Tahukah kau , kata teman saya saat kami menonton jadwal TV yang memuat isu kerusuhan di Suriah, bahwa mustahil oposisi begitu terorganisirnya bergerak dengan satu tekad menjatuhkan rezim Bashar AL Assad tanpa ada dukungan berpengaruh dari AS/Barat, juga Israel. Saya sempat tersenyum. Bahwa teman ini mencoba membangun teori ihwal konspirasi. Padahal dunia tahu bahwa ini murni kehendak dominan rakyat Suriah yang ingin tegaknya demokrasi. Mereka sudah bosan dibawah rezim Alwalid yang berasal dari minoritas Syiah yang berlaku otoriter. Saya sanggup maklum apa yang disinyalir oleh teman ini. Karena di china isu ihwal Timur Tengah pada umumnya dan Suriah pada khususnya tidak menyerupai apa isu yang selama ini kita terima dari media massa Barat. Namun saya ingin mendengar versi mereka , dari isu yang mereka ketahui. Setidaknya sanggup menjadi penyeimbang untuk kita bersikap bijak terhadap kasus yang ada. Menurut teman ini , ada hal yang sangat gampang diledakkan di Suriah, yaitu kasus korelasi sunni dengan syiah. Maklum saja di Suriah, sunni ialah kelompok dominan namun elite kekuasaan berada ditangan keluarga Alwalid dari sekte Syiah. Perseteruan ini sengaja dikobarkan lewat operasi intelligent.
Sejak Obama terpilih sebagai presiden upaya smart power AS untuk menjatuhkan rezim Alwalid ini telah dilaksanakan dengan systematis. Para intelektual Muslim Sunni yang ada di suriah serta militer dari kelompok reformis dibina oleh AS lewat jadwal pelatihan. Motor dari operasi pembinaan para oposan ini ialah Departement Luar Negeri As melalui US Institute of Peace dengan dibantu oleh Negara Eropa Barat sekutunya. Program training yang diadakan di Jerman dengan dukungan andal intelligent ini, mencakup jadwal agitasi dari aspek ekonomi, social ,politik,budaya dan agama. Para mereka yang telah dilatih ini ,kembali ke Suriah membina pressure group dari kalangan LSM yang pro demokrasi, ulama sunni dan militer intelektual. Presssure group inilah yang melaksanakan propaganda sistematis kepada seluruh rakyat untuk terjadinya gelombang revolusi. Maka saat harga pangan melambung tinggi dan rezim Alwalid tidak sanggup mengatasi krisis pangan, maka momentum ini dipakai untuk melaksanakan revolusi rakyat. Ditambah lagi keberhasilan people power di Mesir menjatuhkan Hosni Mubarak , Libia yang membuat hengkang Khadafi , ikut berperan sebagai trigger meluasnya perlawanan rakyat.
Jadi kesimpulannya kerusuhan ini tercipta lantaran by design oleh AS dan sekutunya. Kata saya.Teman ini membenarkan. Tapi mengapa begitu banyak rakyat yang korban dari kerusuhan itu akhir bedil tentara. Bukankah banyak cara untuk ditempuh tanpa harus menghadapi rakyat dengan bedil sampai korban berjatuhan. Kata saya. Teman ini menyampaikan bahwa jikalau kekacauan terjadi, apapun sanggup terjadi. Diawali oleh agresi demo yang tak terkendali dan terprovokasi sampai terjadi benturan keras antara rakyat dan aparat. Selanjutnya meluas sampai terbentuk group pemberontak. Bila sudah begini, maka perilaku negara dimanapun akan sama, yaitu menghadapinya dengan tegas. Tindakan berontak ialah tidakan makar. Semua tahu dibelakang kelompok oposisi ada kekuatan AS/Barat. Ini operasi intelligent AS/Barat untuk membuat chaos dan sekaligus menebarkan isu bohong yang sengaja dibesar besarkan oleh media barat untuk membangun bad image atas rezim Suriah. Itulah sebabnya Iran harus ambil belahan untuk menjaga stabilitas di Suriah. Pada 10/2/2012 Jenmin Jibao Media China melaporkan bahwa Iran akan mengirim 15,000 Pasukan Khusus ( Quds ) ke Suriah guna melindungi Bashar al Assad dari kejatuhan oleh kelompok pro demokrasi.
Mengapa Iran harus ambil belahan di Suriah ? tanya saya. Iran telah menjalin aliansi dengan Suriah semenjak tahun 1979 yang didasarkan lantaran punya musuh bersama, yaitu Israel, AS/Barat. Ketika perang dengan Irak, Suriah dibelakang Iran dengan menawarkan dukungan jalur logistic dan militer. Sejak aliansi ini terbentuk, tugas Iran bersama Suriah sangat significant mengganggu grand strategy Israel bersama AS/Barat terhadap perdamaian di Timur Tengah. Iran bersama Suriah berhasil memaksa pasukan Perdamaian pimpinan AS di Lebanon harus hengkang pada tahun 1984 dan berikutnya tahun 2000 memaksa Israel harus angkat kaki dari Libanon sehabis menduduki selama 18 tahun. Konsep perdamaian yang diajukan oleh pihak AS/Barat terhadap Libanon ditolak oleh partisan anutan keras di Libanon menyerupai Hizbullah, Hamas, Jihad Islam Palestina dan aneka macam kelompok Palestina radikal. Ketika AS menyerbu Irak dan menjatuhkan Sadam, Militan Syiah yang ada di Irak mendapat dukungan dari Iran dan Suriah dalam perang grilya untuk membuat tidak nyaman pasukan AS. Ketika pasukan AS di Irak ditarik mundur oleh Obama, Iran bersama Suriah menawarkan dukungan terhadap kelompok Syiah di Irak biar berperan lebih dalam pemerintahan.
Enam presiden AS berganti , tak ada satupun yang berhasil mengelola konplik di Timur Tengah menyerupai grand design yang di inginkan. Itu semua lantaran existensi Iran dan Suriah. AS/Barat sadar bahwa Suriah ingin mendapat kembali Dataran Tinggi Golan yang diambil oleh Israel tahun 1967, dan menjaga hak vetonya atas politik Lebanon. Iran ingin menjadi pemain regional yang unggul di Teluk Persia dan memastikan aturan sekutunya di Iraq. Bila keadaan Suriah semakin memburuk maka bukan mustahil Iran akan memaksa Iraq untuk menjalin aliansi dengan Suriah biar China dan Rusia ambil belahan dalam komplik di Suriah. Karena jikalau aliansi terjadi maka akan sangat menguntungkan Rusia dan China untuk jalur minyak dan Gas. Tentu pula, China dan Rusia akan menawarkan dukungan penuh bagi Suriah khususnya rezim alwalid yang syiah. Suriah dan Iran juga ingin melindungi kepentingan Arab (dalam kasus Damaskus) dan kepentingan Islam (dalam kasus Iran) di seluruh wilayah. Yang niscaya sekutu milisi Iran dan Suriah telah menjadi pemain politik besar, khususnya di Libanon dan Otoritas Palestina. Inilah yang sangat dikawatirkan oleh Isral , AS/ Barat , Arab Saudi dan Qatar.
BIla rezim Bashar AL Assad yang anti AS/Barat ini jatuh maka peta politik di Timur Tengah akan berubah. Yang niscaya Israel bersama AS/Barat lebih leluasa memaksakan agendanya di tempat TImur Tengah dan Iran sendirian ditengah tetangganya yang sudah menjadi good boy AS. Hanya kasus waktu Iran pun akan dianeksasi oleh AS/Barat, kata saya. Namun ini tidak akan terjadi. Jawab teman itu dengan tegas. China dan Rusia akan selalu dibelakang Iran untuk memainkan kartu politiknya di Timur Tengah demi kepentingan geo-economy nya. Ini disadari oleh Iran bahwa keberadaan CHina dan Rusia ialah penting untuk memastikan AS/Barat tidak semudah membalikan telapak tangan dalam perang perebutan efek itu. Namun bagi saya, umat islam, akan lebih baik bersatu dengan satu tujuan untuk menjaga Bumi Suriah sebagai benteng Islam yang kokoh dari musuh bekerjsama yaitu Israel , yang hanya sejengkal dari Suriah...
Sumber https://culas.blogspot.com/