Cintaku Negeriku, Mari Berubah.


Jalan terjal 


Ada teman yang empat tahun kemudian saya temui beliau hanyalah seorang Sales di Guangzhou. Tapi kini beliau sudah jadi boss pabrik besar di China. Bagaimana secepat itu teman ini sanggup sukses.? Dia kisah bahwa awalnya beliau mengetahui ada informasi dari Internet wacana new produk. Produk ini dibentuk dari materi alami atau istilahnya friendly environments. Kegunaanya ialah untuk membersihkan toilet atau mencuci piring kotor atau membersihkan kramik kamar mandi. Hebatnya lagi, limbah dari produk ini ,kalau mengalir kesaluran pembuangan maka sanggup membersihkan juga susukan tersebut dan sekaligus menghilangkan aroma busuk.

Dia melihat ini suatu peluang yang luar biasa jikalau sanggup dipasarkan di China. Kemudian , beliau mengirim email ke perusahaan yang memproduksi tersebut yang berada di AS. Hampir sebulan , tidak ada response. Padahal dalam sebulan itu beliau berkirim email lebih dari 100 kali. Apa pasal ? Karena dalam email itu beliau memperlihatkan diri sebagai sole agent di china. Bayangkan? Teman ini hanyalah salesman ,yang tidak punya kantor sendiri , apalagi karyawan.Tapi beliau jujur memberikan background beliau kepada produsen barang itu.

Akhirnya ada juga response. Perusahaan itu bersedia menujuk beliau sebagai agent asalkan beliau sanggup memenuhi persyaratan yang ditentukan. Syarat tersebut , tentu syarat yang normative. Artinya beliau harus punya gudang, harus punya kantor, harus punya cabang, harus punya bukti kemampuan menjual sesuai sasaran selama setahun. Secara logika, mustahil teman ini bisa memenuhi syarat tersebut. Tapi yang budi bagi orang awam, tidak bagi dia. Dia beerjuang untuk sanggup memenuhi syarat yang ditetapkan oleh produsen. Sebelum beliau melangkah lebih jauh beliau minta ada penjanjian sederhana (seperti MOU ) yang memberikan hak beliau untuk memproses sesuai sarat yang ditentukan dan juga kewajiban produsen memenuhi janjinya apabila beliau sanggup memenuhi persyaratan.

Setelah MOU ditanda tangani. Dia mulai bergrilya mendatangi sasaran pasar. Dia menentukan meyakinkan pasar sebelum beliau melengkapi persyaratan Artikel Babo. Beberapa rumah sakit besar, Hotel dan apartement resort , beliau datangi. Setiap hari sedikitnya ada sepuluh calon sasaran pasar yang dikunjunginya. Menurutnya, beliau mendatangi sasaran market itu terpaksa memakai angkutan umum dan kadang berjalan kaki. Karena kendaraan pribadinya telah dijual untuk keperluan biaya sehari hari. Dsamping itu beliau juga memakai business directory untuk mendapat alamat sasaran pasarnya, dan mengirim brosur via email lebih dari enam ribu sasaran. Hasilnya dalam tiga bulan , beliau bisa mendapat response lebih dari 500 sasaran marketnya. Total permintaan tak disangka , lebih dari valume penjualan produsen AS selama setahun di lima negara.

Hasil penjajakan pasar ini , beliau laporkan kepada produsen di AS tapi tidak ditanggapi serius lantaran beliau belum melampirkan kesiapan yang Artikel Babo menyerupai kantor, izin perusahaan dan lain lain. Dia sadar jalan sebagai agent terlalu sempit baginya. Ada ruang yang lebih besar yaitu sebagai industriawan. Tetap inipun jalan terjal yang tak mudah. Maka dengan keyakinan pasar yang begitu besar, jalan sebagai industriawan dipilihnya. Walau dihadapan produsen AS beliau tidak dianggap sebelah mata, terbukti tidak ada response apapun atas emailnya namun beliau tidak mengecilkan diri dengan ragu untuk mengajukan proposal sebagai industriawan. Selanjutnya,  dia mengajukan proposal kerjasama untuk menciptakan produk tersebut di china. Lebih dari empat bulan, proposal itu tidak pernah digubris oleh produsen. Walau setiap hari beliau selalu mengirim email wacana hal yang sama. Kadang sehari beliau kirim 5 email. Menurutnya, tidak sedikitpun beliau ragu akan diterima proposalnya. Dia yakin seyakinnya. Selagi belum ada tanggapan maka peluang masih ada. Kalaupun ada tanggapan penolakan maka beliau masih punya cara untuk meyakinkan.

Akhirnya , benarlah keyakinannya bersua dengan kenyataan. Pihak produsen , menyanggupi untuk bekerja sama tapi tidak ingin mengeluarkan uang sepeserpun untuk investasi. Dia juga diwajibkan untuk membayar technology fee berdasarkan volume penjualan , juga ditambah golden share sebesar 15%. Dia juga harus membayar transfer right untuk patent sebesar USD 1 juta dollar didepan. Lagi lagi, ini hampir mustahil sanggup dipenuhinya. Apalagi dengan keadaanya yang hampir bankrupt. Maklum lebih dari setahun beliau hidup dari tabungan lantaran tidak lagi bekerja sebagai sales. Seluruh energy dan waktunya dicurahkan untuk ini. Dalam keadaan serba kurang , beliau tetap yakin akan berhasil. Apalagi istrinya selalu mendukungnya dan tak sedikitpun mewaspadai obsesinya.

Waktu dilaluinya dengan berat dan jalan terseok seok. Semakin sulit semakin membara semangatnya. Menurutnya, andaikan semua mudah, tentu sukses akan menjadi milik semua orang. Hanya pejuang yang berhak memenangkan pertempuran  Demikian philosopy hidup yang diyakininya. Itulah sebabnya tidak ada istilah mengalah baginya. Ditengah sulit akan selalu ada cara untuk keluar dari kesulitan asalkan selalu bergerak dan bergerak , tidak mengalah dengan keadaan. Dia juga tidak mengemis dengan produsen untuk mengasihaninya biar melunakan kondisi. Baginya, kemitraan ialah keseimbangan. BIla beliau ingin dihargai maka beliau harus memastikan dirinya qualified untuk dijadikan kawan dan itu hanya satu jalan yaitu beliau harus memenuhi syarat dari produsesn.

Jalan yang ditempuh ialah mencari orang lain yang bisa dijadikan sinergi untuk meraih impiannya. Pertama tama yang beliau datangi ialah Perusahaan Distributor besar, yang mengageni banyak produk import. Ada banyak distributor yang didatanginya. Akhirnya beberapa menyanggupi untuk mendukung rencananya menciptakan pabrik dan bersedia menjadi distributor. Masalah marketing teratasi. Masalah kedua , darimana modal untuk merealisasikan ini. Inilah yang paling utama. Tanpa modal , semua keinginan akan menjadi tetap impian. Dia tidak frustrasi. Tanpa izin perusahaan, tanpa kantor , tak mengurangi rasa pecaya dirinya untuk bertemu engan bank. Ya, hanya bank yang beliau tahu sebagai sumber pembiayaan. Lain daerah tidak beliau paham. Apalagi mengharapkan proteksi dari keluarga Itu tidak mungkin. Dia terlahir dari keluarga miskin, juga istrinya.

Dengan bermodalkan proposal bisnis dan MOU dengan produsen di AS, beliau berusaha meyakinkan bank untuk mendukungnya. Bukan hanya satu bank yang didatanganinya ,tapi beberapa bank. Jawaban bank semuanya sama bahwa beliau harus punya track record sebagai businessman atau collateral, juga perizinan yang lengkap. Tanpa itu bank tidak bisa kasih beliau modal. Tract record ,dia tidak ada. Collateral, apalagi, izin jangan tanya. katanya. Teman ini tetap tidak kecewa dengan penolakan itu. Karena dari penolakan itu beliau mengetahui apa yang harus dilakukannya biar qualified mendapat pinjaman dari bank. Ya menurutnya, beliau harus mencari kawan yang punya tract record sebagai debitur bank yang sehat. Tentu mereka orang yang sukses dan perusahaan yang hebat. Bila beliau bermitra dengan orang itu maka perusahaannya akan memenuhi syarat untuk didanai oleh bank. Untuk biaya melengkapi izin usaha, beliau menggadaikan apartementnya. 

Selanjutnya beliau mendatangi beberapa nasabah bank yang sudah punya track record. Proposal ini disampaikan kepada mereka. Dia tidak meminta modal dari mereka. Dia hanya minta nama mereka tercantum sebagai pemegang saham perusahaanya. Karena nasabah bank yang sudah punya track record ialah perusahaan besar , tentu tidak gampang mendatangi mereka apalagi meyakinkan petinggi perusahaan itu. Bahkan berdasarkan ceritanya, untuk mendapat kesempatan bertemu dengan pimpinan perusahaan itu, beliau pernah duduk seharian di sebuah restoran hanya lantaran menunggu pimpinan perusahaan itu tiba kerestoran yang biasa dikunjungi. Tak sedikit yang lansung menolak planning bisnisnya. Namun beliau tak pernah lelah dan berputus asa. Dia terus berusaha .

Akhirnya ada satu perusahaan yang tertarik untuk mendukungnya.Benarlah. Mereka tidak keluar uang hanya bersedia menempatkan namanya sebagai pemegang saham mayoritas. Mereka minta saham 60% namun beliau punya opsi untuk membeli kembali saham itu dalam jangka waktu tertentu dengan harga 50% diatas harga nominal. Dia terima deal itu tanpa sedikitpun merasa dirugikan. ini wajar, menurutnya. Karena siapa yang akan percaya kepada pemula. Namun beliau yakin , walau beliau minoritas beliau  akan menjadi pemenang lantaran beliau sangat memahami bisnis ini dan tahu bahwa mitranya hanya mengejar rente saham. Setelah kemitraan terjadi maka proses pengajuan pinjaman ke bank dilaksanakan. Bankpun baiklah memberikan kredit dengan kondisi semua saham dijadikan jaminan, termasuk personal guarantee dari pemegang saham secara umum dikuasai yang dikenal bank sebagai nasabah yang punya track record bagus.

Maka, jadilah teman ini sebagai eksekutif perusahaan dengan investasi raksasa. Tiga tahu sesudah perusahaannya beroperasi , produksinya sudah membanjir pasar dalam negeri China maupun kemanca negara. Hebatnya lagi , principalnya yang di AS menentukan menutup pabriknya di AS dan memindahkan businessnya ke china. Melalui venture capital  dia mengajukan denah pembiayaan untuk menbeli kembali saham yang 60% tersebut dan kemudian menjualnya kembali kepada mitranya dari AS seharga 4 kali lipat.  Kini beliau bermitra pribadi dengan principal yang menguasai riset dan technology.

Sukses sudah ditangannya. Apakah penampilannya berubah , menyerupai orang kaya gres ? tidak !.Justru beliau semakin keras bekerja. Sehari beliau berkeja hampir 18 jam. Hidup sederhana. Tidak membeli rumah mewah, Dia senang dengan tetap tinggal ditempat yanag lama. Kenapa ? beliau masih punya obsesi ? “ saya ingin menciptakan imperium business , bukan hanya untuk saya dan keluarga tetapi juga untuk masyarakat china. Kami harus menguasai technology ini untuk kami kembangkan sendiri”. Tahun depan perusahaanya akan masuk ke Shenzhen Stock exchange dan Shanghai Stock Echange.

Apa yang dilakukan oleh teman saya diatas ialah suatu semangat entrepreneurship.  Jeli membaca peluang, creative mencari solusi, tidak kenal lelah dan selalu bekerja keras , tidak takut menghadapi resiko ketidak pastian, selalu berpikir positif, tidak rendah diri, bersikap terbuka dan mau berkerjasama demi mencapai tujuan. Lebih daripada itu ialah niat baik untuk kepentingan semua pihak. 
*** 
Ya, Keberhasilan tidak pernah tiba dengan mudah. Semuanya harus diperjuangkan ditengah keterbatasan yang ada. Hidup ialah proses , yang semua orang harus melewatinya. Tanpa kecuali. Yang menciptakan orang lain kagum bukanlah hasil yang dicapai seseorang melainkan proses dibalik keberhasilan tersebut. Jangan pernah termakan dengan istilah miracle atau short cut atau kekuatan doa miskin effort. Bila kita percaya kepada Allah maka kita juga harus percaya kepada aturan Allah, yaitu sunattulalh, bahwa semua harus dilalui dengan kerja keras, istiqamah dan sabar. Ini juga yang disunahkan oleh Rasul kepada kita semua yang beriman..

Sumber : Cuplikan dari salah satu Bab Buku " CIntaku Negeriku, Mari  berubah.
Tersedia di Toko Gramedia di kota anda.


Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait