Lady Gaga

Pada usia empat tahun Lady Gaga sudah berguru Piano. Dia memang menyukai music dari semenjak usia dini. Namun jalan untuk meraih sukses tidak semudah membalikan telapak tangan. Madonna tampil hebat dan memukau panggung dunia selebritis lantaran memang diawali sebagai penari professiona dan termasuk unggulan dalam American Idol. Lady Gaga bukanlah tandingan Madonna soal itu. Itu sebabnya ketika beliau tampil di Bar dikota NY yang banyak dipenuhi oleh Mahasiswa mabuk, penampilan panggungnnya malah diejek. Dia hingga muak dengan mengandalkan oleh vocal dan piano. Namun ketika beliau melepas pakaian luarnya dan hanya memakai pakaian dalam, seketika semua orang terpesona dan melihatnya. Pada ketika itulah beliau sadar perihal cara terbaik untuk dihargai diatas panggung “'Whoa!' Yeah, you're looking at me now, huh?' " Selanjutnya dari satu Bar ke Bar berikutnya Lady Gaga mempertahankan cara penampilannya dipanggung dan penonton dengan antusias melihatnya. 

Mungkin gaya penampilan Lady Gaga itu mengundang Industri music di AS untuk melaksanakan study riset terhadap minat public terhadap music. Apakah fenomena Madonna dan lebih lagi Lady Gaga yang mengkombinasikan penampilan dan syair yang amoral pantas dijual secara massal untuk mendatangkan keuntungan ? Ternyata hasil riset pertanda kebenaran itu. Bahwa public memang sedang menyukai tampilan moral rendah itu. Dalam dunia kapitalis apapun selagi mendatangkan uang maka layak untuk dijual. Karena itu Industry hiburan AS mengakibatkan Lady Gaga sebagai icon untuk memasarkan selera rendah itu keseluruh dunia. Tidak butuh lama, tidak butuh karir berjenjang untuk menjadi selebritis kelas dunia, Lady Gaga eksklusif menjadi populer sehabis berada dalam system pengelolaan business hiburan AS. Tahun 2010 saja, nilai konser Lady Gaga sudah mencapai USD 233 juta. Ini tidak termasuk keping CD yang terjual serta penjualan media promosi Artikel Babo. Dan tahun berikutnya terus meningkat berlipat. Kaprikornus ini business multi billion dollar. 

BIla sudah menjadi sebuah business maka Lady Gaga yaitu industry yang terorganisir dengan baik dan didukung oleh resource yang kuat. Lady Gaga group sadar bahwa business mereka akan mendapat restriction dari banyak Negara dan tentu mereka telah melengkapinya dengan kekuatan loby politik biar berperan efektif untuk meloloskan setiap program konser nya. Para hebat dibidang moral dan agama , tentu didekati. Para elite politik , juga tentu didekati. Para pengamat dan aktifis tak lepas dari upaya loby mereka. Sudah bisa ditebak setiap upaya loby itu tidak ada yang gratis. Semua ada harganya dan uang ditebar kemana mana. Semua sudah diperhitungkan untung ruginya. Para segelintir orang yang dibayar itulah yang tampil menjadi pembela dengan memakai jargon demokratisasi, hak kebebasan berekspresi, HAM dan lain sebagainya. Lihatlah mereka bicara dalam membela Lady Gaga, dan yakinlah mereka tidak sedang berbicara atas nilai nilai demokrasi tapi bicara soal uang disekitar selangkangan Lady Gaga. 

Bagi Lady Gaga group, agama dicemoohkan, ketulusan cinta yaitu free sex. Tatanan moral dijungkir balikan begitu saja. Ini business. Titik. Tidak ada yang berhak melarang modal bekerja untuk mendatangkan keuntungan berlipat. Samahalnya tidak ada yang boleh melarang kebebasan pasar ala wall street walau kebebasan itu penuh dengan keculasan menjungkir balikan idealism ekonomi perihal pertumbuhan dan keseimbangan. BIla Wallstreet kesannya tumbang dan meninggalkan luka dalam bagi follower maka Lady Gaga Group hanya soal waktu akan menjadi ledakan krisis bagi umat. Bukan krisis moneter tapi ledakan krisis moral. Bila ledakan krisis moral ini terjadi maka tak ada satupun kepintaran insan bisa memperbaikinya. Pada momen ini, insan sudah menjadi binatang dan bahkan lebih rendah dari hewan. Kerjaannya hanya akan merusak dimuka bumi,seperti yang dikawatirkan oleh Malaikat ketika Adam diciptakan oleh Allah. 

Itulah sebabnya ormas Islam yang masih sadar akan tanggung jawab pembangunan umat dalam sebuah Negara dan bangsa , berusaha untuk membendung sahwat Lady Gaga dan groupnya di Indonesia untuk tampil. Upaya ormas islam berusaha melindungi umat dari segala efek jelek tak lain merupakan semangat untuk meninggikan kalimat Allah untuk kebaikan, kebenaran dan keadilan. Kelihatannya pemerintah ( polisi ) menyadari akan hal ini bahwa pembangunan moral yaitu kepingan dari tanggung jawab pemerintah dan melarang Lady Gaga, yaitu kebijakan yang dibenarkan oleh hukum. Bagi pembela Lady Gaga maka mereka tak ubahnya dengan komunis yang anti yang kuasa hanya saja mereka tak mau disebut komunis.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait