tinto. Freeport Mc Moran hanya digunakan nama dan jalan masuk politiknya saja. Makanya perundingan dengan Freeport semenjak tahun 2011 selalu menemui jalan buntu. Mereka gunakan segala macam cara semoga bisa bertahan. .Itu sebabnya Jokowi focus kepada Rio Tinto untuk menguasai saham 51% lewat pembelian Participation Interest (PI). Ya deal dengan bandar lebih baik daripada deal dengan broker. Ternyata ampuh menciptakan Freeport dalam posisi Nato ( No alternatif to objection ). Smart deal. Mengapa? tentu Rio lebih nyaman deal dengan pemilik lahan daripada pemegang lisensi lahan. Business as usual.

Kesimpulan.
Pembiayaan pengambil alihan saham Freeport melalui pembeli Hak PI yang dimiliki oleh Rio Tinto yaitu smart. Ini murni financial engineering di pasar uang yang sophisticated. Yang penting divestasi saham ini tidak dijamin oleh negara dan tidak menggadaikan asset Inalum berserta anak perusahaannya. Pembayaran saham FI melalui right issue sehingga tidak ada capital gain bagi Freeprot McMoran. Semua hasil right issue digunakan untuk meningkatkan modal FI. Meningkatkan kemampuan financial FI untuk Capex dan Opex. Tadinya indonesia besar lantaran penduduk dan alamnya. Tapi sekarang Indonesia besar lantaran dapat dipercaya nya. Bagaimanapun Jokowi provent sebagai pemimpin berkelas dunia dan smart dalam menuntaskan kesalahan masa kemudian dengan cara cara yang bermartabat.

Jadi sukses menarik utang diluar sistem gadai itu hanya bisa dilakukan oleh orang keren. Kalau negara, ya negaranya keren. Kalau perusahaan ya perusahaan itu keren. Uang bukan lagi hambatan untuk berkembang. Tetapi uang ikut kemana langkah di ayun untuk berkembang lantaran waktu. istilah Jokowi, money follow program. Kuncinya yaitu trust. Trust dalam dunia bisnis bekerjasama dengan attitude. Makanya change your attitude then financial resource will follow you. Orang yang menganggap utang itu angker lantaran persepsi mereka ibarat berutang kepegadaian, atau ke bank dengan cara konvensional. Ya mindset conventional, mindset terbelakang, mindset orang kebanyakan, mindset inferior complex. 



Sumber https://culas.blogspot.com/

Industri Pengolahan Sawit.


Ada ratifikasi bersahaja dari Jokowi prihal menurunnya Elektabilitas nya di Sumatera khususnya di Riau , Jambi, Sumatera Selatan. Penyebabnya  alasannya harga Sawit dan karet jatuh di pasar dunia. Kejatuhan harga tersebut di manfaatkan oleh lawan politik nya untuk menjatuhkannya. Padahal kejatuhan harga itu bukan alasannya kebijakan Jokowi tetapi memang pasar dunia sedang berubah. Tidak ada negara yang bisa mengendalikan harga pasar. Ini murni faktor bisnis. Harga karet alam jatuh alasannya minyak dunia jatuh. Otomatis karet sintetis yang merupakan hasil dari turunan minyak mentah juga turun harganya. Selagi harga karet sintetis lebih murah dari harga karet alam maka pembeli cenderung membeli karet sintetis. Begitupula jika harga minyak  tinggi, karet sitentis juga akan naik dan orang beralih ke karet alam.

Namun permasalahan jatuhnya harga CPO dan karet merupakan kesalahan design  industri pengolahan materi baku semenjak puluhan tahun. Secara bisnis, pemilik perkebunan terbesar di Indonesia tidak lebih  sepuluh perusahaan. Mereka dikenal sebagai konglomerat yang tumbuh kala Soeharto. Orientasi mereka bukan kepada industri tetapi lebih kepada rente bisnis. Menjual materi baku tanpa berharap nilai tambah dari industri pengolahan. Ini cara gampang meningkatkan laba dengan cepat disaat harga komoditas tinggi. Dan ketika harga turun mereka juga menentukan menekan produksi tanpa berpikir mendirikan sendiri industri pengolahan. Barulah di kala Reformasi muncul industri pengolah Sawit hingga ke downstream seperti  oleokimia dasar dan Biodisel. 

Downstream CPO diantaranya  fatty alcohol ethoxylate (FAE) ialah Industri surfaktan. Surfaktan sanggup diklasifikasikan berdasarkan aplikasinya ibarat deterjen, biro pengemulsi, biro pendispersi dan biro berbusa. Industri deterjen ialah konsumen utama FAE. Secara umum, surfaktan dari asam lemak dan minyak lebih unggul di pasaran. Kosmetik dan farmasi FAE salah satu produk dari materi baku minyak sawit non CPO mempunyai sifat gampang menyerap di kulit dan dipakai eksklusif dalam krim, lilin dan lotion. Pada industri farmasi minyak dan lemak dipakai sebagai emolien, penghilang rasa sakit dan senyawa aktif dalam perawatan penyakit kulit. Industri tekstil FAE dipakai sebagai komposisi aktif dalam biro anti penguapan yang dipakai dalam industri tekstil. Belum lagi biodisel dan Artikel Babo. Kaprikornus luas sekali industri turunannya.

Pemain utama untuk industri  oleokimia dasar 9 perusahaan dengan kapasitas 1.599.700 Ton. yang terdiri dari  PT. Musim Mas (kapasitas 450.000 Ton/tahun; PT. Ecogreen (419.000 Ton/tahun); PT. Nubika Jaya (150.000 Ton/tahun); PT. Wilmar Nabati Indonesia (132.000 Ton/tahun); PT. Domba Mas (104.600 Ton/tahun); PT. Sumi Asih 101.000 (Ton/tahun); PT. Cisadane Raya (100.000 Ton/tahun); PT. Soci Mas ( 88.000 Ton/tahun); dan PT. Flora Sawita (55.100 Ton/tahun).  

Sedangkan pemain besar atau major player dari industri biodiesel ialah PT. Wilmar Bioenergy Indonesia Dumai , Riau (1.300.000 Ton/tahun); PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik, Jatim (1.300.000 Ton/tahun); PT. Musim Mas Batam, Kepri (615.000 Ton/tahun); PT. Ciliandra Perkasa , Dumai Riau (250.000 Ton/tahun); PT. Cemerlang Energi Perkasa, Dumai Riau (250.000 Ton/tahun); PT. Musim Mas Medan ( 235.000 Ton/tahun); PT. Pelita Agung Agri Industries Bengkalis Riau (200.000 Ton/tahun); PT. Multi Biofuel Indonesia, Kalsel (160.000 Ton/tahun); PT. Darmex Biofuels, Cikarang Jabar (150.000 Ton/tahun); PT. Anugerah Inti Gemanusa, Gresik Jatim (120.000 Ton/tahun); PT. Sumi Asih Oleo Chem, Bekasi Jabar (100.000 Ton/tahun). Total kapasitas terpasang untuk industri biodiesel pada tahun 2013 ialah 4.977.000 Ton/tahun.

Nah bandingkan kapasitan produksi industri oleokimia dasar dan biodiesel dengan produksi CPO  27,75 juta ton pada tahun 2013 yang setiap tahun meningkat rata rata 6%. Artinya 80% CPO di ekspor untuk kebutuhan industri downstream di China, Eropa dan India. Makanya jangan kaget bila  harga CPO ditentukan oleh pasar dunia. Sementara harga produk downstream CPO setiap tahun terus naik dan  ajakan akan fatty acid dan fatty alcohol setiap tahun naik 4%. Kaprikornus bisa di simpulkan bahwa kita punya peluang besar untuk menjadi penghasil downstream CPO alasannya bagaimanapun minyak inti kelapa sawit jumlahnya berlimpah, harganya murah, dan komposisi asam lemaknya mirip dengan lemak hewani dan minyak kelapa. Lantas mengapa pertumbuhan industri downstream CPO rendah dibandingkan dengan Malaysia ? Peryebabnya ialah sebagai berikut :

Pertama, Indonesia belum sepenuhnya menguasai tekhnologi downstream CPO. Saat kini yang populer penguasa tekhnologi hanya dua yaitu Lurgi (Jerman) dan Davy (Inggris). Untuk mendirikan pabrik dengan kapasitas besar bagaimanapun investor butuh jaminan dan licensi dari pemilik tekhnologi, dan itu tidak mudah! Ini tantangan bagi insinyur teknik kimia Indonesia. Pemerintah juga harus lebih besar menyediakan dana riset untuk tekhnologi ini. Kita harus berusaha menjadi yang terdepan dalam teknologi pemrosesan oleokimia berbasis minyak sawit, alasannya kita lah negara penghasil terbesar minyak sawit. 

Kedua, keterbatasan akan energi  atau  listrik. PLN tidak bisa menyediakan listrik untuk pabrik dengan kapasitas ratusan ribu Ton setahun. Mau tidak mau investor harus bangun pembangkit listrik sendiri ( IPP), Disamping investasinya besar dan juga tidak gampang mendapat fuel GAS. Maklum sebagian besar gas kita impor. Karena produksi LNG dalam negeri semua di ekspor. Umumnya hitungan investor menjadi tidak layak jika pembangun industri termasuk menyediakan sendiri listrik. Belum lagi untuk menjamin supply materi baku, industri juga harus menyediakan sarana logistik berupa pelabuhan dan kapal. Kaprikornus benar benar padat modal yang  tentu akan memangkas IRR proyek. Kalau sudah begitu , investor lebih cenderung untuk jual materi baku daripada pusing mengolahnya dengan investasi besar. Makanya pemain bisnis downstream tidak banyak di Indonesia walau peluangnya besar.

Ketiga , kurangnya insentif dari pemerintah. Walau duduk masalah ini tidak begitu significant mendorong orang berinvestasi di downstream CPO namun bagaimanapun pengaruhnya cukup besar. Hanya di kala sebelumnya insentif pemerintah belum begitu exciting. Baru di kala Jokowi lah insentif itu mulai memperlihatkan efek besar. Salah satunya yang menjadi kesempatan untuk industri oleokimia ialah terbitnya regulasi kemudahan investasi melalui Peraturan Menteri Keuangan 35 tahun 2018 yang mengatur kemudahan kemudahan pengurangan pajak penghasilan tubuh alias tax holiday. Singkatnya, jika terdapat investasi gres dengan nilai diatas Rp 500 miliar, akan diberi kemudahan tax holiday sesuai jangka waktu yang diterapkan melalui PMK tersebut. Maklum investasi pada industri oleokimia memang menghabiskan biaya yang besar. Setidaknya diharapkan investasi Rp 10 miliar per ton untuk bangun oleokemia untuk produk fatty acid dan fatty alcohol.

Atas hambatan tersebut diatas bagaimana solusinya ? berdasarkan saya, pemerintah harus turun tangan eksklusif menyelesaikannya. Tidak bisa lagi diserahkan kepada swasta atau 9 pemain utama itu. Mereka sudah nyaman dengan keadaan yang ada. Sementara jutaan petani meradang alasannya harga jatuh dan hidup mereka dipertaruhkan diatas lahan yang mereka olah. Sudah seharusnya pemerintah membentuk Badan Usaha Milik Negara yang khusus dibidang refinery untuk menghasilkan produk downstream CPO secara luas. Pendiriannya bisa dipusatkan di satu tempat misal di Kaltim atau Riau di tempat KEK. Karena terusan kepada sumberdaya yang besar pada pemerintah,  tentu akan bisa menyediakan semua sarana ibarat Pembangkit listrik, logistik ibarat pelabuhan, kapal , storage dan tekhnologi. 

Dengan demikian harga tidak  lagi tergantung dengan harga international. Hukum demand and supply akan bekerja efektif. BIla supply CPO kita kurangi alasannya kebutuhan industri downtream dalam negeri maka otomatis harga international akan naik , yang juga akan mendongkrak harga downstream CPO. Saya yakin di KEK dimana Pusat industri oleokimia di bangun akan tumbuh industri hilir yang memproduksi sabun, deterjen, kosmetik, pharmasi dan lain lain. Maklum industri hilir akan berusaha membangun pabrik mendekati lokasi industri hulu. Secara bisnis , pendirian BUMN khusus industri downstream CPO ini sangat feasible . Karena disamping nilai tambah yang sangat tinggi. Bila pada tahun 2017, nilai ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 22,97 miliar dollar AS maka jika 80% CPO diolah dalam industri downstream maka nilainya bisa 5 kali lipat atau USD 100 miliar atau Rp. 1400 triliiun. Ini tidak termasuk nilai tambah dari adanya industri hilir. 

Sumber https://culas.blogspot.com/

Kejahatan Korporasi.



Pemerintah berkomitmen mencegah tindak pidana korupsi melalui Perpres 54/2018 perihal Strategi Nasional Pencegahan Korupsi. Dengan  demikian maka terbentuklah Timnas Pencegahan Korupsi. Namun tidak menghilangkan tugas KPK. Justru tugas KPK, pencegahan korupsi akan semakin efektif.  Ada empat pokok dalam Perpres itu yaitu tataniaga dan perizinan, keuangan negara, reformasi dan birokrasi, serta penegakan hukum. Salah satu yang sanggup menyasar kepada kajahatan korporasi yaitu tata niaga, perizinan dan keuangan negara. Adanya Perpres ini maka pencegahan terhadap masalah korupsi korporasi menjadi babak gres sepanjang sejarah pemberantasan korupsi di Indonesia. Ini semakin mengambarkan bahwa pemberatasan korupsi memang di design secara menyeluruh, namun tidak mudah. Karena duduk kasus politik yang suka tidak suka bersinggungan dengan bisnis. Makanya jangan kaget bila Perpres ini yang sudah dirintis dari tahun 2016, gres rampung pada Juli tahun ini. Butuh 2 tahun untuk sanggup di tanda tangani.

Bagaimana dampaknya terhadap masalah kasus yang sudah di tangani KPK yang bersinggungan dengan korporasi ? Kemungkinan sesudah kasusnya diputuskan Hakim Tipikor akan menyasar kepada pihak korporasi/ Swasta. Dari sahabat lawyer, saya dengar bahwa salah satu administrator BUMN tersangkut masalah lelang proyek Pembangunan Rumah Sakit Khusus Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana. Padahal masalah ini terjadi tahun 2009. Dan beliau bukan pelaku alasannya yaitu BUMN bukan sebagai pemenang lelang tetapi hanya sebagai sub kontraktor dari pemenang lelang.  Secara aturan tentu yang bertanggung jawab yaitu main kontraktor. Siapa main kontraktornya ? PT Duta Graha Indah Tbk (DGI). Namun dengan adanya Perpres 54/2018 maka pihak lain yang tersangkut masalah ini secara tidak eksklusif ibarat konspirasi sanggup di usut oleh KPK. Nah perhatikan kronologis kasusnya.

Pada awal 2009 bertempat di kantor Anugerah Group, Dudung Purwadi selaku administrator utama PT DGI menghadiri pertemuan atas seruan Muhammad Nazarudin ( salah satu Elite Partai Demokrat ). Pertemuan dihadiri juga oleh perwakilan beberapa tubuh perjuangan milik negara bidang konstruksi di antaranya PT Adhi Karya, PT Pembangunan Perumahan, Waskita Karya, dan PT Nindya Karya. Dalam pertemuan tersebut, Nazaruddin memberikan bahwa Anugerah Group sedang berupaya mendapatkan anggaran untuk beberapa proyek konstruksi di dewan perwakilan rakyat guna dibagikan kepada perusahaan-perusahaan yang hadir.  Nazaruddin meminta BUMN dan PT DGI nantinya saling membantu dalam proses pelelangan sejumlah proyek. Artinya apabila salah satu perusahaan sudah diarahkan menjadi pemenang, maka perusahaan lain harus bersedia menjadi pendamping lelang, dan begitu juga sebaliknya. Ya semacam konspirasi lendir untuk menjarah uang negara lewat proyek APBN. Bagaimana tidak. PT NKE bersama M Nazar, Made Meregawa selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) dan Dudung Purwadi selaku Dirut PT NKE mengatur proses lelang untuk memenangkan PT NKE. Nah, Dalam kesepakatan, pihak Anugerah Group yang akan atur proses lelang harus diberikan fee sebesar 15 persen dari nilai biaya riil proyek. Hebat kan. 

Modus konspirasi juga dilakukan oleh PT NKE/DGI  pada proyek penyedia barang dan atau jasa atas beberapa proyek pembangunan lain, diantaranya yaitu,  Proyek Gedung Wisma Atlet Jakabaring di Palembang, dengan jumlah laba Rp42,71 miliar. Proyek Gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mataram, Provinsi NTB, yang jumlah laba mencapai Rp23, 9 miliar. Proyek pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya, Provinsi Jawa Timur, dengan jumlah laba Rp 44,536 miliar. Proyek Gedung RSUD Sungai Dareh di Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat, dengan jumlah laba Rp20,5 miliar. Proyek Gedung Cardiac di RS Adam Malik Medan, dengan jumlah laba Rp4 miliar, Proyek Gedung BP2IP Surabaya, Jawa Timur, dengan laba Rp44,5 miliar. Proyek Paviliun RS Adam Malik Medan dengan jumlah laba Rp2,16 miliar. Proyek Rumah Sakit Tropis Universitas Airlangga, Surabaya, pada 2009 dan 2010, dengan jumlah laba Rp77,4 miliar.

Nah, bulan lalu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK telah menuntut PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (NKE), yang sebelumnya berjulukan PT Duta Graha Indah Tbk (DGI) dengan pidana denda Rp1 miliar dan membayar uang pengganti Rp188,7 miliar di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Kebetulan ketika masalah itu terjadi, Presiden Komisaris PT. Duta Graha Indah Tbk (DGI) yaitu Sandiaga Uno. Tahun kemudian Mei 2017, Sandi menjalani investigasi sebagai saksi KPK untuk mantan Direktur Utama PT DGI, Dudung Purwadi. Dudung sendiri sudah mendekam di Rumah Tahanan Pomdam Jaya, Guntur, Setiabudi, Jaksel. Dia ditahan semenjak 6 Maret 2017. Namun dalam kesaksian Sandi ini ada dua hal yang saya pertanyakan dan sekaligus saya kritisi ( semoga saya salah ). 

Pertama, Sandi dengan tegas menyampaikan bahwa sebagai komisaris DGI , beliau tidak pernah ada laporan spesifik mengenai kinerja proyek. Tapi hanya dilaporkan sesuai dengan prosedur korporasi sebagai perusahaan yang sudah go public. Ia pun mengaku tidak pernah mendapatkan laporan soal laba sebesar Rp49,010 miliar dari proyek tersebut. Tidak pernah dilaporkan dan tidak pernah menerima persetujuan dari beliau sebagai komisaris. Menurut saya agak aneh, bagaimana mungkin seorang pengusaha terpelajar ibarat Sandi hingga tidak tahu jalannya perusahan. Apalagi perusahaan yang sudah go publik. Kan ada SOP antara Direksi dan Komisari, yang berkaitan laporan secara terjadwal tiga bulanan.

Menurut kesaksian dari Nazaruddin, perundingan soal fee atas proyek tersebut beliau bicarakan eksklusif kepada Sandiaga Uno. Tapi kesaksian dari Sandi dihadapan KPK dengan tegas menyampaikan bahwa beliau tidak pernah mengenal Muhammad Nazaruddin bendahara Partai Demokrat. Secara logika bisnis ,hampir semua negoasiasi soal fee dalam jumlah besar, tidak pernah direksi berani jalan sendiri apalagi perusahaan sudah go publik. Dan lagi Muhammad El Idris, Manajer Pemasaran PT DGI menawarkan uang suap Rp 4,67 miliar biar menjadi pemenangan dalam proyek Wisma Atlet, pada ketika persidangan waktu itu, tersiar korelasi Sandi dengan El Idris merupakan korelasi keponakan dan paman. Masak iya sih ponakan berani melawan paman?

Di lingkungan saya juga sahabat sahabat pengusaha,punya standar yang sama bahwa semua komitmen fee kepada rekanan konsultan harus sepengetahuan komisaris. Apalagi berkaitan dengan suap. Harus komisaris tahu. Mengapa ? alasannya yaitu tanggung jawab komisaris itu memastikan direksi menjalankan perusahaan dengan baik dan taat hukum. Kalau saya, terperinci saya tolak. Pelanggaran soal suap yaitu berhenti. Tidak ada istilah komisaris sanggup mengelak tanggung jawab hukum. Mungkin aturan pidana sanggup terhindar tapi aturan moral , habis itu. Artinya secara moral komisaris gagal mengelola direksi bekerja dengan baik. Sandi mengtakan bahwa “Saya menjelaskan secara rinci dan menawarkan keyakinan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut melanggar aturan dan tidak pernah dilaporkan atau mendapatkan persetujuan dari komisaris,” Pertanyaan nya mengapa Sandi tidak ejekan somasi perdata terhadap Direksi tersebut bila benar mereka melaksanakan perbuatan tanpa sepengetahuan dia. Mengapa tidak melaporkan kepolisi atas masalah perbuatan melanggar aturan yang dilakukan direksi ? Mengapa justru mengundurkan diri ? Kaprikornus engga perlu orang ahli secara aturan untuk mengetahui kebenaran atas kesaksian dia. Namun ketika itu belum ada Perpres 54/2018 sehingga belum sanggup di jadikan suspect pelanggaran hukum.

Kalau melihat masalah ini, keliatannya akan terus bergulir. Ini yang kedua kali Sandi jadi saksi. Dulu , petama tahun 2013, dan kemudian tahun 2017. Nah dengan Perpres 54/2018, masalah ini akan jadi ajang pertaruhan dapat dipercaya KPK dan TimNas Pencegahan Korupsi. Kita lihat nanti sejauh mana tajamnya pedang Perpres 54/2018 itu. Akankah KPK sanggup memanggil Sandiaga Uno yang sekarang calon wakil presiden (Cawapres) untuk menjadi saksi dalam sebuah masalah korupsi korporasi, dan bukan mustahil jadi tersangka? 



Sumber https://culas.blogspot.com/

Rumus Identitas Trigonometri

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Identitas Trigonometri, Tanpa panjang lebar lagi yo banking company gibe it out !

Rumus Identitas Trigonometri


Rumus Identitas Timbal Balik

cos α = 1/sec α
tan α = 1/cot α
csc α = 1/sin α
sec α = 1/cos α
cot α = 1/tan α

Identitas Pythagoras

sin2α + cos2α = 1
1 + tan2α = sec2α
1 + cot2α = csc2α

Identitas Quotient

tan α = sin α/cos α
cot α = cos α/sin α 

Cofunction Identitas

sin ((π/2) - α) = cos α
cos((π/2) - α) = sin α
tan((π/2) - α) = cot α
csc((π/2) - α) = s α
sec((π/2) - α) = csc α
cot((π/2) - α) = tan α

Identitas Sudut Negative

sin (-α) = - sin α
cos (-α) =  cos α
tan (-α) = - tan α
csc (-α) = - csc α
sec (-α) =   s α
cot (-α) = - cot α

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Saya sarankan baca juga artikel :
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.