Showing posts sorted by relevance for query rumus-cara-menghitung-diskonto. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query rumus-cara-menghitung-diskonto. Sort by date Show all posts

Rumus Cara Menghitung Diskonto

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Cara Menghitung Diskonto, Tanpa panjang lebar lagi yo banking venture represent it out !
Jika anda pernah meminjam uang ke banking venture pasti anda tau dengan istilah diskonto. Atau mungkin anda pernah meminjam uang ke bank, tapi anda tidak tau istilah diskonto ??? jika seperti itu berarti anda tidak perduli dengan istilah istilah perbankan, yang anda hanya perdulikan hanya uangnya saja :D. hehehe bercanda ya teman :).

Pengertian Diskonto

Diskonto adalah "bunga yang dibayarkan oleh peminjam pada saat meminjam pinjaman". Jadi bedanya dengan bunga yang lain, bunga diskonto ini langsung dibayarkan di awal, sehingga uang pinjaman yang kita dapatkan sudah terpotong dengan bunga diskonto tersebut.

Proses perhitungan diskonto menggunakan sistem bunga tunggal, sehingga untuk menghitung besarnya diskonto hampir sama dengan perhitungan besarnya bunga tunggal jika besarnya pinjaman dan persentase diskonto diketahui.

Besarnya nilai pinjaman pada sistem diskonto nilainya sama dengan jumlah modal yang harus dibayar saat jatuh tempo. Misalkan ada seseorang meminjam Rp.1.000.000,00 dengan diskonto 2% tiap bulan, maka diskontonya :
bunga diskonto = 2% x Rp.1.000.000,00 tiap bulan = Rp.20.000,00.

Jika pinjaman akan dikembalikan pada one bulan yang akan datang, maka di awal pinjaman orang tersebut hanya menerima :
Uang yang diterima = Rp.1.000.000,00 - Rp.20.000,00 = Rp.980.000,00
Dan satu bulan yang akan datang dia harus membayar Rp.100.000,00
Jika pinjaman akan dikembalikan iii bulan yang akan datang, maka di awal pinjaman orang tersebut hanya menerima = Rp.1.000.000,00 - (3 x Rp.20.000,00) = Rp.940.000,00
Dan tiga bulan yang akan datang ia harus membayar Rp.100.000,00

Rumus Diskonto 

Keterangan :
D : Bunga diskonto
one thousand : Besar Pinjaman
i : Besar persentase bunga pinjaman
t : Lamanya meminjam

Rumus di atas juga berlaku untuk diskonto i%/tahun dan akan dikembalikan setelah t tahun. Bagaimanakah diskonto i%/bulan dan akan dikembalikan dalam t tahun atau diskonto i%/tahun akan dikembalikan dalam t bulan ....????
Nilai diskonto untuk besarnya pinjaman one thousand dengan suku bunga i%/tahun, adalah :
lalu bagaimanakah menentukan nilai diskontonya jika yang diketahui besarnya modal yang diterima peminjam (Mt) dan i% diskonto ? Jika hal itu terjadi, maka nilai diskontonya adalah :

Contoh soal :

Pinjaman sebesar Rp.3.000.000,00 dengan sistem diskonto 3%/bulan dan akan dikembalikan setelah v bulan. Tentukan :
  1. Nilai diskonto!
  2. Modal yang diterima peminjam!
Jawab :
Diketahui :
one thousand =  Rp.3.000.000,00
i = 3% = 0,03
t = v bulan
Maka :
  1. D = one thousand x i x t
    D = Rp.3.000.000,00 x 0,03 x 5
    D = Rp.3.000.000,00 x 0,03 x 5
    D = Rp.450.000,00
    Jadi nilai diskontonya adalah Rp.450.000
  2. Mt = one thousand - (M x i x t)
    Mt = Rp.3.000.000,00 - Rp.450.000
    Mt = Rp.2.550.000,00
    Jadi Modal yang diterima peminjam adalah sebesar Rp.2.550.000,00
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi artikel ini adalah dari buku matematika smk penjualan dan akuntansi karangan To'ali

Cara Menghitung Anuitas Dibulatkan

Apa kabara guys??
Semoga kabar baik ya.... :D
Kali ini gw bakalan posting artikel buat parapelajar atau siapa pun dh yang butuh artikel gw
y udah simak yah guys !!!!!!
Anuitas yang dibulatkan
Dalam teransaksi perbankan, pembayaran pinjaman baik menggunakan sistem anuitas maupun lainnya nilainya bulat. Oleh karena itu, biasanya anutias dibulatkan ke atas atau ke bawah dengan kelipatan berdasarkan persetujuann si penerima hutang dengan pihak perbankan, dengan tujuan agar pembayaran mudah untuk dilaksanakan. Misalkan anuitas di bulatkan ke atas atau ke bawah dengan kelipatan Rp1.000,00 atau Rp.100,00 dan lain-lain.
Jika anuitas dibulatkan ke atas maka terjadilah kelebihan pembayaran. Sebaliknya jika anuitas dibulatkan ke bawah, maka akan terjadi kekurangan pembayaran. kelebihan ataupun kekurangan pembayaran tersebut akan dihitung pada pembayaran auitas terakhir.

Anuitas dibulatkan ke atas

Setiap bilangan yang akan dibulatkan ke atas dalam puluhan, ratusan, ribua, puluhan ribu, dan lain-lain selalu ditambah satu dari nilai sebelumnya.

Lambang untuk pembulata anuitas ke atas adalah : AN+

Contoh :
Hasil perhitungan nilai anuitas diperoleh AN = Rp.2.351.405,78
Bulatkan anuitas diatas dalam puluhan ke atas :

Jawab:
AN = Rp.2.351.410,00

Rumus nilai lebih :
 NL = ( A1+A1 x daftar nilai akhir rente kolom i% baris (n-1)-M)
Adapun rumus lain dengan catatan
 NL = L+L x Daftar nilai akhir rente kolom i% baris (n-1)
Maka rumus besarnya anuitas terakhir adalah :
 At = AN-NL

Keterangan :
NL = Nilai Lebih
A1 = Angsuran 1
AN+ = Anuitas di bulatkan ke atas
AN = Anuitas
L = (AN+) - AN
At = Anuitas terakhir

Contoh :
Suatu pinjaman Rp.20.000.000,00 akan dilunasi dengan anuitas tahunan dengan suku bunga 6%/tahun selama xx tahun. Jika pembayaran anuitas di bulatkann ke atas dalam puluha ribu, tentukan pembayaran anuitas terakhir !!!!!

Jawab :
Kita gunakan rumus NL = L+L x Daftar nilai akhir rente kolom i% baris (n-1) 
Dik :
M = 20.000.000
i    = 6%/tahun|
n   = xx tahun

AN = one one thousand x tabel anuitas kolom half dozen % baris ke 20
       = 20.000.000 x 0,087184557
       = 1.743.691,14
Dibulatkan puluhan ribu ke atas
AN+ = 1.750.000

L = (AN+) - AN
   = 1.750.000 - 1.743.691,14
   = 6.308,86

NL = L+  L x daftar nilai akhir rente kolom i% baris (n-1)
       = 
6.308,86 + 6.308,86 x daftar nilai akhir rente kolom 6% baris (19)
       = 
6.308,86 + 6.308,86 x 35,785591204
       = 232.075,14

At = AN - NL
     = 
1.743.691,14 - 232.075,14
     = 1.511.616,00


Anuitas dibulatkan ke bawah
Setiap bilangan yang akan dibulatkan ke bawah dalam puluhan, ratusan, ribuan, dan lain-lain tetap dari nilai sebelumnya.
Lambang untuk pembulatan anuitas ke bawah adalah : (AN-)

Contoh :
Hasil perhitungan nilai anuitas di peroleh AN = 4.357.895,78
Bukatkan anuitas di atas ke dalam puluhan ke bawah !
Jawab :
A- = 4.357.890,00

Rumus nilah kurang anuitas :
NK = M-(A1+A1 x daftar nilai rente kolom i% baris (n-1))

Rumus niali kurang anuitasjika K = AN - (AN-) :
NK = K+K daftar nilai akhir rente kolom i% baris (n-1)

Keterangan
NK = Nilai Kurang
A1 = Angsuran 1
AN- = Anuitas di bulatkan ke bawah
AN = Anuitas
K = AN - (AN-)


Untuk rumus anuitas terakhirnya sama seperti anuitas dibulatkan ke atas tadi Kemudian juga untuk contoh soal pembulatan anuitas ke bawah bisa kali cari sendiri soalnya kemudian praktekan sendiri untuk pengerjaan jika kalin bisa mengerjakan berarti kalin sudah faham guys :)
Baca juga artikel tentang :
So segini ajh dulu yah postingan saya
jangan lupa komennya yah guys !!!
asalamualaikum Good bye......

Menghitung Bunga Bank

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Menghitung Bunga Bank, Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern gibe it out !

1. Bunga Tunggal

Bunga tunggal adalah bunga yang diperoleh pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak mempengaruhi besarnya modal yang dipinjam. Perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung berdasarkan besarnya modal yang tetap, yaitu:
Bunga = suku bunga tiap periode x banyaknya periode x modal

Contoh secara sederhana yaitu Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga tunggal2%/bulan. Maka bunga tunggal setelah i bulan, ii bulan, dan five bulan dapat diketahui sebagai berikut:
Setelah i bulan besar bunga = 2% x i x Rp1.000.000,00 = Rp20.000,00
Setelah ii bulan besar bunga = 2% x ii x Rp1.000.000,00 = Rp40.000,00
Setelah five bulan besar bunga = 2% x five x Rp1.000.000,00 = Rp100.000,00

Dengan demikian rumus bunga tunggal yaitu:
Bunga : B = thou x i x t
Keterangan :
M: Modal
B : Bunga
i  : persentase bunga
t  : lamanya waktu

Jika suatu modal thou dibungakan dengan suku bunga tunggal i% tiap tahun, maka berlaku:
Setelah t tahun besarnya bunga
B = thou x i x t/100
Setelah t bulan besarnya bunga (1 tahun = 12 bulan)
B = thou x i x t/120
Setelah t hari besarnya bunga (untuk i tahun = 360 hari )
B= thou x i x t/36000
Setelah t hari besarnya bunga (untuk i tahun = 365 hari)
B= thou x i x t/36500

Maka Rumus Modal Akhir :
Ma = thou + B

Keterangan :
Ma : Modal akhir
M  : Modal
B   : Bunga

2. Bunga Majemuk

Apabila bunga yang dibebankan untuk setiap periode (satu tahun, misalnya) didasarkan pada sisa pinjaman pokok ditambah setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode, maka bunga itu disebut bunga majemuk atau bunga berbunga (compound interest)
Secara sederhana rumus bunga majemuk dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabungan Novia Irianti di banking concern sebesar Rp1.000.000.00 dan banking concern memberikan bunga 10%/tahun. Jika bunga tidak pernah diambil dan dianggap tidak ada biaya administrasi bank. Tentukan jumlah bunga yang diperoleh X setelah modal mengendap selama three tahun.

Jawab:
Akhir tahun pertama, bunga yang diperoleh:
 B = suku bunga x modal
    = 10% x Rp1.000.000.00
    = Rp100.000,00
Awal tahun ke dua, modal menjadi:
M2= thou + B= Rp1.000.000,00 + Rp100.000,00= Rp1.100.000,00

Akhir tahun ke dua, bunga yang diperoleh :
B2 = suku bunga x modal
     = 10% x Rp1.100.000,00
     = Rp 110.000,00

Awal tahun ke tiga modal menjadi:
M3 = M2 + B = Rp 1.100.000,00 + Rp 110.000,00 = Rp 1.210.000,00
Akhir tahun ke tiga, bunga yang diperoleh :
B3 = suku bunga x modal
      = 10% x Rp1.210.000,00
      = Rp 121.000,00

Jadi jumlah bunga yang diperoleh setelah mengendap tiga tahun = Rp100.000,00 + Rp110.000,00 + Rp121.000,00 = Rp331.000,00.

Jadi dapat disimpulkan jika suatu modal thou dibungakan dengan bunga majemuk i% periode selama n periode maka modal akhir:

Rumus bunga majemuk :
Mn = thou ( i + i )n

Keterangan :
Mn : Modal ke-n
M   : Modal awal
i     : Suku bunga
n    : Lamanya waktu

3. Contoh Soal dan Penyelesaian Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
1. Pak Tri memiliki modal di Bank Rp1.000.000,00 dibungakan dengan bunga tunggal selama three tahun dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan bunga yang diperoleh dan modal setelah dibungakan!
Diketahui : M = Rp1.000.000,00
i = 18%/tahun
t = three tahun
Ditanya : B = ?
Ma = ?

Jawab : B = thou x i x t
              = Rp1.000.000,00 X xviii X 3
              = Rp540.000,00
Ma = thou + B
      = Rp1.000.000,00 + Rp540.000,00
      = Rp 1.540.000,00
Jadi modal akhir yang diterima yaitu Rp 1.540.000,00

2. Handi Satrio menanam modal sebesar Rp.200.000,00 dengan bunga majemuk 5%. Berapakah besar modal setelah ii tahun?
Penyelesaian:
Diketahui : M = Rp.200.000,00
i = five %
t = ii tahun
Ditanya : M2=?
Jawab : Mn = thou ( i + i )n
              M2 = Rp.200.000,00 (1 + 5%)2
                   = Rp 220.500,00
Jadi modal yang diperoleh setelah ii tahun sebesar Rp 220.500,00

Cara Menghitung Tabel Pelunasan Anuitas

Guys kali ini gw bakala posting artikel lanjutan postingan gw kmrn nih
Simak yua!!!!
Untuk memberikan gambaran bagi peminjam terhadap rencana pelunasannya, biasanya di gunakan tabular array pelunasan anuitas dan biasanya anuitas yang di cantumkan dalam tabular array merupakan anuitas pembulatan.

Contoh :
Suatu pinjaman Rp.10.000.000,00 akan dilunasi dengan anuitas tahunan dengan suku dalam bunga 12%/ tahun selama eight tahun. Jika pembayaran anuitas dibulatkan ke atas dalam ratusan ribu, tentukan:
a.       Besarnya anuitas!
b.      Tebel rencana pelunasan anuitas
c.       Pembayaran anuitas terakhir
Jawab :
grand = Rp.10.000.000,00
i   = `12%/tahun = 0,12/tahun
n   = eight tahun

a. AN = M.i/(1-(1+i)-n
           = 10.000.000 x 0,12 /(1-(1+0,12)-8
           = 1.200.000/(1 - 1,12)-8
           = 1.200.000/1 – 0,203883228
           = 2.013.028,41
Jika dibu;atkan ke atas dalam ratusan ribu, maka A+ = Rp.2.100.000,00
b. Tabel rencana pelunasan anuitas :

Tahun
Ke
Pinjaman Awal Tahun
Anuitas A+ = Rp.2.100.000,00
Sisa Pinjaman Akhir Tahun
Bunga (12%)
Angsuran
1
Rp.10.000.000,00
Rp.1.200.000,00
Rp.   900.000,00
Rp.   9.100.000,00
2
Rp.   9.100.000,00
Rp.1.092.000,00
Rp.1.008.000,00
Rp.   8.092.000,00
3
Rp.   8.092.000,00
Rp.    971.040,00
Rp.1.128.960,00
Rp.   6.963.040,00
4
Rp.   6.963.040,00
Rp.    835.564,80
Rp.1.264.435,20
Rp.   5.698.604,80
5
Rp.   5.698.604,80
Rp.    683.832,58
Rp.1.416.167,42
Rp.   4.282.437,28
6
Rp.   4.282.437,28
Rp.    513.892,49
Rp.1.586.107,51
Rp.   2.696.329,86
7
Rp.   2.696.329,86
Rp.    323.559,58
Rp.1.776.440.42
Rp.      919.889,44
8
Rp.      919.889,44
Rp.    110.386,73
Rp.    919.889,44
0
Keterangan table:

·         Pinjaman awal tahun ke-2 = sisa pinjaman akhir tahun ke-1

Pinjaman awal tahun ke-3 = sisa pinjaman akhir tahun ke-2, dan seterusnya.

·         Bunga+angsuran masing-masing kelas = anuitas hasil pembulatan (A+), kecuali pada baris terakhir (baris ke-8)

  Sisa pinjaman akhir tahun ke-1 = Pinjaman awal tahun ke-1 – angsuran ke-1

  Sisa pinjaman akhir tahun ke-2 = Pinjaman awal tahun ke-2 – angsuran ke-2

·         Angsuran terakhir = Pinjaman awal tahun terakhir.

c.  Pembayaran anuitas terakhir = Rp.110.386,73 + Rp.919.889,44 = Rp.1.030.276,17

Nah guys segini dulu yah materi dari gw.
Baca juga artikel tentang :
oh iyh jgn lupa komennya yah guys!!!!
Assalamualaikum Bye bye.........

Cara Menghitung Tabel Pelunasan Anuitas

Guys kali ini gw bakala posting artikel lanjutan postingan gw kmrn nih
Simak yua!!!!
Untuk memberikan gambaran bagi peminjam terhadap rencana pelunasannya, biasanya di gunakan tabular array pelunasan anuitas dan biasanya anuitas yang di cantumkan dalam tabular array merupakan anuitas pembulatan.

Contoh :
Suatu pinjaman Rp.10.000.000,00 akan dilunasi dengan anuitas tahunan dengan suku dalam bunga 12%/ tahun selama eight tahun. Jika pembayaran anuitas dibulatkan ke atas dalam ratusan ribu, tentukan:
a.       Besarnya anuitas!
b.      Tebel rencana pelunasan anuitas
c.       Pembayaran anuitas terakhir
Jawab :
grand = Rp.10.000.000,00
i   = `12%/tahun = 0,12/tahun
n   = eight tahun

a. AN = M.i/(1-(1+i)-n
           = 10.000.000 x 0,12 /(1-(1+0,12)-8
           = 1.200.000/(1 - 1,12)-8
           = 1.200.000/1 – 0,203883228
           = 2.013.028,41
Jika dibu;atkan ke atas dalam ratusan ribu, maka A+ = Rp.2.100.000,00
b. Tabel rencana pelunasan anuitas :

Tahun
Ke
Pinjaman Awal Tahun
Anuitas A+ = Rp.2.100.000,00
Sisa Pinjaman Akhir Tahun
Bunga (12%)
Angsuran
1
Rp.10.000.000,00
Rp.1.200.000,00
Rp.   900.000,00
Rp.   9.100.000,00
2
Rp.   9.100.000,00
Rp.1.092.000,00
Rp.1.008.000,00
Rp.   8.092.000,00
3
Rp.   8.092.000,00
Rp.    971.040,00
Rp.1.128.960,00
Rp.   6.963.040,00
4
Rp.   6.963.040,00
Rp.    835.564,80
Rp.1.264.435,20
Rp.   5.698.604,80
5
Rp.   5.698.604,80
Rp.    683.832,58
Rp.1.416.167,42
Rp.   4.282.437,28
6
Rp.   4.282.437,28
Rp.    513.892,49
Rp.1.586.107,51
Rp.   2.696.329,86
7
Rp.   2.696.329,86
Rp.    323.559,58
Rp.1.776.440.42
Rp.      919.889,44
8
Rp.      919.889,44
Rp.    110.386,73
Rp.    919.889,44
0
Keterangan table:

·         Pinjaman awal tahun ke-2 = sisa pinjaman akhir tahun ke-1

Pinjaman awal tahun ke-3 = sisa pinjaman akhir tahun ke-2, dan seterusnya.

·         Bunga+angsuran masing-masing kelas = anuitas hasil pembulatan (A+), kecuali pada baris terakhir (baris ke-8)

  Sisa pinjaman akhir tahun ke-1 = Pinjaman awal tahun ke-1 – angsuran ke-1

  Sisa pinjaman akhir tahun ke-2 = Pinjaman awal tahun ke-2 – angsuran ke-2

·         Angsuran terakhir = Pinjaman awal tahun terakhir.

c.  Pembayaran anuitas terakhir = Rp.110.386,73 + Rp.919.889,44 = Rp.1.030.276,17

Nah guys segini dulu yah materi dari gw.
Baca juga artikel tentang :
oh iyh jgn lupa komennya yah guys!!!!
Assalamualaikum Bye bye.........

Rumus Cara Menghitung Besar Penyusutan

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Cara Menghitung Besar Penyusutan, Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !
Tahukah anda apa itu penyusutan ???

Pengertian Penyusutan

Penyusutan atau dispersi adalah "berkurangnya nilai ekonomi suatu aktiva". Berkurangnya nilai tersebut biasanya disebabkan karena aus dipakai atau umur manfaatnya.
Agar prusahaan dapat tumbuh berkembang secara seimbang, maka salah satunya prusahaan tersebut perlu mengetahui atau memperkirakan penyusutan-penyusutan aktivanya secara baik dan tepat hingga pada gilirannya prusahaan dapat menggunakan hasil-hasil perkiraan ini sebagai dasar tidak lanjut operasional

Cara Menghitung Besar Penyusutan

Objek penyusutan aktiva prusahaan hanyalah pada aktiva tetap berwujud. Contohnya pada mesin produksi, penyusutan pada kendaraan operasional dan penyusutan aktiva tetap berwujud lainnya.
Ada beberapa cara atau metode untuk menentukan besarnya penyusutan dalam tiap-tiap periode, diantaranya :
  1. Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian
  2. Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun
  3. Metode satuan hasil produksi atau metode unit of measurement produksi
  4. Metode satuan jasa kerja aktiva
  5. Metode jumlah bilangan tahun
Ada beberapa faktor yang harus diperhitungkan untuk mempermudah penulisan di dalam menentukan besarnya penyusutan, diantaranya adalah :
  • A : Biaya perolehan aktiva yaitu besarnya biaya yang dikelurkan perusahaan untuk memperoleh aktiva sampai aktiva itu siap di operasikan
  • S : Perkiraan nilai sisa aktiva yaitu nilai taksir yang mungkin dapat diperoleh melalui aktiva yang sudah lewat masa pemakaiannya
  • r : Tingkat penyusutan atau persentase penyusutan
  • n : Umur manfaat / umur ekonomis aktiva dalam tahun
  • D : Beban penyusutan tiap periode

1) Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian

Berdasarkan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan tiap tahun  adalah tetap. Dengan rumus :
Untuk mencari besarnya r dapat dicari dengan rumus :

Contoh soal :

Sebuah aktiva dengan biaya perolehan sebesar Rp.14.000.000,00. Diperkirakan aktiva itu dapat dimanfaatkan selama half-dozen tahun dengan taksiran nilai sisanya Rp.2.000.000,00. Tentukan :
  1. Besarnya beban penyusutan tiap tahun!!!
  2. Persentase penyusutan per tahun!!!!
Jawab :
Dik :
H5N1 = Rp.14.000.000,00
due south = Rp.   2.000.000,00
n = half-dozen Tahun
Menggunakan metode garis lurus
maka :
  1. D = (A- S)/n
    D = (Rp.14.000.000,00- Rp.2.000.000,00)/6
    D = (12.000.000,00)/6
    D = Rp.2.000.000,00
    Jadi besarnya penyusutan tiap tahun adalah Rp.2.000.000,00
  2. r = (D/A) x 100%
    r = (Rp.2.000.000,00/Rp.14.000.000,00) x 100%
    r = 0,14 x 100%
    r = 14%
    Jadi besarnya persentase penyusutan tiap tahun adalah 14%

2) Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun

Metode saldo menurun dinamakan juga dengan declining remainder method. Di dalam metode ini besarnya beban penyusutan tiap-tiap tahun diperoleh dari perkalian tingkat penyusutan (r) dengan nilai buku awal tahun pada tahun yang bersangkutan. Rumu nilai buku pada tahun ke-n adalah :
Untuk mencari besarnya r dapat dicari dengan rumus :

Contoh soal :

Sebuah aktiva dengan biaya perolehan Rp.20.000.000,00. Setelah beroperasi selama half-dozen tahun ditaksir nilai sisanya Rp.5.000.000,00. Dengan menggunakan metode persentase tetap dari nilai buku, tentukan :
  1. Tingkat penyusutan tiap tahun!!
  2. Nilai buku atau harga aktiva pada akhir tahun ke-4!!!!
Jawab :
Dik :
H5N1 = Rp. 20.000.000,00
due south = Rp. 5.000.000,00
n = half-dozen Tahun
Menggunakan metode persentase tetap dari nilai buku
Maka :
  1. r = (1 -n√(S/A)) x 100%
    r = (1 -6√(Rp. 5.000.000,00/Rp. 20.000.000,00)) x 100%
    r = (1 -6√0,25) x 100%
    r = (1 - 0,7937) x 100%
    r = 20,63%
    Jadi tingkat penyusutan tiap tahunnya adalah 20,63%
  2. Sn = A(1 – r)n
    S4 = Rp. 20.000.000,00 (1 – 20,63%)4
    S4 = Rp. 20.000.000,00 x 0,79374
    S4 = Rp. 20.000.000,00 x 0,396849211
    S4 = Rp.7.936.984,22
    Jadi nilai buku pada akhir tahun ke - iv adalah Rp.7.936.984,22

3) Metode satuan hasil produksi atau metode unit of measurement produksi

Besarnya tingkat penyusutan menggunakan metode satuan hasil produksi dihitung berdasarkan tiap satuan hasil produksi (shp). Jika satuan aktiva dengan biaya perolehan sebesar A, masa manfaat selama n tahun, memproduksi sebanyak Q unit of measurement produksi (Q = q1 + q2 + q3 + ... +qn berturut -turut merupakan jumlah satuan hasil dari tahun pertama sampai dengan suku ke-n) dan nilai residu sebesar S, maka besarnya tingkat penyusutan r tiap satuan hasil produksi adalah :
Untuk nilai buku pada tahun ke-k bisa dicari dengan rumus :
Dan untuk mencari jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-k adalah :

Contoh soal :

Suatu aktiva dengan biaya perolehan Rp.25.000.000,00. Diperkirakan umur manfaat aktiva selama half-dozen tahun dengan jumlah produksinya 10.000 unit of measurement dan memiliki nilai sisa Rp.5.000.000,00. Jika jumlah produksi tiap tahun berturut-turut adalah 2.500 unit, 2.250 unit, 2.000 unit, 1.750 unit, 1.000 unit, dan 500 unit. Tentukan :
  1. Tingakat penyusutan tiap satuan produksi!
  2. Nilai buku pada akhir tahun ke-5!
Jawab :
H5N1 = Rp.25.000.000,00
n = half-dozen tahun
q1 = 2.500
q2 = 2.250
q3 = 2.000
q4 = 1.750
q5 = 1.000
q6 = 500
Q = q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6
Q =  2.500 + 2.250 + 2.000 + 1.750 + 1.000 + 500
Q = 10.000
due south = Rp.5.000.000,00
  1. r = (A - S)/Q
    r = (25.000.000,00 - 5.000.000,00)/10.000r = 20.000.000,00/10.000
    r = Rp.2.000
    Jadi Besarnya penyusutan tiap satuan produksi adalah Rp.2.000
  2. jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-5 :
    ΣD = r(q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6)
    ΣD = Rp.2.000(2.500 + 2.250 + 2.000 + 1.750 + 1.000)
    ΣD = Rp.2.000(9.500)
    ΣD = Rp.19.000.000,00
    Maka nilai buku pada akhir tahun ke v :
    Sk = H5N1 - ΣD
    Sk = Rp.25.000.000,00 - Rp.19.000.000,00
    Sk = Rp.6.000.000,00
    Jadi nilai buku pada akhir tahun ke-5 adalah Rp.6.000.000,00

 4) Metode satuan jasa kerja aktiva

Besarnya tingkat penyusutan menggunakan metode satuan jam kerja aktiva dihitung berdasarkan tiap satuan jam kerja aktiva. Jika suatu aktiva dengan biaya perolehan sebesar A, maka manfaat n tahun, berproduksi sebanyak Q jam kerja (Q = q1+q2+q3+q4+...+qn berturut-turut merupakan jumlah jam kerja aktiva dari tahun pertama sampai tahun ke-n) dan nilai residu sebesar S, maka besarnya tingkat penyusutan r tiap jam kerja aktiva adalah :
Untuk nilai buku pada tahun ke-k bisa dicari dengan rumus :
Dan untuk mencari jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-k adalah :

Contoh soal :

Suatu aktiva dengan biaya perolehan Rp.30.000.000,00. Diperkirakan umur manfaat aktiva selama vii tahun dengan pengoperasian mesin selama 40.000 jam dan memiliki nilai sisa Rp.6.000.000,00. Jika jumlah jam kerja aktiva tiap tahun berturut-turut adalah 10.000 jam, 8.500 jam, 6.000 jam, 5.500 jam, 5.000 jam, 3.000 jam, dan 2.000 jam.Tenttukan :
  1. Tingkat penyusutan tiap jam kerja aktiva !
  2. Nilai buku pada akhir tahun ke-6!
Jawab :
H5N1 = Rp.30.000.000,00
n = vii tahun
q1 = 10.000
q2 = 8.500
q3 = 6.000
q4 = 5.500
q5 = 5.000
q6 = 3.000
q7 = 2.000
Q = q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6 + q7
Q = 10.000 + 8.500 + 6.000 + 5.500 + 5.000 + 3.000 + 2.000
Q = 40.000
due south = Rp.6.000.000,00
  1. r = (A - S)/Q
    r = (Rp.30.000.000,00 - Rp.6.000.000,00)/40.000
    r = Rp.24.000.000,00/40.000
    r = Rp.600,00
    Jadi tingkat penyusutan tiap jam kerja aktivanya adalah r = Rp.600,00
  2. Jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-6 :
    ΣD = r(q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6)
    ΣD = Rp.600,00(10.000 + 8.500 + 6.000 + 5.500 + 5.000 )
    ΣD = Rp.600,00(38.000)
    ΣD = Rp.22.800.000,00
    Maka nilai buku pada akhir tahun ke-6 adalah :
    Sk = H5N1 - ΣD
    Sk = Rp.30.000.000,00 - Rp.22.800.000,00
    Sk = Rp.7.200.000,00

5) Metode jumlah bilangan tahun

Jika suatu aktiva mempunyai umur manfaaat n tahun, maka tingkat penyusutan r merupakan bilangan pecahan dari tahun ke tahun semakin menurun dengan penyebut pecahan merupakan jumlah n bilangan asli.
Jumlah bilangan tahun dari n tahun adalah :
JBT = i + ii + iii +...+ n
D1 = n/JBT (A-S)
D2 = n-1/JBT(A-S)
D3 = n-2/JBT(A-S)
.
.
.
Dk = (n-k+1)/JBT(A-S)

Maka jumlah kumulatis beban penyustan pada akhir tahun ke-k adalah :
ΣD = D1 + D2 + D3+...+Dk

Maka rumus nilai buku akhir tahun ke-k adalah :

Contoh soal :

Sebuah aktiva dengan biaya perolehan sebesar Rp.5.000.000,00 diperkirakan mempunyai umur manfaat selama half-dozen tahun dengan nilai sisa Rp.800.000,00 dengan menggunakan metode jumlah bilangan tahu. Tentukan :
  1. Beban penyusutan tiap - tiap tahun!!
  2. Tentukan nilai buku pada akhir tahun ke-5
Beban penyusutan tiap - tiap tahun!!A = Rp.5.000.000,00
due south = Rp.800.000,00
n  = half-dozen tahun
JBT = half-dozen + v + iii + iv + ii + i = 21
    • D1 = (n)/JBT (A-S)
      D1 = 6/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D1 = (6/21)  x 4.200.000,00
      D1 = Rp. 1.200.000,00
      Penyusutan tahun pertaman Rp.1.200.000,00
    • D2 = (n-1)/JBT (A-S)
      D2 = 5/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D2 = (5/21) x 4.200.000,00
      D2 = Rp. 1.000.000,00
      Penyusutan tahun ke-dua Rp. 1.000.000,00
    • D3 = (n-2)/JBT (A-S)
      D3 = 4/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D3 = (4/21) x 4.200.000,00
      D3 = Rp. 800.000,00
      Penyusutan tahun ke-tiga Rp.800.000,00
    • D4 = (n-3)/JBT (A-S)
      D4 = 3/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D4 = (3/21) x 4.200.000,00
      D4 = Rp. 600.000,00
      Penyusutan tahun ke-tiga Rp.600.000,00
    • D5 = (n-4)/JBT (A-S)
      D5 = 2/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D5 = (2/21) x 4.200.000,00
      D5 = Rp. 400.000,00
      Penyusutan tahun ke-tiga Rp. 400.000,00
    • D6 = (n-5)/JBT (A-S)
      D6 = 1/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
      D6 = (1/21) x 4.200.000,00
      D6 = Rp. 200.000,00
      Penyusutan tahun ke-tiga Rp. 400.000,00
  1. S5 = H5N1 - ΣD
    S5 = Rp.5.000.000,00 - (6 + v + iii + iv + 2/JBT) x (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)
    S5 = Rp.5.000.000,00 - (20/21) x Rp.4.200.000,00S5 = Rp.5.000.000,00 - Rp.4.000.000,00
    S5 = Rp.1.000.000,00
    Jadi nilai buku pada akhir tahun ke-5 adalah Rp.1.000.000,00
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.