Timses: Untung Sama Joko Widodo Cuma Tabok, Jikalau Zaman Pak Harto Hilang





Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa kali memakai diksi yang memberikan kegeraman terhadap isu hoax yang terus menyerangnya. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menyampaikan Jokowi selalu berusaha menahan amarahnya.

"Begini, empat tahun bukan waktu yang singkat untuk dia mencoba menciptakan suasana kondusif. Beliau tak pernah menunjukkan kemarahannya, kejengkelannya, terhadap oknum-oknum yang tak bertanggung jawab itu, yang melaksanakan fitnah, hoax, SARA, dan sebagainya. Beliau tenang, bersabar," kata jubir TKN Irma Suryani Chaniago kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (26/11/2018).

Irma menyampaikan masuk akal saja Jokowi marah. Pasalnya, isu hoax yang digunakan untuk menyerang sudah dianggap keterlaluan.

Pada titik ini, Jokowi ingin memberikan dirinya sanggup marah, sama ibarat insan biasa. Jokowi tidak lagi membisu mendapatkan serangan-serangan tak berdasar.

"Nah, karenanya Pak Jokowi menyadari dia bukan malaikat dan dia harus memberikan kepada publik bahwa 'saya ialah insan biasa dan niscaya sanggup marah'," ucap dia.

"Dan saya memberikan bahwa cukup, enough, ya, berita-berita bohong, fitnah, SARA dan lain-lain kepada beliau. Itu yang ingin disampaikan beliau, kepada oknum-oknum yang selama ini ngelunjak, merajalela, ketika bicara kepada Presiden," imbuh Irma.

Politikus NasDem ini menjelaskan kembali soal isu Jokowi yang disebut penggerak PKI. Dia menjelaskan Jokowi sudah pernah menjadi kepala daerah, ibarat Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta. Dalam proses pemilihan kepala tempat itu, dipastikan dilakukan screening, sehingga tidak mungkin Jokowi sanggup ikut dan jadi kepala tempat jikalau laki-laki asal Solo ini merupakan penggerak PKI.

Irma menyampaikan penyebutan Jokowi penggerak PKI merupakan pembunuhan karakter. Dia memberi perbandingan, jikalau saja serangan hoax terjadi kepada Soeharto pada masa Orde Baru, pelaku penyebar hoax itu sanggup saja hilang.

"(Ini) terang pembunuhan abjad yang dilakukan oleh oknum, orang yang menuduh Jokowi PKI kan pembunuhan karakter. Ini berbahaya, alasannya ialah PKI kan partai terlarang. Ini nggak boleh main-main," ucap Irma.

"Untung sama Pak Jokowi. Kalau zaman Pak Soeharto, hilang itu orang. Zaman Pak Jokowi masih mending 'saya tabok'. Zaman Pak Soeharto, (pelaku) hilang, bukan sekadar tabok," sambung dia. [detik.com]

Artikel Terkait