Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sengaja menyebut pemerintahan Joko Widodo gagal demi menggiring opini publik. Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa, memandang itu menjadi taktik memenangi Pilpres 2019.
"Kita dapat melihat mengapa ia melaksanakan itu alasannya ialah memang penantang akan menang jikalau masyarakat menilai bahwa pemerintahan kini ini gagal," tutur Ardian di Graha LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa, 27 November 2018.
Politik ketakutan kerap kali digunakan. Salah satunya, Prabowo mengutip novel Ghost Fleet. Berdasarkan teks itu, calon presiden nomor urut 02 tersebut menyatakan Indonesia bakal bubar 2030.
"Sehingga memang politics of fear itu yang dimunculkan bahwa kini ekonomi susah, Indonesia terancam bubar dan sebagainya," beber Ardian.
Sayangnya, terperinci Ardian, politik ketakutan itu tak berefek. Isu negatif itu belum terdengar menyeluruh ke publik. Langkah itu dinilai percuma.
Alasan lain, masyarakat tak terlalu menyukai politik ketakutan yang dikategorikan kampanye negatif. Masyarakat lebih butuh laga gagasan antarpasangan calon.
"Tujuan ke depan, kegiatan yang dicanangkan dan sebagainya. Dalam dua bulan terakhir, contoh kampanye ibarat itu tidak terlalu efektif," tegas dia.
Menurut Ardian, kubu Prabowo seharusnya dapat menonjolkan daya tawar yang lebih baik. Sebab, Jokowi sudah niscaya memamerkan hasil kerja selama empat tahun memimpin Indonesia.
"Pak Jokowi betul, dalam tema kampanye ia memperlihatkan apa yang sudah ia kerjakan selama ini. Di sisi lain, Pak Prabowo belum punya itu, rekam jejak dalam pemerintahan," ucap dia. [medcom.id]