Harga minyak mentah AS naik lebih dari USD 10 per barrel. Ini terjadi pertama kali semenjak bulan May sesudah gosip milik pemerintah Iran melaporkan adanya ledakan pipa minyak Arab Saudi di Awwamiya. Pasar Futures meningkat menjadi USD 110,55 pada perdagangan di NY. Minyak mentah untuk pengiriman April naik US $ US1.77 menjadi USD 108.84 per barel di NYMEX. Minyak Brent untuk pengiriman April naik US3.54, atau 2,9 persen, ke level tertinggi 10 bulan pada posisi US126.20 per barel di Futures yang berbasis di London. Walau pemerintah Saudi membatah gosip itu namun tidak meredam gejolak harga minyak. Maklum saja , harga minyak naik alasannya ialah berita. Pedagang tidak mau ambil resiko alasannya ialah ini berkaitan dengan persediaan dan suplai minyak.
Memang kekawatiran komplik yang terjadi antara polisi Saudi dan demonstran Syiah di Awwamiya dan al-Qatif, telah meningkat semenjak 11 Oktober . Bahkan polisi terluka dalam bentrokan itu. Pihak Arab Saudi dan AS menduga bahwa pemerintah Iran berada dibalik komplik ini. Akibat dari komplik ini harga minyak melambung. Keadaan pasar minyak keliatannya kedepan akan semakin panic. Iran telah menghentikan penjualan minyak ke Eropa. Belum lagi gosip saat Norton Schwartz, Kepala staf Angkatan Udara AS , menyampaikan bahwa Kepala Staf Gabungan telah menyiapkan opsi militer untuk menyerang situs nuklir Iran jikalau terjadi konflik dan Israel akan dilibatkan dalam serangan ini. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan untuk bertemu dengan the American Israel Public Affairs Committee di Washington pada 5 Maret, sehari sesudah Presiden Barack Obama berbicara dengan kelompok utama lobi pro-Israel di Amerika Serikat.
Teman aku seorang analis pasar sempat resah dengan situasi ini. Menurutnya keadaan pasar property AS semakin membaik dan tingkat pengangguran semakin berkurang. Ekonomi mulai nampak bergairah. Namun dengan kenaikan harga minyak ini maka akan menciptakan keadaan ekonomi yang sudah melaju percaya diri akan kembali melambat. Ada apa sebenarnya?. Apa jadwal dibalik ini semua?. Dia bingung. Karena menurutnya, seharusnya, pihak AS dan Eropa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ini dengan menghindar dari segala komplik regional. Apalagi issue soal Iran ini , sudah seharusnya disikapi dengan bijak. Bila komplik benar terjadi, tidak tahu bagaimana keadaan perekonomian dunia , katanya. Sangat mengerikan.
Dampak bagi perekenomian dunai sangat luar biasa , termasuk Indonesia. Tentu setiap kenaikan harga minyak dunia akan berdampak kepada tekanan APBN. BIsa saja sebagian orang menyampaikan bahwa kenaikan harga minyak tidak begitu kuat terhadap APBN namun yang harus disadari bahwa kita tidak lagi surplus minyak tapi kita minus dengan menjadi net importer minyak. Kini pemerintah terpaksa merevisi APBN-P 2012 dengan mengurangi beban subsidi BBM. Direncanakan harga BBM akan naik sebesar Rp. 1000 – Rp. 1.500. Dengan kenaikan harga ini pemerintah diperkirakan sanggup menghemat APBN sebesar Rp. 25 triliun. Memang bagi Indonesia , kenaikan harga minyak dalam satu dilemma besar. Bila subsidi dihapus maka APBN akan kondusif untuk terus menjaga pertumbuhan ekonomi. Namun ongkos politiknya mahal sekali. Ini akan memicu keresahan public. Bila subsidi tidak dikurangi maka akan membebani APBN dan semakin mengurangi daya dukung APBN bagi kesejahteraan rakyat.
Bila harga minyak naik maka yang niscaya diuntungkan adala produsen minyak. Siapa mereka itu. Semua sudah tahu bahwa mereka ialah kelompok raksasa yang sebagian besar merupakan konsorsium TNC Eropa dan AS. Sudah sanggup dipastikan bila harga minyak setinggi ini maka peluang explorasi minyak maritim dalam yang tadinya terhenti akan kembali bergairah. Tentu kenaikan harga itu akan terus dipertahankan untuk menjaga Return on investment. Caranya ialah memelihara komplik. Sementara ongkos dari komplik itu yang membayar ialah public dengan naiknya harga konsumsi minyak. Bagaimanapun bagi Indonesia, inilah harga dari keterbukaan pasar dan tanpa disadari semua sumber daya alam migas kita dikuasai oleh Asing. Kita hanyalah penonton dari kemelimpahan keuntungan minyak. Sementara bagi hasil yang kita harapkan terserab lebih banyak untuk cost recovery yang sebagian besar kembali kepada pemegang kontrak. Sangat menyedihkan…
Sumber https://culas.blogspot.com/