Presiden Joko Widodo Presentasikan Konsep Indo-Pasifik Di Eas


Ketika menunjukkan sambutan pada 13th East Asia Summit (EAS) atau KTT ke-13 Asia Timur sesi plenary, Presiden Joko Widodo mempresentasikan konsep Indo-Pasifik. KTT tersebut dihelat di Suntec Convention Centre, Singapura, pada Kamis, 15 November 2018.

“Pada pertemuan EAS tahun 2014. Saya memberikan visi “Poros Maritim Dunia” Indonesia. Pada ketika itu, saya telah menekankan arti penting peningkatan kolaborasi maritim, tidak saja di Samudera Pasifik, namun juga di Samudera Hindia,” ucap Presiden Jokowi mengawali sambutannya.

Presiden menjelaskan bahwa dua samudera itu, Samudera Pasifik dan Samudera Hindia sebagai Single Geo-Strategic Theatre.

“Kita perlu menjaga semoga Samudera Hindia -  Samudera Pasifik tetap tenang dan aman. Tidak dijadikan ajang perebutan sumber daya alam, pertikaian wilayah dan supremasi maritim dan sebagai pusat jalur perdagangan dunia,” ucap Presiden Jokowi.

Hal ini sangat krusial, ucap Presiden, mengingat tantangan di dua samudera semakin kompleks.

“Secara konsisten, Indonesia terus mendorong kolaborasi terkait isu-isu kemaritiman sebagai bentuk terjemahan visi maritim Indonesia,” kata Presiden Jokowi.

Presiden menjelaskan bahwa pada tahun 2017, Indonesia menjadi tuan rumah KTT IORA, KTT pertama IORA dan menghasilkan “Jakarta Declaration and Plan of Action”.

Lebih lanjut Presiden menyampaikan bahwa pada 29-30 Oktober 2018, Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan ke-5 Our Ocean Conference yang menghasilkan kesepakatan multistakeholders mengenai Ocean.

“Indonesia juga menjadi tuan rumah Indonesia-Africa Maritime Dialogue, 29 Oktober 2018 yang menekankan kolaborasi pada dua hal yaitu sustainable fisheries dan maritime security, “ kata Presiden Jokowi.

Selain itu, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa kolaborasi maritim juga terus dikembangkan bersama ASEAN. Saat ini, Indonesia bersama ASEAN sedang berbagi satu konsep kolaborasi “Indo-Pasifik”.

“Indonesia juga melaksanakan konsultasi dengan negara-negara mitra. Saya ingin memberikan apresiasi atas pertolongan para kawan ASEAN yang menekankan pada sentralitas ASEAN, termasuk dalam pengembangan konsep Indo Pasifik,” ujar Presiden Jokowi.

Setelah melaksanakan konsultasi yang cukup lama, lanjut Presiden Jokowi, sudah saatnya, ketika ini di EAS kita berdiskusi secara lebih terbuka mengenai kolaborasi “Indo-Pasifik”.

Dalam pandangan Presiden Jokowi, pengembangan kolaborasi “Indo-Pasifik” penting menekankan pada beberapa prinsip, antara lain, kerja sama.

“Saya ulangi kerja sama, bukan rivalitas, inklusifitas, tranparansi dan keterbukaan,” ucap Presiden Jokowi.

Prinsip lainnya yakni penghormatan terhadap aturan internasional.

“Pengembangan kolaborasi “Indo-Pasifik” ini tidak memerlukan pembentukan sebuah institusi baru,” kata Presiden Jokowi.

Pengembangan kolaborasi “Indo-Pasifik” dilakukan melalui penebalan kolaborasi antara negara penerima EAS, dan ke depan, penting untuk meningkatkan kolaborasi dengan kawan lain di Samudera Hindia.

Sementara itu, kolaborasi Indo-Pasifik sanggup difokuskan pada tiga bidang yaitu kolaborasi maritim termasuk dalam menanggulangi kejahatan di laut, kolaborasi konektivitas untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan kolaborasi mewujudkan pembangunan berkelanjutan untuk pencapaian sasaran SDGs secara inklusif.

“Itulah pedoman mengenai prinsip dasar dan fokus kolaborasi Indo-Pasifik,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi memahami bahwa pembahasan konsep kolaborasi semacam ini selalu memerlukan waktu dan tidak kalah pentingnya memerlukan trust satu sama lain.

“Dengan trust yang diberikan kepada ASEAN sejauh ini, saya yakin kita akan sanggup bekerjasama, berbagi konsep Indo-Pasifik yang akan menguntungkan semua pihak,” kata Presiden Jokowi.

Mengenai ways forward, Presiden Jokowi mengusulkan semoga proses konsultasi terus dijalankan oleh ASEAN dengan negara kawan di EAS.

Presiden menyampaikan pentingnya mulai dijajaki kolaborasi “low hanging fruit” yang sanggup memperkuat _confidence building measures,_  yang sanggup memperkuat saling percaya diantara kita, contohnya kolaborasi dalam pengembangan rezim perikanan yang berkelanjutan (Sustainable Fisheries Regime) dan memerangi marine plastic debris.

“Itulah yang sanggup saya sampaikan. Sekali lagi saya ingin memberikan terima kasih atas pertolongan yang diberikan selama ini,” ujar Presiden Jokowi. [Biro Pers Istana]

Artikel Terkait