Grind Banten: Pembangunan Ekonomi Nasional Kala Joko Widodo Berdampak Positif


Perjalanan 4 tahun roda pemerintahan di bawah kendali Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wapres Jusuf Kalla (JK) telah mengubah wujud ekonomi nasional. Kerja keras membangun fondasi ekonomi gres itu menciptakan angka pertumbuhannya sekarang relatif stabil, meski belakangan banyak negara dunia terguncang akhir efek kondisi ekonomi global.

Sebagai gambaran, pada tahun awal kepemimpinan Jokowi yakni sekira 2014-2015 kemudian sudah dihadapkan dengan kondisi anjloknya harga-harga komoditas. Baik itu batubara, kelapa sawit, dan karet. Harganya terjun bebas disebabkan ekonomi dunia yang juga dalam posisi menurun.

Melalui kebijakan yang dikeluarkan, pemerintah pun telah membawa bangsa ini hijrah dari yang konsumtif menjadi produktif, sehingga menjadi bangsa yang efisien dan kompetitif. Modal itulah yang nantinya dijadikan dasar ketika bersaing dengan negara lain.

Fakta pembangunan sektor ekonomi nasional, ternyata mempunyai dampak pula bagi masyarakat yang ada di daerah, khususnya Banten. Di sana, tercatat ada sejumlah proyek nasional yang tengah digarap, dengan konsep pembangunan ekonomi yang diusung Presiden Jokowi itu, maka kemajuan kawasan akan lebih cepat dirasakan.

Dari data yang dihimpun, 5 pembangunan tol yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ada di Provinsi Banten, yaitu pembangunan tol Cinere-Serpong sepanjang sekira 10,14 kilometer, kemudian tol Kunciran-Serpong dengan panjang 11,14 kilometer.

Berikutnya proyek tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran sejauh 15, 2 kilometer. Kemudian tol Serpong-Balaraja sejauh 30 kilometer. Terakhir yaitu pembangunan tol Serang-Panimbang sepanjang 83,6 kilometer. Belum lagi ada pengerjaan atas proyek nasional lainnya, ibarat waduk Sindangheula dan Karian.

"Kalau secara nasional kita semua tahu, dapat dicek, programnya banyak sekali, bahkan di Banten ada sejumlah proyek strategis nasional itu. Lalu dampak buat kawasan apa? itu tadi, investasinya bertambah, mau tidak mau peluang perjuangan masyarakat juga makin membesar, dan ini menguntungkan banyak daerah, termasuk juga Banten," ucap Musa Assyari, Sekretaris Garda Rajawali Perindo (Grind) Banten, usai mendampingi sosialisasi Caleg Perindo di Pamulang, Tangsel, Rabu (28/11/2018) malam.

Dalam 4 tahun terakhir, dikatakan Musa, struktur fiskal disebutkan mengalami perbaikan. Jika sebelumnya prosentase subsidi BBM mencapai 82 persen, kemudian pada 2014 dipangkas untuk dialihkan pada acara produktif ibarat membangun infrastruktur, membangun jalan, pelabuhan, bandara, dan jalan tol.

"Konsep ekonomi yang dijalankan pak Jokowi itu mengarahkan bangsa kita menjadi bangsa yang sehat produktif, kompetitif dan berdaya saing," sambungnya.

Dia mencontohkan soal pembangunan pembangkit tenaga listrik yang sekarang orientasinya tak lagi Jawa sentris. Kini berdasarkan Musa, orientasinya bermetamorfosis Indonesia sentris demi memunculkan pusat ekonomi gres di luar pulau Jawa.

Lalu sama halnya untuk urusan perizinan, dari 258 izin yang terkesan bertele-tele, sekarang pemerintah memangkasnya hingga hanya menjadi 58 ijin. Perubahan tersebut bukanlah hal instan, melainkan melalui tahapan besar ibarat ketika melaksanakan upaya menurunkan ketimpangan dan angka kemiskinan. Hasilnya sendiri dapat dilihat dengan turunnya gini rasio dari 0.41 menjadi 0.38.

"Ini memang tidak dapat pribadi melompat, proses jangka panjang. Menurunkan juga membutuhkan proses-proses, dan juga memerlukan waktu. Sikap ibarat itu terus ditularkan kepada pemimpin daerah, bagaimana mengelolanya semoga kawasan dapat tumbuh dan masyarakat mencicipi dampaknya," ucapnya.

Dari kebijakan pemerintahan Jokowi itu, sekarang masyarakat Banten, disebutkan Musa, telah mencicipi pribadi derma berupa Program Keluarga Harapan, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, serta Dana Desa yang secara nasional dananya sudah pada angka Rp187 triliun.

Berikutnya, konsep pembangunan ekonomi itu juga menyasar pemberdayaan ekonomi kecil. Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sebelumnya 22-23 persen, sekarang ditambah dengan subsidi bunganya menjadi 7 persen, yang dapat dinikmati oleh perjuangan mikro, perjuangan kecil sehingga mereka tidak terbebani oleh bunga yang tinggi.

"Di Banten ini pelaku UMKM juga kan banyak tersebar, mereka butuh modal, dan itu diringankan bungannya lantaran diberi subsidi. Tentu ini sangat membantu mereka," jelasnya lagi.

Masih kata dia, arah pembangunan ekonomi masa Jokowi bahkan hingga meluas masuk ke ekonomi umat. Dimana didirikan pula bank wakaf mikro di pondok pesantren. Walau jumlahnya gres sekira 30-an bank wakaf, tetapi paling tidak, disebutkannya, pemerintah telah mengatakan perilaku dukungan bahwa ekonomi umat juga perlu diperhatikan.

"Adapun pembangunan pondasi gres ekonomi ini dilakukan guna membangun sumber daya manusia, peningkatan kualitas sumber daya insan lantaran kita mempunyai kekuatan 260 juta penduduk,". tandasnya. [okezone.com]

Artikel Terkait