Iran Vs Israel

 saya pernah bertemu dengan orang Israel dalam satu negosiasi business Iran VS Israel

Pada tahun 2009 saya pernah bertemu dengan orang Israel dalam satu negosiasi business. Orang ini menyampaikan bahwa hanya soal waktu perang Iran dan Israel akan terjadi. Bila ini terjadi bukanlah suatu kebetulan tapi sudah diatur oleh Tuhan. Mereka percaya apa yang termuat dalam Alkitap Yahudi bahwa 2500 tahun kemudian itu sudah diramalkan oleh Tuhan melalui Nabi Yehezkiel. Dalam Yehezkiel 38:5 menyebutkan bangsa Persia sebagai salah satu negara yang akan beradaptasi terhadap negara Yahudi. Dalam Injil kita mengetahui bahwa Tuhan akan berdoa dalam urusan insan dan menghancurkan Iran dan negara-negara lain yang hendak menyerang Israel. KIra kira menyerupai itu katanya. Saya hanya tersenyum. Masalahnya hingga sekarang tidak pernah ada Negara yang ingin menyerang Israel. Yang ada justru Israel melalui bapak angkatnya AS/Eropa berusaha menganeksasi Negara lain melalui aneka macam cara.

Bagi Israel , demi seni administrasi memenangkan perang maka menyerang lebih dulu ialah pilihan rasional. Tak penting lagi pesan Injil yang mereka yakini bahwa Tuhan akan bersama mereka kalau mereka diserang. Rencana serangan itu sudah diikrarkan semenjak delapan tahun lalu. Ancaman ke Iranpun dilontarkan berkali kali. Pada awal november silam pada uji coba tembak memakai system roket dari pangkalan militer Palmachim, Israel seakan menyiratkan bahwa rencana serangan itu sudah dekat. Daya jangkau Roket itu hingga ke Iran. Sementara Iran menyikapi ancaman serius Israel dengan persiapan yang juga serius melalui riset persenjataan dan penguatan angkatan perang dari tahun ketahun semakin dikembangkan. Puncaknya dikala Iran berhasil membangun pengolahan uranium yang dapat dijadikan dasar bagi Iran untuk menciptakan senjata pemusnah massal walau kenyataannya hingga sekarang belum terbukti Iran memakai nuklir untuk perang.

Mengapa Iran begitu menjadi duduk kasus bagi Israel ? gotong royong berdasarkan teman saya, tidak ada niat Israel untuk berseteru dengan Iran. Mereka sadar bahwa perang dengan Iran akan menjadikan kerusakan besar bagi Israel. Ditambah lagi keadaan ekonomi Israel tidak mendukung. Rencana serangan ke Iran tak lain ialah ambisi elite politik Israel yang terjebak dengan geostrategic dan geopolitik AS dan Barat terutama Inggeris. Kehadiran Iran dengan bendera Islam ditambah dengan kehebatan iran dalam kemandirian dibidang ekonomi dan tekhnologi akan menjadi ancaman serius bagi hegemoni barat /AS untuk mengontrol Negara dikawasan Timur Tengah yang kaya minyak. Perubahan politik di Mesir, Libia dan TImur Tengah merupakan peluang masuknya imbas Iran dikawasan itu lewat system demokrasi. Ini sangat berbahaya. Terutama yang panas hirau taacuh akan kekuatan militer Iran ialah Arab Saudi yang dikenal sebagai boneka AS/Barat, kawatir Iran akan memakai pengaruhnya untuk menggoyang kekuasaan Raja.

Itulah sebabnya , meski sama-sama negara Islam, tak berarti Arab Saudi membela Iran dalam menghadapi negeri Yahudi Israel. Sebaliknya, Saudi mengizinkan jet-jet tempur Israel memakai wilayah udaranya dalam melancarkan serangan terhadap sejumlah instalasi nuklir Iran. Isu tersebut telah dibahas dalam pertemuan tertutup di London, antara Ketua Badan Intelijen Inggris M-16 Sir John Scarlett, Kepala Mossad Meir Dagan, dan pejabat Saudi. Demikian menyerupai dikutip dari kantor isu ANI. Begitupula dengan Turnkey yang hingga sekarang masih menawarkan konsesi kepada NATO untuk memakai Turkey sebagai pangkalan perang untuk daerah Timur Tengah. Berbeda dengan Mesir yang serta merta siap berjihad bersama sama dengan rakyat Iran melawan Israel dan konconya dari Barat.

Israel telah menawarkan ancaman bahwa sebelum Natal serangan ke Iran akan dilakukan. Iran menyikapi dengan tegas tanpa takut dan Iran berkata we are ready for war. Teman saya seorang analis pasar uang sempat mengomentari situasi ini bahwa krisis Iran - isreal akan semakin mempersulit proses recovery ekonomi zona eropa dan As, juga Asia. Akan terjadi penundaan komitment jangka panjang dalam rangka recovery economy menyerupai pelepasan surat hutang, commitment project financing untuk ekspansi investasi sector riel dibanyak negara. Investor private maupun istitusi akan wait and see. Sebagian besar investor play save dengan cara wait and see situasi global khususnya krisis Israel –Iran. Itu dampak dari sisi ekonomi. Dari sisi politik juga sangat luas. Ini dapat memicu bangkitnya kesatuan dan persatuan umat islam diseluruh dunia. Posisi Israel semakin tersudut didunia international sehabis sebelumnya mereka menciptakan carut marut bangsa Palestina.

Disamping itu , kalau perang terjadi, maka akan menjadi perang yang panjang. Ini bukanlah perang yang gampang menyerupai layaknya AS merebut Bagdad dan menggiring Sadam ketiang gantungan. Di Iran, Presidentnya di cintai oleh Rakyatnya dan terpilih secara demokratis. Juga kekuatan ulama berada dibalik bendera Republik Islam Isram. Tentu semua rakyat Iran siap menjemput sahid demi tanah airnya. Perang religious versus perang ekonomi akan bertemu dimedan laga. Sejarah mencatat selalu perang religious yang tampil sebagai pemenang. Ini harus disadari oleh Israel dan Barat/AS. Cukup sudah bertikai lantaran kerakusan dan kesombongan.,Iran bukanlah ancaman. Islam yang mereka yakini tidak pernah membenarkan untuk menyerang negara lain kecuali diserang lebih dulu maka jihad akan diikrarkan demi agama, demi Allah yang mereka cintai.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait