Setiap Siswa Unik, Perlakukan Dengan Pendekatan Yang Berbeda

Info Pemerintah - Siapa pun gurunya, tentu berharap kalau anak didik yang ada di dalam kelasnya yakni anak yang manis, baik dan pintar. Tapi kenyataannya tidak selalu demikian. Malah sering menemukan bawah umur yang susah diatur dan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Sebagai seorang guru dan wali kelas, saya pun tidak luput dengan kenyataan tersebut. Selalu saja menemukan siswa yang sering melanggar aturan, malas mengerjakan tugas, dan tidak mempunyai semangat mencar ilmu di kelas. Tapi bila dibandingkan dengan siswa yang taat hukum dan mempunyai prestasi bersama-sama secara kuantitas jumahnya jauh lebih banyak.

SETIAP SISWA UNIK, PERLAKUKAN DENGAN PENDEKATAN YANG BERBEDA

Hanya perlu diakui, walaupun secara kuantitas siswa yang sering melanggar aturan, malas mengerjakan tugas, dan tidak mempunyai semangat mencar ilmu jumlahnya sedikit, ternyata sangat memengaruhi suasana kelas dan menguras energi guru ketika mengajar. Bahkan sanggup menjadi virus bagi teman-teman yang lainnya.

Tidak jarang hal ibarat ini menjadi menjadi materi perbincangan dan diskusi bagi para guru. Malah dalam aneka macam diskusi antar guru yang berbeda bidang studi, ternyata siswa yang bermasalah tersebut umumnya yakni orang yang itu-itu juga.


Menariknya, pada titik tertentu dalam setiap diskusi, guru justru sering saling menyemangati dan menciptakan sebuah pernyataan bahwa memang begitulah tantangan seorang guru.

Bahkan terkadang ada juga yang hingga berkata, kalau kita hanya mengajar dan mendidik bawah umur yang baik, rajin dan pintar, apalah hebatnya seorang guru. Justru sebaliknya, ketika kita sanggup sabar dan tetap ikhlas mendidik serta mengajar siswa yang sering melanggar aturan, malas dan kurang terpelajar menjadi berubah dan menemukan jalannya, itulah bersama-sama keberhasilan sebagai seorang guru.

Sesungguhnya, dilema demikian bukanlah dilema baru. Dari dulu hingga sekarang, selalu saja ada siswa yang demikian di dalam kelas. Jika kita identifikasi permasalahannya pun, paling di seputar empat hal ini; sosialisasi yang tidak tepat dalam keluarga, terpengaruh tanggapan pergaulan dengan temannya, lingkungan sekitar yang tidak kondisif dan permasalahan dalam diri seorang anak.

Sebagai pendidik, kita harus tetap optimis bahwa setiap permasalahan siswa akan sanggup ditangani dan terselesaikan dengan baik. Tapi setidaknya harus benar-benar menemukan akar dilema yang sesungguhnya.

Misalnya, tidak semua siswa yang sering melanggar peraturan yakni anak yang nakal. Berdasarkan pengalaman, ternyata ada saja diantara siswa yang sedang membutuhkan perhatian. Sebab ketika di rumah anak tersebut tidak pernah mendapat perhatian dari orangtua. Atau ketika melanggar aturan, orangtuanya tidak pernah menegur dan peduli dengan hal tersebut. Akhirnya tindakan yang demikian terbawa ke mana-mana.

Dalam menangani hal demikian, menurut pengalaman penulis, eksekusi bukanlah cara yang efektif dalam menyelesaikannya. Adakalanya siswa tersebut diajak bicara empat mata. Tentu dengan pendekatan hati. Bahkan bila perlu dilakukan sinergi antara guru dengan orangtua untuk benar-benar memecahkan dilema tersebut secara bersama.

Begitu pula dengan anak yang dianggap kurang pintar, malas mencar ilmu dan mengerjakan kiprah di rumah. Anak tersebut sanggup saja belum menemukan motivasi belajarnya. Atau, menganggap pelajaran yang dihadapinya kurang menantang dan tidak sanggup memenuhi kebutuhannya. Sebagai seorang guru harus mencar ilmu peka dengan hal ini,  dan serius menanggapi permasalahan tersebut.

Saya pun pernah membuktikannya. Ada seorang siswa secara akademik nilainya kurang baik, tetapi ketika ditantang untuk menciptakan karya, ternyata sanggup menyanggupinya. Bahkan karyanya pun waktu itu hingga dimuat di harian Kompas versi cetak.

Belum lagi, pengalaman bertemu dengan anak yang nilainya selalu dibawah angka 3. Ternyata sesudah saya ajak bicara, bersama-sama terlihat bahwa anak tersebut pintar. Hanya butuh repot sedikit, memberi waktu khusus untuk anak tersebut. Tapi hasilnya diluar dugaan. Setiap ulangan nilainya tidak pernah lagi dibawah angka 8.

Begitu pula dengan dua anak didik di sekolah kami, selama pembelajaran tiga tahun di SMA, kedua anak tersebut sering berhadapan dengan remedial dalam aneka macam pelajaran, bahkan untuk pelajaran yang bekerjasama dengan jurusannya pun demikian. Tapi pada akhirnya, kedua siswa tersebut ternyata sanggup diterima kuliah di kampus negeri, dan tidak tanggung-tanggung keduanya di terima di Fakultas Kedokteran. Mereka pun dikala ini sudah menjadi dokter.

Itu hanyalah segelintir dari pola nyata. Sesungguhnya masih banyak bukti lainnya. Bahwa seorang siswa yang terlihat malas, belum tentu siswa tersebut benar-benar mempunyai langsung yang malas. Seorang siswa  yang melanggar aturan, belum tentu mempunyai perilaku berontak dalam dirinya. Dan seorang siswa yang nilainya kurang baik, bukan berarti anak tersebut tidak pintar.

Setiap anak niscaya unik adanya. Hanya seorang guru harus berani  lebih repot untuk memikirkan aneka macam cara yang harus dilakukan. Jika pendekatan A tidak berhasil, maka guru pun sanggup melaksanakan pendekatan B, C, dan seterusnya.

Disamping itu guru pun harus menyadari betul bahwa gaya mencar ilmu dan kecerdasan siswa pun berbeda-beda. Menyamaratakan metode pembelajaran dan ekspektasi terhadap seorang anak, pada alhasil akan menghasilkan kerepotan tersendiri. Hal ini pun benar-benar harus mempunyai perhatian khusus.

Di tamat goresan pena ini, saya pun ingin berkata bahwa seorang guru yang mempunyai keyakinan bahwa semua siswa yakni titipan Tuhan, hendaknya lebih sungguh-sungguh mendoakan anak didik kita. Kemudian memperlihatkan sikap-sikap keteladanan kepada mereka. Yakinlah, dua hal itu yakni kunci utama kesuksesan dalam mendidik seorang siswa.

Sumber ; .kompasiana.com

Demikian info dan informasi terkini yang sanggup kami sampaikan. Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami di Info Pemerintah,  Kami senantiasa memperlihatkan info dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari aneka macam sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda biar informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.

Artikel Terkait