Jokowi Harus Jatuh...?

Setelah tiga hari tertunda untuk bertemu, kesudahannya saya sanggup juga bertemu dengan teman yang kebetulan beliau berminat sebagai investor pembangunan proyek smelter nikel di Indonesia. Ada yang menarik dari pertemuan ini bahwa menurutnya ketika kini Indonesia diambang krisis ekonomi. Mungkin bukan lagi diambang tapi sudah didalam putaran krisis ekonomi. Daya rusakannya akan lebih dahsyat dari tahun 1998. Seharusnya ini disadari oleh para elite politik semoga membuat iklim politik yang sejuk. Cara cara politik kotor dengan memakai kekuatan lebih banyak didominasi merubah UU dan tata tertip dewan legislatif hanya untuk menguasai dewan legislatif ialah perilaku yang mengerikan bagi pengusaha. Mengapa? bagaimana begitu mudahnya para elite politik merubah UU dan hukum hanya untuk tujuan jangka pendek, hanya semoga mereka sanggup menjadi pemenang dan mengontrol parlemen. Kalau UU dan hukum mengenai politik saja sanggup dengan gampang dirubah apalagi hukum soal ekonomi dan sosial. Bagaimana sanggup dipercaya bahwa kedepan hukum yang dihasilkan oleh dewan perwakilan rakyat ialah benar benar untuk kepentingan dunia perjuangan dan kemakmuran rakyat ? Demikian logikanya. Sementara kekuasaan Partai sangat besar memilih arah perilaku politik anggota dewan. Semua tahu pimpinan partai dari Koalisi Merah Putih yang menjadi oposisi pemerintah ialah gerombolan pengusaha yang sedang terlilit problem financial yang nilainya triliunan. Tentu apapun sanggup saja dilakukan untuk menjadi cara menuntaskan problem financial tersebut, dan ini sanggup saja berdampak merugikan kepentingan dunia perjuangan dan keadilan sosial.

Saya tidak mau membahas lebih jauh soal politik. Saya berpikir positip saja bahwa bagaimanapun keadaan politik kini ialah cermin dari demokrasi sesungguhnya. Bahwa demokrasi punya cara magic bagaimana memastikan pemimpin terpilih dengan baik sanggup diawasi dengan baik pula. Super majority yang dimiliki oleh KMP di Parlemen ialah berkah bagi rakyat alasannya dengan begitu koalisi yang mendukung Jokowi-JK sebagai presiden juga tidak sanggup seenaknya menikmati kekuasaan dan bagi Jokowi-JK ini sebagai peringatan bahwa mereka harus hati hati bekerja serta harus amanah. Saya berdoa semoga baik Presiden maupun dewan perwakilan rakyat bekerja hanya untuk kepentingan rakyat. Saya ingin kembali kepada topik ekonomi. Bagaimana analisa teman ini soal Indonesia diambang krisis. Menurutnya bahwa ini bukan hanya pendapatnya tapi juga pendapat dari analis investasi kelas dunia menyerupai IHS Global Insight,Bloomberg,Reuters,FinancialTime.Minggu kemudian Menteri Keuangan,Chatib Basri telah menyampaikan bahwa mendasar ekonomi Indonesia ada pada kurs Rp.12.000. Keterpurukan rupiah ini terjadi sehabis 4 tahun terakhir namun sengaja disembunyikan oleh pemerintah SBY melalui pencitraan.  Sampai hari ini, Rupiah belum mengalami penguatan, dan berada dalam rentang 12.200 sd 12.500 dan masih terkendali akhir agresi tahan dari para fund manager yang memakai assetnya menahan laju keterpurukan ini untuk menghindari agresi investor melepas saham serta kebijakan BI untuk menahan agresi lepas investor. Namun pertanyaan yang sangat mendasar ialah hingga berapa usang sanggup bertahan sementara keadaan ekonomi masih cukup volatile/lemah?.

Beberapa hal yang mendorong terjadinya pelemahan Rupiah terhadap Dollar diantaranya ialah  stimulus kebijakan Feds Amerika atas supply dan demand diperkirakan berakhir bulan oktober mengingat kondisi ekonomi Amerika mulai membaik. Hal ini menimbulkan dana-dana abnormal banyak keluar dari Indonesia dan investor abnormal lebih menyukai pasar saham Amerika dimana kondisi ekonomi mulai menguat. Impor Indonesia lebih besar daripada ekspor sehingga menimbulkan neraca perdagangan defisit alasannya menurunnya seruan export atas komoditas utama indoenesia menyerupai CPO, Barubara, Cocoa dll. Penyebabnya disamping faktor internal yang buruk, juga ditambah faktor eksternal yang tidak mendukung menyerupai  sentimen pasar yang negatif akhir negara Cina mulai mengurangi penggunaan batubara sehingga berakibat kepada investasi di Indonesia, dan melemahnya kondisi ekonomi di India sebagai salah satu pembeli batubara yang terbesar di Indonesia. Dari kegagalan Pemerintah SBY mengelola ekonomi terjadi hal yang sangat mengkawatirkan yaitu adanya penurunan nilai defisit Indonesia. Defisit meliputi alur pendapatan kas investasi negara dan antar negara yang akan mempengaruhi nilai perdagangan valuta abnormal dan nilai dari valuta abnormal itu sendiri. Sebagaimana data  BI , penurun defisit  menyebabkan moral investor turun dan melepas saham-sahamnya dibursa. Tentu berdampak pada jatuhnya index bursa.

Disamping itu indikasi lain ialah melonjaknya harga-harga properti yang mendorong tingginya over supply sementara biaya infrastruktur terus meningkat tinggi dan ini menimbulkan bubble dan pada kesudahannya akan berimbas kepada kondisi ekonomi. Belum lagi semakin besar beban APBN untuk subsidi BBM dan bayar hutang luar negeri sebagai dampak dari melemahnya rupiah. Apabila Subsidi dikurangi maka dampak inflasi tidak sanggup dihindari dan harga akan melambung yang semakin besar memangkas pendapatan tetap para buruh. Apabila subsidi dipertahankan maka APBN jebol dan hampir tidak ada lagi ruang fiskal untuk mengstimulus sektor real. Sangat dilematis. Sementara keadaan perbankan diujung prahara besar yang menyimpan potensi NPL gigatik. Sepuluh tahun SBY berkuasa dengan didukung oleh partai yang kini bernaung dibawah Koalisi Merah Putih memang andal mewariskan problem yang tak mungkin sanggup diselesaikan tanpa ada stabilitas politik untuk melaksanakan tindakan cepat dan akurat. Kalau begitu, memang benar kata teman ini bahwa kedepan hampir sulit bagi pemerintahan Jokowi-JK untuk sanggup menghindar dari krisis. Apapun kebijakan untuk keluar dari krisis akan dihadang oleh KMP di DPR. Perseteruan yang senyap akhir kekalahan dalam Pilpres, merupakan satu bukti bahwa para elite itu tidak pernah memikirkan kepentingan bangsa dan negara. Mereka hanya memikirkan kepentingan langsung dan golongannya saja. Target mereka , Jokowi-JK jatuh! 

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait